BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori 2.1.1  Analisis Laporan Keuangan
2.1.1.1 Pengertian Analisis Laporan keuangan
Laporan  keuangan  merupakan  hasil  akhir  dari  proses  akuntansi,  yaitu berupa  ringkasan  atau  ikhtisar  peristiwa-peristiwa  keuangan  suatu  perusahaan
untuk suatu periode tertentu. Oleh sebab itu untuk memberikan suatu batasan yang baik,  maka  terlebih  dahulu  akan  diberikan  pengertian  akuntansi.  Warren  Reeve
Fess, 2006 : 10 “akuntansi adalah sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi
perusahaan”. Warren  Reeve  Fess,  2006  :  24  mengatakan  bahwa  “laporan  keuangan
merupakan  laporan  akuntansi  yang  menghasilkan  informasi  bagi  pemakai  yang diperoleh dari transaksi yang dicatat dan diikhtisarkan”. Dengan demikian dapat
disimpulkan, bahwa laporan keuangan meliputi laporan laba rugi, laporan ekuitas pemilik,  laporan  posisi  keuangan,  laporan  arus  kas,  dan  catatan  atas  laporan
keuangan. Menurut  Stice,  et  al
2009:791  “analisis  laporan  keuangan  adalah mempelajari hubungan antara angka-angka dalam laporan keuangan dan tren dari
angka- angka  tersebut  dari  waktu  ke  waktu”.  Salah  satu  tujuan  analisis  laporan
keuangan adalah menggunakan kinerja masa lalu untuk memprediksi profitabilitas
Universitas Sumatera Utara
dan  arus  kas  sebuah  perusahaan  di  masa  mendatang.  Tujuan  lain  dari  analisis laporan  keuangan  adalah  untuk  mengevaluasi  kinerja  sebuah  perusahaan  dengan
maksud mengidentifikasikan letak masalah yang ada. Analisis  laporan  keuangan  memiliki  sifat  diagnostik,  mengidentifikasi
letak-letak masalah perusahaan, dan prognostik, memprediksi kinerja perusahaan di  masa  mendatang.  Sebagian  besar  informasi  berguna  saat  informasi  tersebut
dapat  dibandingkan  dengan  beberapa  patokan  tertentu.  Dalam  buku  Stice,  et  al 2009:792 “The Accounting Principles Board menyatakan bahwa perbandingan
laporan  keuangan  akan  menjadi  paling  informatif  dan  berguna  jika  memiliki kriteria sebagai berikut ini :
1. Ditampilkan dalam format yang baik: maksudnya pengaturan untuk setiap
laporan harus sama. 2.
Isi  dari  laporan  sama;  maksudnya  memiliki  pos-pos  yanng  sama  dalam pencatatan  akuntansi  yang  mendasari  dan  diklasifikasikan  berdasarkan
penjelasan yang sama. 3.
Prinsip-prinsip  akuntansi  tidak  diubah,  atau,  jika  diubah,  pengaruh keuangan dari perubahan diungkapkan.
4. Perubahan  dalam  keadaan  atau  dalam  sifat  transaksi  yang  mendasari
diungkapkan Untuk  melakukan  analisis  laporan  keuangan  diperlukan  metode  dan
analisis  yang  tepat.  Tujuan  penentuan  metode  dan  teknik  analisis  yang  tepat adalah  agar  laporan  keuangan  tersebut  dapat  memberikan  hasil  yang  maksimal.
Selain  itu,  pengguna  hasil  analisis  tersebut  dapat  dengan  mudah  untuk menginterpretasikannya.
Terdapat dua metode analisis laporan keuangan yang biasa dipakai menurut Kasmir, 2008:69 yaitu sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
1. Analisis Vertikal Statis
Analisis vertikal merupakan analisis yang dilakukan terhadap hanya satu Periode  laporan  keuangan  saja.  Analisis  dilakukan  antara  pos-pos  yang
ada,  dalam  satu  periode.  Informasi  yang  diperoleh  hanya  untuk  satu periode saja dan tidak diketahui perkembangan ke periode selanjutnya.
2. Analisis Horizontal Dinamis
Analisis  horizontal  merupakan  analisis  yang  dilakukan  dengan membandingkan keuangan untuk beberapa periode. Dari hasil analisis ini
akann  terlihat  perkembangan  perusahaan  dari  periode  yang  satu  ke periode yang lain.
