Kecurangan 1. Pengertian Kecurangan Tinjauan Pustaka 1. Kas

internal perlu mendapatkan perhatian dan prioritas dari manajemen puncak sehingga hal ini dimaksudkan untuk menjaga aset perusahaan. 2.1.4. Kecurangan 2.1.4.1. Pengertian Kecurangan Kegiatan usaha yang semakin luas dan cukup tinggi, biasanya tindakan kecurangan dapat terjadi karena adanya kesempatan dan keinginan dari karyawan untuk berbuat curang demi kepentingan pribadinya. Kecurangan yang terjadi diperusahaan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pelaksanaan kegiatan operasional oleh karyawan. Dengan demikian, kecurangan baik skala kecil maupun besar haruslah diantisipasi secepat mungkin agar tidak terjadi berkelanjutan yang dapat membahayakan kegiatan operasional perusahaan. Menurut Tunggal 2013:24, “Kecurangan fraud adalah suatu penyajian yang palsu atau penyembunyian fakta-fakta yang material yang menyebabkan seseorang memiliki sesuatu”. Menurut Fahmi 2013:156, “Kecurangan Fraud merupakan suatu tindakan yang dilakukan secara sengaja dan itu dilakukan untuk tujuan pribadi atau kelompok, dimana tindakan yang disengaja tersebut telah menyebabkan kerugian bagi pihak tertentu atau institusi tertentu”. Berikut ini ada beberapa pengertian kecurangan menurut para ahli yang dikutip oleh Karyono 2013:3, yaitu: 1. Association of Certified Fraud Examiner ACFE berpendapat bahwa kecurangan berkenaan dengan adanya keuntungan yang diperoleh seseorang dengan menghadirkan sesuatu yang tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Di dalamnya termasuk unsur-unsur surprise atau tidak terduga, tipu daya, licik, dan tidak jujur yang merugikan orang lain. 2. Blaks Law Dictionary, berpendapat bahwa kecurangan mencakup segala macam yang dapat dipikirkan manusia dan yang diupayakan oleh seseorang Universitas Sumatera Utara untuk mendapatkan keuntungan dari orang lain dengan saran yang salah atau memaksakan kebenaran tersembunyi dan setiap cara yang tidak jujur yang menyebabkan orang lain tertipu. 3. G.Jack Balogna dan Robert Lindquist, berpendapat bahwa kecurangan adalah penipuan yang disengaja umumnya diterangkan sebagai kebohongan, penjiplakan, dan pencurian. Fraud dapat dilakukan terhadap pelanggan, kreditor,pemasok, banker, investor, penjamin asuransi, dan pemerintah. Berdasarkan pengertian kecurangan di atas menurut para ahli, dapat dikemukakan bahwa kecurangan yang terjadi mengandung makna sebuah penyimpangan dan atau perbuatan melanggar hukum yang dilakukan secara sengaja untuk tujuan tertentu seperti memberikan gambaran atau informasi yang salah dan keliru kepada pihak lain yang dilakukan oleh orang-orang baik dari dalam maupun dari luar organisasi. Kecurangan dilakukan dan dirancang untuk mendapatkan keuntungan baik pribadi maupun kelompok yang memanfaatkan peluang-peluang secara tidak jujur, baik secara langsung maupun tidak langsung merugikan pihak lain.

