2.2.2 Faktor-faktor yang Memengaruhi Produktivitas
Pada dasarnya produktivitas dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu beban kerja, kapasitas kerja, dan beban tambahan akibat lingkungan kerja. Beban kerja
berhubungan dengan beban fisik, mental maupun sosial yang memengaruhi tenaga kerja. Kapasitas kerja berkaitan dengan kemampuan untuk menyelesaikan
pekerjaan pada waktu tertentu sedangkan beban tambahan akibat lingkungan kerja meliputi faktor fisik, kimia, dan faktor pada pekerja sendiri yang meliputi faktor
biologi, fisiologis, dan psikologis. Banyak faktor yang memengaruhi produktivitas baik terhadap pekerja itu sendiri maupun terhadap lingkungan pekerjaannya.
Menurut Hariandja 2002, faktor –faktor yang memengaruhi produktivitas adalah:
a. kemampuan; kecakapan yang dimiliki berdasarkan pengetahuan, lingkungan kerja yang menyenangkan menambah kemampuan pekerja.
b. sikap; yang menyangkut perangai pekerja yang banyak dihubungkan dengan moral dan semangat kerja.
c. situasi dan keadaan lingkungan; faktor ini menyangkut fasilitas dan keadaan dimana semua pekerja dapat bekerja dengan tenang serta sistem kompensasi
yang ada. d. motivasi; tiap pekerja perlu diberikan dorongan dalam usaha meningkatkan
produktivitas. e. upah; upah atau gaji minimum yang tidak sesuai dengan peraturan pemerintah
dapat menyebabkan penurunan produktivitas kerja.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Muchdarsyah Sinungun 2005 tinggi rendahnya produktivitas seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain; manusia, modal, metode
proses, lingkungan organisasi internal, lingkungan produksi, lingkungan negara eksternal, lingkungan internal maupun regional dan umpan balik.
Menurut Suma’mur P.K. 2009 selain faktor kesehatan, ada beberapa faktor yang juga memengaruhi tingkat produktivitas yaitu motivasi kerja, latar
belakang pendidikan, keterampilan tenaga kerja, profesionalitas, pengalaman, kompetensi kerja, tingkat kesejahteraan, jaminan kontiniutas kerja, jaminan sosial,
adanya apresiasi, hubungan kerja dan hubungan industrial, citra perusahaan, serta lingkungan sosial budaya. Untuk itu, kesehatan bukanlah faktor utama yang
menentukan produktivitas, namun tanpa kesehatan tidak mungkin produktivitas
yang baik dapat diwujudkan. 2.2.3 Pengukuran Produktivitas
Menurut Yuniasih dan Suwanto 2008 bahwa produktivitas dapat diukur dengan dua standar utama yaitu produktivitas fisik dan produktivitas nilai.
Produktivitas fisik dapat diukur dari aspek kuantitas dan kualitas produk yang dihasilkan, sedangkan produktivitas nilai dapat diukur atas dasar nilai-nilai
kemampuan sikap, perilaku, disiplin, motivasi, kerjasama dan komitmen terhadap pekerjaannya.
Pengukuran produktivitas merupakan suatu alat manajemen yang penting di semua tingkatan ekonomi. Pada perusahaan pengukuran produktivitas terutama
digunakan sebagai sarana manajemen untuk menganalisa dan mendorong efisiensi produksi. Manfaat lain yang diperoleh dari pengukuran produktivitas terlihat pada
Universitas Sumatera Utara
penempatan perusahaan yang tetap seperti dalam menentukan target atau sasaran tujuan yang nyata dan pertukaran informasi antara pekerja dan manajemen secara
periodik terhadap masalah-masalah yang saling berkaitan Muchdarsyah Sinungan, 2003.
Menurut Muchdarsyah Sinungan, 2003 terdapat beberapa hal yang memengaruhi kelayakan produktivitas pekerja yang kemudian dijadikan indikator
dalam pengukuran produktivitas, yaitu:
1. Kondisi Organisasi
Kondisi organisasi adalah pertimbangan-pertimbangan rasional dalam lingkungan
kerja yang
ditimbulkan oleh
pekerjaan-pekerjaan dalam
pengorganisasian baik secara emosi maupun bawah sadar yang kemudian berpengaruh pada tingkah laku pekerja.
2. Kelelahan yang dipaksakan
Kelelahan dapat mengurangi aktivitas yang akhirnya mengakibatkan ketidakmampuan meneruskan pekerjaan secara maksimal. Jika didorong
keinginan yang kuat seseorang akan dapat bekerja cukup lama tanpa merasa letih, padahal sebenarnya mereka merasakan kelelahan pikiran.
3. Kejenuhan
Perasaan jenuh ini berkaitan dengan kecerdasan individu, tingkat keterampilan keahlian, kepandaian, dan usia. Beberapa dampak dari kejenuhan
antara lain: stress, depresi, malas bekerja, dan canggung meneruskan pekerjaan.
Universitas Sumatera Utara
4. Peristiwa Kerja
Peristiwa-peristiwa kerja yang di maksud adalah situasi yang tidak terkontrol yang dapat menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan.
5. Kecelakaan Kerja
Kecelakaan kerja biasanya diakibatkan oleh sebab-sebab yang beragam dan saling berhubungan yaitu sebab intrinsik, antara lain: kondisi tubuh, usia,
pengalaman, dan psikologis serta sebab ekstrinsik berkaitan dengan lingkungan kerja, antara lain: alat yang digunakan, jenis pekerjaan, dan tempat kerja.
Dapat disimpulkan bahwa seseorang sudah bekerja dengan produktif apabila sudah menunjukkan output kerja yang sudah mencapai ketentuan minimal
hingga maksimal. Ketentuan ini berdasarkan hasil besaran keluaran yang dihasilkan secara normal dan diselesaikan dalam jangka waktu yang sesuai dan
layak di dalam suatu perusahaan.
2.3 Pemanen Kelapa Sawit