PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN BERAS PADA PP BERKAH DI KELURAHAN SIMBARWARINGIN LAMPUNG TENGAH

(1)

ABSTRAK

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN BERAS PADA PP BERKAH DI KELURAHAN

SIMBARWARINGIN LAMPUNG TENGAH Oleh

FERLI RAMDANI

Indonesia merupakan salah satu negara agraris di Asia Tenggara sehingga pertumbuhan ekonominya didominasi oleh sektor pertanian dan perkebunan dimana salah satu hasil pertanian yang utama adalah beras. PP Berkah di Simbarwaringin Kabupaten Lampung Tengah merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang penggilingan padi di Lampung Tengah dan sekitarnya. Dalam melakukan pemasaran berasnya, PP Berkah melakukan bauran pemasaran dengan harapan pemasaran beras berjalan dengan baik. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan operasional yang penting dalam suatu perusahaan untuk memperoleh dan meningkatkan nilai penjualan dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan, yaitu mengembangkan usahanya agar memperoleh laba yang besar dan mencapai kepuasan dari konsumen sehingga kelangsungan perusahaan dapat terjaga.

PP Berkah dihadapkan pada masalah semakin tingginya persaingan yang dihadapi. Permasalahan dalam penelitian ini adalah : Apakah bauran pemasaran 4P berpengaruh terhadap keputusan pembelian beras pada PP Berkah di Simbarwaringin Lampung Tengah?.

Tujuan dari penelitian ini adalah : Untuk mengetahui pengaruh bauran pemasaran 4P secara simultan (bersama-sama) dan parsial terhadap keputusan pembelian beras oleh konsumen pada PP Berkah di Kelurahan Simbarwaringin Lampung Tengah. Hipotesis pada penelitian ini adalah bauran pemasaran (Marketing Mix) yang terdiri dari product (produk), price (harga), promotion (promosi), place (tempat atau saluran


(2)

distribusi), berpengaruh terhadap keputusan pembelian beras pada PP Berkah di Kelurahan Simbarwaringin Lampung Tengah.

Metode penelitian ini bersifat deskriptif dan verifikatif. Populasi penelitian ini adalah konsumen yang sudah membeli beras pada PP Berkah. Cara menetukan sampel dengan metode nonprobability sampling dengan teknik purposive sampling. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas dan reliabilitas, analisis kualitatif dengan rentang skor, dan analisis kuantitatif menggunakan regresi Linier Berganda.

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa variable Bauran Pemasaran 4P berpengaruh positif pada keputusan pembelian beras pada PP Berkah di Kelurahan Simbarwaringin Lampung Tengah. Hasil perhitungan regresi berganda menunjukan bahwa sumbangan bauran pemasaran berperan dalam mempengaruhi setiap variabel Y (keputusan pembelian) sebesar 58,8%. Sedangkan sisanya sebesar 41,2% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini. Hasil pengujian hipotesis secara parsial dengan uji t dan secara bersama-sama uji f pada tingkat kepercayaan 95% atau dengan nilai  = 5% di peroleh semua variabel bauran pemasaran t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima dan f hitung > f tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, nilai signifikansi hasil print out ternyata dibawah alpha yang ditentukan 5% maka secara statistik bahwa semua variable bauran pemasaran (X) memiliki pengaruh yang positif pada keputusan pembelian beras pada PP Berkah di Kelurahan Simbarwaringin Lampung Tengah.

Kata Kunci : Bauran Pemasaran (Produk, Harga, Promosi, Saluran Distribusi) dan Keputusan Pembelian


(3)

(4)

(5)

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Metro pada tanggal 18 Mei 1987, sebagai anak kedua dari lima bersaudara, dari pasangan H. Fahrorozi dan Hj. Lolinawati.

Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) Harapan Desa Batang Hari Ogan diselesaikan pada tahun 1994, Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SDN III Adipuro Trimurjo pada tahun 1999, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMPN 2 Metro diselesaikan pada tahun 2002, Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Al-Kautsar Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2005, dan D-III Teknik Aeronautika di Universitas Nurtanio Bandung yang diselesaikan pada tahun 2009.

Pada tahun 2009, penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Jurusan S1 Manajemen Non-Reguler Fakultas Ekonomi Universitas Lampung (UNILA) melalui program Kompersi. Pada semester keempat masa perkuliahan penulis mengambil konsentrasi Manajemen Pemasaran. Dan pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.


(7)

MOTO

Semangat adalah kepingan-kepingan bara kemauan

yang kita sisipkan pada setiap celah dalam kerja keras kita


(8)

Assalamu’alaikum Wr. Wb . . .

Alhamdulillahirobbil a’lamin, terimakasih ya Allah karena kemudahan

dari Mu lah skripsi ini bisa terselesaikan. . .

Ku Persembahkan Skripsi Ku Ini:

Untuk Kedua Orang Tua dan Mertua ku Tercinta Yang Selalu Memberikan

Dukungan, Semangat, Serta Memberikan

Do’a

Setiap Waktu Untuk

Keberhasilan Ku dimasa Depan . . .

Kepada Istri dan Anak ku yang sangat ku Sayangi dan Cintai . . .

Kepada Para Bapak/ Ibu Dosen yang Telah Membimbing dan Membantu

Menyelesaikan Skripsi Ini . . .

Serta

Kepada Teman-Teman yang Telah Membantu Ku dalam Penulisan Skripsi

Ini . . .

Almamater Tercinta . . .


(9)

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah beserta kenikmatan yang luar biasa bagi penulis sehingga dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan judul “Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Beras pada PP Berkah di Kelurahan Simbarwaringin Lampung Tengah”.

Dalam penyelesaian Skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan bimbingan dan sumbangan pemikiran dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

2. Ibu Hj. Aida Sari, S.E., M.Si, selaku ketua jurusan manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung serta selaku Pembimbing Akademik dan Penguji Skripsi saya.

3. Ibu Yuningsih, S.E., M.Si, selaku sekretaris jurusan manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

4. Bapak Mustafid, S.E., M.M. dan Ibu Roslina, S.E., M.Si. selaku dosen pembimbing dan dosen yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan, arahan dan motivasi selama penyusunan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung, terima kasih atas ilmu dan pengetahuan yang diberikan kepada penulis, selama penulis kuliah di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

6. Seluruh Bapak dan Ibu Staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang telah banyak membantu penulis.


(10)

satu persatu.

8. Seluruh teman-teman ekstensi konversi 2009 yang telah banyak memberikan motivasi bantuan serta doa.

Penulis yakin dan percaya tanpa bantuan dan motivasi dari berbagai pihak, penulis tidak dapat menyelesaikan skripsi ini, dan penulis menyadari bahwa apa yang telah penulis berikan belum dapat dikatakan sempurna sehingga masih perlu mendapatkan kritik dan saran yang membagun dari para pembaca.

Penulis takkan mampu membalas semua jasa yang diberikan kepada penulis, untuk itu penulis mengucapkan terimakasih dan kepada Allah penulis Mohon Ampun.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Bandar Lampung, Februari 2014 Penulis,

Ferli Ramdani 0641011152


(11)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

LEMBAR JUDUL ... iii

LEMBAR PERSETUJUAN ... iv

LEMBAR PENGESAHAN ... v

PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA ... vi

RIWAYAT HIDUP ... vii

MOTTO ... viii

PERSEMBAHAN ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah dan Permasalahan... ... 10

1.3 Tujuan Penelitian ... 10

1.4 Manfaat Penelitian ... 11

1.5 Kerangka Pemikiran ... 12


(12)

2.2 Pengertian Manejemen Pemasaran ... 15

2.3 Pengertian Bauran Pemasaran ... 16

2.4 Komponen Bauran Pemasaran ... 16

2.4.1 Produk (Product). ... 17

2.4.2 Harga (Price). ... 23

2.4.3 Promosi (Promotion).. ... 27

2.4.4 Tempat (Place) ... 29

2.5 Keputusan Pembelian ... 30

2.5.1 Jenis-Jenis Tingkah Laku Keputusan Pembelian ... 30

2.5.2 Proses Keputusan Pembelian ... 32

2.6 Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 38

3.2 Jenis Penelitian ... 38

3.3 Sumber Data ... 38

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 39

3.4.1 Penelitian Lapangan ... 39

3.4.2 Penelitian Kepustakaan ... 40

3.5 Operasional Variabel ... 40

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian ... 42

3.7 Validitas dan Reliabilitas ... 43

3.7.1 Uji Validitas ... 43

3.7.2 Uji Reliabilitas ... 44

3.8 Alat Analisis ... 44

3.8.1 Analisis Kualitatif ... 44

3.8.2 Analisis Kuantitatif ... 45

3.9 Uji Hipotesis ... 46

3.9.1 Uji F ... 46

3.9.2 Uji t ... 47

3.10 Penyusunan Kuesioner ... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 49

4.1.1 Uji Validitas ... 49

4.1.2 Uji Reliabilitas ... 50

4.2 Analisis Kualitatif ... 52

4.2.1 Identitas Responden ... 52

4.3 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden ... 54

4.4 Analisis Kuantitatif ... 61


(13)

4.5.2 Uji t (Parsial) ... 65

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ... 68 5.2 Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(14)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Data Perusahaan Penggilingan Padi beserta Jumlah Penjualan dan Pangsa Pasarnya di Kelurahan Simbarwaringin Lampung Tengah

Tahun 2012 ... 3

Tabel 2 Data Penjualan Beras PP Berkah dari tahun 2009-2013 ... 6

Tabel 3 Harga Beras PP Berkah dengan pesaing tahun 2010 – Oktober 2013 ... 7

Tabel 4 Operasional Variabel... 41

Table 5 Penentuan Skor Variable Penelitian ... 45

Tabel 6 Penilaian Kuesioner ... 48

Tabel 7 Hasil Uji Validitas ... 50

Tabel 8 Hasil Uji Reliabilitas ... 51

Tabel 9 Persentase Berdasarkan Jenis Kelamin Responden ... 52

Tabel 10 Persentase Berdasarkan Usia ... 52

Tabel 11 Status Responden ... 53

Tabel 12 Tingkat Pendapatan Responden ... 53

Tabel 13 Tanggapan konsumen Tentang Produk (X1) ... 54

Tabel 14 Tanggapan Konsumen Tentang Harga (X2) ... 55

Tabel 15 Tanggapan Konsumen Tentang Promosi (X3) ... 56

Tabel 16 Tanggapan Konsumen Tentang Distribusi (X4) ... 58

Tabel 17 Rentang Skor Bauran Pemasaran (X) ... 59

Tabel 18 Tanggapan Konsumen Tentang Keputusan Pembelian (Y) ... 60

Tabel 19 Analisis Determinasi (R2) ... 61

Tabel 20 Hasil Uji Regresi Linier Berganda ... 62

Tabel 21 Hasil Uji F ... 64


(15)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Saluran Distribusi PP Berkah ... 9