2.1.4.2. Klafisikasi Kecurangan

Menurut Karyono 2013:11-12, kecurangan dapat diklasifikasikan menurut pelaku kecurangannya, yaitu: 1. Kecurangan dari dalam organisasi intern, terbagi atas dua bagian, yaitu: a. Kecurangan manajemen management fraud Kecurangan manajemen antara lain berupa kesalahan penyajian mengenai tingkat kinerja perusahaan atau unit organisasi yang sengaja dilakukan oleh karyawan dalam peran manajerialnya, dengan tujuan mendapatkan keuntungan dari kecurangan tersebut. Manajemen fraud dilakukan oleh manajemen puncak dalam suatu perusahaan yang dengan sengaja memberikan data informasi yang salah kepada pemegang saham, kreditur, fiskus, maupun auditor independen. Selain itu, manajemen fraud mungkin dapat juga mencakup penyewaan atau pengambilan aset perusahaan untuk kepentingan pribadi. Pada manajemen fraud dikenal pula white collar crime atau kejahatan kerah putih, contoh pemalsuan data untuk menghindari pengenaan pajak, memakai dana perusahaan asuransi milik negara dengan tingkat bunga rendah, melakukan business crime untuk kepentingan Universitas Sumatera Utara bisnisnya berupa kejahatan lingkungan, melanggar undang-undang anti trust . Ciri-ciri white collar crime, adalah: 1. Bermaksud melakukan kejahatan crime. 2. Menyamarkan tujuan disguise of purpose 3. Mempercayai kenaifan korban. 4. Menyembunyikan pelanggaran concealment of the violation b.Kecurangan karyawan non management fraud Kecurangan karyawan merupakan tindakan-tindakan tidak jujur di dalam suatu perusahaan yang dilakukan oleh karyawan walaupun manajemen telah menciptakan langkah-langkah dan usaha tertentu untuk mencegahnya. Kecurangan karyawan ini biasanya melibatkan perpindahan aset dari pemberi kerja, dan merupakan tindakan langsung dari pencurian dan atau manipulasi. 2. Kecurangan dari luar organisasi ekstern Kecurangan dari pihak luar organisasi antara lain dilakukan oleh pemasok, leveransir dan oleh kontraktor, dengan cara: a. Pengiriman barang yang lebih sedikit, dan penggantian barang dengan kualitas rendah. b.Penyerahan pekerjaan dengan kualitas yang rendah. c. Penagihan ganda atau penagihan lebih besar dari prestasi yang diberikan. 3. Kecurangan yang melibatkan orang dalam dan orang luar organisasi Kecurangan ini dilakukan melalui kerjasama yang tidak sehat kolusi atau persengkongkolan antara orang dalam dan luar organisasi, seperti pimpinan proyek pemerintah bersama kontraktor sepakat untuk menandatangani Berita Acara Serah Terima Pekerjaan yang akan dijadikan dasar pembayaran lunas terhadap pekerjaan yang tercantum dalam kontrak. Menurut Fahmi 2013:158-189, adapun bentuk-bentuk kecurangan yaitu: 1. Intentional error Kekeliruan bisa disengaja dengan tujuan untuk menguntungkan diri sendiri dalam bentuk window dressing merekayasa laporan keuangan supaya terlihat lebih baik agar lebih mudah mendapat kredit dari bank dan check kitting saldo rekening bank ditampilkan lebih besar sehingga rasio lancar terlihat lebih baik 2. Unintentional error Kecurangan dapat terjadi secara tidak disengaja kesalahan manusiawi, misalnya salah menjumlah atau penerapan standar akuntansi yang salah karena ketaktahuan. 3. Collusion Kecurangan yang dilakukan oleh lebih dari satu orang dengan cara bekerjasama dengan tujuan untuk menguntungkan orang-orang tersebut, biasanya merugikan perusahaan atau pihak ketiga. Misalnya, di suatu perusahaan terjadi kolusi antara bagian pembelian, bagian gudang, bagian keuangan, dan pemasok dalam pembelian bahan atau barang. Kolusi merupakan bentuk kecurangan yang sulit dideteksi, walaupun pengendalian Universitas Sumatera Utara intern perusahaan cukup baik. Salah satu cara pencegahan yang banyak digunakan dilarangnya pegawai yang mempunyai hubungan keluarga suami-istri, adik-kakak untuk bekerja diperusahaan yang sama. 4. Intentional misrepresentation Memberi saran bahwa sesuatu itu benar, padahal itu salah, oleh seseorang yang mengetahui bahwa itu salah. 