2.1.1.2 Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan
Laporan keuangan dirancang untuk membantu pemakai laporan dalam mengidentifikasi  hubungan-hubungan  dan  trend-trend  yang  terjadi.  Kinerja  masa
lalu sering merupakan indikator baik mengenai kinerja di masa yang akan datang. Pihak-pihak  yang  membutuhkan  seperti  kreditor  dan  pemegang  saham  perlu
mengetahui  posisi  keuangan  perusahaan.  Dengan  mengetahui  posisi  keuangan, setelah  dilakukan  analisis  laporan  keuangan,  akan  terlihat  kinerja  perusahaan
apakah mencapai target yang telah direncanakan sebelumnya. Ada  beberapa  tujuan  dan  manfaat  analisis  laporan  keuangan  bagi
berbagai  pihak  dengan  adanya  analisis  laporan  keuangan  menurut  Harahap 2008:195 terdapat beberapa tujuan dari analisis laporan keuangan, yaitu :
1. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang
terdapat dari laporan keuangan biasa. 2.
Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata explicit dari  suatu  laporan  keuangan  atau  yang  berada  dibalik  laporan  keuangan
implicit 3.
Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan. 4.
Dapat  membongkar  hal-hal  yang  bersifat  tidak  konsisten  dalam hubungannya  dengan  suatu  laporan  keuangan  baik  dikaitkan  dengan
komponen  intern  laporan  keuangan  maupun  kaitannya  dengan  informasi yang diperoleh dari luar perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
5. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-
model  dan  teori-teori  yang  terdapat  di  lapangan  sperti  prediksi, peningkatan rating
6. Dapat  memberikan  informasi  yang  diinginkan  oleh  para  pengambil
keputusan.  Dengan  perkataan  lain  apa  yang  dimaksudkan  dari  suatu laporan keuangan merupakan tujuan analisa laporan keuangan juga antara
lain: 1 dapat menilai prestasi perusahaan.
2 dapat memproyeksi keuangan perusahaan. 3 dapat menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekarang dari aspek
waktu tertentu:
a. Posisi keuangan  Asset, neraca dan modal
b. Hasil usaha perusahaan
c. Likuiditas
d. Solvabilitas
e. Aktivitas
f. Rentabilitas
g. Indikator pasar modal
4  menilai perkembangan dari waktu ke waktu 5  melihat komposisi struktur keuangan, arus dana.
7. Dapat menetukan peringkat rating perusahaan menurut kriteria tertentu
yang sudah dikenal dalam dunia bisnis. 8.
Dapat  membandingkan  situasi  perusahaan  dengan  perusahaan  lain dengan  periode  sebelumnya  atau  dengan  standar  industri  normal  atau
standar ideal. 9.
Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan, baik posisi keuanga, hasil usaha, struktur keuangan, dan sebagainya.
10. Bisa juga memprediksi potensi apa yang mungkin dialami perusahaan di
masa yang akan datang.
Analisis laporan keuangan juga memiliki manfaat. Ada beberapa manfaat bagi  perusahaan  dalam  penggunaan  anlisis  laporan  keuangan  menurut  Kasmir
2008:68.  Secara  umum  dikatakan  bahwa  manfaat  analisis  laporan  keuangan adalah :
1. Untuk  mengetahui  posisi  keuangan  perusahaan  dalam  satu  periode
tertentu,  baik  harta,  kewajiban,  modal,  maupun  hasil  usaha  yang  telah dicapai untuk beberapa periode;
2. Untuk  mengetahui  kelemahan-kelemahan  apa  saja  yang  menjadi
kekurangan perusahaan; 3.
Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki;
Universitas Sumatera Utara
4. Untuk  mengetahui  langkah-langkah  perbaikan  apa  saja  yang  perlu
dilakukan  ke  depan  yang  berkaitan  dengan  posisi  keuangan  perusahaan saat ini;
5. Untuk  melakukan  penilaian  kinerja  manajemen  ke  depan  apakah  perlu
penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal; 6.
Dapat  digunakan  sebagai  pembanding  dengan  perusahaan  sejenis  tentang hasil yang mereka capai.