Gambar 2. Bagan Kerangka Pikiran... 10

Gambar 3. Empat P ( 4P ) dalam bauran pemasaran menurut McCarthy ... 16


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kuesioner

2. Hasil Jawaban 30 Responden Mengenai Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Beras Pada PP Berkah di Kelurahan Simbarwaringin Lampung Tengah

3. Uji Validasi dan Uji Realibilitas

4. Hasil Jawaban 100 Responden Mengenai Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Beras Pada PP Berkah di Kelurahan Simbarwaringin Lampung Tengah

5. Frekuensi Variabel 6. Regresi Linier Berganda

7. Titik Persentase Distribusi F untuk Probabilita = 0,05 8. Titik Persentase Distribusi t (df = 81-120)


(17)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada diantara benua Asia dan Australia serta antara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Letak Indonesia yang dilewati garis khatulistiwa, membuat Indonesia menjadi salah satu negara agraris di Asia Tenggara sehingga pertumbuhan ekonominya didominasi oleh sektor pertanian dan perkebunan dimana salah satu hasil pertanian yang utama adalah beras. Makanan pokok penduduk Indonesia adalah nasi, maka kebutuhan akan beras dari tahun ke tahun terus meningkat sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk. Oleh sebab itu, maka pertumbuhan usaha yang bergerak dalam bidang pertanian semakin banyak khususnya usaha di bidang penggilingan padi.

Beras termasuk ke dalam barang inelastis, yaitu berapapun harga barang yang ditawarkan, permintaan akan barang tersebut tidak akan banyak berubah. Beras adalah kebutuhan pokok, sehingga kebutuhan akan beras akan selalu tinggi. Akibat dari kebutuhan beras yang tinggi, maka usaha di bidang penggilingan padi semakin diminati para pengusaha.

Setiap perusahaan memiliki tujuan utama yaitu untuk memperoleh laba setinggi-tingginya, dimana besar kecilnya laba yang didapat akan mempengaruhi kelangsungan perkembangan suatu perusahaan di masa yang akan datang. Adapun


(18)

kegiatan penting untuk menunjang tujuan perusahaan tersebut adalah melakukan kegiatan pemasaran. Dalam melakukan kegiatan pemasaran, suatu perusahaan harus mengidentifikasi pasar serta menyesuaikan kegiatan perusahaan untuk memberikan kepuasan kepada konsumen.

Pemasaran merupakan salah satu kegiatan operasional yang penting dalam suatu perusahaan untuk memperoleh dan meningkatkan nilai penjualan dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan, yaitu mengembangkan usahanya agar memperoleh laba yang besar dan mencapai kepuasan dari konsumen sehingga kelangsungan perusahaan dapat terjaga. Karena suatu usaha produksi tanpa pemasaran tujuan perusahaan tidak akan tercapai.

PP Berkah di Simbarwaringin Kabupaten Lampung Tengah merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang penggilingan padi guna memenuhi pengadaan dan pemasaran beras untuk memenuhi kebutuhan beras di Lampung Tengah dan sekitarnya.

Kotler (2005 : 10) mendefinisikan pemasaran sebagai berikut :

Pemasaran diartikan sebagai suatu proses sosial yang dengan proses itu individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain.

Penggunaan konsep pemasaran memberikan dasar pemikiran yang logis dalam pencapaian tujuan perusahaan. Konsep pemasaran memiliki tiga dasar, yaitu kebutuhan dan keinginan konsumen sebagai dasar tujuan bisnis, mengembangkan pendekatan organisasi untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan, serta mencapai tujuan – tujuan organisasi dengan memberikan kepuasan kepada konsumen. Manajemen perusahaan yang baik harus memilih kebutuhan dan


(19)

keinginan perusahaan yang sesuai dengan kemampuan perusahaan serta selalu mengembangkan usaha pemasaran menjadi lebih baik lagi. Sejalan dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk, maka kebutuhan akan beras pun akan meningkat. Seperti halnya di Kelurahan Simbarwaringin Lampung Tengah, dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap produksi beras, maka hal ini juga mendorong pesatnya pertumbuhan perusahaan penggilingan disana sehingga menimbulkan persaingan yang cukup tinggi.

Akibat pertumbuhan yang tinggi maka akan tinggi pula kebutuhan akan beras sehingga pangsa pasar pun semakin tinggi. Pangsa pasar merupakan suatu perbandingan antara hasil penjualan suatu perusahaan terhadap hasil penjualan total seluruh perusahaan. Dengan mengetahui pangsa pasarnya perusahaan dapat membandingkan keberadaannya dengan para pesaingannya sehingga perusahaan dapat mengetahui posisi perusahaan serta merumuskan strategi dalam mempertahankan kesetiaan konsumen dan menambah konsumen baru. Berikut Tabel 1. yang mencantumkan data perusahaan penggilingan padi serta pangsa pasar dan jumlah penjualannya di Kelurahan Simbarwaringin Lampung Tengah. Tabel 1. Data Perusahaan Penggilingan Padi beserta Jumlah Penjualan dan Pangsa Pasarnya di Kelurahan Simbarwaringin Lampung Tengah Tahun 2012.

No Perusahaan Jumlah penjualan (Kg) Pangsa Pasar (%)

1 PP Anugrah Huller 900.020 21,12

2 PP Berkah 911.403 21,40

3 PP Subur Makmur 1.748.100 41,02

4 PP Lampung Rahayu 701.500 16,46

Total 4.261.023 100

Sumber : PP Anugrah Huller, PP Berkah, PP Subur Makmur, PP Lampung Rahayu Tahun 2014.

Pada Tabel 1. terlihat bahwa jumlah penjualan beras PP Berkah pada tahun 2012 adalah 911.403 Kg dengan pangsa pasar sebesar 21,40 %.


(20)

Untuk mempertahankan dan menambah pangsa pasar, suatu pertusahaan dituntut untuk mampu mengkombinasikan bauran pemasaran (marketing mix) secara optimal guna mencapai keberhasilan dalam melakukan pemasaran.

Manajemen pemasaran terdiri dari beberapa strategi pemasaran, yaitu strategi produk (product mix), strategi harga (price mix), strategi promosi (promotion mix), dan strategi saluran distribusi (placement mix).

Dalam usaha mempertahankan dan menambah pangsa pasar, PP Berkah melakukan kegiatan pemasaran dengan melibatkan bauran pemasaran secara terpadu. Berikut adalah strategi pemasaran yang dilakukan PP Berkah :

1. Kebijakan Produk

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar baik yang bersifat barang (fisik) atau jasa untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan.(Kotler 2005 : 69). Dalam memasarkan berasnya, PP Berkah memproduksi 3 jenis beras dimana tiap jenis beras memiliki kualitas dan harga yang berbeda. Berikut adalah jenis–jenis produk beras yang diproduksi oleh PP Berkah adalah :

a) Beras kualitas nomor satu

Beras ini mengunakan padi pilihan kualitas nomor satu, sehingga menghasilkan beras yang putih, utuh dan memiliki rasa manis dan gurih. Merek dagang yang digunakan untuk menjual beras ini adalah beras apel merah. Beras ini dikemas dalam wadah dengan berat tiap karungnya 10 kg dan 20 kg.


(21)

b) Beras kualitas nomor dua

Beras ini menggunakan padi pilihan yang kualitasnya baik, berasnya putih dan utuh. Merek dagang yang digunakan untuk menjual beras ini adalah beras manggis . Beras ini dikemas dalam wadah dengan berat tiap karungnya 10 kg dan 25 kg.

c) Beras kualitas nomor tiga

Beras jenis ini menggunakan padi kualitas sedang ke bawah, berasnya tidak terlalu putih dan tidak terlalu utuh. Beras ini dikemas dalam wadah dengan berat tiap karungnya 25 kg dan 50 kg.

Beras ini tidak menggunakan merek dagang untuk kemasan 50 kg nya, tetapi pada kemasan 25 kg memakai logo karung yang ada dipasaran (tidak resmi). Walau tidak memakai merek tertentu, pada jaitan karung ditambahkan kertas yang menyertakan nama dan alamat dari PP Berkah.

Selain tiga jenis diatas, PP Berkah juga memBeras bulog Beras jenis ini merupakan beras yang diproduksi khusus untuk dijual kepada Bulog. Dimana kualitas berasnya telah ditetapkan oleh Bulog dan karung beras yang digunakan juga telah disediakan oleh Bulog.

PP Berkah bekerja sama dengan Bulog diberbagai daerah, seperti Bulog daerah Metro, Kota Bumi bahkan samapai ke Bulog daerah Palembang dan Bengkulu. Berikut Tabel 2. Data jumlah penjualan beras pada PP Berkah dari tahun 2009 sampai dengan bulan Oktober 2013.


(22)

Tabel 2. Data Penjualan Beras PP Berkah dari tahun 2009-2013. Bulan

Jumlah Penjualan ( Beras ) Tahun

2009 2010 2011 2012 2013 *

(Kg) (Kg) (Kg) (Kg) (Kg)

Januari 62000 10050 24500 103065 37652

Pebruari 78550 55025 50150 70699 19000

Maret 408150 83500 58000 131000 100300

April 1163400 134500 85000 138459 161381

Mei 688000 76500 172500 132000 161085

Juni 14000 60250 145890 89010 83520

Juli 10000 24000 109010 59000 32990

Agustus 19500 20000 62400 66770 21000

September 10000 10000 167740 27500 23675

Oktober 83000 12500 154500 45500 16220

November 15250 13050 118250 28400

Desember 10250 11000 109150 20000

Jumlah 2562100 510375 1237090 911403 656823 Rata – rata / bulan 213508 42531 103091 75950 65682 Perubahan / bulan 0 % - 80% +142% -26% ? Ket : Tahun 2013 sampai bulan Oktober

Sumber : PP Berkah 2014

2. Kebijakan Harga

Harga merupakan satu – satunya unsur dari bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan penjualan, harga juga merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen. Strategi harga mencakup tugas menetapkan suatu rentangan harga dan gerakan harga dalam mendukung tujuan – tujuan penjualan dan keuntungan bagi perusahaan serta terjangkau bagi para konsumen. Harga jual beras pada PP Berkah dalam satu tahunnya selalu mengalami perubahan, hal ini dikarenakan perubahan harga padi serta jumlah panen padi tiap tahun yang juga dipengaruhi oleh cuaca dan hama.