5. Negligent misrepresentation Pernyataan bahwa sesuatu itu salah oleh seseorang yang tidak mempunyai dasar yang kuat untuk menyatukan bahwa hal itu betul. 6. False promises Sesuatu janji yang diberikan tanpa keinginan untuk memenuhi janji tersebut. 7. Employee fraud Kecurangan yang dilakukan pegawai untuk menguntungkan dirinya sendiri. Hal ini banyak di jumpai dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari office boy yang memainkan bon pembelian makanan sampai pegawai yang memasukkan pengeluaran pribadi untuk keluarganya sebagai biaya perusahaan. 8. Management fraud Kecurangan yang dilakukan oleh manajemen sehingga merugikan pihak lain, termasuk pemerintah. Misalnya manipulasi pajak, manipulasi kredit bank, kontraktor yang menggunakan cost plus fee. 9. Organized crime Kejahatan yang terorganisasi, misalnya pemalsuan kartu kredit, pengiriman barang melebih atau kurang dari yang seharusnya dimana si pelaksana akan mendapat bagian 10. 10. Computer crime Kejahatan dengan memanfaatkan teknologi komputer, sehingga si pelaku bisa mentransfer dana dari rekening orang lain kerekening sendiri. 11. White collar crime Kejahatan yang dilakukan oleh orang-orang berdasi kalangan atas, misalnya mafia tahan, paksaan secara halus untuk merger, dan lain-lain. D ikemukakan bahwa ada banyak kecurangan yang terjadi dilapangan, sehingga kondisi ini menjadikan hal penting untuk diketahui dengan baik dan benar oleh manajemen. Banyaknya jenis kecurangan tersebut menunjukkan bahwa berbagai tindakan penyimpangan atau penyalahgunaan wewenang oleh karyawan untuk kepentingan pribadi atau kelompok dapat dilakukan sehingga manajemen perlu mengantisipasi atau meminimalkan resiko yang dapat merugikan perusahaan secara material. Kecurangan yang terjadi pada tiap perusahaan pada dasarnya berbeda-beda tergantung pada banyak faktor dan Universitas Sumatera Utara tujuan yang hendak dicapai dari kecurangan dilakukan, sehingga upaya penyelesaian atau penanggulangan berbeda-beda.

2.1.4.3. Tanda-tanda Kecurangan dan Pencegahan Kecurangan

Kemampuan dan keterampilan untuk mengidentifikasi atau mendeteksi kecurangan yang terjadi sangat dibutuhkan sehingga dapat segara diambil langkah penyelesaian atau pencegahan agar tidak terjadi berkesinambungan di masa mendatang dan membahayakan operasional perusahaan dalam mencapai tujuan utamanya. Menurut Tunggal 2013:131-132, berikut ini tanda-tanda adanya kecurangan, antara lain: 1. Terdapat perbedaan angka laporan keuangan yang mencolok dengan tahun- tahun sebelumnya. 2. Perbedaan antara buku besar dengan buku tambahan. 3. Perbedaan antara yang terungkapkan dari hasil konfirmasi. 4. Transaksi yang tidak didukung oleh bukti yang memadai. 5. Transaksi yang tidak dicatat sesuai dengan otorisasi manajemen baik yang khusus, maupun yang umum. 6. Penyelesaian yang tidak lazim menjelang atau pada tanggal neraca. 7. Terdapat banyak koreksi dalam pembukuan. 8. Pencatatan yang sengaja dirumitkan. 9. Perusahaan dalam kesulitan keuangan ada tendensi manajemen melakukan berbagai penyimpangan. 10. Pembatalan yang diberikan bagi auditor internal atau eksternal oleh karyawan. 11. Penyampaian SPT yang tidak didasarkan pada angka audit. 12. Seseorang menangani hampir semua transaksi yang penting. 13. Terdapat perbedaan kepentingan conflict of interest pada tugas pekerjaan karyawan. 14. Tidak ada pengambilan cuti karyawan atau pada saat cuti, tidak ada orang yang menggantikan karyawan yang sedang cuti tersebut. 15. Tidak ada pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas. 16. Supervisi yang lemah. 17. Tidak ada rotasi pekerjaan karyawan. 18. Pengendalian operasi yang tidak baik. 19. Perkembangan perusahaan yang sulit. 20. Sangat tergantung pada sejumlah kecil pelanggan dan pemasok. 