Landasan Teori .1 Analisis Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan

2.1.1.1 Pengertian Analisis Laporan keuangan

Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi, yaitu berupa ringkasan atau ikhtisar peristiwa-peristiwa keuangan suatu perusahaan untuk suatu periode tertentu. Oleh sebab itu untuk memberikan suatu batasan yang baik, maka terlebih dahulu akan diberikan pengertian akuntansi. Warren Reeve Fess, 2006 : 10 “akuntansi adalah sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan”. Warren Reeve Fess, 2006 : 24 mengatakan bahwa “laporan keuangan merupakan laporan akuntansi yang menghasilkan informasi bagi pemakai yang diperoleh dari transaksi yang dicatat dan diikhtisarkan”. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa laporan keuangan meliputi laporan laba rugi, laporan ekuitas pemilik, laporan posisi keuangan, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Menurut Stice, et al 2009:791 “analisis laporan keuangan adalah mempelajari hubungan antara angka-angka dalam laporan keuangan dan tren dari angka- angka tersebut dari waktu ke waktu”. Salah satu tujuan analisis laporan keuangan adalah menggunakan kinerja masa lalu untuk memprediksi profitabilitas Universitas Sumatera Utara dan arus kas sebuah perusahaan di masa mendatang. Tujuan lain dari analisis laporan keuangan adalah untuk mengevaluasi kinerja sebuah perusahaan dengan maksud mengidentifikasikan letak masalah yang ada. Analisis laporan keuangan memiliki sifat diagnostik, mengidentifikasi letak-letak masalah perusahaan, dan prognostik, memprediksi kinerja perusahaan di masa mendatang. Sebagian besar informasi berguna saat informasi tersebut dapat dibandingkan dengan beberapa patokan tertentu. Dalam buku Stice, et al 2009:792 “The Accounting Principles Board menyatakan bahwa perbandingan laporan keuangan akan menjadi paling informatif dan berguna jika memiliki kriteria sebagai berikut ini : 1. Ditampilkan dalam format yang baik: maksudnya pengaturan untuk setiap laporan harus sama. 2. Isi dari laporan sama; maksudnya memiliki pos-pos yanng sama dalam pencatatan akuntansi yang mendasari dan diklasifikasikan berdasarkan penjelasan yang sama. 3. Prinsip-prinsip akuntansi tidak diubah, atau, jika diubah, pengaruh keuangan dari perubahan diungkapkan. 4. Perubahan dalam keadaan atau dalam sifat transaksi yang mendasari diungkapkan Untuk melakukan analisis laporan keuangan diperlukan metode dan analisis yang tepat. Tujuan penentuan metode dan teknik analisis yang tepat adalah agar laporan keuangan tersebut dapat memberikan hasil yang maksimal. Selain itu, pengguna hasil analisis tersebut dapat dengan mudah untuk menginterpretasikannya. Terdapat dua metode analisis laporan keuangan yang biasa dipakai menurut Kasmir, 2008:69 yaitu sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 1. Analisis Vertikal Statis Analisis vertikal merupakan analisis yang dilakukan terhadap hanya satu Periode laporan keuangan saja. Analisis dilakukan antara pos-pos yang ada, dalam satu periode. Informasi yang diperoleh hanya untuk satu periode saja dan tidak diketahui perkembangan ke periode selanjutnya. 2. Analisis Horizontal Dinamis Analisis horizontal merupakan analisis yang dilakukan dengan membandingkan keuangan untuk beberapa periode. Dari hasil analisis ini akann terlihat perkembangan perusahaan dari periode yang satu ke periode yang lain.

