Pembahasan HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil persentase jawaban responden di atas maka efektifivitas pengendalian penerimaan kas dapat dihitung sebagai berikut: 100 x 16 + 80 x 16 + 60 x 9 =________________________________ 16 + 16 + 9 1600 + 1280 +540 = _____________________ 41 = 3420 : 41 = 83,51 dibulatkan menjadi 84 = berada di antara kelas 84 – 103 = Efektif

4.3. Pembahasan

Bright Supermart M. Yamin Medan merupakan salah satu perusahaan retail yang ada di kota Medan menjual produk-produk untuk kebutuhan masyarakat. Dalam kegiatan operasionalnya, perusahaan melakukan transaksi penjualan secara kredit dan tunai pada masyarakat maupun pada customer perusahaan dalam jumlah cukup material. Dengan volume transaksi yang semakin meningkat dari waktu ke waktu maka SS S R KS TS 15 Kepala divisi collection selalu memantau perkembangan saldo piutang usaha per debitur setiap bulannya 21 70 9 30 - - - - - - 16 Kepala divisi collection sangat tanggal terhadap kinerja karyawan terutama bagian ARO account receivable officer dalam melakukan pengumpulan piutang usaha yaitu dengan pemberian reward atau insentif 19 63.3 8 26.7 3 10 - - - - No Kuesioner Skor Jawaban Responden Sumber: data diolah, 2016 Universitas Sumatera Utara kebijakan manajemen Bright Supermart M. Yamin Medan menetapkan perlunya pengendalian internal atas transaksi penerimaan kas dan piutang usaha. 4.3.1.Pengendalian Internal Penerimaan Kas Penerimaan kas yang ada di perusahaan terjadi dari penjualan tunai yang terjadi dari pembelian produk oleh masyarakat dan juga penerimaan pelunasan piutang dari customer perusahaan. Dengan diterapkan pengendalian internal di Bright Supermart M. Yamin Medan maka tiap transaksi keuangan yang terjadi di perusahaan menyangkut penerimaan kas haruslah mengikuti prosedur dan tahapan yang telah ditetapkan sehingga tiap karyawan yang menangani penerimaan kas perusahaan berpedoman pada kebijakan pengendalian internal. Kas merupakan salah satu aset lancar yang mempunyai sifat yang sangat likuid dalam aktivitas perusahaan, sehingga dalam pelaksanaannya sering terjadi penyimpangan atau penyelewengan yang dapat dilakukan oleh karyawan maupun antara karyawan dengan customer untuk kepentingan pribadi ataupun kelompok. Guna meminimalkan hal-hal yang tidak diharapkan terjadi di perusahaan atas kas perusahaan maka diterapakan pengendalian internal penerimaan kas dari awal terjadinya transaksi penerimaan sampai akhir penyelesaiannya. Berdasarkan hasil tabulasi jawaban responden diperoleh peneliti atas pengendalian internal penerimaan kas berikut ini dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kas, menunjukkan bahwa sebagian besar responden menjawab sangat setuju sebanyak 16 orang 53,3, sedangkan responden menjawab setuju sebanyak 11 orang 36,7, dan responden menjawab ragu-ragu sebanyak 3 orang 10. Universitas Sumatera Utara 2. Funsgi kas harus terpisah dari fungsi akuntansi, menunjukkan bahwa sebagian responden menjawab sangat setuju sebanyak 15 orang 50, responden menjawab setuju sebanyak 10 orang 33,30, responden menjawab ragu-ragu sebanyak 3 orang 10 dan responden menjawab kurang setuju sebanyak 2 orang 6,67. 3. Transaksi penjualan tunai harus dilaksanakan oleh fungsi penjualan, fungsi kas, fungsi pengiriman dan fungsi akuntanis, menunjukkan bahwa responden menjawab sangat setuju sebanyak 22 orang 73,30, responden menjawab setuju sebanyak 4 orang 13,30, dan responden menjawab ragu-ragu sebanyak 4 orang 13,30. 4. Penerimaan order dari pembeli diotorisai oleh fungsi penjualan dengan menggunakan formulir faktur penjualan tunai, menunjukkan bahwa sebagian responden menjawab sangat setuju sebanyak 26 orang 86,70, sedangkan responden menjawab setuju sebanyak 4 orang 13,30. 