21. Kebanyakan pinjaman atau hutang kesulitan mendapatkan kredit. Universitas Sumatera Utara 22. Kompetesi yang meningkat. 23. Situasi karyawan yang sedang dalam tekanan karena banyak berhutang, menderita sakit berat, mengalami masalah perjudian, masalah alkohol, turunnya moral karyawan dan lain-lain. Dengan mengetahui tanda-tanda dari kecurangan di perusahaan, hal ini dapat dengan cepat menjadikan manajemen dengan cepat dan respon memberikan solusi untuk penanganan dari kecurangan yang baru terjadi atau telah terjadi. Tiap bentuk tanda kecurangan yang timbul dan terjadi di perusahaan akan membutuhkan penanganan yang berbeda dan lama waktu dibutuhkan untuk penyelesaian kecurangan tersebut. Dengan adanya penanganan yang tepat dan berdaya guna diharapkan kegiatan operasional perusahaan tidak terganggu baik jangka pendek maupun jangka panjang Menurut Karyono 2013:71-74, adapun pencegahan menurut jenis fraud -nya antara lain : 1. Pencurian kas sebelum dicatat a. Dilakukan pemisahan fungsi pencatatan penyimpanan dan otorisasi sehingga bila terjadi fraud dapat diketahui karena adanya perbedaan hasil kerja pada fungsi-fungsi itu. b. Pengamanan akses fisik akun sehingga peluang untuk pencurian dapat dibatasi atau dicegah. c. Pencatatan transaksi tepat waktu tepat tanggal dan tepat jumlah sehingga sisa kas yang ada terkontrol saldonya dengan catatan yang ada. d. Rekonsiliasi secara berkala dan rutin sehingga terhadap sisa kas di bank dapat diketahui keberadaannya setiap saat. e. Klasifikasi akun secara tepat agar ketidaktepatan posting dapat dicegah. f. Pengendalian cek dan penerimaan uang, agar keamanan uang keluar dapat terkontrol. 2. Pencurian kas sesudah dicatat Larceny a. Pemisahan fungsi penerimaan kas, opname fisik, dan penyetoran ke bank dan rekonsiliasi. b. Rotasi dan keharusan cuti bagi pengelola kas agar pegawai tidak dapat menyembunyikan perbuatan curangnya. c. Opname secara mendadak agar setiap terjadi kekurangan kas dapat diketahui secara dini dan mencegah terjadinya kecurangan. d. Pengamanan fisik kas dengan keamanan fisik penyimpannnya dan pembatasan sisa uang tunai. Universitas Sumatera Utara 3. Kecurangan penagihan Billing scheme a. Pemberian nomor urut pracetak prenumbered, sehingga mempersempit penyalahgunaan bukti penagihan. b. Otorisasi yang tepat dan dipatuhi dalam pelaksanaannya, sehingga hanya orang tertentu yang diberi kewenangan penagihan. c. Dibuka pengaduan dari pihak yang terkait. 4. Kecurangan persediaan inventory fraudulent a. Inventarisasi oleh petugas independen secara mendadak dan rutin untuk mengurangi niat kecurangan karena cepat ketahuan dengan adanya inventarisasi mendadak. b. Pemisahan antara otorisasi, penyimpan, dan pencatat agar terjadi saling kontrol ketiga fungsi itu. c. Dokumen penerimaan pracetak prenumbered sehingga sulit terjadi penyalahgunaan dokumen. d. Pengamanan fisik terhadap persediaan berupa tempat penyimpanan kunci, satpam dibatasi aksesnya dan dapat juga dengan menggunakan elektronik kamera dan sebagainya, sehingga pelaku kecurangan sulit aksesnya ke persediaan. 5. Kecurangan pembayaran Disbursement Fraudulent a. Terhadap petugas register dilakukan pengawasan langsung dan ada supervisi dekat fisik uangnya. b. Akses ke register harus diawasi secara ketat dan kode akses register juga dijaga ketat. c. Kelengkapan pita kas register dan urutan nomornya di-review. d. Dokumen register yang lengkap dan kas harus dikirim ke orang yang tepat sesegera mungkin. 