Aspek-Aspek Stres Kerja Stres Kerja

4 kondisi yang disebabkan oleh transaksi antara individu dengan lingkungan kerja, sehingga menimbulkan persepsi jarak antara tuntutan yang berasal dari situasi dengan sumber daya sistem biologis, psikologis, atau sosial. Jika stres kerja terus berlangsung bukan hanya individu yang mengalami penyakit, organisasipun dapat memiliki apa yang dinamakan penyakit organisasi Jacinta dalam Nipsaniasri, 2004. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa stres kerja adalah perasaan tertekan yang disebabkan oleh transaksi antara individu dan lingkungan pekerjaan sehingga menimbulkan pengaruh yang merusak dan berbahaya bagi kesehatan jasmani dan rohani pekerja. Jika stres pada karyawan terus-menerus terjadi dapat pula menyebabkan penyakit organisasi Jacinta dalam Nipsari, 2004 Berdasarkan beberapa pengertian di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa stres kerja adalah perasaan tertekan yang disebabkan oleh transaksi antara individu dan lingkungan pekerjaan sehingga menimbulkan pengaruh yang merusak dan berbahaya bagi kesehatan jasmani dan rohani pekerja. Jika stres pada karyawan terus-menerus terjadi dapat pula menyebabkan penyakit organisasi.

2.1.3 Aspek-Aspek Stres Kerja

Selanjutnya Michell dalam Adininggar, 2005 mengemukakan ada beberapa gejala yang tampak sebagai akibat dari stres yang terbagi dalam 5 aspek: a. Aspek subjektif: seperti kecemasan, apati, kelelahan, depresi, gelisah, mudah marah dan rendahnya harga diri. 5 b. Aspek perilaku: seperti perilaku yang impulsive, penggunaan obat-obatan, kurang gairah dan gelisah. c. Aspek kognitif: seperti buruknya pemrosesan informasi, kehilangan memori dan kebimbangan. d. Aspek fisiologis: seperti meningkatnya kadar gula darah, meningkatnya denyut jantung, meningkatnya tekanan darah, berkeringat dan sesak napas. e. Aspek organisasi: seperti absensi, turn over, keluhan dan tingginya kecelakaan. Rasimin 1988 mengemukakan bahwa aspek-aspek stres dapat dibagi menjadi: a. Gejala subyektif perasaan yang hanya dapat dirasakan oleh individu yang mengalaminya yaitu perasaan gelisah, agresif, lesu, muram, lelah, merasakan kecewa yang amat sangat, kehilangan kesabaran, merasa harga diri rendah, merasa terpencil. b. Gelaja perilaku perilaku yang ditampilkan oleh individu sebagai akibat dari stres yaitu mudah terkena kecelakaan, penyalah gunaan obat, emosi yang gampang meledak, makan berlebihan, minum atau merokok secara berlebihan. c. Gejala kognitif yaitu individu tidak mampu mengambil keputusan dengan baik, tidak dapat berkonsentrasi dengan baik. d. Gejala fisiologis yaitu kadar gula dalam darah naik, mulut terasa kering, biji mata membesar. 6 e. Gejala keorganisasian yaitu suka membolos pada jam kerja, produktivitas rendah, mengasingkan diri dari teman sekerja, selalu merasa tidak puas, keterikatan dan loyalitas terhadap organisasi menurun. Menurut Beehr dan Newman dalam Artiningsih, 2005; Rini, 2003 ada beberapa gejala dari stres kerja yang terbagi dalam tiga aspek, yaitu gelaja psikologis, gejala psikis, dan perilaku: a. Aspek psikologis yang terdiri dari kecemasan, memendam masalah, komunikasi tidak efektif, mengurung dan menarik diri, kebosanan, ketidakpuasan kerja, lelah mental, menurunnya fungsi intelektual, kehilangan daya konsentrasi, kehilangan semangat hidup dan menurunnya harga diri dan rasa percaya diri. b. Aspek fisik yaitu meningkatnya detak jantung dan tekanan darah, gangguan lambung, mudah terluka, mudah lelah secara fisik, kematian, gangguan kordiavaskuler, gangguan pernafasan, sering berkeringat, gangguan pada kulit, kepala pusing, migraine, ketegangan otot dan problem tidur. c. Aspek perilaku yang tampak dari menunda atau menghindari pekerjaan, meningkatnya penggunaan minuman keras dan mabuk, perilaku sabotase, meningkatnya agresifitas dan kriminalitas, penurunan hubungan interpersonal dengan keluarga dan teman, dan kecenderungan bunuh diri. Aspek menurut Beehr dan Newman dalam Artiningsih, 2005; Rini, 2003 aspek yang dijelaskan adalah: aspek psikologis, aspek psikis, dan aspek perilaku. Dimana aspek-aspek tersebut dijabarkan secara jelas. Sehingga dalam penelitian 7 ini menggunakan aspek menurut Beehr dan Newman dalam Artiningsih, 2005; Rini, 2003 tersebut.

2.1.3 Faktor Penyebab Stres Kerja

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN Hubungan Antara Stres Kerja Dengan Produktivitas Kerja Karyawan.

0 1 16

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN Hubungan Antara Stres Kerja Dengan Produktivitas Kerja Karyawan.

2 13 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Dukungan Sosial Rekan Kerja dengan Burnout pada Karyawan T1 802010117 BAB II

1 1 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Stres Kerja dengan Produktivitas Kerja pada Karyawan CV. Mahkota Mulya Mandiri Jepara T1 132009082 BAB I

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Stres Kerja dengan Produktivitas Kerja pada Karyawan CV. Mahkota Mulya Mandiri Jepara T1 132009082 BAB IV

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Stres Kerja dengan Produktivitas Kerja pada Karyawan CV. Mahkota Mulya Mandiri Jepara T1 132009082 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Stres Kerja dengan Produktivitas Kerja pada Karyawan CV. Mahkota Mulya Mandiri Jepara

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Stres Kerja dengan Produktivitas Kerja pada Karyawan CV. Mahkota Mulya Mandiri Jepara

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Faktor Motivator dengan Kepuasan Kerja Karyawan CV. Griya Wali Sakti T1 132007003 BAB II

0 0 17

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Disiplin Kerja dan Motivasi Kerja dengan Produktivitas Kerja di CV. Jaya Manunggal Garment T1 BAB II

0 0 10