Selain itu, uji normalitas juga dapat dilakukan dengan melakukan analisis grafik  normal  probability  plot  dan  grafik  histogram.  Dasar  pengambilan
keputusan dalam uji normalitas menurut Ghozali 2005:110 sebagai berikut : 1
Jika  data  menyebar  disekitar  garis  diagonal  dan  mengikuti  arah  garis diagonal  atau  grafik  histogramnya  menunjukkan  pola  distribusi  normal,
mmaka model regresi memenuhi asumsi normalitas dan 2
Jika  data  menyebar  jauh  dari  diagonal  dan    atau  tidak  mengikuti  arah garis  diagonal  atau  grafik  histogram  tidak  menunjukkan  pola  distribusi
normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Multikolinearitas
Uji  multikolinearitas  bertujuan  untuk  menguji  apakah  model  regresi ditemukan adanya kolerasi antara variabel independen. Uji multikolinearitas dapat
dilakukan  dengan  melakukan  uji  korelasi  antara  variabel  independen  dengan menggunakan tolerance dan varians inflating faktor VIF. VIF merupakan suatu
jumlah  yang  menunjukkan  variabel  independen  dapat  dijelaskan  oleh  variabel independen lain dalam persamaan regresi. Untuk mengetahui terjadi atau tidaknya
multikolinearitas dapat diketahui dengan kriteria berikut ini: Jika VIF  10, maka tidak terjadi multikolineritas
Jika VIF  10, maka terjadi multikolinearitas Jika tolerance  0.01, maka terjadi multikolinearitas
Universitas Sumatera Utara
Jika tolerance  0.01, maka tidak terjadi multikolinearitas
c. Uji Heteroskedastisitas
Menurut  Ghozali  2005:105  “uji  heteroskedastisitas  bertujuan  menguji apakan  dalam  model  regresi  terjadi  ketidaksamaan  variance  dari  residual  satu
pengamatan  ke  pengamatan  yang  lain”.  Model  regresi  yang  baik  adalah  tidak terjadinya
heteroskedastisitas. Cara
mendeteksi ada
atau tidaknya
heteroskedastisitas  adalah  dengan  melihat  grafik  scatterplot  antara  nilai  prediksi variabel  dependen.  Menurut  Ghozali  2005:105  dasar  analisis  menetukan  ada
atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu : 1
Jika  ada  pola  tertentu,  seperti  titik  yang  ada  membentuk  pola  tertentu yang  teratur  bergelombang,  melebar  kemudian  menyempit,  maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. 2
Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik yang menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Menurut  Ghozali 2005:95  “uji  autokorelasi bertujuan  menguji  apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode
t dengan kesalahan pengganggu pada periode t- 1 sebelumnya”. Cara yang dapat
dilakukan  untuk  mendeteksi  ada  atau  tidaknya  autokorelasi  adalah  dengan melakukan uji Durbin Watson.
Universitas Sumatera Utara
3.7 Pengujian Hipotesis