6. Kecurangan pengeluaran cek a. Adanya pemisahan yang melekat pada kewenangan penandatanganan, rekonsiliasi dan penyiapan cek. b. Rekening koran bank direkonsiliasi segera setelah diterima bulanan dan dilakukan oleh bukan orang yang menandatangani cek sehingga bila terjadi kecurangan kas di bank dapat segera diketahui. c. Bandingkan pembayaran dengan cek kepada seseorang dengan pembayaran tunai kepada orang yang sama agar kecurangan pembayaran ganda dapat dicegah dan diketahui secepatnya. d. Adanya ketentuan pembatasan jumlah maksimum pembayaran bank, bekerjasama dengan pihak bank. 7. Penyimpangan pemalsuan fisik cek a. Pembelian cek baru harus melalui prosedur yang baku dan tidak sembarang orang diperkenankan membeli cek. b. Cek yang belum diketahui dipakai disimpan aman dan aksesnya hanya orang yang diberi kewenangan. c. Cek yang hilang segera dilaporkan agar tidak ada kesempatan penyalahgunaan. d. Cek yang dibatalkan disimpan dengan aman dan cek yang tidak dipakai dimusnahkan. e. Cek yang telah ditandantangani segera dikirimkan. Universitas Sumatera Utara 8. Kecurangan pengadaan barangjasa a. Otorisasi yang tepat dan dipatuhi dalam pelaksanaannya. b. Kompetensi personel yang terlibat pengadaan dan pemisahan fungsi yang harus dilaksanakan. c. Pengadaan barangjasa harus berdasarkan permintaan calon pemakai. d. Setiap permintaan barangjasa harus jelas jumlahnya, kualitasspesifikasi teknisnya dan waktu pengadaannya dengan memperhatikan sisa barang yang masih ada. e. Realisasi pengadaannya dilakukan secara kompetitif dan taat aturan. f. Setiap penerimaan barang dihitung dengan teliti dan diperiksa kualitasspesifikasi teknisnya oleh petugas yang kompeten dan dibandingkan dengan kontrak atau dokumen pengadaannya. g. Pencatatan transaksi dilakukan dengan tepat dalam jumlah dan waktu. h. Dilakukan review internal pada setiap proses pengadaannya. i. Dilakukan penelitian atas adanya konflikpertentangan kepentingan. j. Dibuka media pengaduan dari rekanan atau pemasok. k. Ada ketentuan yang mengatur tindak lanjut setiap pelanggaran atau penyimpangan dan dipantau pelaksanaannya. Menurut Tunggal 2013:126-127, kecurangan dapat dicegah oleh manajemen dengan mengimplementasikan pengendalian internal yang baik sebagai berikut: 1. Memberikan insentif atau benefit yang cukup memadai. 2. Penyerderhanaan struktur organisasi. 3. Adanya internal check antara beberapa bagian yang berhubungan dengan memperhatikan pemisahan fungsi berikut: a. Membuat atau menyetujui transaksi b. Melaksanakan transaksi c. Membukukan transaksi 4. Supervisi atau pengawasan yang cukup. 5. Evaluasi dari kewajaran transaksi hubungan istimewa related party transaction . 6. Adanya rotasi pegawai. 7. Diwajibkan setiap pegawai untuk menggunakan hak cutinya dan selama itu pekerjaan dikerjakan oleh orang lain. 8. Tindakan yang tegas atau berat bagi setiap pelaku kecurangan. 9. Adanya pelaksana yang kompeten ahli dibidangnya dan dapat dipercaya dengan garis dan kewajiban yang jelas. 10. Tersedianya catatan dan dokumen yang memadai. 11. Adanya pengendalian secara fisik terhadap setiap aset serta catatan perusahaan. 12. Pelaksanaan audit secara independen melalui auditor internal atau eksternal. 13. Menerapkan kebijakan conflict of interest dengan menekankan pada: Universitas Sumatera Utara a. Pemberian uang, hadiah atau jasa setiap orang atau perusahaan kepada siapa perusahaan melakukan bisnis. b. Penggunaan informasi perusahaan untuk tujuan pribadi. c. Penggunaan waktu perusahaan atau fasilitas untuk kepentingan pribadi. d. Ikut serta dalam manajemen secara langsung pada setiap perusahaan swasta. e. Meminjamkan kepada pegawai. 14. Melakukan asuransi kerugian atau kehilangan Dapat dikemukakan bahwa berbagai bentuk kecurangan dapat terjadi dilingkungan perusahaan, baik sifatnya sederhana maupun sudah komplek. Pengetahuan dan pemahaman mengenai berbagai bentuk kecurangan perlu diketahui dan dipahami dengan baik sehingga dapat ditetapkan langkah antisipasinya dengan menerapkan pengendalian internal secara handal dan kompeten, sehingga berbagai bentuk kecurangan yang dapat dilakukan oleh pribadi atau kelompok diperusahaan dapat dihindari semaksimal mungkin.

2.2. Penelitian Terdahulu