5. Penerimaan kas diotorisasi oleh fungsi kas dengan cara membubuhkan cap lunas pada faktur penjualan tunai dan penempatan pada pita register kas pada faktur tersebut, menunjukkan bahwa responden menjawab sangat setuju sebanyak 24 orang 80 dan responden menjawab setuju sebanyak 6 orang 20. 6. Penjualan dengan kartu kredit bank didahului oleh permintaan otorisasi dari bank penerbit kartu kredit, menunjukkan bahwa sebagian responden menjawab sangat setuju sebanyak 22 orang 73,30, sedangkan responden menjawab setuju sebanyak 4 orang 16. 7. Penyerahan barang diotorisasi oleh fungsi pengiriman dengan cara membubuhkan cap sudah diserahkan pada faktur penjualan tunai, menunjukkan bahwa sebagian Universitas Sumatera Utara responden menjawab sangat setuju sebanyak 23 orang 76,70 dan responden menjawa setuju sebanyak 7 orang 23,30. 8. Pencatatan ke dalam jurnal diotorisasi oleh fungsi akuntansi dengan cara memberikan tanda pada faktur penjualan tunai sebanyak 22 responden 73,30 menjawab sangat setuju, sedangkan responden menjawab setuju sebanyak 5 orang 16,70 dan sisanya sebanyak 3 orang 16,70 menjawab ragu-ragu. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa untuk transaksi penerimaan kas yang terdapat pada Bright Supermart M. Yamin Medan membutuhkan pengendalian internal dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan. Pengendalian internal untuk penerimaan kas diterapkan dengan melakukan pemisahan tugas dan tanggung jawab antara bagian fungsi penjualan, fungsi kas, fungsi akuntansi. Selain itu, tiap transaksi penjualan tunai dalam bentuk uang kas harus menggunakan formulir yang telah disediakan, diotorisasi oleh pejabat berwenang, menggunakan pita register, membubuhkan cap sudah diserahkan pada faktur penjualan tunai, dan melakukan pencatatan atas transaksi penerimaan kas. Sementara itu, dari hasil jawaban yang diberikan responden pada peneliti menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpendapat sangat setuju 50 - 86,70 perlu diterapkan pengendalian internal untuk penerimaan kas dalam kegiatan operasional di Bright Supermart M.Yamin Medan. Selain itu, dari hasil pengolahan jawaban responden menunjukkan bahwa pengendalian internal penerimaan kas sudah cukup efektif dalam aktivitasnya untuk memasarkan produk bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat. Universitas Sumatera Utara 4.3.2.Pengendalian Internal Piutang Usaha Piutang usaha merupakan bagian dari aset lancar yang dimiliki perusahaan untuk transaksi penjualan kredit yang terjadi selama satu periode akuntansi. Piutang usaha merupakan tagihan perusahaan pada pihak lain dalam bentuk uang atau barang yang akan dilunasi pada tanggal jatuh tempo yang telah ditetapkan. Bagian perusahaan piutang usaha merupakan aset lancar yang cukup likuid setelah kas dan mempunyai nilai yang cukup material. Dengan volume transaksi penjualan kredit cukup besar maka hal ini akan mempengaruhi peningkatan jumlah piutang usaha. Guna meminimalkan hal-hal yang tidak diharapkan terjadi pada aset perusahaan yaitu piutang usaha maka diterapkan pengendalian internal piutang usaha, sehingga pegawai yang menangani piutang usaha haruslah berpedoman pada prosedur dan kebijakan penyelesaian piutang usaha dari manajemen Bright Supermart M. Yamin Medan. Pengendalian internal piutang usaha diterapkan di perusahaan diwujudkan dalam bentuk pemisahan tugas dan tanggung jawab antara bagian penjualan dan bagian piutang usaha, menerapakn SOP untuk penagihan piutang usaha, pengiriman barang harus dikuti dengan adanya otorisasi surat oder pengiriman oleh fungsi penjualan, untuk penagihan harus diketahui dan diotorisasi oleh pejabat berwenang, menggunakan formulir penagihan yang telah tercetak secara otomatis, pencatatan atas transaksi penjualan dan penerimaan pelunasan piutang usaha pada kartu piutang, melakukan rekonsiliasi dan membuat laporan pelunasan piutang usaha dibuat secara mingguan. Berdasarkan hasil tabulasi jawaban responden diperoleh peneliti atas pengendalian internal piutang usaha berikut ini dapat diuraikan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 1. Pimpinan perusahaan selalu mengingatkan bawah pengelolaan piutang usaha yang lancar merupakan salah satu tolak ukur kemajuan perusahaan, menunjukkan bahwa sebagian responden menjawab 23 orang 76,70, sedangkan responden menjawab setuju sebanyak 7 orang 23,30. 