2.1.2   Rasio Keuangan
2.1.2.1  Pengertian Rasio Keuangan
Rasio keuangan atau analisis rasio  ratio analysis ” merupakan salah
satu  alat  analisis  keuangan  yang  populer  dan  banyak  digunakan”Wild, Subramanyam,  2010:40.  Rasio  keuangan  perannya  penting  dan  dapat  menjadi
pedoman  dalam  mengevaluasi  kegiatan  aktivitas  perusahaan,  selain  itu membandingkan kinerja dan hasil yang dicapai perusahaan antara periode tahun-
tahun  sebelumnya.  Juga  dapat  menjadi  ukuran  perbandingan  dengan  perusahaan lainnya.
Rasio  merupakan  alat  untuk  menyediakan  pandangan  terhadap  kondisi yang mendasari. Rasio yang diinterpretasikan dengan tepat mengidentifikasi area
yang  memerlukan  investigasi  yang  lebih  lanjut.  Analisis  rasio  dapat mengungkapkan  hubungan  penting  dan  menjadi  dasar  perbandingan  dalam
menemukan  kondisi  dan  trend  yang  sulit  untuk  dideteksi  dengan  mempelajari masing-masing  komponen  yang  membentuk  rasio.  Seperti  alat  analisis  lainnya,
rasio  yang  paling  bermanfaat  bila  orientasi  ke  depan.  Hal  ini  berarti  kita  sering menyesuaikan  faktor-faktor  yang  mempengaruhi  rasio  untuk  kemungkinan  tren
dan ukurannya di masa depan.
Universitas Sumatera Utara
Rasio  keuangan  memiliki  keunggulan,  sehingga  para  pihak  pemakai laporan keuangan sering menggunakan rasio keuangan. Menurut Harahap 2006 :
298 ada beberapa keunggulan rasio keuangan yaitu : 1.
Rasio  merupakan  angka-angka  atau  ikhtisar  statistik  yang  lebih  mudah dibaca dan ditafsirkan.
2. Rasio merupakan pengganti yang sederhana dari informasi yang disajikan
laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit. 3.   Rasio mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain.
4.  Rasio  sangat  bermanfaat  untuk  bahan  dalam  mengisi  model-model pengambilan keputusan dan model prediksi z-score.
5.   Rasio menstandarisir size perusahaan. 6.  Dengan  rasio  lebih  mudah  memperbandingkan  perusahaan  dengan
perusahaan  lain  atau  melihat  perkembangan  perusahaan  secara  periodik atau time series.
7.  Dengan  rasio  lebih  mudah  melihat  tren  perusahaan  serta  melakukan prediksi di masa yang akan datang.
Namun  rasio  keuangan  juga  memiliki  kekurangan  menurut  David 2004:162 analisis rasio bukan memiliki keterbatasan yaitu:
1. rasio  keuangan  didasarkan  pada  data  akunting,  dan  perusahaan  berbeda
dalam  cara  melakukan  pos  seperti  depresiasi,  menilai  persediaan, pengeluaran litbang, biaya rencana pensiun, merger, dan pajak.
2. Faktor-faktor  musiman  dapat  mempengaruhi  rasio  perbandingan.  Oleh
karena  itu,  dengan  rasio  gabungan  tidak  secara  otomatis  menunjukkan perusahaan berperestasi dengan normal atau dikelola baik.
2.1.2.2 Jenis-jenis Rasio Keuangan
Secara umum, rasio yang digunakan untuk menganalisis laporan keuangan suatu perusahaan diklasifikasikan menjadi empat jenis yaitu :
1. Rasio Likuiditas
Rasio  likuiditas  mengukur  kemampuan  perusahaan  untuk  memenuhi kewajiban  keuangan  yang  harus  segera  dipenuhi  biasanya  dalam  jangka  pendek.
Kewajiban jangka pendek adalah utang  debt yang mesti dibayar dalam periode waktu yang sama yang dipakai dalam menentukan aktiva lancar. Pihak-pihak yang
Universitas Sumatera Utara
berkepentingan  dalam  menilai  tingkat  likuiditas  perusahaan  adalah  kreditor, seperti pemasok dan bankir.
