Penetapan persediaan kas minimal

b. Penagihan piutang dari penjualan kredit; c. Penjualan aktiva tetap yang ada; d. Penanaman investasi dari pemilik atau pemilik saham bila perseroan e. terbatas; dan f. Pinjaman hutang dari pihak lain. Sedangkan aliran kas keluar Cash Outflow terdiri dari : a. Pengeluaran biaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan biaya pabrik lain-lain overhead; b. Pengeluaran biaya administrasi umum dan administrasi penjualan; c. Untuk pembelian aktiva tetap; d. Pembayaran kembali hutang – hutang perusahaan; dan e. Pengambilan kembali oleh pemilik atas investasi yang ditamankannya.

II.8.1. Penetapan persediaan kas minimal

Untuk menentukan berapa jumlah kas yang sebaiknya harus dipertahankan oleh suatu perusahaan, belum ada standard ratio yang bersifat umum. Meskipun demikian ada beberapa standar tertentu yang dapat digunakan sebagai pedoman didalam menentukan jumlah kas yang harus dipertahankan oleh suatu perusahaan. Sofyan Syafri Harahap 1999, 302 membandingkan antara jumlah kas dengan aktiva lancar yang disebut rasio kas atas aktiva lancar dengan rumus sebagai berikut : Rasio Kas Atas Aktiva Lancar = Rasio ini menunjukkan porsi jumlah kas dibandingkan dengan total aktiva lancar. Rasio kas yang membandingkan kas dengan aktiva lancar diatas, sejalan dengan Bambang Riyanto 2001:95 yang mengutip pendapat H.G Guthman bahwa Jumlah Kas yan g ada didalam perusahaan yang ’well Finance’ hendaknya tidak kurang dari 5 sampai 10 dari jumlah aktiva lancar. Kaspun seperti halnya pada inventory dan piutang, terdapat ”persediaan b esi” atau ”persediaan minimal” ialah apa yang disebut ”safety cash balance” atau ”Persediaan besi Kas ”. Persediaan besi kas ialah jumlah minimal dari kas yang harus dipertahankan oleh perusahaan agar dapat memenuhi kewajiban finansialnya sewaktu – waktu. Persediaan besi kas ini merupakan unsur atau inti permanen dari kas, sedangkan besarnya persediaan kas minimal berbeda – beda antara perusahaan yang satu dengan yang lainnya. Faktor – faktor yang mempengaruhi besar kecilnya persediaan besi kas suatu perusahaan adalah terutama : 1. Perimbangan antara kas masuk dengan aliran kas keluar Adanya perimbangan yang baik mengenai kuantitas maupun waktu antara cash inflow dengan cash outflow dalam suatu perusahaan yang berarti bahwa pengeluaran kas baik dalam jumlah maupun waktunya akan dipenuhi oleh penerimaan kasnya sehingga perusahaan tidak perlu memiliki persediaan kas yang besar. 2. Penyimpangan terhadap aliran kas yang diperkirakan Untuk menjaga likuiditas perusahaan dibuat estimasi mengenai aliran kas dalam perusahaan. Apabila aliran kasnya selalu sesuai dengan estimasinya maka perusahaan tersebut tidak akan menghadapi kesulitan likuiditas sehingga perusahaan tidak perlu mempertahankan persediaan kas yang besar. Sebaliknya apabila perusahaan sering mengalami penyimpangan dalam aliran kas yang diperkirakan, perusahaan perlu mempertahankan persediaan kas. 3. Adanya hubungan yang baik dengan bank - bank Apabila pimpinan perusahaan telah berhasil membina hubungan yang baik dengan pihak bank, akan mempermudah unt uk mendapatkan kredit dalam menghadapi kesulitan keuangan, sehingga tidak perlu menyediakan persediaan besi kas yang besar.

II.8.2. Motivasi Memegang Kas