(23)

Berikut ini harga beras pada PP Berkah serta pesaingnya. Dalam penelitian ini diambil dua perusahaan pesaing yang dianggap memiliki kriteria sebagai pesaing dalam hal ini dilihat dari pangsa pasarnya dan lokasi pabriknya.

Tabel 3. Harga Beras PP Berkah dengan pesaing tahun 2010–2013 Tahun Jenis Beras Harga Jual per-Kg (Rp)

PP Berkah PP Anugrah Huller PP Subur Makmur

2010 Kualitas 1 6000 6000 6000

Kualitas 2 5600 5500 5600

Kualitas 3 4900 5000 4750

2011 Kualitas 1 7800 7750 7850

Kualitas 2 7500 7600 7550

Kualitas 3 6700 6700 6650

2012 Kualitas 1 8200 8250 8200

Kualitas 2 8000 8100 7950

Kualitas 3 7000 6950 7050

2013 Kualitas 1 8500 8500 8600

Kualitas 2 8200 8250 8250

Kualitas 3 7700 7750 7650

Harga rata – rata 7175 7195 7175

Harga rata – rata pesaing 7185

Sumber : PP Berkah , PP Anugrah Huller, PP Subur Makmur 2014

Harga pada Tabel 3 merupakan harga untuk konsumen pengecer atau agen, sedangkan harga untuk konsumen yang membeli dengan jumlah dibawah 5000 kg lebih tinggi Rp 300 – Rp 500 perkilogramnya.

3. Kebijakan Promosi

Menurut Assauri ( 2002 : 240 )

Promosi adalah usaha yang dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi dengan merayu ( persuasive communication ) calon pembeli, melalui pemakaian segala unsur acuan pemasaran.


(24)

Promosi merupakan alat bagi suatu perusahaan untuk dapat memperkenalkan produksinya kepada konsumen. Promosi harus dilakukan secara efektif agar dapat mencapai target pasar yang diinginkan.

Promosi mengandung sesuatu yang bersifat menginformasikan, memaksakan dan mengingatkan konsumen sehingga mau untuk membeli, memakai, atau menggunakan produk tersebut. Promosi dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain penjualan perorangan (personal selling), promosi penjualan (sales promotion), publikasi (publicity) dan periklanan (advertising). Dalam mempromosikan berasnya, PP Berkah mempromosikan berasnya dengan cara:

1. Menggunakan karung kemasan beras berlogo khusus dan menyertakan nama perusahaan serta alamat dan nomor telepon atau hand phone yang

dapat dihubungi.

2. Memberikan sampel kepada calon pembeli serta memberikan harga yang relatif murah.

3. Iklan sederhana melalui media transportasi yang digunakan untuk mendistribusikan barang yang bertuliskan atau gambar dari jenis beras dan alamat dari PP Berkah.

4. Kebijakan Distribusi atau Tempat

Strategi saluran distribusi memiliki tujuan untuk mempersingkat usaha pemasaran produk kepada agen atau konsumen sehingga kelangsungan arus barang atau jasa dapat dilakukan secara tepat dan cepat. Penetuan saluran distribusi yang tepat akan menunjang pemasaran produk menjadi efektif dan efisien, sehingga dapat


(25)

mengurangi biaya distribusi yang akan dikeluarkan serta dapat meningkatkan volume penjualan dan meningkatkan laba perusahaan.

Penjualan beras yang dilakukan PP Berkah didistribusikan langsung ke toko, supermarket, koperasi ataupun langsung ke pada perorangan. Hal ini dikarenakan PP Berkah belum memiliki perwakilan atau cabang.

Gambar 1. Saluran Distribusi PP Berkah Sumber : PP Berkah 2014

Selain saluran distribusi diatas, letak dari pabrik PP Berkah juga termasuk strategis, karena jalan menuju ke lokasi pabrik sudah bagus dengan jalan yang telah diaspal serta tidak jauh dari jalan utama menuju ke kota metro.

Bauran pemasaran yang dilakukan PP Berkah memiliki tujuan untuk meningkatkan jumlah penjualan beras. Adapun penjualan beras pada PP Berkah mengalami jumlah penurunan yang cukup signifikan yaitu pada tahun 2010 turun sebesar (80%) dan turun (26%) pada tahun 2012.

PP Berkah

Pengecer : Toko Supermarket

Koperasi


(26)

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul : Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Beras pada PP Berkah di Kelurahan Simbarwaringin Lampung Tengah.

1.2 Perumusan Masalah dan Permasalahan

Dalam melakukan keputusan pembelian, setiap konsumen memiliki karakter yang berbeda antara satu dengan lainnya, begitu juga dalam menentukan faktor bauran pemasaran apa yang mempengaruhinya.

Masalah yang dihadapi oleh PP Berkah adalah persaingan yang semakin tinggi antar perusahaan. Berdasarkan pada Tabel 1. terlihat bahwa pangsa pasar PP Berkah hanya 21,40 % dan pada Tabel 2. terjadi penurunan jumlah penjualan rata–rata / bulan pada tahun 2010 yaitu turun sampai (80%) dari tahun sebelumnya dan turun (26%) pada tahun 2012, selain itu pada Tabel 3. terlihat bahwa harga jual beras pada PP Berkah lebih rendah dibandingkan dengan harga jual para pesaingnya.

Berdasarkan perumusan masalah, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah: Apakah bauran pemasaran 4P (product, price, promotion and place) berpengaruh terhadap keputusan pembelian beras pada PP Berkah di Simbarwaringin Lampung Tengah ?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh bauran pemasaran 4P (Product, Price, Promotion, Place) secara bersama-sama dan parsial terhadap keputusan


(27)

pembelian beras oleh konsumen pada PP Berkah di Kelurahan Simbarwaringin Lampung Tengah.

2. Untuk mengetahui faktor apa yang paling berpengaruh terhadap pengambilan keputusan pembelian beras oleh konsumen pada PP Berkah di Kelurahan Simbarwaringin Lampung Tengah agar dapat terus dipertahankan serta ditingkatkan.

1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Pengelola PP Berkah

Memberikan masukan bagi perusahaan untuk mengetahui bauran pemasaran mana yang paling efektif dan efisien guna menciptakan keputusan pembelian konsumen beras sehingga dikemudian hari perusahaan dapat terus dijalankan dengan baik.

2. Bagi Akademisi

Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi semua pihak untuk memperdalam ilmu pemasaran terutama dalam hal pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk. 3. Bagi Penulis

Dapat menambah ilmu pengetahuan penulis dalam ilmu manajemen pemasaran khususnya dalam bidang bauran pemasaran 4P (product, price, promotion, place) untuk menciptakan pengambilan keputusan konsumen untuk membeli produk serta sebagai ilmu terapan jika nanti berada dimasyarakat khususnya dalam hal pemasaran produk beras.


(28)

1.5 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan landasaan berfikir teoritis untuk menjawab, mengungkapkan masalah dan tujuan penelitian. Oleh sebab itu maka perlu dikemukakan terlebih dahulu variabel–variabel yang terkandung dalam penelitian. Adapun variabel yang diperkirakan sebagai variabel bebas adalah bauran pemasaran (4P) dan yang menjadi variabel terikat adalah keputusan pembelian konsumen.

Konsumen akan mempertimbangkan bauran pemasaran suatu produk dalam keputusannya membeli suatu produk. Bauran pemasaran merupakan serangkaian unsur-unsur yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi antara bauran perusahaan dengan pasar. (Kotler 2005 : 17)

Menurut J. McCarthy bauran pemasaran dikenal dengan konsep 4P yaitu : a. Kebijakan produk (Product) adalah produk atau jasa yang ditawarkan b. Kebijakan harga (Price) adalah jumlah uang yang harus dikeluarkan

konsumen untuk memperoleh barang atau jasa

c. Kebijakan promosi (Promotion) adalah program komunikasi dengan konsumen yang berhubungan dengan pemasaran produk atau jasa

d. Kebijakan tempat atau saluran distribusi (Place) adalah fungsi distribusi dan logistik yang dilibatkan dalam rangka menyediakan produk atau jasa suatu perusahaan

Pada penelitian ini, penulis fokus terhadap pengaruh bauran pemasaran 4P terhadap keputusan pembelian beras pada PP Berkah di Kelurahan Simbarwaringin Lampung Tengah.


(29)

Dari pendekatan langsung kepada pemilik perusahaan dan berdasarkan uraian diatas maka kerangka pikiran dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

Gambar 2. Bagan Kerangka Pikiran 1.6 Hipotesis

Berdasarkan uraian-uraian dari latar belakang, permasalahan dan kerangka pemikiran, maka dapat dirumuskan hipotesis bahwa :

Bauran pemasaran (Marketing Mix) yang terdiri dari product (produk), price

(harga), promotion (promosi), place (tempat atau saluran distribusi), berpengaruh terhadap keputusan pembelian beras pada PP Berkah di Kelurahan Simbarwaringin Lampung Tengah.

Bauran pemasaran ( X ) 1. Kebijakan produk X1 2. Kebijakan harga X2 3. Kebijakan promosi X3 4. Kebijakan tempat X4


(30)

II. LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan dalam upaya untuk mempertahankan kelangsungan hidup, untuk berkembang, dan mendapatkan laba. Tingkat keberhasilan dalam pencapaian tujuan suatu perusahaan tergantung pada keahlian atau pengalaman di bidang pemasaran yang juga ditunjang oleh bidang-bidang lain yang terkait didalamnya. Pada situasi perekonomian yang semakin berkembang maka perkembangan aktivitas pemasaran tidak lagi sebatas melakukan penjualan barang saja, melainkan mencakup segala aktivitas yang berhubungan dengan arus barang dan jasa dari tangan produsen hingga sampai ketangan konsumen dalam waktu yang tepat serta kualifikasi produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Semua kegiatan bisnis atau ekonomi tidak akan lepas dari peranan pemasaran.

Menurut Kotler (2005 : 10)

Pemasaran diartikan sebagai suatu proses sosial yang dengan proses itu individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain.