2.1.1.2 Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan

Laporan keuangan dirancang untuk membantu pemakai laporan dalam mengidentifikasi hubungan-hubungan dan trend-trend yang terjadi. Kinerja masa lalu sering merupakan indikator baik mengenai kinerja di masa yang akan datang. Pihak-pihak yang membutuhkan seperti kreditor dan pemegang saham perlu mengetahui posisi keuangan perusahaan. Dengan mengetahui posisi keuangan, setelah dilakukan analisis laporan keuangan, akan terlihat kinerja perusahaan apakah mencapai target yang telah direncanakan sebelumnya. Ada beberapa tujuan dan manfaat analisis laporan keuangan bagi berbagai pihak dengan adanya analisis laporan keuangan menurut Harahap 2008:195 terdapat beberapa tujuan dari analisis laporan keuangan, yaitu : 1. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat dari laporan keuangan biasa. 2. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata explicit dari suatu laporan keuangan atau yang berada dibalik laporan keuangan implicit 3. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan. 4. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan. Universitas Sumatera Utara 5. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model- model dan teori-teori yang terdapat di lapangan sperti prediksi, peningkatan rating 6. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan. Dengan perkataan lain apa yang dimaksudkan dari suatu laporan keuangan merupakan tujuan analisa laporan keuangan juga antara lain: 1 dapat menilai prestasi perusahaan. 2 dapat memproyeksi keuangan perusahaan. 3 dapat menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekarang dari aspek waktu tertentu: a. Posisi keuangan Asset, neraca dan modal b. Hasil usaha perusahaan c. Likuiditas d. Solvabilitas e. Aktivitas f. Rentabilitas g. Indikator pasar modal 4 menilai perkembangan dari waktu ke waktu 5 melihat komposisi struktur keuangan, arus dana. 7. Dapat menetukan peringkat rating perusahaan menurut kriteria tertentu yang sudah dikenal dalam dunia bisnis. 8. Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan periode sebelumnya atau dengan standar industri normal atau standar ideal. 9. Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan, baik posisi keuanga, hasil usaha, struktur keuangan, dan sebagainya. 10. Bisa juga memprediksi potensi apa yang mungkin dialami perusahaan di masa yang akan datang. Analisis laporan keuangan juga memiliki manfaat. Ada beberapa manfaat bagi perusahaan dalam penggunaan anlisis laporan keuangan menurut Kasmir 2008:68. Secara umum dikatakan bahwa manfaat analisis laporan keuangan adalah : 1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode; 2. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan; 3. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki; Universitas Sumatera Utara 4. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini; 5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal; 6. Dapat digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai.

2.1.2 Rasio Keuangan

2.1.2.1 Pengertian Rasio Keuangan

Rasio keuangan atau analisis rasio ratio analysis ” merupakan salah satu alat analisis keuangan yang populer dan banyak digunakan”Wild, Subramanyam, 2010:40. Rasio keuangan perannya penting dan dapat menjadi pedoman dalam mengevaluasi kegiatan aktivitas perusahaan, selain itu membandingkan kinerja dan hasil yang dicapai perusahaan antara periode tahun- tahun sebelumnya. Juga dapat menjadi ukuran perbandingan dengan perusahaan lainnya. Rasio merupakan alat untuk menyediakan pandangan terhadap kondisi yang mendasari. Rasio yang diinterpretasikan dengan tepat mengidentifikasi area yang memerlukan investigasi yang lebih lanjut. Analisis rasio dapat mengungkapkan hubungan penting dan menjadi dasar perbandingan dalam menemukan kondisi dan trend yang sulit untuk dideteksi dengan mempelajari masing-masing komponen yang membentuk rasio. Seperti alat analisis lainnya, rasio yang paling bermanfaat bila orientasi ke depan. Hal ini berarti kita sering menyesuaikan faktor-faktor yang mempengaruhi rasio untuk kemungkinan tren dan ukurannya di masa depan. Universitas Sumatera Utara Rasio keuangan memiliki keunggulan, sehingga para pihak pemakai laporan keuangan sering menggunakan rasio keuangan. Menurut Harahap 2006 : 298 ada beberapa keunggulan rasio keuangan yaitu : 1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan. 2. Rasio merupakan pengganti yang sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit. 3. Rasio mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain. 4. Rasio sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi z-score. 5. Rasio menstandarisir size perusahaan. 6. Dengan rasio lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series. 7. Dengan rasio lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang. Namun rasio keuangan juga memiliki kekurangan menurut David 2004:162 analisis rasio bukan memiliki keterbatasan yaitu: 1. rasio keuangan didasarkan pada data akunting, dan perusahaan berbeda dalam cara melakukan pos seperti depresiasi, menilai persediaan, pengeluaran litbang, biaya rencana pensiun, merger, dan pajak. 2. Faktor-faktor musiman dapat mempengaruhi rasio perbandingan. Oleh karena itu, dengan rasio gabungan tidak secara otomatis menunjukkan perusahaan berperestasi dengan normal atau dikelola baik.