2. Perusahaan telah menerapkan SOP untuk divisi penagihan yang menangani penagihan piutang usaha, menunjukkan bahwa sebagian responden menjawab sangat setuju sebanyak 22 orang 73,30, responden menjawab setuju sebanyak 6 orang 20 dan terakhir menjawab ragu-ragu sebanyak 2 orang 6,67. 3. Kepala divisi penagihan merupakan orang yang memiliki keahlian dibidangnya dan diangkat atas dasar prestasi menunjukkan sebagian responden menjawab sangat setuju sebanyak 20 orang 66,70, sedangkan responden menjawab setuju sebanyak 7 orang 23,30 dan sisanya sebanyak 3 orang 10. 4. Manajemen mengasuransi setiap personil yang melakukan penagihan piutang usha seperti asuransi kecelakaan, pencurian dan lainnya, menunjukkan bahwa sebagian responden menjawab sangat setuju sebanyak 21 orang 70, sedangkan responden menjawab setuju sebanyak 8 orang 26,70, dan terakhir responden menjawab ragu-ragu sebanyak 1 orang 3,33. 5. Fungsi penjualan marketing terpisah dengan fungsi piutang usaha, menunjukkan bahwa sebagian responden menjawah sangat setuju sebanyak 23 orang 76,70, responden menjawab setuju sebanyak 4 orang 13,30 dan terakhir responden menjawab tidak setuju sebanyak 3 orang 10. 6. Fungsi akuntansi terpisah dengan fungsi penjualan dan fungsi kredit, menunjukkan bahwa sebagian responden menjawab sangat setuju sebanyak 22 Universitas Sumatera Utara orang 73,30, responden menjawab setuju bahwa 6 orang 20 dan terakhir responden berpendapat ragu-ragu sebanyak 2 orang 6,67. 7. Penerimaan order dari pembeli harus diotorisasi oleh fungsi penjuaaln dengan menggunakan foomulir surat order pengiriman, menunjukkan bahwa sebagian responden menjawab sangat setuju sebanyak 25 orang 83,30, responden menjawab setuju sebanyak 5 orang 16,70. 8. Pengiriman barang dilakukan setelah surat order pengiriman diotorisasi oleh fungsi penjualan menunjukkan bahwa sebanyak 21 responden 70 menjawab sangat setuju, sedangkan responden menjawab setuju sebanyak 9 orang 30. 9. Terjadinya piutang usaha diotorisasi oleh fungsi penagihan dengan membubuhkan tanda tangan pada faktur penjualan, menunjukkan bahwa responden menjawab sangat setuju sebanyak 20 orang 66,70, sedangkan responden menjawab setuju sebanyak 8 orang 26,70 dan responden menjawab ragu-ragu sebanyak 3 orang 10. 10. Pencatatan ke dalam kartu piutang dan ke dalam jurnal penjualan, jurnal penerimaan kas, dan jurnal umum diotorisasi oleh fungsi akuntansi dengan cara memberikan tanda tangan pada dokumen sumber, menunjukkan bahwa sebanyak 24 orang 80 menjawab sangat setuju dan sebanyak 6 responden menjawab setuju 20. 11. Secara periodik fungsi akuntansi mengirim pernyataan piutang pada setiap debitur untuk menguji ketelitian piutang yang diselenggarakan, menunjukkan sebanyak 21 orang 70 menjawab sangat setuju, sedangkan sebanyak 7 orang 23,30 menjawab setuju dan sebanyak 2 orang 6,67 menjawab kurang setuju. Universitas Sumatera Utara 12. Secara periodik diadakan rekonsiliasi kartu piutang dengan rekening kontrol piutang usaha dalam buku besar, menunjukkan bahwa sebanyak 26 orang 86,70 menjawab sangat setuju, dan sisanya sebanyak 4 orang 13,30 menjawab setuju. 13. Pemegang kartu piutang tidak merangkap sebagai penerimaa kas, menunjukkan bahwa sebanyak 20 orang 66,70 menjawab sangat setuju, dan sisanya sebanyak 10 orang 33,30 menjawab setuju. 