Definisi pemasaran ini bersandar pada konsep inti berikut : kebutuhan (Needs), keinginan (Wants), permintaan (Demands), dan produk (Product) yang meliputi barang, jasa, acara khusus, pengalaman, orang, tempat, organisasi, properti dan gagasan.


(31)

Sedangkan menurut Stanton (2000 : 7)

Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menetukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang – barang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa kepada konsumen – konsumen saat ini maupun konsumen potensial.

Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pemasaran merupakan keseluruhan aktivitas perusahaan meliputi organisasi, penciptaan nilai, riset (mengetahui dan memahanmi pelanggan), perencanaan, penetapan harga, promosi dan mendistribusikan produk untuk memenuhi serta memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen, sekaligus menghasilkan laba yang optimal bagi perusahaan dengan pengelolaan manajemen pemasaran yang tepat.

2.2 Pengertian Manajemen Pemasaran

Definisi Manajemen Pemasaran menurut Swastha (2000 : 4)

Manajemen pemasaran adalah penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan program – program yang bertujuan menimbulkan pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksud mencapai tujuan perusahaan.

Sedangkan menurut Kotler (2005 : 11) mendefinisikan,

Manajemen pemasaran adalah sebuah seni dan ilmu untuk memilih pasar sasaran serta mendapatkan, mempertahankan, dan menambah jumlah pelanggan melalui penciptaan, penyampaian, dan pengkomunikasian nilai pelanggan yang unggul.

Dengan adanya manajemen pemasaran yang di awasi, maka para pelaku kgiatan pemasaran dapat menganalisis, menyusun rencana, serta melakukan penerapan dan koordinasi terhadap produk (product), harga (price), promosi (promotion) dan tempat (place) sehingga dapat mencapai hasil yang efektif dan efisien di pasar.


(32)

2.3 Pengertian Bauran Pemasaran

Menurut Kotler (2005 : 17)

Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus – menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran.

Banyak para ahli yang mengemukakan pendapatnya dalam mengartikan bauran pemasaran dimana mereka memberikan definisi yang berbeda. Namun demikian, para ahli tersebut mempunyai persamaan tentang objek atau sasaran dari bauran pemasaran itu sendiri.

2.4 Komponen Bauran Pemasaran

Suatu gambaran tradisional tentang kegiatan pemasaran adalah dari segi bauran pemasaran yang telah didefinisikan sebagai perangkat alat pemasaran yang digunakan suatu perusahaan untuk menggapai tujuan pemasarannya. Menurut McCarthy, komponen bauran pemasaran terdiri dari empat komponen (4P), yaitu produk (product), harga (price), promosi (promotion) dan tempat (place).

Gambar 3. Empat P ( 4P ) dalam bauran pemasaran menurut McCarthy Bauran Pemasaran Pasar Sasaran Produk Keragaman Kualitas Design Merek Garansi Pelayanan Promosi Promosi penjualan Periklanan Tenaga jual Pemasaran langsung Humas Tempat Saluran pemasaran Cakupan pasar Segmentasi pasar Lokasi Persediaan Transportasi Harga Daftar harga Diskon

Potongan harga khusus Periode pembayaran Sayarat kredit


(33)

2.4.1 Produk (Product)

Secara umum produk dapat diartikan suatu barang atau jasa yang dikonsumsi oleh konsumen. Adapun pengertian produk menurut Phillip Kotler (2005 : 69)

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar baik yang bersifat barang (fisik) atau jasa untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan. Produk sendiri dapat digolongkan berdasarkan beberapa sudut pandang, diantaranya :

a. Berdasarkan wujudnya

Berdasarkan wujudnya produk dapat digolongkan kedalam dua kelompok utama yaitu :

1) Barang (Goods)

Barang merupakan produk yang berwujud fisik sehingga dapat dilihat, disentuh, dipegang, dipindahkan dan perlakuan fisik lainnya. Ditinjau dari dayatahannya, barang dapat dibagi dalam dua macam, yaitu :

 Barang tahan lama, yaitu barang berwujud yang bisa bertahan lama dengan banyak pemakaian (umur pemakaian normalnya sampai satu tahun atau lebih).

 Barang tidak tahan lama, yaitu barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian (umur pemakaian normalnya dibawah satu tahun).


(34)

2) Jasa (Service)

Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual kepada konsumen.

b. Berdasarkan konsumennya

Berdasarkan konsumennya produk dapat digolongkan menjadi : 1) Barang konsumen (Consumers goods)

Barang konsumen merupakan barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir sendiri (individu dan rumah tangga), bukan untuk tujuan bisnis.

2) Barang kebutuhan sehari-hari (Convenience goods)

Merupakan barang yang pada umumnya memiliki frekuensi pembelian tinggi, dibutuhkan dalam waktu segera dan hanya memerlukan usaha yang minimun dalam perbandingannya dan pembeliannya. Adapun barang kebutuhan sehari-hari antara lain :

 Barang belanjaan (shopping goods), yaitu semua jenis produk yang tingkat penggunaan atau pembeliannya mengarah pada peningkatan standar atau kualitas hidup. Dalam proses pemilihan dan pembelian konsumen membandingkan dengan berbagai alternatif barang yang tersedia. Kriteria pembandingnya meliputi harga, kualitas, serta model-model dari produk itu sendiri.

 Barang khusus (speciality goods), yaitu semua jenis produk yang tingkat penggunaan atau kebutuhannya bersifat eksklusif dan semata-mata kebutuhan yang tidak bersifat


(35)

pokok. Barang khusus memiliki karakteristik dan identifikasi merek yang khusus untuk membelinya. Pada umumnya jenis barang ini terdiri atas barang-barang mewah dengan merek dan model barang yang spesifik.

Unsought goods, yaitu barang-barang yang tidak diketahui konsumen atau kalaupun sudah diketahui tetapi konsumen belum terpikirkan untuk membelinya. Produk ini bersifat sementara atau dalam jangka waktu pendek belum dibutuhkan tetapi dalam jangka waktu panjang sangat dibutuhkan.

3) Barang industri (Industrial goods)

Merupakan barang-barang yang dikonsumsi oleh pihak industri untuk keperluan bisnis ataupun untuk dikonsumsi langsung. Pemakaiannya harus diproses atau diolah terlebih dahulu sampai menjadi produk jadi sehingga dapat digunakan untuk dimanfaatkan. c. Berdasarkan tingkat penggolongannya

Berdasarkan tingkat penggolongannya, produk dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

1) Produk primer

Merupakan semua jenis produk yang dinilai cukup penting dan bisa dikatakan tidak dapat ditinggalkan karena jika tanpa produk tersebut seseorang tidak dapat hidup secara bahagia dalam kehidupannya.


(36)

2) Produk sekunder

Merupakan semua jenis produk yang apabila tidak dibeli atau digunakan oleh seseorang maka dia tidak apa – apa dan tidak akan mempersulit kehidupannya.

d. Berdasarkan pengaruh psikologinya

Berdasarkan pengaruh psikologinya, produk dapat dibedakan menjadi empat, yaitu :

1) Produk fungsional

Merupakan produk yang mempunyai arti tersendiri bagi seorang konsumen karena produk ini mempunyai fungsi yang strategis dalam kaitannya dengan usaha pemenuhan kebutuhan atau keinginan konsumen. Pengaruh dari produk ini dapat membuat seseorang menjadi puas dan senang.

2) Produk prestise

Merupakan semua jenis produk yang dapat menunjukan bukti kedudukan atau kemegahan bagi pemiliknya. Produk ini memberi pengaruh pada harga diri atau kehormatan seseorang.

3) Produk hedonis

Merupakan semua jenis produk yang secara langsung dapat segera memberikan kepuasan bagi konsumen yang membeli atau mengkonsumsinya. Pengaruh produk ini dapat dengan cepat memberikan kepuasan pada konsumen.


(37)

4) Produk anxiety

Merupakan semua jenis produk yang dapat mempengaruhi atau meningkatkan kegelisahan seseorang karena orang lain kurang menyukainya.

Semua jenis barang diatas memiliki kehidupan sendiri yang terbatas yang dikenal dengan istilah daur hidup produk (product life cycle). Dalam siklusnya, produk akan melalui beberapa tahapan, mulai dari kemunculannya sampai hilang dari peredarannya. Umumnya setiap produk akan melalui beberapa tahapan, yaitu tahap perkenalan, pertumbuhan, kedewasaan dan penurunan. Panjang masing-masing tahapan berbeda-beda, yaitu tergantung pada tingkat pengakuan atau penerimaan konsumen dan jumlah pesaing baru. Akan tetapi, setiap perusahaan harus memperpanjang kelangsungan siklus kehidupan produknya agar investasi yang dilakukan tidak sia-sia.

Gambaran siklus hidup suatu produk dapat dilihat pada gambar 4.

Gambar 4. Product Life Cycle

Berikut adalah tahapan-tahapan siklus hidup suatu produk : Volume

penjualan

waktu Perkenalan

Pertumbuhan

Kedewasaan


(38)

1) Tahap perkenalan

Pada tahap ini ditandai dengan pertumbuhan penjualan yang lambat. Pertumbuhan lambat tersebut disebabkan oleh :

 Kelambatan dalam perluasan kapasitas produksi  Masalah teknis yang belum dapat diatasi

 Kelambatan penyampaian produk ke konsumen  Keengganan konsumen merubah pola kebiasaan

Selama tahap ini perusahaan cenderung membatasi produksinya dan usaha penjualan diarahkan kepada pasar potensial.

2) Tahap pertumbuhan

Tahap ini memiliki tanda-tanda sebagai berikut :  Bertambahnya pesaing yang masuk pasar

 Perusahaan mulai mengadakan perbaikan produksi untuk memasuki bagian lain dari pasar

 Harga cenderung tetap atau sedikit lebih rendah karena persaingan

 Penjualan meningkat lebih cepat dari pada pengeluaran promosi

3) Tahap kedewasaan

Tahap ini merupakan tahap yang penuh tantangan. Tahap kedewasaan terdiri dari tiga bagian, yaitu :


(39)

Pada tahap ini total penjualan meningkat dengan lambat karena permintaan berasal dari konsumen lama dan hanya sedikit konsumen baru yang masuk.

 Tahap kedewasaan yang stabil

Disebut juga tahap kejenuhan karena penjualan sudah tidak meningkat.

 Tahap kedewasaan yang menurun

Pada tahap ini penjualan mulai menurun karena konsumen muali beralih ke produk lain.

