24
2.2 Kredit
2.2.1 Pengertian Kredit
Pengertian kredit menurut undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 Kredit adalah : penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi uangnya setelah jangka
waktu tertentu dengan pemberian bunga. Kredit atau pembiayaan dapat berupa uang atau tagihan yang nilainya
diukur dengan uang, misalnya bank membiayai kredit untuk pembelian rumah atau mobil. Kemudian adanya kesepakatan antara bank kreditor dengan nasabah
penerima kredit debitur, bahwa mereka sepakat sesuai dengan perjanjian yang telah dibuatnya. Dalam perjanjian kredit tercakup hak dan kewajiban masing-
masing pihak, termasuk jangka waktu serta bunga yang ditetapkan bersama Kasmir, 2008;96
2.2.2 Unsur-Unsur Kredit
Kredit mempunyai unsur-unsur sebagai berikut: 1. Kepercayaan
Kepercayaan adalah keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang diberikannya baik dalam bentuk uang, barang, atau jasa akan benar - benar
diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu dimasa yang akan datang.Kepercayaan ini diberikan oleh bank, dimana sebelumnya juga dilakukan
penelitian penyelidikan tentang nasabah bank secara interen maupun dari
Universitas Sumatera Utara
25
eksteren. Penelitian dan penyelidikan tentang kondisi masa lalu dan masa sekarang terhadap nasabah pemohon kredit
2. Kesepakatan Didalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara si pemberi
kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya
masing-masing. 3. Jangka Waktu
Waktu adalah suatu masa yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan dating, setiap
kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bias
berbentuk jangka pendek, jangka menengah atau jangka panjang. 4. Risiko
Risiko semakin lama kredit diberikan semakin tinggi pula tingkat risikonya, adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu
risiko tidak tertagihnya macetnya pemberian kredit. Semakin panjang suatu kredit semakin besar risikonya, semakin pula sebaliknya. Risiko ini menjadi tanggungan
bank, baik risiko yang disengaja oleh nasabah yang lalai, maupun oleh risiko yang tidak sengaja. Misalnya terjadi bencana alam atau bangkrutnya usaha nasabah
tanpa ada unsur kesengajaan lainnya.
Universitas Sumatera Utara
26
5. Balas Jasa Obyek kredit tidak saja diberikan dalam bentuk uang, tetapi juga dapat
dalam bentuk barang atau jasa merupakan keuntungan atas pemberian suatukredit atau jasa tersebut yang kita kenal dengan nama bunga, balas jasa dalambentuk
bunga dan biaya administrasi kredit ini merupakan keuntungan bank, sedangkan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah balas jasanya ditentukan dengan bagi
hasil.
2.2.3 Jenis-jenis Kredit