Kelikuiditasan  perusahaan  diukur  dari  kemampuan  perusahaan  untuk memenuhi  kewajiban  jangka  pendeknya.  Perusahaan  dapat  dikatakan  likuid  bila
perusahaan  mampu  untuk  membayar  kewajiban  jangka  pendeknya,  seperti  utang dagang, utang gaji, utang pajak. Sebaliknya, perusahaan yang tidak mampu untuk
memenuhi kewajiban jangka pendeknya dikatakan illikuid atau tidak likuid. Rasio  likuiditas  dapat  dibagi  menjadi  beberapa  jenis.  Rasio  likuiditas
menurut  Simamora 2000:524  “antara lain rasio  lancar,  acid test  ratio,  putaran piutang dagang, dan putaran persediaan. Menurut Kasmir 2008:134 “jenis rasio
likuiditas  yang  ada  seperti  current  ratio,  quick  ratio  atau  acid  test  ratio,  cash ratio, rasio perputaran kas,
inventory to net working capital”. 2.
Rasio Solvabilitas Pendanaan  perusahaan  bersumber  dari  dua  pendanaan  yaitu  dari  kreditor
jangka  pendek  seperti  pemasok  dan  kreditor  jangka  panjang  seperti  pemegang saham. Rasio solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka panjangnya Wild, Subramanyam. 2010:46. Menurut Rahardjo 2008:118  “rasio  solvabilitas  adalah  kemampuan  perusahaan  untuk  memenuhi
kewajiban  jangka  pendek  dan  jangk a  panjangnya”.  Rasio  solvabilitas mengukur
kontribusi pemegang saham dibandingkan dengan dana yang berasal dari kreditor. Menurut Kasmir 2008:155 “beberapa jenis rasio solvabilitas yang sering
digunakan  perusahaan  adalah  debt  to  asset  ratio,  debt  to  equity  ratio,  long  term debt to equity ratio, tangible asset debt coverage, current liabilities to net worth,
Universitas Sumatera Utara
time  interest  earned,  dan fixed  charge  coverage”.  Sedangkan  menurut  Samosir
2000:533 ada dua rasio solvabilitas yaitu “rasio utang terhadap ekuitasdebt to equity ratio dan rasio waktu perolehan bungatimes interest earning.
3. Rasio Aktivitas
Rasio  aktivitas  merupakan  rasio  yang  digunakan  untuk  mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktivanya. Rasio ini mengukur tingkat
efisensi  pemanfaatan  sumber  daya  perusahaan.  Rasio  aktivitas  atau  pemanfaat asset menurut Wild, Subramanyam 2010:45 dapat dklasifikasikan menjadi “rasio
perputaran kas cash turover, rasio perputaran piutang usaha account receveible turnover,  rasio  perputaran  persediaan  inventory  turnover,  rasio  perputaran
modal  kerja  working  capital  turnover,  rasio  perputaran  aset  tetap  PPE turnover, dan rasio perputaran total aset total asset turnover.
4. Rasio Profitabilitas
Rasio  profitabilitas  merupakan  rasio  untuk  mengukur  kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Rasio ini memberi ukuran tingkat efektivitas
manajemen perusahaan.
Tujuan perusahaan
adalah mempertahankan
kelangsungan  hidupnya,  untuk  tetap  bertahan  perusahaan  harus  mampu  untuk menghasilkan laba. Bila perusahaan rugi, pihak kreditor akan mempertimbangkan
untuk  tetap  memberi  pinjaman  atau  menanamkan  modalnya  pada  perusahaan tersebut.
Menurut  Kasmir  2008:199  rasio  profitabilitas  dapat  diklasifikasikan menjadi 4 yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1. Profit margin  profit margin on sales  yang terdiri dari
a. Gross Profit margin
b. Net Profit Margin
2. Return On Investment ROI
3. Return On Equity ROE
4. Laba Per Lembar Saham
5. Rasio Ukuran Pasar
Rasio ini disebut juga market meansure  Wild, Subramanyam. 2010:45. Analisis rasio keuangan yang menjadi obyek penelitian bagi peneliti adalah rasio
ukuran pasar. Rasio ini adalah rasio yang paling sering dipergunakan oleh pihak investor di bursa efek.  Rasio ini menggambarkan kondisi atau keadaan prestasi
perusahaan di pasar modal. Indikator ini biasanya dipakai investor untuk mengukur tingkat ketertarikan terhadap harga saham tertentu.  Rasio ini
menunjukan perbandingan harga saham dipasar dengan nilai buku saham tersebut yang di gambarkan di Neraca.  Semakin tinggi rasio yang didapat, maka semakin
tinggi pula minat investor untuk membeli saham tersebut. Yang berdampak naiknya harga pasar saham di pasar modal.