4) Tahap penurunan

Pada tahap ini penjualan semakin menurun. Menurunnya volume penjualan akan membuat beberapa perusahaan keluar dari pasar sementara perusahaan yang masih bertahan akan mengurangi jumlah produksi dab jenis produknya, menghentikan penjualan dipasar yang sempit, menurunkan promosi bahkan menurunkan harga.

2.4.2 Harga (Price)

Bagi suatu produk, harga memiliki hubungan yang eart dengan permintaan pasar dimana permintaan pasar secara tidak langsung juga berpengaruh terhadap posisi persaingan perusahaan. Oleh sebab itu, suatu perusahaan harus menetapkan harga dengan tepat sehingga akan dapat membantu keberadaan produknya di dalam suatu pasar serta dapat menghasilkan laba bagi perusahaan. Harga merupakan satu-satunya unsur dalam bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan


(40)

penjualan. Secara sederhana harga dapat diartikan jumlah yang harus dibayar oleh konsumen untuk mendapatkan suatu barang atau jasa.

Sedangkan menurut Asri dkk (2000 : 279)

Harga adalah suatu nilai tukar untuk manfaat yang ditimbulkan oleh barang atau jasa tertentu bagi seseorang. Semakin tinggi manfaat yang dirasakan seseorang dari barang atau jasa tertentu, makin tinggi nilai tukar barang atau jasa tersebut dimatanya dan makin besar pula alat tukar yang bersedia dikorbankan.

Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa harga adalah sebuah nilai yang dikeluarkan atau dikorbankan oleh seorang konsumen untuk memperoleh barang atau jasa yang diinginkan konsumen dan nilai tersebut di ukur dengan satuan mata uang yang berlaku. Dalam menentukan harga suatu produknya, perusahaan memiliki tujuan dan beberapa metode. Berikut tujuan dan beberapa metode penetapan harga oleh perusahaan.

a. Tujuan penetapan harga

Tujuan menetapkan harga suatu produk dilandasi oleh tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan.

Berikut adalah tujuan tersebut menurut Phillip Kotler (2005 : 142) : 1) Kelangsungan hidup

2) Laba sekarang maksimum 3) Pendapatan sekarang maksimum 4) Pertumbuhan penjualan maksimum 5) Unggul dalam mutu produk


(41)

b. Metode dasar penentuan harga

Terdapat beberapa metode dasar yang dapat digunakan dalam penentuan harga, antara lain :

1) Penetapan harga yang didasarkan pada biaya dalam bentuk yang paling sederhana, yaitu :

 Metode cost – plus pricing

Pada metode ini, penjual menetapkan harga jual untuk satu unit barang yang besarnya sama dengan jumlah biaya per-unit ditambah dengan suatu jumlah untuk mendapatkan laba yang diinginkan.

 Metode mark – up pricing

Pada metode ini pedagang yang membeli barang dagangan akan menentukan harga jualnya setelah menambahkan harga beli dengan sejumlah penambahan (mark-up) yang digunakan untuk menutupi biaya overhead dan laba yang diinginkan.

2) Analisis break – event point (balik pokok)

Metode ini menetapkan harga berdasarkan pada permintaan serta masih mempertimbangkan biaya-biaya. Suatu perusahaan dikatakan balik pokok jika penghasilan atau laba yang didapat sama dengan semua ongkos yang dikeluarkan. Menurut metode ini, suatu perusahaan akan mendapatkan laba jika penjualan produknya sudah melebihi atau diatas titik penjualan BEP (break event point).


(42)

3) Analisis marginal

Dalam analisis marginal, penetapan harga dilakukan atas dasar keseimbangan antara penawaran dan permintaan dimana perusahaan menentukan harga per-unit suatu produk saat permintaan per-unit seimbang dengan biaya per-unit.

4) Penetapan harga dalam hubungannya dengan pasar Terdiri dari :

 Harga sama dengan pesaing

Sebaiknya metode ini diterapkan saat persaingan tinggi.  Harga dibawah pesaing

Metode ini biasanya diterapkan oleh pedagang pengecer dengan prinsip memperkecil mark up untuk meningkatkan volume penjualan. Metode ini juga baik diterapkan bagi perusahaan saat memasuki pasaran baru.  Harga diatas pesaing

Metode ini biasanya diterapkan oleh perusahaan yang telah memiliki reputasi dan perusahaan yang memproduksi barang-barang prestise. Hal ini dapat diterapkan karena untuk mendapatkan produk tersebut, konsumen tidak terlalu memperhitungkan harga produk tersebut dan mereka lebih mengutamakan kualitas atau faktor prestise yang didapat dari membeli produk tersebut.


(43)

2.4.3 Promosi (Promotion)

Promosi merupakan jembatan antara produsen dan konsumen serta alat bagi perusahaan untuk dapat memperkenalkan produknya kepada para konsumen. Selain itu promosi juga merupakan elemen yang penting guna menunjang keberhasilan pemasaran disamping elemen lain dari bauran pemasaran yakni produk (product), harga (price) dan tempat (place). Dari beberapa pernyataan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa tujuan dasar dari promosi adalah menyebarluaskan informasi potensial suatu produk yang diproduksi dan ditawarkan oleh perusahaan.

Menurut Kotler (2005 : 264 – 312)

Mengemukakan bahwa promosi terdiri dari lima perangkat utama, yaitu : 1) Advertising

Merupakan setiap bentuk presentasi dan promosi non personal yang memerlukan biaya tentang gagasan, barang, atau jasa oleh sponsor yang jelas. Bisa melalui iklan media masa yang ada, atau iklan luar ruangan seperti pemasangan billboard, spanduk dan poster.

2) Sales Promotion

Merupakan berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau membeli suatu produk atau jasa. Meliputi pajangan-pajangan di sejumlah titik/lokasi penting pemasaran, bingkisan, discount, kupon belanja.


(44)

3) Public Relation and Publicity

Merupakan berbagai program untuk mempromosikan dan/atau melindungi citra perusahaan atau produk indiviudalnya. Aplikasi dari komponen ini adalah ikut serta atau mengadakan acara – acara tertentu yang sifatnya tidak murni profit otiented dengan instansi lain, misalkan dengan menggelar acara bakti sosial atau penggalangan dana.

4) Personal Selling

Merupakan interaksi langsung dengan calon pembeli atau lebih untuk melakukan sesuatu presentasi, menjawab langsung dan menerima pesanan. Contohnya adalah sales presentation, pertemuan / seminar penjualan. Intinya adalah dapat bertatap muka secara langsung atau melalui telepon.

5) Direct Marketing

Merupakan penggunaan surat, telepon, faksimil, e – mail, dan alat penghubung non personal lain untuk berkomunikasi secara dengan atau mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan tertentu dan calon pelanggan.

Sedangkan Djaslim Saladin (2002 : 171) mengartikan promosi adalah salah satu unsur dalam bauran pemasaran yang didayagunakan untuk memberitahukan, membujuk dan mengingatkan pasar tentang produk perusahaan.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa promosi merupakan suatu tindakan dari bauran pemasaran yang bertujuan untuk mengajak, mempengaruhi dan menginformasikan suatu prosuk atau perusahaan agar pasar


(45)

sasaran terpengaruh untuk membeli, memakai atau menggunakan produk yang ditawarkan.

2.4.4 Tempat ( Place )

Tempat atau saluran pemasaran atau saluran distribusi merupakan salah satu bauran pemasaran yang paling penting yang dilakukan oleh suatu perusahaan. Saluran distribusi sendiri memiliki tujuan untuk mempersingkat usaha pemasaran produk yang dihasilkan agar penyaluran arus barang dan jasa ke konsumen menjadi lebih efektif dan efisien. Karena hal tersebut akan berpengaruh untuk penekanan biaya distribusi yang dikeluarkan serrta dapat meningkatkan volume penjualan sehingga keuntungan yang diperoleh juga meningkat.

Menurut Tjiptono (2008 : 285)

Saluran distribusi adalah kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kekonsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan jenis, jumlah, harga, tempat dan saat dibutuhkan.

Sedangkan Kotler (2010 : 106) mengartikan bahwa,

Saluran distribusi adalah sekelompok organisasi yang saling bergantung dan terlibat dalam proses pembuatan produk atau jasa yang disediakan untuk digunakan atau dikonsumsi. Saluran distribusi merupakan seperangkat alur yang diikuti produk atau jasa setelah produksi, berakhir dalam pembelian dan digunakan oleh pengguna akhir.

Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa tempat (place) tidak hanya diartikan sebagai tempat semata namun merupakan saluran distribusi yang mencakup lokasi, trransportasi serta kegiatan-kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk memindahkan produk atau jasa dari pihak produsen kepada konsumen dimana produk tersebut telah siap untuk dikonsumsi atau digunakan.


(46)

2.5 Keputusan Pembelian

Menurut Schiffman dan Kanuk (2004 : p.547) dalam jurnal Siti Fadhilah (2012), Keputusan pembelian adalah pemilihan dari dua atau lebih alternatif pilihan keputusan pembelian, artinya bahwa seseorang dapat membuat keputusan , haruslah tersedia beberapa alternatif pilihan.

Perusahaan atau bagian pemasaran perlu untuk mengetahui siapa yang terlibat dalam keputusan pembelian serta mengetahui peran yang dimainkannya.

Berikut adalah beberapa peran dari orang dalam keputusan pembelian, yaitu : a. Pemrakarsa, yaitu orang yang pertama menyarankan atau mencetuskan

gagasan untuk membeli atau menggunakan suatu produk atau jasa.

b. Pemberi pengaruh, yaitu orang yang pandangan atau sarannya mempengaruhi keputusan pembelian seorang konsumen.

c. Pengambil keputusan, yaitu orang yang akhirnya membuat keputusan membeli atau sebagain dari itu apakah akan membeli, apa yang dibeli, bagaimana membelinya serta dimana membelinya.

d. Pembeli, yaitu orang yang benar – benar melakukan pembelian.

e. Penggunna, yaitu orang yang mengkonsumsi atau menggunakan suatu produk atau jasa.