14. Manajemen selalu menyampaikan segala informasi terbaru dan kebijakan lainnya seputar piutang usaha kepada karyawan yang terlibat langsung setiap saat, menunjukkan bahwa sebanyak 21 orang 70 menjawab sangat setuju, sedangkan sebanyak 7 orang 23,30 menjawab setuju dan sisanya sebanyak 1 orang 3,33 menjawab ragu-ragu. 15. Kepala divisi collection selalu memantau perkembangan saldo piutang usaha per debitur setiap bulannya, menunjukkan bahwa sebanyak 21 orang 70 menjawab sangat setuju dan sisanya 9 orang 30 menjawab setuju. 16. Kepala divisi collection sangat tanggal terhadap kinerja karyawan terutama bagian ARO account receivable officer dalam melakukan pengumpulan piutang usaha yaitu dengan pemberian reward atau insentif, menunjukkan bahwa sebanyak 19 orang 63,30 menjawab sangat setuju, sedangkan sebanyak 8 orang 26,70 menjawab setuju dan sisanya sebanyak 3 orang 10 menjawab ragu-ragu. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa untuk piutang usaha yang terdapat pada Bright Supermart M. Yamin Medan membutuhkan diterapkan pengendalian internal secara berkesinambungan dalam aktivitas penjualan kredit dan transaksi Universitas Sumatera Utara pelunasan piutang usaha. Pengendalian internal untuk piutang usaha diterapkan di Bright Supermart M. Yamin Medan dengan menerapkan SOP untuk proses penyelesaian penagihan, dilakukan pemisahan tugas dan tanggung jawab antara fungsi penjualan dengan fungsi piutang, dan juga antara fungsi akuntansi terpisah dengan fungsi penjualan serta fungsi kredit, setiap penerimaan order penjualan harus diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan menggunakan formulir surat order pengiriman, pencatatan kedalam kartu piutang dan dalam jurnal pennjualan, jurnal penerimaan kas, dan jurnal umum serta diotorisasi oleh fungsi akuntansi dengan membubuhkan tanda tangan pada dokumen sumber. Secara periodik dilakukan rekonsiliasi kartu piutang dengan rekening kontrol piutang usaha dalam buku besar, serta pemegang kartu piutang tidak merangkap sebagai penerima kas. Sementara itu, dari hasil jawaban yang diberikan responden pada peneliti menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpendapat sangat setuju 63,30 - 86,70 perlu diterapkan pengendalian internal untuk piutang usaha dalam kegiata operasional yang terjadi di Bright Supermart M.Yamin Medan. Sementara itu, dari hasil pengolahan jawaban responden menunjukkan bahwa pengendalian internal piutang usaha sudah efektif dalam kegiatan operasional terkait dengan penjualan produk bagi kebutuhan masyarakat. . Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan dan pengolahan yang dilakukan, berikut ini dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut: 1. Pengendalian internal penerimaan kas diterapkan oleh Bright Supermart M. Yamin Medan dapat dikatakan cukup efektif dengan nilai sebesar 82 dengan kriteria skala interval 63-83, 2. Pengendalian internal untuk piutang usaha dapat dikatakan efektif dengan nilai sebesar 84 dengan kriteria skala interval 84-103. 3. Adapun kebijakan pengendalian internal atas penerimaan kas dan piutang usaha dilterapkan oleh Bright Supermart M. Yamin Medan yaitu mempunyai unsur- unsur pengendalian internal seperti yang terdapat pada COSO yang terdiri dari lingkungan pengendalian pemisahan tugas dan tanggung jawab yang jelas antara bagian kasir dan piutang usaha sehingga tidak ada rangkap tugas, penilaian resiko manajemen Bright Supermart melakukan analisis dan evaluasi atas pelunasan piutang usaha yang timbul dari transaksi penjualan kredit setiap 4 bulan sekali, prosedur pengendalian untuk transaksi penerimaan kas dan piutang usaha diwajibkan menggunakan formulir tercetak otomatis dan otorisasi pejabat berwenang, pemantauan melakukan pemeriksaan antara catatan dengan perhitungan fisik atas pelunasan piutang dengan melihat laporan Report Aging Schedule , serta informasi dan komunikasi adanya laporan mingguan Universitas Sumatera Utara