2.1.2.2 Jenis-jenis Rasio Keuangan

Secara umum, rasio yang digunakan untuk menganalisis laporan keuangan suatu perusahaan diklasifikasikan menjadi empat jenis yaitu : 1. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera dipenuhi biasanya dalam jangka pendek. Kewajiban jangka pendek adalah utang debt yang mesti dibayar dalam periode waktu yang sama yang dipakai dalam menentukan aktiva lancar. Pihak-pihak yang Universitas Sumatera Utara berkepentingan dalam menilai tingkat likuiditas perusahaan adalah kreditor, seperti pemasok dan bankir. Kelikuiditasan perusahaan diukur dari kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dapat dikatakan likuid bila perusahaan mampu untuk membayar kewajiban jangka pendeknya, seperti utang dagang, utang gaji, utang pajak. Sebaliknya, perusahaan yang tidak mampu untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dikatakan illikuid atau tidak likuid. Rasio likuiditas dapat dibagi menjadi beberapa jenis. Rasio likuiditas menurut Simamora 2000:524 “antara lain rasio lancar, acid test ratio, putaran piutang dagang, dan putaran persediaan. Menurut Kasmir 2008:134 “jenis rasio likuiditas yang ada seperti current ratio, quick ratio atau acid test ratio, cash ratio, rasio perputaran kas, inventory to net working capital”. 2. Rasio Solvabilitas Pendanaan perusahaan bersumber dari dua pendanaan yaitu dari kreditor jangka pendek seperti pemasok dan kreditor jangka panjang seperti pemegang saham. Rasio solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya Wild, Subramanyam. 2010:46. Menurut Rahardjo 2008:118 “rasio solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dan jangk a panjangnya”. Rasio solvabilitas mengukur kontribusi pemegang saham dibandingkan dengan dana yang berasal dari kreditor. Menurut Kasmir 2008:155 “beberapa jenis rasio solvabilitas yang sering digunakan perusahaan adalah debt to asset ratio, debt to equity ratio, long term debt to equity ratio, tangible asset debt coverage, current liabilities to net worth, Universitas Sumatera Utara time interest earned, dan fixed charge coverage”. Sedangkan menurut Samosir 2000:533 ada dua rasio solvabilitas yaitu “rasio utang terhadap ekuitasdebt to equity ratio dan rasio waktu perolehan bungatimes interest earning. 3. Rasio Aktivitas Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktivanya. Rasio ini mengukur tingkat efisensi pemanfaatan sumber daya perusahaan. Rasio aktivitas atau pemanfaat asset menurut Wild, Subramanyam 2010:45 dapat dklasifikasikan menjadi “rasio perputaran kas cash turover, rasio perputaran piutang usaha account receveible turnover, rasio perputaran persediaan inventory turnover, rasio perputaran modal kerja working capital turnover, rasio perputaran aset tetap PPE turnover, dan rasio perputaran total aset total asset turnover. 4. Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Rasio ini memberi ukuran tingkat efektivitas manajemen perusahaan. Tujuan perusahaan adalah mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk tetap bertahan perusahaan harus mampu untuk menghasilkan laba. Bila perusahaan rugi, pihak kreditor akan mempertimbangkan untuk tetap memberi pinjaman atau menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Menurut Kasmir 2008:199 rasio profitabilitas dapat diklasifikasikan menjadi 4 yaitu : Universitas Sumatera Utara 1. Profit margin profit margin on sales yang terdiri dari a. Gross Profit margin b. Net Profit Margin 2. Return On Investment ROI 3. Return On Equity ROE 4. Laba Per Lembar Saham 5. Rasio Ukuran Pasar Rasio ini disebut juga market meansure Wild, Subramanyam. 2010:45. Analisis rasio keuangan yang menjadi obyek penelitian bagi peneliti adalah rasio ukuran pasar. Rasio ini adalah rasio yang paling sering dipergunakan oleh pihak investor di bursa efek. Rasio ini menggambarkan kondisi atau keadaan prestasi perusahaan di pasar modal. Indikator ini biasanya dipakai investor untuk mengukur tingkat ketertarikan terhadap harga saham tertentu. Rasio ini menunjukan perbandingan harga saham dipasar dengan nilai buku saham tersebut yang di gambarkan di Neraca. Semakin tinggi rasio yang didapat, maka semakin tinggi pula minat investor untuk membeli saham tersebut. Yang berdampak naiknya harga pasar saham di pasar modal.

