Hubungan Kelelahan Dengan Produktivitas Pada Pekerja di PT Anugerah Sawit Makmur, Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2016

(1)

LAMPIRAN 1

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN KELELAHAN DAN PRODUKTIVITAS PADA PEKERJA DI PT ANUGERAH SAWIT MAKMUR, KABUPATEN

LABUHAN BATU UTARA TAHUN 2016

Responden yang terhormat,

Bersama ini saya mohon kesedian Bapak untuk mengisi daftar kuesioner yang diberikan. Informasi yang Bapak berikan hanya semata-mata untuk data penelitian dalam rangka penyusunan tugas akhir dengan judul “Hubungan Kelelahan dengan Produktivitas Pada Pekerja di PT Anugerah Sawit Makmur, Kabupaten

Labuhanbatu Utara Tahun 2016”. Pada program sarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Informasi yang Bapak berikan merupakan bantuan yang sangat berarti dalam penyelesaian penelitian ini. Atas perhatian Bapak, saya ucapkan terimakasih.

Ttd. Persetujuan Menjadi Responden

I. Identitas Responden

Nama :

Umur : ...tahun

Tamatan : SD/SLTP/SLTA/PT

Masa Kerja :

Status Perkawinan : Jumlah Tanggungan :


(2)

1. Bacalah baik-baik setiap butir pertanyaan

2. Berilah tanda () pada kolom yang telah disediakan

3. Dimohon semua butir pertanyaan dapat diisi dan tidak ada yang terlewatkan

4. Dimohon memberikan tanggapan atau pernyataan yang terdapat pada kuesioner berikut, sesuai dengan keadaan, pendapat atau perasaan Anda pada saat skala ini diisi bukan berdasarkan pendapat umum atau pendapat orang lain

III. Kuesioner Subjective Self Rating Test dari Industrial Fatique Research

Committee (IFRC)

Keterangan :

Sangat Sering (Jika hampir setiap hari terasa dalam 1 minggu) Sering (3-4 hari terasa dalam seminggu)

Kadang-Kadang (1-2 hari terasa dalam seminggu) Tidak Pernah (tidak pernah merasa dalam seminggu)

Apakah pada saat Anda bekerja, Anda merasakan hal-hal sebagai berikut :

No Gejala Kelelahan SS S KK TP

1 Kepala Anda terasa nyeri 2 Merasa lelah diseluruh badan 3 Kaki Anda terasa nyeri 4 Frekuensi Anda menguap 5 Pikiran Anda kacau 6 Anda mengantuk 7 Mata terasa berat (ingin


(3)

8 Kaku dan canggung untuk bergerak

9 Tidak seimbang dalam berdiri 10 Merasa ingin berbaring 11 Merasa susah untuk berfikir 12 Lelah berbicara

13 Merasa gugup 14 Sulit berkonsentrasi 15 Sulit untuk memfokuskan

perhatian

16 Cenderung untuk lupa 17 Kurang kepercayaan 18 Cemas terhadap sesuatu 19 Tidak dapat mengontrol sikap 20 Tidak dapat tekun dalam bekerja 21 Sakit kepala

22 Bahu terasa kaku 23 Merasa nyeri di bagian

punggung

24 Sesak nafas/ sulit untuk bernafas 25 Merasa haus


(4)

27 Merasa pusing

28 Kelopak mata terasa berat (untuk dibuka)

29 Gemetar pada bagian tubuh tertentu


(5)

(6)

(7)

LAMPIRAN 4 MASTER DATA

no umr u m k mk k m k dd k j t s p p 1 p 2 p 3 p 4 p 5 p 6 p 7 p 8 p 9 p1 0 p 1 1 p1 2 p 1 3 p 1 4 p 1 5 p 1 6 p 1 7 p 1 8 p 1 9 p 2 0 p 2 1 p 2 2 p 2 3 p 2 4 p 2 5 p 2 6 p 2 7 p 2 8 p 2 9 p 3 0

stpk ka tl pro 1 pro 2 pro 3 pro 4 pro 5 pro

6 totp ratp k a t p

1 58 7 4 1 3 4 2 0 3 3 0 0 3 1 2 2 1 1 2 2 1 2 2 1 2 1 0 1 2 3 1 2 2 2 1 2 2 47 2 45 42 55 53 46 54 295 49 1

2 38 3 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 0 0 2 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 2 3 3 1 2 2 1 1 2 1 45 2 46 46 42 57 53 50 294 49 1

3 43 4 6 2 3 3 2 0 3 3 0 0 0 1 2 0 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 3 1 1 2 1 1 1 1 1 45 2 44 44 53 48 54 53 296 49 1

4 36 3 5 1 3 2 2 0 2 0 0 1 2 0 2 0 1 1 1 1 1 0 2 1 2 1 1 1 3 3 2 1 1 1 1 0 1 22 0 40 50 54 53 53 53 303 51 2

5 31 2 4 1 3 2 2 2 3 3 0 0 0 1 2 0 1 0 1 1 1 1 3 1 2 2 1 1 3 3 1 2 1 1 1 1 1 45 2 42 42 55 54 47 53 293 49 1

6 34 2 4 1 3 2 2 0 3 2 0 1 2 0 2 1 1 0 1 1 1 1 2 1 2 1 1 2 3 3 1 2 1 1 1 1 1 38 1 35 54 52 54 52 54 301 50 2

7 35 2 3 1 3 3 2 1 1 2 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 3 0 3 2 0 1 3 2 1 2 1 1 0 1 0 49 2 30 46 52 42 50 54 274 46 1

8 41 4 4 1 3 4 2 1 3 3 1 0 2 0 1 0 1 0 0 1 1 1 2 1 2 2 1 1 3 2 1 3 1 1 1 1 0 37 1 45 44 52 54 54 54 303 51 2

9 43 4 6 2 2 4 2 1 3 2 0 1 1 1 2 0 1 0 0 0 1 1 2 0 2 1 1 1 3 2 1 1 1 2 1 0 0 45 2 43 55 48 50 54 53 303 51 2

10 50 5 15 3 2 3 2 0 1 3 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 2 1 2 1 0 1 3 3 1 3 1 1 0 1 0 27 2 43 53 46 52 54 47 295 49 1

11 29 1 11 3 3 1 2 1 3 1 1 0 2 0 0 0 1 0 0 1 1 1 2 1 2 2 2 1 1 3 2 2 1 1 1 1 1 25 1 46 46 53 48 50 53 296 49 1

12 34 2 10 2 3 2 2 1 3 2 0 0 1 1 2 0 0 0 1 0 1 1 2 0 2 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 0 1 31 2 43 55 52 54 54 53 311 52 2

13 43 4 11 3 2 3 2 0 3 2 1 0 1 1 2 1 1 0 1 0 1 1 2 1 2 1 2 1 3 2 2 3 1 1 0 1 1 38 1 46 51 51 48 53 52 301 50 2

14 41 4 7 2 2 3 2 0 2 2 0 0 3 1 0 1 1 0 1 1 1 1 2 0 2 1 2 1 3 2 1 2 1 1 1 0 0 45 2 46 42 53 54 48 51 294 49 1

15 31 2 5 1 3 3 2 1 1 3 0 0 1 1 3 0 1 0 1 1 1 1 2 1 2 0 2 1 0 3 1 1 0 1 1 0 0 45 2 46 46 49 53 53 48 295 49 1

16 37 3 15 3 3 4 2 1 2 3 1 0 0 1 2 1 1 1 1 1 1 0 2 0 2 0 1 1 2 2 1 2 1 1 0 1 1 33 1 46 49 49 54 53 52 303 51 2


(8)

22 33 2 5 1 3 3 2 0 1 2 0 1 2 1 1 0 1 1 1 1 1 0 2 1 2 1 1 1 3 2 0 2 1 1 1 1 0 32 1 44 47 54 54 52 52 303 51 2

23 26 1 1 1 3 1 2 1 2 3 0 1 2 0 1 1 2 1 1 1 0 1 2 1 2 2 2 1 3 2 1 2 1 0 1 1 1 37 1 44 40 51 53 53 46 287 48 1

24 41 4 10 2 2 4 2 1 1 3 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 2 2 2 1 3 3 2 2 1 1 1 1 0 35 1 48 47 53 50 54 47 299 50 2

25 37 3 5 1 2 3 2 1 2 3 0 0 2 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 3 3 1 2 1 1 1 1 1 34 2 42 50 53 47 48 47 287 48 1

26 31 2 6 2 3 3 2 1 2 2 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 1 0 1 1 1 28 1 48 40 54 53 51 47 293 49 1

27 33 2 11 3 3 3 2 1 2 1 0 0 2 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 2 3 0 2 1 1 1 1 0 30 1 42 56 55 55 51 51 310 52 2

28 27 1 4 1 3 2 2 1 2 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 2 3 1 2 1 0 1 1 1 28 1 44 40 53 55 52 47 291 49 1

29 31 2 7 2 3 3 2 1 2 2 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 3 3 0 2 1 1 1 1 1 29 1 43 50 54 53 54 53 307 51 2

30 36 3 7 2 2 4 2 0 2 3 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 3 3 1 2 1 1 1 1 1 31 1 45 25 53 53 45 52 273 46 1

31 34 2 10 2 3 3 2 0 0 2 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 2 3 1 2 1 1 1 1 1 48 2 43 50 50 46 48 42 279 47 1

32 31 2 6 2 3 3 2 0 2 1 0 0 3 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 2 3 0 1 1 1 1 1 1 49 2 50 42 50 50 47 48 287 48 1