2.1.3 Expected Return Saham
Menurut  Zubir  2011:2  “saham  adalah  sertifikat  bukti  kepemilikan sebuah  perusahaan.  pemilik  saham  berhak  atas  laba  perusahaan  yang  disebut
sebagai  deviden  dan  juga  menanggung  resiko  bila  perusahaan  merugi”.  Return kembalian merupakan tingkat keuntungan yang diperoleh pemodal atau investor
atas investasi yang dilakukan. Setiap investasi baik jangka pendek maupun jangka panjang  mempunyai  tujuan  pokok  untuk  mendapatkan  keuntungan  yang  disebut
Universitas Sumatera Utara
sebagai  return  baik  langsung  maunpun  tidak  langsung  Robert  Ang,  1997  dalam Faried . Dalam berinvestasi, investor yang rasional akan mempertimbangkan dua
hal  yaitu  pendapatan  yang  diharapkan  expected  return  dan  risiko  risk  yang terkandung  dari  alternatif  investasi  yang  dilakukan.  Komponen  Return  saham
terdiri dari dua macam  yaitu capital gain dan deviden yield. Capital gain adalah selisih  antara  harga  jual  dan  harga  beli  saham  per  lembar  dibagi  dengan  harga
beli, dan deviden yield adalah deviden per lembar dibagi dengan harga beli saham per lembar Zubir, 2011:4.
Untuk mengukur return saham ada dua cara menurut Zubir 2011:4 yang paling sering digunakan yaitu :
1. Rerata hitung arithmetic mean
rerata  hitung  yaitu  nilai  yang  dihitung  dengan  membagi  jumlah  suatu series angka atau data ΣRi dengan banyak data yang tersedia n. Nilai
rerata hitung merupakan ukuran terhadap central tendency suatu distribusi return selama periode tertentu.
2. Rerata ukur geometric mean
Rerata  ukur  banyak  digunakan  dalam  bidang  keuangan,  khususnya  untuk menghitung  tingkat  pertumbuhan  realisasi  perubahan  kekayaan  selama
beberapa  periode  yang  lalu.  Rerata  ukur  didefinisikan  sebagai  akar pangkat  dari  perkalian  return  relative  selama  n  periode  atau  disebut  juga
compound rate of return. Dalam  penelitian  ini  return  yang  diukur  adalah  return  portofolio.  Menurut
Zubir 2011:10 “return portofolio adalah selisih antara nilai pasar porfolio pada
Universitas Sumatera Utara
akhir  periode  dan  awal  periode  ditambah  deviden  dari  saham-saham  dalam portofolio yang diterima selama periode observasi, kemudian dibagi dengan nilai
investasi awal”. Rumus untuk Expected Return Saham adalah sebagai berikut :
Rp    = Dimana :
Rp :
rate of retun portofolio Vo
: nilai pasar portofolio pada awal periode
V1 :
nilai pasar pada akhir periode D1
: deviden yang diterima atas saham-saham dalam portofolio
pada akhir periode
2.1.4 Price Earning Ratio
Price  Earning  Ratio  PER  merupakan  rasio  pasar  yang  berhubungan dengan  laba  per  saham.  Price  Earning  Ratio  PER  merupakan  ukuran  nilai
penting  yang  digunakan  para  pemodal  di  bursa.  Rasio  ini  digunakan  sebagai metode  berjalan  going  concern  methods  dalam  menilai  saham  Tineke  2007.