2.1.3 Expected Return Saham

Menurut Zubir 2011:2 “saham adalah sertifikat bukti kepemilikan sebuah perusahaan. pemilik saham berhak atas laba perusahaan yang disebut sebagai deviden dan juga menanggung resiko bila perusahaan merugi”. Return kembalian merupakan tingkat keuntungan yang diperoleh pemodal atau investor atas investasi yang dilakukan. Setiap investasi baik jangka pendek maupun jangka panjang mempunyai tujuan pokok untuk mendapatkan keuntungan yang disebut Universitas Sumatera Utara sebagai return baik langsung maunpun tidak langsung Robert Ang, 1997 dalam Faried . Dalam berinvestasi, investor yang rasional akan mempertimbangkan dua hal yaitu pendapatan yang diharapkan expected return dan risiko risk yang terkandung dari alternatif investasi yang dilakukan. Komponen Return saham terdiri dari dua macam yaitu capital gain dan deviden yield. Capital gain adalah selisih antara harga jual dan harga beli saham per lembar dibagi dengan harga beli, dan deviden yield adalah deviden per lembar dibagi dengan harga beli saham per lembar Zubir, 2011:4. Untuk mengukur return saham ada dua cara menurut Zubir 2011:4 yang paling sering digunakan yaitu : 1. Rerata hitung arithmetic mean rerata hitung yaitu nilai yang dihitung dengan membagi jumlah suatu series angka atau data ΣRi dengan banyak data yang tersedia n. Nilai rerata hitung merupakan ukuran terhadap central tendency suatu distribusi return selama periode tertentu. 2. Rerata ukur geometric mean Rerata ukur banyak digunakan dalam bidang keuangan, khususnya untuk menghitung tingkat pertumbuhan realisasi perubahan kekayaan selama beberapa periode yang lalu. Rerata ukur didefinisikan sebagai akar pangkat dari perkalian return relative selama n periode atau disebut juga compound rate of return. Dalam penelitian ini return yang diukur adalah return portofolio. Menurut Zubir 2011:10 “return portofolio adalah selisih antara nilai pasar porfolio pada Universitas Sumatera Utara akhir periode dan awal periode ditambah deviden dari saham-saham dalam portofolio yang diterima selama periode observasi, kemudian dibagi dengan nilai investasi awal”. Rumus untuk Expected Return Saham adalah sebagai berikut : Rp = Dimana : Rp : rate of retun portofolio Vo : nilai pasar portofolio pada awal periode V1 : nilai pasar pada akhir periode D1 : deviden yang diterima atas saham-saham dalam portofolio pada akhir periode