33 29 1 11 3 2 1 2 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 45 2 45 40 49 49 47 52 282 47 1

34 47 5 11 3 2 4 2 0 2 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 3 3 0 2 1 1 1 1 1 26 1 50 46 53 53 50 51 303 51 2

Keterangan:

Umr : umur pekerja (tahun)

Umk : Umur dalam bentuk kategori (tahun)

(1= 26-30, 2= 31-35, 3= 36 – 40, 4= 41 – 45, 5= 46 – 50, 6= 51 – 55, 7= 56 – 60)


(9)

( 1= <5 tahun, 2= 5-10 tahun, 3= >10 tahun) Ddk : Tingkat Pendidikan dalam bentuk kategori

( 1= SD, 2= SLTP, 3= SLTA, 4= PT)

jt : Jumlah Tanggungan dalam bentuk kategori (1= 1 orang , 2= 2 orang, 3= 3 orang, 4= 4 orang) sp : Status Pernikahan dalam bentuk kategori

(1= tidak menikah, 2= menikah) P1-P30 :pernyataan kuesioner

Stpk : Skor total pernyataan kelelahan dalam bentuk kategori

(0= rendah: 0-21, 1= sedang:22-44, 2= tinggi:45-67, 3= sangat tinggi:68-90)

KatL : Kelelahan dalam bentuk kategori

(0= rendah, 1= sedang, 2= tinggi, 3= sangat tinggi) Pro1- Pro6 : hasil TBS hari ke-1 sampai ke-6

Totp : total hasil TBS

Rat_p : Rata-rata produktivitas dalam bentuk kategori (1= tidak produktif , 2= produktif)

KatP : Produktivitas dalam bentuk kategori ( 1=tidak produktif , 2= produktif)


(10)

OUTPUT HASIL UJI UNIVARIAT DAN BIVARIAT

Statistics

kategori umur

kategori masa kerja

tingkat pendidikan

status perkawinan

jumlah tanggungan

(orang)

N Valid 34 34 34 34 34

Missing 0 0 0 0 0

Mean 2.79 1.88 2.65 2.00 2.85

Median 2.50 2.00 3.00 2.00 3.00

Umur

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 26-30 5 14.7 14.7 14.7

31-35 12 35.3 35.3 50.0

36-40 7 20.6 20.6 70.6

41-45 7 20.6 20.6 91.2

46-50 2 5.9 5.9 97.1

56-60 1 2.9 2.9 100.0

Total 34 100.0 100.0

Masa Kerja

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid <5 13 38.2 38.2 38.2

5-10 12 35.3 35.3 73.5

>10 9 26.5 26.5 100.0


(11)

Tingkat pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid SLTP 12 35.3 35.3 35.3

SLTA 22 64.7 64.7 100.0

Total 34 100.0 100.0

Status Pernikahan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid menikah

34 100.0 100.0 100.0

Jumlah tanggungan (orang)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 4 11.8 11.8 11.8

2 6 17.6 17.6 29.4

3 15 44.1 44.1 73.5

4 9 26.5 26.5 100.0

Total 34 100.0 100.0

kepala anda terasa nyeri

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak pernah 15 44.1 44.1 44.1

kadang-kadang 18 52.9 52.9 97.1

sering 1 2.9 2.9 100.0


(12)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak pernah 2 5.9 5.9 5.9

kadang-kadang 8 23.5 23.5 29.4

sering 15 44.1 44.1 73.5

sangat sering 9 26.5 26.5 100.0

Total 34 100.0 100.0

kaki anda terasa nyeri

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak pernah 1 2.9 2.9 2.9

kadang-kadang 8 23.5 23.5 26.5

sering 10 29.4 29.4 55.9

sangat sering 15 44.1 44.1 100.0

Total 34 100.0 100.0

frekuensi anda menguap

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak pernah 28 82.4 82.4 82.4

kadang-kadang 6 17.6 17.6 100.0

Total 34 100.0 100.0

pikiran anda kacau

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak pernah 30 88.2 88.2 88.2

kadang-kadang 4 11.8 11.8 100.0

Total 34 100.0 100.0

anda mengantuk

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak pernah 16 47.1 47.1 88.2

kadang-kadang sering sangat sering 4 11 3 11.8 32.4 8.8 11.8 32.4 8.8 100.0


(13)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak pernah 12 35.3 35.3 35.3

kadang-kadang 22 64.7 64.7 100.0

Total 34 100.0 100.0

kaku dan canggung untuk bergerak

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak pernah 5 14.7 14.7 14.7

kadang-kadang 18 52.9 52.9 67.6

sering 11 32.4 32.4 100.0

Total 34 100.0 100.0

tidak seimbang dalam berdiri

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak pernah 30 88.2 88.2 47.1

kadang-kadang 4 11.8 11.8 100.0

Total 34 100.0 100.0

merasa ingin berbaring

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak pernah 1 2.9 2.9 2.9

kadang-kadang 33 97.1 97.1 100.0

Total 34 100.0 100.0

merasa susah untuk berpikir

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak pernah 11 32.4 32.4 32.4

kadang-kadang 23 67.6 67.6 100.0


(14)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak pernah 5 14.7 14.7 14.7

kadang-kadang 29 85.3 85.3 100.0

Total 34 100.0 100.0

merasa gugup

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak pernah 5 14.7 14.7 14.7

kadang-kadang 29 85.3 85.3 100.0

Total 34 100.0 100.0

sulit berkonsentrasi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak pernah 11 32.4 32.4 32.4

kadang-kadang 23 67.6 67.6 100.0

Total 34 100.0 100.0

sulit untuk memfokuskan perhatian

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak pernah 11 32.4 32.4 32.4

kadang-kadang 23 67.6 67.6 100.0

Total 34 100.0 100.0

cenderung untuk lupa

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak pernah 1 2.9 2.9 2.9

kadang-kadang 11 32.4 32.4 35.3

sering sangat sering 18 4 52.9 11.8 52.9

11.8 100.0


(15)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak pernah 5 14.7 14.7 14.7

kadang-kadang 29 85.3 85.3 100.0

Total 34 100.0 100.0

cemas terhadap sesuatu

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak pernah 2 5.9 5.9 5.9

kadang-kadang 8 23.5 23.5 29.4

sering 23 67.6 67.6 94.1

sangat sering 1 2.9 2.9 100.0

Total 34 100.0 100.0

tidak dapat mengontrol sikap

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak pernah 4 11.8 11.8 11.8

kadang-kadang 26 76.5 76.5 88.2

sering 4 11.8 11.8 100.0

Total 34 100.0 100.0

tidak dapat tekun dalam bekerja

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak pernah 5 14.7 14.7 14.7

kadang-kadang 25 73.5 73.5 88.2

sering 4 11.8 11.8 100.0

Total 34 100.0 100.0

sakit kepala

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid kadang-kadang 33 97.1 97.1 97.1

sering 1 2.9 2.9 100.0


(16)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak pernah 1 2.9 2.9 2.9

kadang-kadang 3 8.8 8.8 11.8

sering 9 26.5 26.5 38.2

sangat sering 21 61.8 61.8 100.0

Total 34 100.0 100.0

merasa nyeri dibagian punggung

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid kadang-kadang 1 2.9 2.9 2.9

Sering 11 32.4 32.4 35.3

sangat sering 22 64.7 64.7 100.0

Total 34 100.0 100.0

sesak nafas/sulit untuk bernafas

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak pernah 5 14.7 14.7 14.7

kadang-kadang 23 67.6 67.6 82.4

Sering 6 17.6 17.6 100.0

Total 34 100.0 100.0

merasa haus

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid kadang-kadang 8 23.5 23.5 23.5

sering 23 67.6 67.6 85.3

sangat sering 5 14.7 14.7 100.0

Total 34 100.0 100.0

suara anda serak

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak pernah 1 2.9 2.9 2.9

kadang-kadang 33 97.1 97.1 100.0


(17)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak pernah 5 14.7 14.7 14.7

kadang-kadang 27 79.4 79.4 94.1

sering 2 5.9 5.9 100.0

Total 34 100.0 100.0

kelopak mata terasa berat (untuk dibuka)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak pernah 4 11.8 11.8 11.8

kadang-kadang 30 88.2 88.2 100.0

Total 34 100.0 100.0

gemetar pada bagian tubuh tertentu

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak pernah 5 14.7 14.7 14.7

kadang-kadang 29 85.3 85.3 100.0

Total 34 100.0 100.0

merasa kurang sehat

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak pernah 12 35.3 35.3 35.3

kadang-kadang 21 61.8 61.8 97.1

sering 1 2.9 2.9 100.0


(18)

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 46 1 2.9 2.9 2.9

46 1 2.9 2.9 5.9

47 1 2.9 2.9 8.8

47 1 2.9 2.9 11.8

48 3 8.8 8.8 20.6

49 2 5.9 5.9 26.5

49 4 11.8 11.8 38.2

49 2 5.9 5.9 44.1

49 3 8.8 8.8 52.9

49 2 5.9 5.9 58.8

50 2 5.9 5.9 64.7

50 2 5.9 5.9 70.6

51 6 17.6 17.6 88.2

51 1 2.9 2.9 91.2

52 1 2.9 2.9 94.1

52 1 2.9 2.9 97.1

52 1 2.9 2.9 100.0

Total 34 100.0 100.0

Statistics

kategori kelelahan

N Valid 34

Missing 0

Mean 2.50

Std. Error of Mean .097

Median 3.00

Std. Deviation .564

Kelelahan kelelahan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid rendah 1 2.9 2.9 2.9

sedang 15 44.1 44.1 47.1

tinggi 18 52.9 52.9 100.0


(19)

produktivitas

N Valid 34

Missing 0

Mean 1.59

Std. Error of Mean .086

Median 2.00

Std. Deviation .500

Produktivitas

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak produktif 22 64.7 64.7 64.7

produktif 12 35.3 35.3 100.0

Total 34 100.0 100.0

Correlations

stk rat_p

Spearman's rho stk Correlation Coefficient 1.000 -.602(**)

Sig. (2-tailed) . .000

N 34 34

rat_p Correlation Coefficient -.602(**) 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

N 34 34


(20)

DOKUMENTASI


(21)

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Watik Pratiknyo, 2003. Dasar dasar Metodologi Penelitian Kedokteran

dan Kesehatan. Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada.

A.M Sugeng Budiono,.2003. Bunga Rampai Hiperkes dan Kesehatan Kerja. Semarang: Badan Penerbit UNDIP.

Hasibuan, S.P Malayu,. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hariandja, Marihot T.E,. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Grasindo.

Kristina, Delima,.2004. Hubungan Motivasi Kerja dengan Produktivitas

Kerja Karyawan Pemanen Kelapa Sawit di PT X. Skripsi.

Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Mangoensoekarjo S., Semangun S. 2003. Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Nurmianto, Eko,.2003. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Surabaya :ITS.

Risza, Suyatno,.2010. Masa Depan Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia. Yogyakarta: Kanisius.

Sinungun, Muchdarsyah,.2008. Produktivitas: Apa dan Bagaimana. Jakarta: BumiAksara.

Sugiyono,.2010.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RND. Bandung : Alfabeta.

Sukadi,.2014. Teknik Memanen Kelapa Sawit. Balai Besar Pelatihan Pertanian: Kalimantan Selatan.

Suma’mur, P.K., 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: CV

Sagung Seto.

Sunarko, 2007. Petunjuk Praktis Budidaya dan Pengolahan Kelapa Sawit. Jakarta: Agromedia Pustaka.

Tarwaka.,2004. Ergonomi untuk Keselamatan Kesehatan Kerja dan

Produktivitas Kerja. Cetakan Pertama. Surakarta:Uniba Press.

Tarwaka.2010. Ergonomi Industri.Dasar-Dasar Pengetahuan Ergonomi dan


(23)

Wignjosoebroto, S., 2003. Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu Teknik Analisis

untuk Peningkatan Produktivitas Kerja. Edisi pertama cetakan

kedua, Surabaya: Penerbit GunaWidya.

Yuniarsih, dan Suwanto. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia : Teori,


(24)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian adalah survei analitik dengan pendekatan “cross sectional” yang bertujuan untuk mengetahui hubungan kelelahan dengan produktivitas pada pekerja di PT Anugerah Sawit Makmur.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT Anugerah Sawit Makmur khususnya di afdeling I yang terletak di Desa Pulo Dogom, Kecamatan Kualuh Hulu, Kabupaten Labuhanbatu Utara.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dimulai dari April - Mei 2016.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi penelitian ini adalah seluruh pekerja pemanen kelapa sawit yang merupakan pekerja tetap yang tersebar di 4 afdeling PT Anugerah Sawit Makmur, Kabupaten Labuhanbatu Utara sebanyak 97 orang. Populasi penelitian ini berjumlah 97 orang.

3.3.2 Sampel

Sampel penelitian yaitu 34 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan pertimbangan ketinggian kelapa sawit ≥ 8 m, yang menggunakan egrek fiber 2 batang (10 meter) dan bertopografi lahan terjal dan curam.


(25)

3.4 Metode Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner mengenai data responden (identitas, umur, masa kerja, status perkawinan dan jumlah tanggungan). Untuk mengukur kelelahan pada pekerja menggunakan kuesioner perasaan kelelahan secara subyektif yaitu Subjective Self Rating Test dari Industrial Fatique Research Committee dan untuk produktivitas dilihat dari TBS (tandan buah segar) yang dihasilkan pekerja pemanen kelapa sawit.

2. Data Sekunder

Data sekunder berupa gambaran umum perusahaan, struktur organisasi perusahaan dan data pendukung lainnya diperoleh dari pihak manajemen yang berwenang.

3.5 Variabel dan Defenisi Operasional 3.5.1 Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini terdiri dari variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Variabel bebas atau variabel independen yang diukur adalah kelelahan dan variabel terikat atau variabel dependen dalam penelitian ini adalah produktivitas.

3.5.2 Defenisi Operasional

1. Kelelahan adalah penurunan kondisi tubuh pekerja pemanen kelapa sawit di PT Anugerah Sawit Makmur dengan adanya pernyataan perasaan lelah pada tubuh pekerja.


(26)

2. Produktivitas adalah pekerja pemanen kelapa sawit yang dihitung rata-rata selama 6 (enam) hari berturut-turut memanen jumlah TBS (tandan buah segar) yaitu 50 TBS/hari/orang.

3.6 Metode Pengukuran

1. Kelelahan

Pengukuran kelelahan dilakukan dengan menggunakan kuesioner Subjective Self Rating Test dari Industrial Fatique Research Committee untuk mengukur tingkat perasaan lelah secara subyektif. Kuesioner tersebut berisi 30 daftar pertanyaan yang terdiri dari 10 pertanyaan tentang pelemahan kegiatan, 10 pertanyaan tentang pelemahan motivasi dan 10 pertanyaan tentang gambaran kelelahan fisik.

Setiap pertanyaan kuesioner menggunakan skala likert dan tingkat kelelahan pada pekerja diukur dengan menjumlahkan skor dari seluruh pertanyaan.

Untuk pertanyaan dengan jawaban: 1. “Tidak Pernah” diberi nilai 0, 2. “Kadang-Kadang” diberi nilai 1, 3. “ Sering” diberi nilai 2 dan 4. “Sangat Sering” diberi nilai 3.

Untuk jumlah nilai tertinggi adalah 90 dan jumlah nilai terendah adalah 0. Berdasarkan jumlah nilai yang diperoleh maka dapat diketahui tingkat kelelahan yang dikategorikan sebagai berikut:


(27)

a) Rendah (0), bila responden memperoleh jumlah nilai 0-21 b) Sedang (1), bila responden memperoleh jumlah nilai 22-44 c) Tinggi (2), bila responden memperoleh jumlah nilai 45-67

d) Sangat Tinggi (3), bila responden memperoleh jumlah nilai 68-90 (Tarwaka, 2010)

2. Produktivitas

Pengukuran produktivitas pekerja dengan menghitung jumlah TBS (tandan buah segar) oleh pekerja per hari per orang, dilakukan setelah pemanen selesai bekerja, kemudian dicatat hasil TBS (tandan buah segar). Untuk produktivitas dikategorikan oleh PT Anugerah Sawit Makmur, Kabupaten Labuhanbatu Utara menjadi 2 (dua), yaitu :

1) Tidak Produktif berjumlah <50 TBS 2) Produktif berjumlah ≥50 TBS

3.7 Metode Analisis Data

Analisis data ditentukan untuk mengetahui hubungan kelelahan dengan produktivitas. Adapun uraian metode tersebut adalah sebagai berikut:

3.7.1 Analisis Univariat

Analisis univariat yaitu analisis yang menggambarkan secara tunggal variabel-variabel independen dan dependen. Analisis univariat dalam penelitian ini berupa gambaran kelelahan dan produktivitas.


(28)

3.7.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat yaitu analisis lanjutan untuk melihat hubungan dua variabel independen dengan dependen. Analisis bivariat dilakukan dengan uji Rank Spearman karena data tipe ordinal .


(29)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan

PT Anugerah Sawit Makmur adalah salah satu perusahaan swasta di bidang perkebunan kelapa sawit dengan izin surat persetujuan dari Kepaniteraan Pengadilan Negeri Labuhanbatu Utara Nomor 272/1995/PT tanggal 30 Februari 1997 dan Surat Izin Usaha dari Bupati Labuhanbatu Utara 108/HK/2008/286 tanggal 20 April 2008. Perusahaan ini memiliki pohon kelapa sawit dengan tahun tanam 1994-1997. Luas lahan perkebunan yaitu 2194,79 Ha. Perusahaan ini memiliki empat afdeling yaitu afdeling I, afdeling II, afdeling IIIA dan afdeling IIIB dengan areal yang dapat ditanami kelapa sawit seluas 1.754,42 Ha.

PT Anugerah Sawit Makmur terletak di Desa Pulo Dogom, Kecamatan Kualuh Hulu, Kabupaten Labuhanbatu Utara, Propinsi Sumatera Utara, dengan batas wilayah:

1. Sebelah Utara : Desa Kuala Beringin 2. Sebelah Selatan : Desa Membang Muda 3. Sebelah Barat : Desa Kanopan Ulu 4. Sebelah Timur : Desa Londut


(30)

4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan

Berikut ini merupakan visi dan misi PT Anugerah Sawit Makmur: a. Visi

Menjadi pusat kehandalan pengelolaan perusahaan agroindustri minyak kelapa sawit dengan tata kelola perusahaan yang baik serta berwawasan lingkungan. b. Misi

1. Menjamin keberlanjutan usaha yang kompetitif.

2. Meningkatkan daya saing produk secara berkesinambungan dengan sistem, cara dan lingkungan kerja yang mendorong munculnya kreativitas dan inovasi untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi.

3. Meningkatkan laba secara berkesinambungan.

4. Mengelola usaha secara professional dan meningkatkan tanggung jawab sosial dan lingkungan.


(31)

4.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi yang digunakan oleh PT Anugerah Sawit Makmur dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT Anugerah Sawit Makmur

Adapun uraian tugas dan tanggung jawab pekerja di PT Anugerah Sawit Makmur adalah sebagai berikut:

1. Manager Unit

Manager Unit merupakan pimpinan tertinggi di PT Anugerah Sawit Makmur. Manager Unit bertanggung jawab secara keseluruhan terhadap perencanaan operasional perusahaan serta bertanggung jawab dalam mengevaluasi kinerja unit.

Manager Unit

Ka.DisTan Rayon A

KDTP Ka Dis Tu Ass.SDM

dan Umum

Ass.Afd I

Ass.Afd II

Ass.Afd IIIA Ass.Afd

IIIB

Ass.Tek Pabrik

Ass.Pengolahan 1

Ass.Pengolahan 2

Ass.SDM dan Umum


(32)

Selain itu Manager Unit memiliki tugas sebagai berikut :

a. menciptakan iklim kerja yang sesuai dengan memperlihatkan hubungan ke dalam dan di luar kehidupan sosial bawahan dan masyarakat sekitarnya agar kegairahan kerja tetap terpelihara.

b. melaksanakan penilaian dan mengusulkan pengangkatan, pemindahan, penambahan dan hukuman bagi pekerja berdasarkan ketentuan yang berlaku demi tegaknya disiplin kerja.

c. mengawasi dan menilai hasil kerja Kepala Dinas secara terus menerus dengan membandingkan hasil dan norma-norma kerja serta melakukan tindakan pemulihan untuk menghindari anggaran biaya yang melebihi batas teloransi yang dibenarkan.

2. Kepala Dinas Tanaman

Kepala Dinas Tanaman bertugas melakukan koordinasi penyusunan taksasi produksi tanaman berdasarkan data dan pengamatan agar diperoleh taksasi yang dapat mendekati kenyataan. Selain itu Kepala Dinas Tanaman juga memiliki tugas sebagai berikut:

a. mengendalikan semua kegiatan operasi afdeling berdasarkan norma-norma yang berlaku agar semua kegiatan berjalan sesuai dengan tujuan operasi.

b. membina pengetahuan dan keterampilan para asisten tanaman/afdeling melalui rapat kerja, diskusi, penjelasan langsung dilapangan supaya lebih mampu melaksanakan tugas sebagai instruksi terhadap bawahannya.

c. mengajukan metode kerja yang tidak sesuai dengan metode yang lebih baik melalui pengamatan agar efektivitas dan efisiensi kerja tercapai secara optimal.


(33)

3. Asisten Tanaman/Afdeling

Asisten Tanaman/Afdeling bertugas membuat taksasi produksi tanaman yang disusun berdasarkan analisis data dan taksiran potensi tanaman agar diperoleh taksasi yang mendekati kenyataan. Selain itu, Asisten Tanaman/Afdeling mempunyai tugas sebagai berikut:

a. mengajukan kebutuhan pekerja berdasarkan ketentuan penerimanya agar dapat menyelesaikan semua pekerjaan sesuai dengan program.

b. mengatur pembagian kerja dan melengkapi peralatan secara teratur agar diperoleh sesuai yang ditentukan.

c. menempatkan pekerja sesuai dengan bakat, fisik dan sikap agar tercapai semangat kerja yang bergairah.

d. melaksanakan pemeliharaan secara efektif dan efisien sesuai dengan standar yang ditentukan.

e. melaksanakan panen sesuai dengan kriteria yang ditentukan dan menyelesaikan pengangkutan secepatnya.

4. Kepala Dinas Teknik dan Pengolahan

Kepala Dinas Teknik dan Pengolahan merupakan penanggung jawab perusahaan di bidang pemeliharaan, bengkel dan bertanggung jawab atas segala kebijaksanaan dan tindakan dalam bidang produksi, Selain itu, Kepala Dinas Teknik dan Pengolahan memiliki tugas sebagai berikut:

a. memberikan petunjuk dan mengawasi pemeliharaan di bidang teknik.

b. membuat rencana pelayanan kebutuhan bangunan atau pengangkutan bahan mentah.


(34)

c. menandatangani dan mengecek formulir-formulir dan laporan-laporan sesuai dengan asisten dan prosedur yang berlaku.

d. melaporkan data, kegiatan bagian pengolahan dan laboratorium kepada administrator.

5. Assisten SDM dan Umum

Assisten SDM dan Umum bertugas membantu Manager Unit dalam meneliti penerimaan pekerja. Tugas yang ditangani Assisten SDM dan Umum adalah sebagai berikut:

a. mengawasi dan meneliti penerimaan pekerja dengan berpedomaan kepada standar yang ditetapkan.

b. mengkoordinasikan kegiatan dalam peningkatan kesejahteraan pekerja.

c. memberikan informasi kepada Manager Unit dalam bidang produktivitas kerja. 6. Kepala Dinas Tata Usaha

Kepala Dinas Tata Usaha bertugas membantu manager unit dalam memimpin seluruh kegiatan administrasi perusahaan. Tugas yang ditangani Kepala Dinas Tata Usaha adalah sebagai berikut:

a. merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan bagian administrasi. b. mengawasi pemakaian dan penggunaan alat-alat kantor.

c. mengkoordinasikan segala pembayaran dan penyediaan barang-barang. d. mengawasi seluruh kegiatan administrasi perusahaan.


(35)

Assisten pengolahan bertugas membantu kepala dinas pengolahan dalam mengawasi kegiatan perusahaan. Selain itu, Assisten Pengolahan mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. mengawasi seluruh kegiatan proses produksi.

b. mengawasi kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan dengan berpedoman kepada ketentuan yang ditetapkan.


(36)

4.1.4 Pekerja Perusahaan

Adapun pekerja PT Anugerah Sawit Makmur dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Pekerja PT Anugerah Sawit Makmur

No. Afdeling/Bagian Luas

Areal (ha)

Pekerja

LK PR Jumlah

Budidaya Kelapa Sawit

1 Afdeling I 602,67 35 0 35

2 Afdeling II 561,7 43 0 43

3 Afdeling IIIA 349,39 55 0 55

4 Afdeling IIIB 240,66 50 0 50

Jumlah 2194,79 183 0 183

Emplasmen

5 Dinas Tanaman 6 2 8

6 Dinas Tata Usaha 8 4 12

7 Gudang 4 1 5

8 SDM/ Umum 7 5 12

9 PAM/ Hansip 8 2 10

Jumlah 33 14 47

10 PKS-1

23 0 23

11 Bagian Umum/Listrik 14 0 14

12 Bagian Motor 3 0 3

13 Transport 7 0 7

Jumlah 47 0 47

Total Jumlah 2194,79 263 14 277

4.1.5 Jam Kerja Perusahaan

Jam kerja pemanen kelapa sawit adalah pukul 07.00– 16.00 WIB, dengan waktu istirahat 1 jam yaitu pukul 12.00– 13.00 WIB. Total jam kerja yaitu 8 jam per hari. Bekerja Senin sampai Sabtu dan Minggu libur.


(37)

4.2 Deskripsi Umum Pekerja

4.2.1 Umur

Distribusi pekerja berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2 Distribusi Pekerja Berdasarkan Umur di PT Anugerah Sawit Makmur, Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2016

Umur (tahun) N %

26-30 5 14,7

31-35 12 35,3

36-40 7 20,6

41-45 7 20,6

46-50 2 5,9

51-55 - -

56-60 1 2,9

Total 34 100,0

Dari tabel 4.2 menunjukkan pekerja di PT Anugerah Sawit Makmur, Kabupaten Labuhanbatu Utara jumlah pekerja terbanyak berdasarkan umur pada umur 31-35 tahun sebanyak 12 orang (35,3%)

4.2.2 Tingkat Pendidikan

Tabel 4.3 Distribusi Pekerja Berdasarkan Tingkat Pendidikan di PT Anugerah Sawit Makmur, Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2016

Tingkat Pendidikan N %

SD - -

SLTP 12 35.3

SLTA 22 64,7

Total 34 100,0

Dari tabel 4.3 menunjukkan pekerja di PT Anugerah Sawit Makmur, Kabupaten Labuhanbatu Utara jumlah pekerja terbanyak berdasarkan tingkat pendidikan yaitu pada tamatan SLTA yaitu 22 orang (64,7%).


(38)

4.2.3 Masa Kerja

Tabel 4.4 Distribusi Pekerja Berdasarkan Masa Kerja di PT Anugerah Sawit Makmur, Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2016

Masa Kerja (tahun) N %

<5 13 38,2

5-10 12 35,3

>10 9 26,5

Total 34 100,0

Dari tabel 4.4 menunjukkan pekerja di PT Anugerah Sawit Makmur, Kabupaten Labuhanbatu Utara jumlah pekerja terbanyak berdasarkan masa kerja yaitu <5 tahun yaitu 13 orang (38,2%).

4.2.4 Status Perkawinan

Tabel 4.5 Distribusi Pekerja Berdasarkan Status Perkawinan di PT Anugerah Sawit Makmur, Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2016

Status Perkawinan N %

Belum menikah 0 -

Menikah 34 100,0

Total 34 100,0

Dari tabel 4.5 menunjukkan pekerja di PT Anugerah Sawit Makmur, Kabupaten Labuhanbatu Utara jumlah pekerja secara keseluruhan berdasarkan status perkawinan yaitu menikah sebanyak 34 orang (100%).


(39)

4.2.5 Jumlah Tanggungan

Tabel 4.6 Distribusi Pekerja Berdasarkan Jumlah Tanggungan di PT Anugerah Sawit Makmur, Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2016

Jumlah Tanggungan (orang) N %

1 (satu) 4 11,8

2 (dua) 6 17,6

3 (tiga) 15 44,1

4 (empat) 9 26,5

Total 34 100,0

Dari tabel 4.6 menunjukkan pekerja di PT Anugerah Sawit Makmur, Kabupaten Labuhanbatu Utara jumlah pekerja terbanyak berdasarkan jumlah tanggungan yaitu 3 (tiga) orang sebanyak 15 orang (44,1%).

4.2.6 Kelelahan

Berdasarkan hasil pengukuran dengan menggunakan kuesioner Subjective Self Rating Test dari Industrial Fatique Research Committee pada pekerja di PT Anugerah Sawit Makmur, Kabupaten Labuhanbatu Utara maka kelelahan dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.7 Hasil Pengukuran Kelelahan Berdasarkan Kuesioner Subjective

Self Rating Test di PT Anugerah Sawit Makmur, Kabupaten Labuhanbatu

Utara Tahun 2016

No Pernyataan

Sangat

Sering Sering

Kadang-kadang

Tidak Pernah

N % N % N % N %

1 Kepala Anda terasa nyeri

- - 1 2,9 18 52,9 15 44,1 2 Merasa lelah

diseluruh badan

9 26,5 15 44,1 8 23,5 2 5,9 3 Kaki Anda terasa

nyeri

15 44,1 10 29,4 8 23,5 1 2,9 4 Frekuensi Anda

menguap

- - - - 6 17,6 28 82,4

5 Pikiran Anda Kacau - - - - 4 11,8 30 88,2


(40)

6 Anda Mengantuk 3 8,8 11 32,4 4 11,8 16 47,1 7 Mata terasa berat

(ingin dipejamkan)

- - - - 22 64,7 12 35,3

8 Kaku dan canggung untuk bergerak

- - 11 32,4 18 52,9 5 14,7 9 Tidak seimbang

dalam berdiri

- - - - 4 11,8 30 88,2

10 Merasa ingin berbaring

- - - - 33 97,1 1 2,9

11 Merasa susah untuk berfikir

- - - - 23 67,6 11 32,4

12 Lelah berbicara - - - - 29 85,3 5 14,7

13 Merasa gugup - - - - 29 85,3 5 14,7

14 Sulit berkonsentrasi - - - - 23 67,6 11 32,4 15 Sulit untuk

memfokuskan perhatian

- - - - 23 67,6 11 32,4

16 Cenderung untuk lupa

4 11,8 18 52,9 11 32,4 1 2,9 17 Kurang kepercayaan - - - - 29 85,3 5 14,7 18 Cemas terhadap

sesuatu

1 2,9 23 67,6 8 23,5 2 5,9 19 Tidak dapat

mengontrol sikap

- - 4 11,8 26 76,5 4 11,8 20 Tidak dapat tekun

dalam bekerja

- - 4 11,8 25 73,5 5 14,7

21 Sakit kepala - - 1 2,9 33 97,1 - -

22 Bahu terasa kaku 21 61,8 9 26,5 3 8,8 1 2,9 23 Merasa nyeri di

bagian punggung

22 64,7 11 32,4 1 2,9 - - 24 Sesak nafas/sulit

untuk bernafas

- - 6 17,6 23 67,6 5 14,7 25 Merasa haus 5 14,7 23 67,6 8 23,5 - - 26 Suara Anda serak - - - - 33 97,1 1 2,9

27 Merasa pusing - - 2 5,9 27 79,4 5 14,7

28 Kelopak mata terasa berat (untuk dibuka)

- - - - 30 88,2 4 11,8

29 Gemetar pada bagian tubuh tertentu

- - - - 29 85,3 5 14,7

30 Merasa kurang sehat - - 1 2,9 21 61,8 12 35,3


(41)

Dari tabel 4.7 menunjukkan gejala kelelahan yang dirasakan pekerja terbanyak pada kategori sangat sering adalah merasa nyeri dibagian punggung sebanyak 22 orang (64,7%), kategori sering adalah cemas terhadap sesuatu dan merasa haus masing-masing sebanyak 23 orang (67,6%), kategori kadang-kadang adalah merasa ingin berbaring, sakit kepala dan suara serak masing-masing 33 orang (97,1 %), dan kategori tidak pernah adalah pikiran kacau dan tidak seimbang dalam berdiri masing-masing 30 orang (88,2%).

Tabel 4.8 Distribusi Pekerja Berdasarkan Kelelahan di PT Anugerah Sawit Makmur, Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2016

Kelelahan N %

Rendah 1 2,9

Sedang 15 44,1

Tinggi 18 52,9

Total 34 100,0

Dari tabel 4.8 menunjukkan pekerja di PT Anugerah Sawit Makmur, Kabupaten Labuhanbatu Utara jumlah responden terbanyak berdasarkan kelelahan mengalami kelelahan tinggi sebanyak 18 orang (52,9%).


(42)

4.2.7 Produktivitas

Produktivitas pekerja di PT Anugerah Sawit Makmur, Kabupaten Labuhanbatu Utara dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.9 Produktivitas Pekerja di PT Anugerah Sawit Makmur, Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2016

No Hasil Panen (TBS) Rata-Rata

Produktivitas Kategori

I II III IV V VI

1 45 42 55 53 46 54 49 Tidak produktif

2 46 46 42 57 53 50 49 Tidak produktif

3 44 44 53 48 54 53 49 Tidak produktif

4 40 50 54 53 53 53 51 Produktif

5 42 42 55 54 47 53 49 Tidak produktif

6 35 54 52 54 52 54 50 Produktif

7 30 46 52 42 50 54 46 Tidak produktif

8 45 44 52 54 54 54 51 Produktif

9 43 55 48 50 54 53 51 Produktif

10 43 53 46 52 54 47 49 Tidak produktif

11 46 46 53 48 50 53 49 Tidak produktif

12 43 55 52 54 54 53 52 Produktif

13 46 51 51 48 53 52 50 Produktif

14 46 42 53 54 48 51 49 Tidak produktif

15 46 46 49 53 53 48 49 Tidak produktif

16 46 49 49 54 53 52 51 Produktif

17 45 49 51 53 53 48 50 Produktif

18 46 42 51 50 53 51 49 Tidak produktif

19 54 50 51 52 53 52 52 Produktif

20 44 52 51 52 52 42 49 Tidak produktif

21 45 46 46 55 51 48 49 Tidak produktif

22 44 47 54 54 52 52 51 Produktif

23 44 40 51 53 53 46 48 Tidak produktif

24 48 47 53 50 54 47 50 Produktif

25 42 50 53 47 48 47 48 Tidak produktif

26 48 40 54 53 51 47 49 Tidak produktif

27 42 56 55 55 51 51 52 Produktif

28 44 40 53 55 52 47 49 Tidak produktif

29 43 50 54 53 54 53 51 Produktif

30 45 25 53 53 45 52 46 Tidak produktif

31 43 50 50 46 48 42 47 Tidak produktif

32 50 42 50 50 47 48 48 Tidak produktif

33 45 40 49 49 47 52 47 Tidak produktif


(43)

Dari tabel 4.9 menunjukkan rata-rata hasil tandan buah segar (TBS) yang dihasilkan pekerja minimum 46 TBS dan maksimum 52 TBS. Rata-rata hasil TBS paling banyak dihasilkan pekerja yaitu 49 TBS (tidak produktif) sebanyak 13 orang (38,2%).

Tabel 4.10 Distribusi Pekerja Berdasarkan Produktivitas di PT Anugerah Sawit Makmur, Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2016

Produktivitas Jumlah %

Tidak 20 58,8

Ya 14 41,2

Total 34 100,0

Dari tabel 4.10 menunjukkan pekerja di PT Anugerah Sawit Makmur, Kabupaten Labuhanbatu Utara jumlah responden terbanyak berdasarkan produktivitas yaitu pada hasil TBS (tandan buah segar) tidak produktif <50 TBS yaitu 20 orang (58,8%).

4.3 Analisis Bivariat

Berdasarkan hasil yang didapatkan dari 34 pekerja pemanen kelapa sawit diketahui bahwa 1 orang mengalami kelelahan rendah, 15 orang mengalami kelelahan sedang, dan 18 orang mengalami kelelahan tinggi. Berdasarkan alat ukur kuesioner Subjective Self Rating Test. Selanjutnya dilakukan uji korelasi Spearman untuk melihat apakah ada hubungan yang signifikan antara kelelahan dengan produktivitas pada pekerja di PT Anugerah Sawit Makmur, Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2016.


(44)

4.3.1 Hubungan Kelelahan dengan Produktivitas

Tabel 4.11 Hubungan Kelelahan dengan Produktivitas pada Pekerja di PT Anugerah Sawit Makmur, Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2016

Tingkat Kelelahan

Produktivitas

Jumlah

P

Tidak

Produktif Produktif

N % N % N %

Rendah - - 1 2,9 1 2,9

0,000

Sedang 4 11,8 11 32,4 15 44,1

Tinggi 16 47,1 2 5,9 18 52,9

Total 20 58,9 14 41,2 34 100,0

Dari hasil tabel 4.11 menunjukkan bahwa kelelahan rendah ada 1 orang (2,9%), tidak ada produktivitas pekerja tidak produktif dan produktivitas pekerja produktif ada 1 orang (2,9%). Kelelahan sedang ada 15 orang (44,1%), produktivitas pekerja tidak produktif ada 4 orang (11,8%) dan produktivitas pekerja produktif ada 11 orang (32,4%). Kelelahan tinggi ada 18 orang (52,9%), produktivitas pekerja tidak produktif ada 16 orang (47,1%) dan produktivitas pekerja produktif ada 2 orang (5,9%).

