b Aktif mengerjakan tugas
c Tanggung jawab terhadap tugas
3 Interaksi siswa dalam kelompok
a Menunjukkan kekompakkan saat berdiskusi
b Menunjukkan adanya kerjasama
c Menghargai pendapat orang lain
4 Hubungan siswa dengan guru saat pembelajaran
a Mendengarkan saat guru berbicara
b Mengikuti petunjuk guru
c Menunjukkan sopan santun terhadap guru
5 Partisipasi siswa dalam pembelajaran
a Kesediaan memberikan pertanyaan atau menjawab pertanyaan
b Menyumbangkan pendapat
c Mengerjakan tugas dengan baik
6 Penguasaan materi
a Kreatif dalam mempresentasikan materi
b Menunjukkan kepercayaan diri saat mengajarkan materi ke teman yang
lain c
Menunjukkan antusias dalam pembelajaran
B. Kerangka Berpikir
Hakekat pembelajaran statika adalah belajar konsep. Untuk belajar statika diperlukan cara
–cara khusus dalam belajar dan mengajarkannya. Hasil belajar merupakan puncak dari suatu proses pembelajaran. Dalam pembelajaran statika di
kelas X TGB Program Keahlian Bangunan SMK N 2 Surakarta masih banyak ditemukan masalah
–masalah antara lain : masih rendahnya prestasi belajar siswa, masih rendahnya tingkat partisipasi siswa, masih rendahnya tingkat pemahaman
siswa terhadap konsep –konsep statika.
Untuk mengatasi masalah di atas, peneliti mencoba menerapkan model pembelajaran kooperatif
jigsaw
dalam pembelajaran statika, karena model ini merupakan salah satu pandangan tentang proses pembelajaran yang menyatakan
bahwa dalam proses belajar diawali dengan terjadinya konflik kognitif. Konflik
kognitif tersebut terjadi saat interaksi antara konsepsi awal yang telah dimiliki siswa dengan fenomena baru yang dapat diintegrasikan begitu saja, sehingga
diperlukan perubahanmodifikasi struktur kognitif untuk mencapai kesimbangan. Dengan
diterapkannya pembelajaran
kooperatif
jigsaw
dalam pembelajaran statika, diharapkan dapat membantu siswa lebih aktif dalam
pembelajaran dan lebih memahami penjelasan guru sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Untuk meningkatkan hasil belajar statika dalam pembelajarannya
harus menarik sehingga siswa termotivasi untuk belajar. Diperlukan model pembelajaran interaktif dimana guru lebih banyak memberikan peran kepada
siswa sebagai subjek belajar, guru mengutamakan proses daripada hasil. Guru merancang proses belajar mengajar yang melibatkan siswa secara integratif dan
komprehensif pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik sehingga tercapai hasil belajar. Dengan penerapan prosedur pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw
ini maka akan muncul keefektifitasan pembelajaran. Dalam keefektifitasan
pembelajaran ini akan muncul pembelajaran yang berkualitas dan tidak berkualitas. Dikatakan berkualitas jika hasil dari penerapan pembelajaran
kooperatif tipe
jigsaw
tersebut bisa meningkatkan hasil nilai statika siswa kelas X TGB Program Keahlian Teknik Bangunan SMK N 2 Surakarta. Sedangkan tidak
berkualitas jika tidak ada peningkatan nilai statika pada siswa sehingga perlu diadakan evaluasi mulai dari perbaikan perencanaan tindakan, dan pelaksanaan
tindakan.
Gambar 2.2. Kerangka Berpikir
C. Hipotesis Tindakan