2.1.4 Price Earning Ratio

Price Earning Ratio PER merupakan rasio pasar yang berhubungan dengan laba per saham. Price Earning Ratio PER merupakan ukuran nilai penting yang digunakan para pemodal di bursa. Rasio ini digunakan sebagai metode berjalan going concern methods dalam menilai saham Tineke 2007. Selama perusahaan merupakan entitas bisnis yang untung, nilai Riil atau nilai berjalan di cerminkan melalui keuntungan. PER yang tinggi menunjukkan prospek yang baik pada harga saham, namun semakin tinggi pula resikonya. PER yang rendah dapat berarti laba perusahaan yang tinggi, dan potensi dividen yang tinggi pula. Sedangkan, menurut Stice, et al 2009:807 “ratio yang tinggi Universitas Sumatera Utara biasanya dikaitkan dengan perusahaan yang diramalkan memiliki pertumbuhan pesat di masa yang akan da tang”. Price Earning Ratio PER menurut Wild, Subramanyam 2010:45 dihitung dengan rumus sebagai berikut : Price Earning Ratio = Menurut Stice, et al 2009:810 rumus ini menggambarkan “jumlah yang akan dibayarkan investor untuk setiap dolar dari laba. Price to Earning Ratio Mengindikasikan potensi pertumbuhan pada perusahaan”.

2.1.5 Price Book Value

Salah satu rasio dari ukuran pasar market meansure adalah price to book, atau price book value PBV. Rasio nilai buku terhadap nilai pasar, yang disebut juga book to market, sering digunakan dalam anlisis investasi. Menurut Stice, et al 2009:807 ”rasio ini mencerminkan perbedaan antara nilai dalam ne raca perusahaan dengan nilai pasar sesungguhnya dari perusahaan”. Rasio buku terhadap nilai pasar sebuah perusahaan seringkali berada di bawah dari satu karena banyak aset dilaporkan dengan harga perolehan, yang biasanya lebih rendah dari nilai pasar. Perusahaan dengan nilai rasio nilai buku terhadap nilai pasar book to market yang tinggi akan memperoleh tingkat pengembalian saham yang tinggi pada tahun berikutnya. Dengan alasan bahwa nilai buku akuntansi mencerminkan nilai mendasar yang fundamental dan rasio nilai buku terhadap nilai pasar yang tinggi mengindikasikan bahwa pasar terlalu rendah menilai suatu perusahaan. Universitas Sumatera Utara Untuk menghitung PBV terlebih dahulu dihitung nilai buku perlembar saham book value per share. Menurut Tinneke 2007 ”book Value Per Share digunakan untuk mengukur nilai share holder’s Equity atas setiap saham, dan besarnya dihitung dengan cara membagi total shareholder‟ s Equity dengan jumlah saham yang diterbitkan outstanding shares”. Rumus untuk menghitung book value per share adalah sebagai berikut : Book value per share = Setelah didapat book value per share nya, dapat dihitung PBV. Menurut Wild, Subramanyam dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : Price to Book =

2.1.6 Market Value Added

Sasaran utama dari kebanyakan perusahaan adalah untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham. Sasaran ini tentu menguntungkan pemegang saham. MVA sama dengan nilai perusahaan dikurang dengan nilai buku modal. Dalam Tunggal 2008 : 12, MVA menyatakan seberapa besar kemakmuran yang diciptakan atau dihilangkan oleh perusahaan. MVA menunjukkan berapa besar kekayaan atau keuntungan yang mampu dihasilkan perusahaan bagi pemegang saham, apabila ia menjual sahamnya pada saat itu. Dalam Houstan 2006 : 68, MVA dihitung dengan rumus: Universitas Sumatera Utara MVA= Nilai pasar saham – Ekuitas modal yang diberikan oleh pemegang saham MVA = saham beredarharga saham – Total ekuitas saham biasa Kelebihan Market Value Added MVA menurut Zaky dan Ary 2002:139, MVA merupakan ukuran tunggal dan dapat berdiri sendiri yang tidak membutuhkan analisis trend maupun norma industry sehingga bagi pihak manajemen dan penyedia dana akan lebih mudah dalam menilai kinerja perusahaan. Sedangakan kelemahan MVA adalah, MVA hanya dapat diaplikasikan pada perusahaan yang sudah go public saja.

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu