BAB III AKIBAT HUKUM KEPAILITAN TERHADAP KEWENANGAN DEBITOR
PAILIT DALAM MELAKUKAN PERBUATAN HUKUM ATAS HARTANYA
A. Pengertian Perbuatan Hukum
Perbuatan hukum adalah segala perbuatan manusia yang secara sengaja dilakukan oleh seseorang untukmenimbulkan hak-hak dan kewajiban. Terdiri dari:
1. Perbuatan hukum sepihak. Ialah perbuatan hukum yang dilakukan oleh satu pihak
saja tetapi memunculkan hak dan kewajiban pada satu pihak pula. Misalnya: pembuatan surat wasiatpasal 875 KUH Perdata, pemberian hibah suatu bendapasal
1666 KUH Perdata. 2.
Perbuatan hukum dua pihak. Ialah perbuatan hukum yang dilakukan oleh dua pihak yang menimbulkan hak dan kewajiban bagi kedua pihak tersebut. Misalnya:
persetujuan jual beli pasal 1457 KUH Perdata, perjanjian sewa-menyewapasal 1548 KUH Perdata, dll.
Menurut pendapat lain yaitu pendapat hukum perbuatan hukum dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Perbuatan hukum yang dilakukan oleh subyek hukum. a. Perbuatan menurut hukum. Contoh : zaakwarneming 1354.
Zaakwarneming ialah perbuatan yang akibatnya diatur oleh hukum meskipun tidak dikehendaki oleh orang tersebut. Contoh : mengurusi kepentingan orang lain tanpa
diminta oleh orang tersebut yakni bila terdapat kasus kecelakaan yang mengakibatkan seseorang luka parah dan harus dioperasi secepatnya maka dokter
harus mengoperasinya tanpa meminta ijin kepada orang tersebut atau keluarganya.
Universitas Sumatera Utara
b. Perbuatan melawan hukum. Contoh Onrechtmatigdaad 1365. Onrechtmatigedaad adalah suatu perbuatan yang bertentangan dengan hukum.
Meski tidak dikehendaki atau disengaja, pelaku harus mengganti kerugian yang diderita oleh pihak yang dirugikan akibat perbuatan yang dilakukan oleh pelaku.
2. Perbuatan hukum yang tidak dilakukan oleh subyek hukum. Contoh : jatuh tempo atau kadaluarsa, kelahiran, kematian.
46
B. Bentuk-bentuk Kewenangan Debitur Pailit dalam melakukan perbuatan Hukum atas hartanya
Setelah keputusan pernyataan pailit, debitur dalam batas-batas tertentu masih dapat melakukan perbuatan hukum kekayaan sepanjang perbuatan tersebut akan
mendatangkan keuntungan bagi harta pailit. Sebaliknya apabila perbuatan hukum tersebut akan merugikan harta pailit Kurator dapat diminta pembatalan atas perbuatan hukum
yang dilakukan oleh debitur pailit. Pembatalan tersebut bersifat relatif, artinya hal itu hanya dapat digunakan untuk kepentingan harta pailit sebagaimana diatur dalam Pasal 41
UUK No.37 Tahun 2004.
Orang yang mengadakan transaksi dengan debitur tidak dapat mempergunakan alasan itu untuk meminta pembatalan. Tindakan Kurator tersebut disebut Actio Paulina.
Pengaturan tentang Actio Paulina tersebut ada dalam Pasal 1341 KUH Perdata dan Pasal 41-45 UUK. Dalam Pasal 41, menyebutkan bahwa untuk kepentingan harta pailit dapat
dimintakan pembatalan atas segala perbuatan hukum debitur yang telah dinyatakan pailit yang merugikan kreditur, yang dilakukan sebelum pernyataan pailit di tetapkan.
Pembatalan tersebut hanya dilakukan , apabila dapat dibuktikan bahwa, pada saat
46
http:id.shvoong.comlaw-and-politicslaw2289691-pengertian-dan-definisi-perbuatan-hukum diakses 6 April 2013
Universitas Sumatera Utara
perbuatan hukum tersebut itu dilakukan, debitur dan pihak dengan siapa perbuatan hukum itu dilakukan mengetahui atau sepatutnya mengetahui bahwa perbuatan hukum
tersebut akan mengakibatkan kerugian bagi kreditur ayat 2. Oleh debitur berdasarkan UU, misalnya kewajiban membayar pajak, tidak dapat dimintakan pembatalan ayat 3.
Apabila perbuatan hukum yang merugikan kreditur dilakukan dalam jangka 1 satu tahun sebelum putusan pernyataan pailit diucapakan, sedangkan perbuatan tersebut
tidak wajib dilakukan debitur, kecuali dapat dibuktikan sebalikanya, debitur dan pihak dengan siapa perbuatan tersebut dilakukan dianggap mengetahui atau sepatutnya
mengetahui bahwa perbuatan tersebut akan mengakibatkan kerugian bagi kreditur.
C. Actio Pauliana