Berdasarkan uji korelasi Rank Spearman antara kelelahan dengan produktivitas pekerja diketahui nilai p = 0,000 di mana p < 0,05 artinya ada hubungan yang signifikan antara kelelahan dengan produktivitas pekerja di PT Anugerah Sawit Makmur, Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2016.


(45)

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Distribusi Pekerja

Distribusi pekerja berdasarkan umur di PT Anugerah Sawit Makmur Tahun 2016, kelompok umur terbanyak adalah kelompok umur 31-35 tahun yaitu 12 orang (35,3%). Distribusi pekerja berdasarkan tingkat pendidikan pekerja paling banyak pada pendidikan SLTA yaitu sebanyak 22 orang (64,7%), sisanya pada tingkat pendidikan SLTP sebanyak 12 orang (35,3%).

Distribusi pekerja berdasarkan masa kerja pekerja paling banyak pada masa kerja <5 tahun sebanyak 13 orang (38,2%), sisanya pada masa kerja 5-10 tahun sebanyak 12 orang (35,3%) dan >10 tahun sebanyak 9 orang (26,5%). Distribusi pekerja berdasarkan status perkawinan seluruh pekerja menikah sebanyak 34 orang (100,0%).

Distribusi pekerja berdasarkan jumlah tanggungan pekerja paling banyak memiliki 3 orang tanggungan sebanyak 15 orang (44,1%), sisanya memiliki 4 orang tanggungan sebanyak 9 orang (26,5%), 2 orang tanggungan sebanyak 6 orang (17,6%) dan 1 orang tanggungan sebanyak 4 orang (11,8%).

5.2 Kelelahan pada Pekerja di PT Anugerah Sawit Makmur, Kabupaten

Labuhanbatu Utara Tahun 2016

Kelelahan termasuk suatu kelompok gejala yang berhubungan dengan adanya penurunan efisiensi kerja, keterampilan serta peningkatan kecemasan atau kebosanan. Kelelahan ditandai oleh adanya perasaan lelah, output menurun, dan kondisi fisiologis yang dihasilkan dari aktivitas yang berlebihan. Kelelahan akibat


(46)

kerja juga sering kali diartikan sebagai menurunnya performa kerja dan berkurangnya kekuatan atau ketahanan fisik tubuh untuk terus melanjutkan yang harus dilakukan (Wignjosoebroto, 2008).

Subjective Self Rating Tes dari Industrial Fatigue Research Committee (IFRC) Jepang, merupakan kuesioner untuk mengukur tingkat kelelahan subjektif yang digunakan peneliti yang berisi 30 daftar pertanyaan yang diajukan kepada pekerja pemanen kelapa sawit. Pengukuran dilakukan masing masing-masing 1 kali kepada pekerja pada hari ke enam setelah selesai memanen kelapa sawit, yaitu dimulai pukul 10.00 – 16.30 WIB. Berdasarkan hasil pengukuran kelelahan terhadap 34 orang pekerja, menunjukkan bahwa yang mengalami kelelahan rendah 1 orang (2,9%), kelelahan sedang 15 orang (44,1%) dan kelelahan tinggi yaitu 18 orang (52,9%). Proses kerja pekerja pemanen kelapa sawit yaitu pekerja memotong tandan buah segar (TBS) dengan menggunakan egrek yang terbuat dari fiber 2 batang (10 meter) dan berat 6,8 kg, memotong pelepah daun yang meyangga buah, memungut brondolan, menumpukkan pelepah daun yang di potong secara teratur dengan cara ditelungkupkan, mengangkut tandan buah segar (TBS) ke tempat pengumpulan hasil (TPH).

Secara umum kelelahan yang terjadi pada pekerja ditandai dengan gejala-gejala umum yang dirasakan seperti merasa nyeri dibagian punggung, merasa haus, merasa ingin berbaring, suara serak, sakit kepala, cemas terhadap sesuatu, lelah diseluruh badan dan gejala lainnya. Hal ini terjadi karena pekerjaan yang dilakukan pekerja merupakan pekerjaan fisik yang sebagian besar dengan sikap kerja yang berubah-ubah dengan rentan waktu yang cukup singkat dan seluruh


(47)

proses kerja panen kelapa sawit ini dikerjakan secara kedua tangan atau manual. Melalui wawancara singkat pekerja banyak yang tidak memanfaatkan waktu istirahat yang cukup yang diberikan oleh perusahaan. Proses kegiatan pekerjaan seperti ini dapat menimbulkan pembebanan otot secara statis. Dalam pembebanan otot secara statis otot tidak memperoleh gula darah atau oksigen dari darah dan harus bergantung pada persendiannya sendiri. Asam laktat juga tidak dapat dipecah kembali sehingga akan bertumpuk dan menghasilkan rasa sakit atau kelelahan otot yang dapat menyebabkan kelelahan (Suma’mur P.K, 2009).

Pekerja juga tidak membawa bekal dan lebih memilih untuk makan dirumah setelah memanen kelapa sawit selesai, sebab perusahaan tidak menanggung untuk makan siang pekerja hanya menyediakan air minum dikantin perusahaan. Jarak afdeling untuk sampai ke kantin perusahaan jauh, berkisar 3 km. Asupan energi yang kurang disebabkan konsumsi makanan yang tidak mencukupi kebutuhan sehingga tubuh mengalami kekurangan tenaga untuk bergerak, bekerja dan melakukan aktivitas. Pekerja merasa lemah dan produktivitas menurun. Dari analisis yang dilakukan diketahui bahwa semakin tidak sesuainya asupan energi pekerja dengan kebutuhan energi yang dibutuhkan untuk bekerja selama 8 jam maka kemampuan bekerja akan berkurang dan lebih mudah untuk letih.

Kelelahan pada pekerja yang paling sangat sering muncul di tandai dengan merasa nyeri di bagian punggung. Merasa nyeri di bagian punggung disebabkan cara kerja mengangkat beban berat seperti mengangkat egrek fiber 10 meter dengan berat 6,8 kg, mengangkat tandan buah segar (TBS), menarik


(48)

pelepah dan tandan buah segar (TBS) dan mendorong yang dilakukan secara berulang-ulang oleh pekerja pemanen kelapa sawit yang dapat menimbulkan kelelelah dan rasa sakit.

Kelelahan pada pekerja juga ditandai dengan adanya rasa cemas terhadap sesuatu. Rasa cemas terhadap sesuatu merupakan perasaan yang paling sering muncul pada pekerja, berdasarkan data penelitian dalam kategori sering rasa cemas terhadap sesuatu merupakan keadaan yang sering dialami pekerja. Dari keterangan yang ditambahkan oleh pekerja rasa cemas yang dirasakan pekerja berupa rasa cemas terhadap sebab-sebab psikologis seperti kekhawatiran akan tertimpa tandan buah segar (TBS), brondolan yang terjatuh, tertusuk duri kelapa sawit dan tanggung jawab terhadap pencapaian target tandan buah segar (TBS) perharinya dan konflik-konflik memberi pengaruh yang seakan-akan terkumpul dalam tubuh (benak) dan menimbulkan rasa lelah.

Kelelahan pada pekerja juga ditandai dengan merasa haus ketika bekerja hal ini disebabkan pekerjaan dilakukan diruangan terbuka dan langsung terpapar sinar matahari dan topografi tanah yang terjal dan curam. Lingkungan luar akan memberi pengaruh terhadap lingkungan kerja baik cuaca panas maupun dingin. Pekerja juga tidak membawa bekal air minum. Meskipun demikian perusahaan menyediakan air minum untuk pekerja di kantin hanya saja letaknya cukup jauh dari masing-masing afdeling berjarak 3 km.

Kelelahan pada pekerja juga di tandai dengan merasa ingin berbaring ini disebabkan kurangnya istirahat dan tidak memanfaatkan waktu istirahat untuk makan dan minum pada siang hari. Masih adanya pekerja yang bekerja di waktu


(49)

jam istirahat, adanya pekerjaan tambahan misalnya membersihkan dan menyusun pelepah kelapa sawit dan kurangnya asupan makanan pekerja tersebut.

Kelelahan juga seringkali terjadi akibat ketidakseimbangan masukan sumber kelelahan (beban kerja) dengan besarnya proses keluaran yang berupa pemulihan. Proses pemulihan dapat dicapai dengan membiasakan diri melakukan peregangan otot akibat kegiatan kerja minimal setelah 1 jam bekerja.

5.3 Produktivitas pada Pekerja di PT Anugerah Sawit Makmur, Kabupaten

Labuhanbatu Utara Tahun 2016

Secara teknis produktivitas merupakan perbandingan antara hasil yang dicapai dan keseluruhan sumber daya yang dipergunakan, sedangkan produktivitas pekerja adalah perbandingan antara hasil yang dicapai dengan pasar pekerja per satuan waktu dan sebagai tolak ukur jika ekspansi dan aktivitas dari sikap sumber yang digunakan selama produktivitas berlangsung dengan membandingkan jumlah yang dihasilkan dengan setiap sumber yang digunakan. Jadi produktivitas adalah ukuran yang menunjukkan pertimbangan antara input dan output yang dikeluarkan perusahaan serta peran pekerja yang dimiliki per satuan waktu (Muchdarsyah, Sinungun 2008).