2.5.1 Jenis – jenis tingkah laku keputusan pembelian

Menurut Kotler (2005 : 221)

Berikut adalah jenis – jenis tingkah laku membeli konsumen berdasarkan pada derajat keterlibatan dan tingkat perbedaan antara merek yang beredar, yaitu :


(47)

a. Tingkah laku membeli yang kompleks

Tingkah laku membeli konsumen dalam situasi yang bercirikan keterlibatan tinggi konsumen dalam pembelian dan perbedaan besar yang dirasakan diantara merek. Pembeli ini akan melewati proses pembelajaran, pertama mengembangkan keyakinan mengenai produk, kemudian sikap dan selanjutnya membuat pilihan membeli yang telah dipikirkan secara matang. Bagian pemasaran yang banyak melibatkan peserta harus memahami tingkah laku pengumpulan informasi dan evaluasi dari konsumen yang telah terlibat. Mereka perlu membantu pembeli untuk belajar mengenai atribut kelas produk dan kepentingan relatif masing – masing serta mengenai apa yang ditawarkan merek tertentu dengan cara menguraikan panjang lebar keunggulan produk mereka melalui suatu media.

b. Tingkah laku membeli yang mengurangi ketidaknyamanan

Tingkah laku ini bercirikan keterlibatan konsumen yang tinggi tetapi sedikit perbedaan yang dirasakan diantara berbagai merek. Tingkah ini dapat terjadi saat konsumen sangat terlibat dalam pembelian barang yang mahal, jarang dibeli dan beresiko akan tetapi konsumen juga melihat sedikit perbedaan diantara berbagai merek.

c. Tingkah laku membeli yang merupakan kebiasaan

Tingkah laku ini terjadi saat kondisi keterlibatan konsumen yang rendah dan besar perbedaan nerek yang dirasakan. Konsumen tampaknya mempunyai keterlibatan yang rendah dengan kebanyak produk yang beredar memiliki harga yang murah dan sering dibeli.


(48)

Pada tingkah ini konsumen tidak mencari informasi secara ekstensif tentang merek mana yang akan mereka beli. Sebaliknya, mereka secara pasif menerima informasi ketika melihat iklan di media cetak atau elektronik. pengulangan iklan yang terus ditampilkan menciptakan pengenalan akan merek bukan keyakinan pada suatu merek. Pada tingkat ini konsumen juga mungkin tidak mengevaluasi pilihan produknya bahkan setelah membeli produk tersebut.

d. Tingkah laku membeli yang mencari variasi

Tingkah laku ini ditandai oleh keterlibatan konsumen rendah, tetapi perbedaan merek dianggap berarti. Dalam kategori produk seperti ini, strategi pemasaran yang diterapkan tiap perusahaan akan berbeda. Perusahaan akan mendorong pencarian variasi produk kepada konsumen dengan menawarkan harga yang rendah, penawaran khusus, kupon, sampel gratis dan iklan yang mengajak untuk mencoba sesuatu yang baru.

2.5.2 Proses keputusan pembelian

Menurut Kotler (2004 : 224) terdapat beberapa tahapan yang dilalui pembeli untuk mencapai keputusan membeli suatu produk, yaitu :

a. Pengenalan masalah atau kebutuhan

Tahap ini ditujukan untuk mengetahui adanya kebutuhan dan keinginan konsumen yang belum terpenuhi atau terpuaskan. Kebutuhan tersebut dapat digerakan oleh faktor internal dan eksternal. Jika kebutuhan tersebut telah diketahui maka pembeli akan segera memahami adanya kebutuhan yang sama dan harus secepatnya dipenuhi. Dengan mengumpulkan


(49)

informasi dari sejumlah konsumen, pemasar dapat mengidentifikasikan rangsangan yang paling sering membangkitkan minat akan suatu jenis produk.

Proses pengenalan kebutuhan dan keinginan terbagi menjadi tiga tahap, yaitu :

1) Tahap yang melibatkan secara bersama – sama banyak variabel termasuk proses pengamatan, pembelajaran, sikap, karakteristik kepribadian, kelompok sosial dan referensi yang mempengaruhinya.

2) Tahap penganalisaan kebutuhan dan keinginan konsumen. Tahap ini merupakan proses yang lebih komplek dari penganlisaan motivasi, tetapi juga menganalisa konsep diri, sikap dan lainnya. 3) Tahap pembandingan dan pembobotan terhadap macam – macam

kebutuhan yang relatif penting. b. Pencarian informasi

Pada tahap ini konsumen melaksanakan pencarian informasi tentang sumber-sumber info produk untuk memenuhi keinginan dan kebutuhannya. Konsumen mencari informasi yang disimpan dalam ingatan (pencarian internal). Pencarian internal ini berasal dari komunikasi perorangan dan pengaruh perorangan yang berasal dari pelopor opini. Minat utama pemasar adalah sumber-sumber informasi utama yang menjadi acuan konsumen dan pengaruh relatif tiap sumber tersebut terhadap keputusan pembelian selanjutnya.


(50)

Menurut Kotler (2005 : 162) konsumen dapat memperoleh informasi dari beberapa sumber, diantaranya :

1) Sumber pribadi, seperti : teman, tetangga, kenalan.

2) Sumber komersial, seperti : iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, pajangan.

3) Sumber publikasi, seperti : media massa, organisasi, konsumen pemeringkat.

4) Sumber pengalaman, seperti : penanganan, pemeriksaan, penggunaan produk.

Jumlah relatif dan pengaruh sumber-sumber informasi ini berbeda-beda tergantung pada jenis produk dan karakteristik pembeli. Secara umum konsumen mendapat pengaruh informasi tentang suatu produk dari sumber komersil yaitu sumber yang didominasi pemasar, namun informasi yang paling efektif adalah informasi yang berasal dari sumber pribadi.

c. Evaluasi alternatif

Setelah informasi didapat, maka konsumen akan dihadapkan pada berbagai alternatif merek dari produk yang diinginkan. Tahap evaluasi ini mencakup dua bagian tahapan yaitu menentukan tujuan pembelian lalu menilai dan mengadakan seleksi terhadap alternatif pembelian berdasarkan tujuan pembeliannya.

Tujuan pembelian dari tiap konsumen tidak selalu sama, ada yang memiliki tujuan untuk memenuhi kebutuhannya, hanya ingin mencoba saja dan lain sebagainya. Hal ini karena perilaku dari setiap konsumen juga berbeda.


(51)

Setelah tujuan pembelian ditetapkan oleh konsumen, selanjutnya konsumen akan menilai dan menyeleksi alternatif – alternatif pembeliannya. Penilaian dan penyeleksian tersebut berbagai alternatif tersebut tidak dapat dipisahkan dari pengaruh sumber – sumber yang dimiliki oleh konsumen, seperti uang, informasi, waktu maupun resiko kekeliruan dalam pemilihan. Penilaian dan penyeleksian tersebut dilakukan agar konsumen dapat memenuhi dan memuaskan keinginan dan kebutuhannya.

d. Keputusan Pembelian

Tahap ini merupakan proses dalam pembelian yang nyata. Konsumen yang telah memutuskan untuk membeli akan menjumpai serangkaian pilihan yang harus diambil, yaitu jenis produk, merek, kualitas, waktu pembelian dan lain sebagainya. Adanya faktor situasi yang tidak diantisipasi dapat mengubah niat untuk membeli suatu produk atau jasa. Selain itu, informasi yang diperoleh juga dapat mempengaruhi keputusan pembelian seperti pengaruh negatif yang didapat dari konsumen lain yang telah menggunakan produk atau jasa tersebut.

e. Perilaku setelah pembelian

Setelah membeli atau memakai atau mengkonsumsi suatu produk, maka konsumen akan memberikan penilaian yang dapat kita sebut kepuasan. Konsumen membentuk harapan berdasarkan pesan yang disampaikan oleh pemasaran melalui iklan-iklan dibeberapa media. Semakin kecil kesenjangan yang diterima konsumen maka akan semakin puas konsumen


(52)

tersebut, begitupun sebaliknya semakin besar kesenjangan yang diterima maka semakin kecewa konsumen tersebut.

Kepuasan konsumen akan mempengaruhi penjualan ulang suatu produk serta akan membangun opini dari para konsumen. Semakin puas konsumen maka dia akan melakukan pembelian ulang serta akan menyampaikan opini yang positif kepada konsumen lainnya. Begitupun sebaliknya, apabila konsumen tidak puas maka kemungkinan konsumen tersebut akan mengurangi pembelian atau bahkan akan membeli merek yang lain. Selain itu konsumen juga akan menyampaikan opini yang negatif kepada konsumen yang lain.

2.6 Pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian

Untuk memenangkan hati konsumen dalam jangka waktu yang panjang, suatu perusahaan harus dapat memahami kebutuhan serta tingkah laku dari pembeli lebih baik dari semua pesaing. Untuk itu suatu perusahaan harus mampu mencari peluang-peluang pemasaran yang ada serta memanfaatkan peluang tersebut dengan sebaik-baiknya agar dapat menjadi kekuatan dan keunggulan suatu perusahaan jika dibandingkan dengan perusahaan pesaing. Untuk memenangkan persaingan tentunya harus memiliki bauran pemasaran yang baik pula.

Menurut Tjiptono (2008 : 68), pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian konsumen adalah bauran pemasaran dan keputusan pembelian konsumen berkaitan sangat erat. Bauran pemasaran memberikan suatu dorongan untuk menjalin ikatan hubungan yang kuat dengan perusahaan. Dalam jangka panjang ikatan yang seperti ini memungkinkan perusahaan untuk memahami


(53)

dengan seksama harapan konsumen serta kebutuhan mereka. Dengan demikian perusahaan dapat meningkatkan keputusan niat beli ulang pelanggan dimana perusahaan memaksimunkan pengalaman yang menyenangkan dan meminimumkan atau meniadakan pengalaman yang kurang menyenangkan. Pada saatnya kepuasan konsumen dapat menciptakan kesetiaan atau loyalitas pelanggan kepada perusahaan.

Sedangkan menurut Amin Widjaja (2005 : 3), bauran pemasaran berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen, karena bauran pemasaran adalah strategi yang digunakan dalam bidang pemasaran untuk menciptakan pertukaran dalam mencapai tujuan perusahaan. Tujuan perusahaan dalam hal ini adalah untuk memperoleh laba setinggi tingginya dimana laba dapat diperoleh jika perusahaan dapat meningkatkan volume penjualan produknya sedangkan volume penjualan produk perusahaan akan meningkat apabila konsumen memutuskan untuk membeli produk perusahaan tersebut.

Dari penjelasan diatas, jelas bahwa perusahaan selaku produsen atau penyedia produk akan mengkondisikan bauran pemasarannya agar dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan dari pasar sasarannya sehingga dapat menimbulkan suatu keinginan dari diri konsumen untuk membeli, memakai, menggunakan atau mengkonsumsi produk dari perusahaan tersebut.