Selama  perusahaan  merupakan  entitas  bisnis  yang  untung,  nilai  Riil  atau  nilai berjalan  di  cerminkan  melalui  keuntungan.  PER  yang  tinggi  menunjukkan
prospek yang baik pada harga saham, namun semakin tinggi pula resikonya. PER yang rendah dapat berarti laba perusahaan yang tinggi, dan potensi dividen yang
tinggi  pula.  Sedangkan,  menurut  Stice,  et  al 2009:807  “ratio  yang  tinggi
Universitas Sumatera Utara
biasanya  dikaitkan  dengan  perusahaan  yang  diramalkan  memiliki  pertumbuhan pesat di masa yang akan da
tang”. Price Earning Ratio PER menurut Wild, Subramanyam 2010:45
dihitung dengan rumus sebagai berikut : Price Earning Ratio =
Menurut Stice, et al 2009:810 rumus ini menggambarkan “jumlah yang
akan dibayarkan investor untuk setiap dolar dari laba. Price to Earning Ratio Mengindikasikan potensi pertumbuhan pada perusahaan”.
2.1.5  Price  Book Value
Salah  satu  rasio  dari  ukuran  pasar  market  meansure  adalah  price  to book,  atau    price  book  value  PBV.  Rasio  nilai  buku  terhadap  nilai  pasar,  yang
disebut  juga  book  to  market,  sering  digunakan  dalam  anlisis  investasi.  Menurut Stice,  et  al
2009:807  ”rasio  ini  mencerminkan  perbedaan  antara  nilai  dalam ne
raca perusahaan dengan nilai pasar sesungguhnya dari perusahaan”. Rasio buku terhadap  nilai  pasar  sebuah  perusahaan  seringkali  berada  di  bawah  dari  satu
karena  banyak  aset  dilaporkan  dengan  harga  perolehan,  yang  biasanya  lebih rendah dari nilai pasar.
Perusahaan  dengan  nilai  rasio  nilai  buku  terhadap  nilai  pasar  book  to market  yang  tinggi  akan  memperoleh  tingkat  pengembalian  saham  yang  tinggi
pada tahun berikutnya. Dengan alasan bahwa nilai buku akuntansi mencerminkan nilai  mendasar  yang  fundamental  dan  rasio  nilai  buku  terhadap  nilai  pasar  yang
tinggi mengindikasikan bahwa pasar terlalu rendah menilai suatu perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Untuk menghitung PBV terlebih dahulu dihitung nilai buku perlembar saham book value per share.
Menurut Tinneke 2007 ”book Value Per Share digunakan untuk mengukur nilai
share holder’s Equity atas setiap saham, dan besarnya dihitung dengan cara membagi total shareholder‟ s Equity dengan
jumlah saham yang diterbitkan outstanding shares”. Rumus untuk menghitung
book value per share adalah sebagai berikut : Book value per share   =
Setelah didapat book value per share nya, dapat dihitung PBV. Menurut Wild, Subramanyam dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Price to Book
=
2.1.6  Market Value Added
Sasaran utama dari kebanyakan perusahaan adalah untuk memaksimalkan kekayaan  pemegang  saham.  Sasaran  ini  tentu  menguntungkan  pemegang  saham.
MVA  sama  dengan  nilai  perusahaan  dikurang  dengan  nilai  buku  modal.  Dalam Tunggal  2008  :  12,  MVA  menyatakan  seberapa  besar  kemakmuran  yang
diciptakan  atau  dihilangkan  oleh  perusahaan.  MVA  menunjukkan  berapa  besar kekayaan  atau  keuntungan  yang  mampu  dihasilkan  perusahaan  bagi  pemegang
saham,  apabila  ia  menjual  sahamnya  pada  saat  itu.  Dalam  Houstan  2006  :  68, MVA dihitung dengan rumus:
Universitas Sumatera Utara
MVA= Nilai pasar saham – Ekuitas modal yang diberikan oleh pemegang saham
MVA = saham beredarharga saham – Total ekuitas saham biasa
Kelebihan Market  Value  Added MVA  menurut  Zaky  dan  Ary 2002:139, MVA merupakan ukuran tunggal dan dapat berdiri sendiri yang tidak
membutuhkan  analisis trend maupun  norma  industry  sehingga  bagi  pihak manajemen  dan  penyedia  dana  akan  lebih  mudah  dalam  menilai  kinerja
perusahaan.  Sedangakan  kelemahan  MVA  adalah,  MVA  hanya  dapat diaplikasikan pada perusahaan yang sudah go public saja.
2.2  Tinjauan Penelitian Terdahulu