Produktivitas pekerja pemanen kelapa sawit di PT Anugerah Sawit Makmur, Kabupaten Labuhanbatu Utara dihitung rata-rata selama 6 hari berturut-turut memanen jumlah TBS (tandan buah segar) yaitu 50 TBS/hari/orang. Berdasarkan hasil pengukuran produktivitas terhadap 34 orang pekerja, menunjukkan bahwa pekerja tidak produktif <50 TBS yaitu 20 orang (58,8%) pekerja produktif ≥50 TBS yaitu 14 orang (41,2%).


(50)

Produktivitas pada pekerja yang tidak produktif dapat disebabkan oleh kapasitas kerja yaitu kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan dan disebabkan oleh beban tambahan akibat lingkungan kerja meliputi faktor fisik, kimia, dan faktor pada pekerja sendiri yang meliputi faktor biologi, fisiologis, dan psikologis. Pada saat penelitian, terdapat pemanen yang sedang istirahat pada saat jam kerja dan tidak ada pengawasan oleh mandor terhadap pekerjaannya.

5.4 Hubungan Kelelahan dengan Produktivitas pada Pekerja di PT

Anugerah Sawit Makmur, Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2016

Terdapat keterkaitan yang erat antara kelelahan yang dialami oleh pekerja dengan kinerja perusahaan. Apabila tingkat produktivitas seorang pekerja terganggu yang disebabkan oleh faktor kelelahan fisik maupun psikis, maka akibat yang ditimbulkannya akan dirasakan oleh perusahaan berupa penurunan produktivitas perusahaan. Pekerja sebagai aset investasi perusahaan perlu dikelola dengan baik dan benar, antara lain dengan memperhatikan faktor-faktor kemungkinan timbulnya kelelahan.

Berdasarkan uji korelasi Rank Spearman antara kelelahan dengan produktivitas pekerja diketahui nilai p= 0,000 di mana p < 0,05 artinya ada hubungan yang signifikan antara kelelahan dengan produktivitas pekerja di PT Anugerah Sawit Makmur, Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2016. Hubungan ini di tunjukan dengan nilai korelasi sebesar -0,602 yang termasuk kedalam kategori kuat. Artinya jika kelelahan tinggi maka produktivitas akan menjadi rendah begitu sebaliknya.


(51)

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan pernyataan Grandjean dalam Tarwaka (2004) yaitu kelelahan merupakan suatu kelompok gejala yang berhubungan dengan penurunan kesiagapan, kapasitas, dan efisiensi kerja, keterampilan, motivasi serta peningkatan kecemasan atau kebosanan yang dapat berakibat pada peningkatan kesalahan kerja, ketidakhadiran, keluar kerja, kecelakaan kerja, dan penurunan produktivitas

Dengan peningkatan kinerja perusahaan melalui penanganan tata cara kerja yang ergonomis, pengaturan jam kerja maupun istirahat adalah salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas, khususnya apabila perusahaan tersebut tidak memiliki tambahan dana investasi. Oleh karena itu, perbaikan terhadap sistem kerja, rancangan piranti kerja dan faktor-faktor fisik serta lingkungan kerja harus segera dilakukan sehingga tercipta suasana lingkungan kerja yang aman, nyaman, sehat dan kondusif .


(52)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada pekerja di PT Anugerah Sawit Makmur, Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2016, dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Ada hubungan yang signifikan antara kelelahan dengan produktivitas pada pekerja berdasarkan pengukuran dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman (Spearman’rho p-value 0,000 < 0,05). Hubungan ini di tunjukan dengan nilai korelasi sebesar -0,602 yang termasuk kedalam kategori kuat. Artinya jika kelelahan tinggi maka produktivitas akan menjadi rendah begitu sebaliknya.

6.2 Saran

1. Bagi Pekerja

a. Membiasakan diri melakukan peregangan otot seperti menggerakkan anggota tubuh kepala, badan, tangan, dan kaki sebelum pekerjaan dimulai, di sela-sela pekerjaan, saat istirahat dan setelah bekerja dengan tujuan sirkulasi darah tetap lancar ke seluruh anggota tubuh

b. Melakukan peregangan otot sebanyak 2 kali masing-masing dalam 10 hitungan. Untuk peregangan bagian lengan dengan cara tarik tangan kanan dengan tangan kiri dibelakang kepala, untuk peregangan pada bagian leher dan kepala dengan cara putar kepala kekanan berlawanan arah jarum jam dan putar balik ke kiri. c. Menggunakan waktu istirahat untuk makan dan minum.


(53)

2. Bagi Perusahaan

a. Adanya program peregangan otot atau latihan peregangan otot yang dilakukan sebelum bekerja dan setelah secara rutin agar otot tidak kaku dan nyeri pada saat bekerja.

b. Perusahaan menyediakan makan siang atau memfasilitasi makan dan minum pekerja sesuai dengan beban pekerja


(54)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kelelahan

2.1.1 Defenisi Kelelahan

Kelelahan adalah suatu mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah istirahat. Istilah kelelahan biasanya menunjukkan kondisi yang berbeda-beda dari setiap individu, tetapi semuanya bermuara kepada kehilangan efisiensi dan penurunan kapasitas kerja serta ketahanan tubuh. Kata kelelahan (fatigue) menunjukkan keadaan yang berbeda–beda, tetapi semuanya berakibat kepada pengurangan kapasitas kerja dan ketahanan tubuh (Suma’mur P.K, 2009).

Kelelahan merupakan suatu perasaan yang bersifat subjektif. Istilah kelelahan mengarah pada kondisi melemahnya tenaga untuk melakukan suatu kegiatan (Budiono, dkk., 2003).

Kelelahan akibat kerja seringkali diartikan sebagai proses menurunnya efisiensi, performansi kerja dan berkurangnya kekuatan atau ketahanan fisik tubuh untuk terus melanjutkan kegiatan yang harus dilakukan. Kelelahan adalah suatu mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah istirahat. Kelelahan diatur secara sentral oleh otak. Pada susunan syaraf pusat terdapat sistem aktivitas atau bersifat simpatis dan inhibisi atau bersifat parasimpatis (Wignjosoebroto, 2003).

Defenisi kelelahan sangat beragam, untuk itu pada penelitian ini peneliti menyimpulkan bahwa kelelahan merupakan suatu perasaan yang subyektif yang dapat dirasakan seseorang disebabkan ketidakseimbangan tubuh untuk melakukan


(55)

suatu pekerjaan hingga seseorang mencapai pada titik yang lemah, lesu, letih dan lelah.

2.1.2 Penyebab Kelelahan

Menurut Suma’mur P.K (2009) yang dapat menyebabkan terjadinya kelelahan adalah keadaan monoton, beban dan lamanya pekerjaan baik fisik maupun mental, keadaan lingkungan seperti iklim kerja, penerangan dan kebisingan, kondisi kejiwaan seperti tanggung jawab, kekhawatiran atau konflik, perasaan sakit, penyakit dan keadaan gizi.

Faktor-faktor yang memengaruhi kelelahan disebabkan oleh pekerjaan yang berlebihan, kekurangan waktu untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, terjadinya konflik yang dimiliki peranan atau jabatan, dan tidak jelasnya deskripsi tugas yang harus dikerjakan. Penyebab dasar kelelahan yang berasal dari kondisi individu itu sendiri adalah stress dan kondisi emosi yang lebih banyak membutuhkan energi, depresi yang dapat melemahkan dan mendapatkan perhatian khusus, frekuensi tidur yang kurang, Chronic Fatigue Dysfungtion Syndrome yang dapat terjadi selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun, penyakit medis, dan gizi yang berlebihan (Wignjosoebroto, 2003).


(56)

Menurut Kroemar & Grandjean dalam Tarwaka (2004) faktor-faktor yang menyebabkan kelelahan dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Teori kombinasi pengaruh penyebab kelelahan dan penyembuhan yang diperlukan untuk menyeimbanginya

Intensitas dan lamanya kerja fisik dan mental

Problem fisik: tanggung jawab, kekhawatiran konflik

Lingkungan: iklim, penerangan, kebisingan

Kenyerian dan kondisi kesehatan

Circadian rhytm Nutrisi

Pemulihan/ penyegaran

Tingkat Kelelahan


(57)

2.1.3 Klasifikasi Kelelahan

Kelelahan dapat dibedakan berdasarkan: 1. Proses dalam otot yang terdiri dari :

a. Kelelahan otot, adalah suatu penurunan kapasitas otot dalam bekerja akibat kontraksi yang berulang. Kontraksi otot yang berlangsung lama mengakibatkan keadaan yang dikenal sebagai kelelahan otot. Otot yang lelah akan menunjukkan kurangnya kekuatan, bertambahnya waktu kontraksi dan relaksasi, berkurangnya koordinasi serta otot menjadi gemetar.

b. Kelelahan umum, adalah perasaan yang menyebar yang disertai adanya penurunan kesiagaan dan kelambanan pada setiap aktivitas. Kelelahan umum biasanya ditandai dengan berkurangnya kemauan untuk bekerja yang disebabkan oleh monotoni, intensitas dan lamanya kerja fisik, keadaan lingkungan, sebab-sebab mental, status kesehatan dan keadaan gizi (Tarwaka, 2004).