(54)

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian beras pada PP Berkah di Kelurahan Simbarwarangin Lampung Tengah. Dipilihnya Kelurahan Simbarwaringin dalam penelitian ini, dikarenakan beberapa alasan sebagai berikut :

1) Kelurahan Simbarwaringin merupakan daerah pertanian

2) Mudah dijangkau oleh peneliti sehingga lebih mudah dalam mencari data-data yang dibutuhkan

3) Keterbatasan waktu dan biaya 3.2 Jenis Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif dan verifikatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengeksplorasi dan klarifikasi mengenai fenomena atau kenyataan sosial dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah yang diteliti (Sudjarwo dan Baswori 2009 : 86). Sementara penelitian verifikatif adalah penelitian yang bertujuan untuk menguji hipotesis dari suatu teori yang berlaku dengan membuat perbandingan data (Nazir 2003 : 53).

3.3 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder.


(55)

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber pertama, baik dari individu atau perseorangan, yang didapat dari hasil wawancara, pengisian kuisioner, atau tanda bukti pembelian barang (Sudjarwo dan Baswori 2009 : 140).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sumber data dari kuesioner yang disebarkan.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut menjadi bentuk-bentuk seperti tabel, grafik, diagaram dan lain sebagainya sehingga lebih informatif bagi pihak lain (Sudjarwo dan Baswori 2009 : 140).

Data sekunder ini dapat diperoleh melalui pembukuan PP Berkah, jurnal serta media lainnya.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan dua metode pengumpulan data, yaitu metode penelitian lapangan dan metode penelitian kepustakaan.

3.4.1 Penelitian Lapangan

Penelitian lapangan adalah penelitian langsung (survey) yang dilakukan oleh penelitian pada perusahaan yang menjadi objek penelitian. Survei penelitian ini dapat dilakukan dengan cara :


(56)

1. Menyebarkan kuesioner

Kuisioner merupakan alat utama yang digunakan dalam penelitian ini. Data dapat dikumpulkan dengan menyebarkan kuisioner yang berisi pertanyaan – pertanyaan yang bertujuan untuk memperoleh data primer dan menganalisa masalah bauran pemasaran yang dilakukan oleh PP Berkah terhadap keputusan pembelian konsumen atas beras yang dijual kemudian akan diolah untuk dianalisis.

2. Wawancara

Cara ini dilakukan dengan cara mewawancarai konsumen yang sudah membeli beras pada PP Berkah. Wawancara juga dilakukan kepada pimpinan serta pekerja di PP Berkah, hal ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai sejarah, struktur organisasi dan data lain yang diperlukan.

3.4.2 Penelitian Kepustakaan

Penelitian kepustakaan merupakan penelitian yang dilakukan dengan cara mencari dan mempelajari literatur-literatur yang berhubungan dengan masalah-masalah yang diteliti khususnya mengenai masalah bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian konsumen.

3.5 Operasional Variabel

Variabel merupakan sesuatu yang diteliti dan memiliki variasi nilai dimana dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan dua variabel sebagai objek penelitian, yaitu :


(57)

1. Variabel bebas atau variabel independen (Variabel X)

Variabel bebas atau independen merupakan variabel yang mempengaruhi variabel terikat atau variabel dependen. Dalam penelitian ini, variabel bebasnya adalah bauran pemasaran 4P, yaitu product (produk), prize

(harga), promotion (promosi), place (tempat atau saluran distribusi). 2. Variabel terikat atau variabel dependen (Variabel Y)

Variabel terikat atau dependen merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas atau independen. Dalam penelitian ini, variabel terikatnya adalah keputusan pembelian konsumen.

Tabel 4. Operasional Variabel

Variabel Sub Variabel Indikator Ukuran Skala

Bauran Pemasaran (X)

1. Produk

1. Keragaman jenis Produk

 Tingkat keragaman merek produk

Likert 2. Tingkat kepercayaan

kualitas produk

 Terpercaya atau tidak

3. Jaminan produk  Ketepatan berat timbangan

2. Harga

1. Kesesuaian harga dengan kualitas produk

 Tingkat kesesuaian harga

Likert 2. Perbandingan harga

dengan pesaing

 Tingkat harga dengan harga pesaing

3. Harga termasuk ongkos Antar

 Bebas biaya

angkut/antar

3. Promosi

1. Karung kemasan berlogo khusus

 Meningkatkan minat beli

Likert 2. Iklan sederhana pada

mobil truk/box

 Mempromosikan beras dengan baik 3. Promosi penjualan  Potongan harga

dalam pembelian jumlah besar

4. Distribusi

1. Letak pabrik  Mudah dijangkau

 Transportasi tersedia Likert 2. Persediaan produk  Ketersediaan beras

Keputusan Pembelian (Y)

Keputusan pembelian

 Karena produk

 Karena harga

 Karena promosi

 Karena distribusi


(58)

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah konsumen akhir yang pernah membeli beras pada PP Berkah. Jumlah konsumen yang membeli beras PP Berkah sendiri tidak diketahui secara pasti dan konsumen diperkirakan homogen. 2. Sampel

Metode yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah metode

nonprobability sampling dengan teknik purposive sampling. Yaitu teknik pemilihan sampel berdasarkan ciri-ciri khusus yang dimiliki sampel tersebut dipertimbangkan memiliki hubungan erat dengan ciri-ciri populasi yang telah diketahui sebelumnya.

Berikut merupakan ciri-ciri populasi yang telah diketahui :  Sudah pernah membeli beras pada PP Berkah

 Merupakan warga Kelurahan Simbarwaringin Lampung Tengah

Untuk menentukan jumlah sampel yang kiranya dapat mewakili dalam melakukan penelitian ini, peneliti menghitung jumlah sampel dengan rumus :

�=

2 (1 ) �2 n = Jumlah sampel minimal

Z = Nilai dari tabel terdistribusi normal berdasarkan alpha ( 5 %


(59)

1 –  = Kekeliruan baku

d =Daya pembeda antara proporsi populasi dan sampel (d = 10 %)

Dengan menggunakan asumsi tingkat kepercayaan 95 %, alpha 5 % dan d 10 % , maka jumlah sampel minimal yang bisa diambil adalah :

n = 1,962*0,5 (1 – 0,5) 0,12

= 96,04 ~ 100

Berdasarkan rumusan diatas, maka jumlah sampel yang diambil peneliti dibulatkan menjadi 100 orang responden.

3.7 Validitas dan Reliabilitas

3.7.1 Uji Validitas

Uji validitas (kesesuaian) dipergunakan untuk mengetahui tingkat kesesuaian dari instrumen kuesioner yang digunakan dalam pengumpulan data. Uji validitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah item-item yang tersaji dalam kuesioner benar-benar mampu mengungkapkan dengan pasti apa yang akan diteliti. Suatu intrumen yang valid dapat mengukur sesuatu dengan tepat apa yang hendak diukur.

Dengan kata lain apakah skor yang diperoleh benar-benar menyatakan hasil pengukuran variabel yang diukur. Cara yang dilakukan adalah dengan analisa item, dimana setiap nilai total seluruh butir pertanyaan untuk suatu variabel dengan menggunakan spss Korelasi Pruduct Moment.


(60)

Selanjutnya menurut pendapat Sugiono (2003 : 124) menyatakan bahwa item yang mempunyai korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi, menunjukan item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula. Apabila alat ukur tersebut berada < 0. 300 (tidak valid) dan > 0. 300 (valid). Jadi berdasarkan pendapat diatas, maka r hitung > r kritis maka item tersebut dinyatakan valid.

3.7.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas instrumen adalah kejituan atau ketepatan instrumen pengukur. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi dan ketepatan pengukuran, apabila pengukuran dilakukan pada objek yang sama berulang kali dengan instrumen yang sama. Untuk menilai reliabilitas alat ukur dalam penelitian ini, digunakan rumus Alpha Cronbach yang di hitung dengan bantuan SPSS 20.0, sebuah instrumen dikatakan memiliki reabilitas yang tinggi jika nilai Cronbach’s Coefficient Alpha >0,6 . Ghozali (2004:133).

3.8 Alat analisis

3.8.1 Analisis Kualitatif

Menganalisis permasalahan dan mencari jalan pemecahan masalah dengan menggunakan data yang terkumpul dari hasil kuesioner yang dihubungkan dengan teori pemasaran atau pendekatan-pendekatan yang berkaitan dengan atribut produk dan keputusan pembelian melalui penilaian menggunakan skor dengan


(61)

rumus rentang skor adalah skor tertinggi dikurangi skor terendah dibagi jumlah kelas. Husein Umar (2002 : 321).

RS = (m-n)

b keterangan :

RS = Rentang Skor

m = Skor Tertinggi

n = Skor Terendah

b = Jumlah Kelas

Table 5. Penentuan Skor Variable Penelitian

Kriteria Skor

100 – 180 Sangat Tidak Baik

181 – 260 Tidak Baik

261 – 340 Cukup Baik

341 – 420 Baik

421 – 500 Sangat Baik

3.8.2 Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif merupakan analisis yang menggunakan pendekatan atau rumus statistik. Dalam penelitian ini, analisis kuantitatif yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh antara vairabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) dengan analisis regresi sebagai berikut :

= + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e


(62)

= variabel dependen = konstanta

= koefisien regresi 1 = variabel produk X2 = variabel harga X3 = variabel promosi X4 = variabel tempat e = error

3.9 Uji Hipotesis

3.9.1 Uji F

Uji F dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh variabel independen secara simultan atau bersama – sama terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis secara keseluruhan menggunakan uji statistika F – hitung dengan tingkat kepercayaan 95 % dan derajat kebebasan (df)=(n-k) (k-1).

Hipotesis yang dirumuskan yaitu :

Ho : variabel independen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen pada PP Berkah.

Ha : variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen pada PP Berkah.


(63)

Dimana kriteria pengujiannya adalah :

Jika F hitung > F tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima Jika F hitung < F tabel maka Ho diterma dan Ha ditolak

Jika Ho ditolak, berarti variabel independen berpengaruh simultan dan signifikan terhadap variabel dependen, sementara jika Hp diterima, maka variabel independen secara bersama – sama tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

3.9.2 Uji t

Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing – masing variabel independen terhadap variabel dependen atau pengujian dilakukan secara parsial. Pengujian hipotesis koefisien regresi dengan menggunakan uji t pada tingkat kepercayaan 95 % dengan derajat kebebasan df = (n – k – 1).

Adapun hipotesis yang diajukan yaitu :

Ho : variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen pada PP Berkah

Ha : variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen pada PP Berkah

Kriteria pengujian :

t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima t hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak


(64)

Jika Ho ditolak, berarti variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, sementara jika Hp diterima, maka variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

3.10 Penyusunan Kuesioner

Pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner ini merupakan pertanyaan tertutup, dimana pengelolaan data kuisioner dilakukan dengan mentabulasikan kuesioner responden. Skala pengukuran yang digunakan untuk mengkuantitatifkan kuesioner adalah skala likert dan dengan teknik pengukuran data ordinal. Skala likert sendiri adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Alternatif jawaban yang menggunakan skala likert adalah variabel X dan variabel Y.

Untuk memberikan nilai terhadap jawaban, maka kuisioner dibagi menjadi lima tingkat alternatif jawaban yang disusun bertingkat dengan pemberian bobot nilai (skor) sebagai berikut:

Tabel 6. Penilaian Kuesioner

Jawaban Skor

Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (S) 4

Kurang Setuju (KS) 3

Tidak Setuju (TS) 2

Sangat Tidak Setuju (STS) 1


(65)

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang dilakukan, maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah Bauran pemasaran (Marketing Mix) yang terdiri dari product (produk), price (harga), promotion (promosi), place (tempat atau saluran distribusi), berpengaruh terhadap keputusan pembelian beras pada PP Berkah di Kelurahan Simbarwaringin Lampung Tengah. Maka hipotesis penelitian ini diterima.

Hal ini berdasarkan pada analisis kualitatif didapatkan rata-rata skor produk yang sebesar 391,33, Harga sebesar 386,7, variabel promosi sebesar 381,3, dan variable distribusi sebesar 385,3. Pada analisis kuantitatif didapatkan hasil R2 sebesar 0.588 dan persamaan regresi Y=1,783+0,483X1+0,225X2+0,168X3+0,212X4. Berdasarkan hasil R2=0,588 hal ini berarti sumbangan variabel X (bauran pemasaran) berperan dalam mempengaruhi setiap variabel Y (keputusan pembelian) sebesar 58,8%. Berdasarkan persamaan regresi, variabel produk (X1) berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian sebesar 48,3% , variabel harga (X2) berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian sebesar 22,5% , variabel promosi (X3) berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian sebesar 16,8% dan variabel distribusi (X4) berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian sebesar 21,2%.


(1)

Dimana kriteria pengujiannya adalah :

Jika F hitung > F tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima

Jika F hitung < F tabel maka Ho diterma dan Ha ditolak

Jika Ho ditolak, berarti variabel independen berpengaruh simultan dan signifikan terhadap variabel dependen, sementara jika Hp diterima, maka variabel independen secara bersama – sama tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

3.9.2 Uji t

Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing – masing variabel independen terhadap variabel dependen atau pengujian dilakukan secara parsial. Pengujian hipotesis koefisien regresi dengan menggunakan uji t pada tingkat kepercayaan 95 % dengan derajat kebebasan df = (n – k – 1).

Adapun hipotesis yang diajukan yaitu :

Ho : variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen pada PP Berkah

Ha : variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen pada PP Berkah

Kriteria pengujian :

t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima


(2)

Jika Ho ditolak, berarti variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, sementara jika Hp diterima, maka variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

3.10 Penyusunan Kuesioner

Pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner ini merupakan pertanyaan tertutup, dimana pengelolaan data kuisioner dilakukan dengan mentabulasikan kuesioner responden. Skala pengukuran yang digunakan untuk mengkuantitatifkan kuesioner adalah skala likert dan dengan teknik pengukuran data ordinal. Skala likert sendiri adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Alternatif jawaban yang menggunakan skala likert adalah variabel X dan variabel Y.

Untuk memberikan nilai terhadap jawaban, maka kuisioner dibagi menjadi lima tingkat alternatif jawaban yang disusun bertingkat dengan pemberian bobot nilai (skor) sebagai berikut:

Tabel 6. Penilaian Kuesioner

Jawaban Skor

Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (S) 4

Kurang Setuju (KS) 3

Tidak Setuju (TS) 2

Sangat Tidak Setuju (STS) 1


(3)

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang dilakukan, maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah Bauran pemasaran (Marketing Mix) yang terdiri dari product (produk), price (harga), promotion (promosi), place (tempat atau saluran distribusi), berpengaruh terhadap keputusan pembelian beras pada PP Berkah di Kelurahan Simbarwaringin Lampung Tengah. Maka hipotesis penelitian ini diterima.

Hal ini berdasarkan pada analisis kualitatif didapatkan rata-rata skor produk yang sebesar 391,33, Harga sebesar 386,7, variabel promosi sebesar 381,3, dan variable distribusi sebesar 385,3. Pada analisis kuantitatif didapatkan hasil R2 sebesar 0.588 dan persamaan regresi Y=1,783+0,483X1+0,225X2+0,168X3+0,212X4. Berdasarkan

hasil R2=0,588 hal ini berarti sumbangan variabel X (bauran pemasaran) berperan dalam mempengaruhi setiap variabel Y (keputusan pembelian) sebesar 58,8%. Berdasarkan persamaan regresi, variabel produk (X1) berpengaruh positif terhadap

keputusan pembelian sebesar 48,3% , variabel harga (X2) berpengaruh positif

terhadap keputusan pembelian sebesar 22,5% , variabel promosi (X3) berpengaruh

positif terhadap keputusan pembelian sebesar 16,8% dan variabel distribusi (X4)


(4)

Hasil pengujian hipotesis secara menyeluruh dengan F hitung lebih besar dibandingkan nilai F tabel (33,916> 2,47) maka Ho ditolak dan Ha diterima, nilai signifikansi hasil print out ternyata dibawah alpha yang ditentukan 5% maka secara statistik bahwa secara keseluruhan variabel bebas yaitu bauran pemasaran berpengaruh terhadap keputusan pembelian beras pada PP Berkah di Kelurahan Simbarwaringin Lampung Tengah dapat diterima. Berdasarkan hasil uji t semua variabel menunjukkan t hitung lebih besar daripada t tabel dan nilai signifikansi < dari alpha 5%, maka Ho ditolak, artinya secara parsial ada pengaruh positif yang signifikan antara variabel produk (X1), harga (X2), promosi (X3), distribusi (X4)

dengan variabel keputusan pembelian (Y).

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, adapun beberapa saran penulis untuk PP Berkah di Kelurahan Simbarwaringin Lampung Tengah, antara lain:

1. Produk dan harga yang sudah ada harus dipertahankan oleh PP Berkah di Kelurahan Simbarwaringin Lampung Tengah, karena mendapat respon paling positif dari responden. Tetapi PP Berkah harus tetap selalu mencari informasi mengenai perkembangan produk beras terbaru dipasaran agar tidak tertinggal oleh pesaingnya. Produk dan harga beras yang selama ini ditawarkan oleh PP Berkah ternyata sudah sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Produk yang berkualitas dan harga yang sesuai dengan kualitas beras yang tersedia akan membuat konsumen puas dan kembali lagi membeli beras di PP Berkah.


(5)

2. Permasalahan yang perlu menjadi perhatian khusus untuk PP Berkah adalah bagaimana lebih mengintensifkan strategi promosi penjualan. Promosi yang sudah ada memang sudah cukup baik, hanya saja perlu ditingkatkan lagi misalnya dengan menambah media periklanan yang semula hanya menggunakan stiker yang di pasang pada truk angkut, bisa saja ditambahkan lagi dengan memasang iklan di radio sekitar, atau menugaskan seorang sales yang khusus untuk mempromosikan beras pada PP Berkah. Ini bisa memberikan efek yang bagus, selain jangkauan promosi yang lebih luas, tentu saja ini akan memperluas pangsa pasar dari PP Berkah.

3. Untuk distribusi, berdasarkan hasil penelitian menunjukkan hasil yang sudah baik, namun jika lebih ditingkatkan lagi tentunya akan memberikan keuntungan lebih bagi PP Berkah di Kelurahan Simbarwaringin Lampung Tengah. Dengan tersedianya akses jalan yang baik, PP Berkah tidak hanya menunggu konsumen, tetapi menyediakan jasa antar langsung ke konsumen, konsumen tidak perlu datang langsung ke PP Berkah, tetapi hanya dengan menghubungi melalui telepon atau handphone lalu beras langsung dapat diantar ke lokasi tempat konsumen memesan. PP Berkah harus selalu menjaga ketepatan waktu dalam pengiriman beras dan selalu menajaga stok beras agar selalu siap jika ada pesanan beras.


(6)

Asri, Marwan dan Adi Saputro, Gunawan. 2000. Anggaran Perusahaan. Edisi 3. BPFE. Yogyakarta.

Assauri, Sofyan. 2002. Managemen Pemasaran, Dasar, Konsep dan Strategi. Cetakan ketiga. Rajawali. Jakarta.

Fadhilah, Siti. 2012. Mempengaruhi Sikap dan Perilaku. Jurnal. Diakses melalui

http://sitifadhilah68.blogspot.com/2012/10/mempengaruhi-sikap-dan-perilaku.html?m=1.

Ghozali, Imam. 2004. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Kotler, Philip. 2004. Manajemen Pemasaran. Edisi Millenium. Prenhallindo. Jakarta.

Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran. Edisi kesebelas jilid 1. Indeks. Jakarta.

Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane. 2010. Manajemen Pemasaran. Edisi ketiga belas jilid 1. Erlangga. Jakarta.

Nazir, Mohammad. 2003. Metode Penelitian. Cetakan kelima. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Saladin, Djaslim dan Oesman, Yevis Marty. 2002. Perilaku Konsumen dan Pemasaran Strategi. Lida Karya. Bandung.

Stanton, William J. 2000. Prinsip Pemasaran. Edisi ketujuh. Erlangga. Jakarta. Sudjarwo, Prof dan Baswori, DR. 2009. Manajemen Penelitian Sosial. Mandar Maju. Bandung.

Sugiono. 2003. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Kelima. Alfabeta. Bandung. Swasta, Basu dan Handoko, T. Hani. 2000. Manajemen Pemasaran. Edisi pertama. BPFE. Yogyakarta.

Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran. Edisi ketiga. Andi. Yogyakarta. Widjaja, Amin. 2005. Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Alfabeta. Bandung.