2. Penyebab terjadinya kelelahan yang terdiri dari:

a. Kelelahan fisiologis, adalah kelelahan yang timbul karena adanya perubahan-perubahan faal dalam tubuh. Dari segi fisiologis, tubuh manusia dapat dianggap sebagai mesin yang mengkonsumsi bahan bakar dan memberikan output yang berupa tenaga yang berguna untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari.

b. Kelelahan psikologis, adalah kelelahan yang dapat dikatakan kelelahan palsu yang timbul dalam perasaan pekerja. Kelelahan ini dapat dilihat dari perubahan tingkah laku atau pendapat-pendapatnya yang sudah tidak konsisten lagi, serta labilnya jiwa dengan adanya perubahan pada kondisi lingkungan atau kondisi


(58)

tubuhnya. Beberapa sebab kelelahan ini diantaranya: kurangnya minat dalam pekerjaan, berbagai penyakit, monotoni, keadaan lingkungan, adanya hukum atau nilai moral yang mengikat yang dirasakan tidak cocok baginya, serta sebab-sebab fisikologis lain seperti tanggung jawab, kekhawatiran, dan konflik-konflik. Pengaruh-pengaruh ini seakan-akan terkumpul didalam tubuh (benak) dan menimbulkan rasa lelah.

3. Waktu terjadinya kelelahan yang tediri dari:

a. Kelelahan akut, terutama disebabkan oleh kerja suatu organ atau seluruh tubuh secara berlebihan.

b. Kelelahan kronis, yaitu kelelahan yang disebabkan oleh sejumlah faktor yang berlangsung secara terus-menerus dan terakumulasi untuk jangka waktu yang panjang. Gejala-gejala yang tampak jelas akibat lelah kronis ini dapat dicirikan seperti; meningkatnya emosi dan rasa jengkel sehingga orang menjadi kurang toleran terhadap orang lain, munculnya sikap apatis terhadap pekerjaan, depresi yang berat, dan lain-lain (Wignjosoebroto, 2003).

Terdapat dua jenis kelelahan, yaitu kelelahan otot dan kelelahan umum (AM Sugeng Budiono, 2003).

1. Kelelahan Otot (Muscular Fatigue)

Fenomena berkurangnya kinerja otot setelah terjadinya tekanan melalui fisik untuk suatu waktu disebut kelelahan otot secara fisiologi, dan gejala yang ditunjukan tidak hanya berupa berkurangnya tekanan fisik, namun juga pada makin rendahnya gerakan. Pada akhirnya kelelahan fisik ini dapat menyebabkan sejumlah hal yang kurang menguntungkan seperti: melemahnya kemampuan


(59)

pekerja dalam melakukan pekerjaannya dan meningkatnya kesalahan dalam melakukan kegiatan kerja, sehingga dapat memengaruhi produktivitas kerjanya. Gejala kelelahan otot dapat terlihat pada gejala yang tampak dari luar atau external signs (AM Sugeng Budiono, 2003).

Sampai saat ini masih berlaku dua teori tentang kelelahan otot yaitu teori kimia dan teori saraf pusat terjadinya kelelahan. Pada teori kimia secara umum menjelaskan bahwa terjadinya kelelahan adalah akibat berkurangnya cadangan energi dan meningkatnya sisa metabolisme sebagai penyebab hilangnya efisiensi otot. Sedangkan perubahan arus listrik pada otot dan saraf adalah penyebab sekunder. Sedangkan pada teori saraf pusat menjelaskan bahwa perubahan kimia hanya merupakan penunjang proses.

Perubahan kimia yang terjadi mengakibatkan dihantarkannya rangsangan saraf melalui saraf sensoris ke otak yang disadari sebagai kelelahan otot. Rangsangan aferen ini menghambat pusat-pusat otak dalam mengendalikan gerakan sehingga frekuensi potensial kegiatan pada sel saraf menjadi berkurang. Berkurangnya frekuensi tersebut akan menurunkan kekuatan dan kecepatan kontraksi otot dan gerakan atas perintah kemauan menjadi lambat. Dengan demikian semakin lambat gerakan seseorang akan menunjukkan semakin lelah kondisi otot seseorang (Tarwaka, 2004).

2. Kelelahan Umum (General Fatigue)

Gejala utama kelelahan umum adalah suatu perasaan letih yang luar biasa. Semua aktivitas menjadi terganggu dan terhambat karena munculnya gejala


(60)

kelelahan tersebut. Tidak adanya gairah untuk bekerja baik secara fisik maupun psikis, segalanya terasa berat dan merasa “ngantuk” (AM Sugeng Budiono, 2003).

Kelelahan umum biasanya ditandai berkurangnya kemauan untuk bekerja yang disebabkan oleh karena monotoni, intensitas dan lamanya kerja fisik, keadaan dirumah, sebab-sebab mental, status kesehatan dan keadaan gizi (Tarwaka, 2004).

2.1.4 Gejala Kelelahan

Menurut Sumakmur P.K (2009) gejala atau tanda-tanda yang berhubungan dengan kelelahan dapat dilihat pada tabel 2.1 :

Tabel 2.1 Gejala atau perasaan atau tanda yang berhubungan dengan kelelahan

Perasaan berat di kepala Menjadi lelah seluruh badan

Kaki merasa berat Menguap

Merasa kacau pikiran Mengantuk

Merasa berat pada mata Kaku dan canggung dalam gerakan Tidak seimbang dalam berdiri Mau berbaring

Merasa susah berfikir Lelah berbicara

Gugup Tidak dapat berkonsentrasi

Tidak dapat memfokuskan perhatian terhadap sesuatu

Tidak dapat tekun dalam melakukan pekerjaan

Kurang kepercayaan diri Cemas terhadap sesuatu Tidak dapat mengontrol sikap Cenderung untuk lupa

Sakit kepala Kekakuan di bahu

Merasa nyeri di punggung Merasa pernafasan tertekan

Merasa haus Suara serak

Merasa pening Spasme kelopak mata

Tremor pada anggota badan Merasa kurang sehat

Sumber: Suma’mur P.K.,2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (HIPERKES). Jakarta: CV Sagung Seto. Hal 39-360.


(61)

Selain itu pada kelelahan kronis perasaan lesu tampak sebagai suatu gejala penting. Gejala-gejala psikis pada penderita kelelahan kronis adalah perbuatan penderita yang antisosial sehingga tidak cocok dan menimbulkan sengketa dengan orang-orang sekitar; pada penderita terjadi depresi, berkurangnya tenaga fisik dan juga energi mental kejiwaan serta hilangnya inisiatif. Gejala psikis demikian sering disertai kelainan psikosomatis seperti sakit kepala yang tanpa adanya penyebab organis, vertigo, gangguan pencernaan, sukar atau tidak dapat tidur, dan lain-lain.

2.1.5 Akibat Kelelahan

Konsekuensi akibat kelelahan dalam hal ini menyebabkan tingkat absentisme akan meningkat terutama mangkir kerja pada waktu jangka pendek disebabkan kebutuhan istirahat lebih banyak atau meningkatnya angka sakit (Suma’mur P.K., 2009).

Kelelahan yang terus menerus terjadi setiap hari akan berakibat terjadinya kelelahan kronis. Perasaan lelah tidak saja terjadi sesudah bekerja pada sore hari, tetapi juga selama bekerja, bahkan sebelum bekerja. Perasaan lesu tampak sebagai suatu gejala. Gejala psikis ditandai dengan perbuatan anti sosial dan perasaan tidak cocok dengan sekitar, sering depresi, kurangnya tenaga serta kehilangan inisiatif. Gejala psikis ini sering disertai kelainan psikolatis seperti sakit kepala, vertigo, gangguan pencernaan, tidak dapat tidur dan sebagainya. Kelelahan kronis demikian disebut kelelahan klinis. Kelelahan klinis terutama terjadi pada mereka yang mengalami konflik mental atau kesulitan psikologis. Selain itu sikap negatif terhadap kerja, dan perasaan terhadap atasan atau lingkungan kerja


(62)

memungkinkan faktor penting dalam sebab ataupun akibat (Suma’mur P.K., 2009).

2.1.6 Pengukuran Kelelahan

Metode pengukuran kelelahan sangat banyak ragamnya dan merupakan suatu perasaan subyektif yang sulit diukur sehingga di perlukan pendekatan secara multidisiplin. Adapun parameter yang digunakan untuk mengukur kelelahan adalah : Waktu Reaksi Seluruh Tubuh atau Whole Body Reaction Test (WBRT), Uji ketuk Jari (Finger Taping Test), Uji Flicker Fusion, Uji Critical Fusion, Uji Bourdon Wiersma, Skala Kelelahan IFRC (Industrial Fatique Rating Comite), Ekskresi Katikolamin, dan Stroop Test (Suma’mur P.K., 2009).

Menurut Tarwaka (2004) pengukuran kelelahan dapat diukur dengan berbagai cara, yaitu :

1. Kualitas dan kuantitas hasil kerja

Pada metode kualitas dan kuantitas ini, kualitas output digambarkan sebagai jumlah proses kerja (waktu yang digunakan setiap item) atau proses operasi yang dilakukan setiap unit waktu. Sedangkan kualitas output (kerusakan produk, penolakan produk) atau frekuensi kecelakaan dapat menggambarkan terjadinya kelelahan, tetapi faktor tersebut bukanlah merupakan causal factor. Kuantitas kerja dapat dilihat pada prestasi kerja yang dinyatakan dalam banyaknya produksi persatuan waktu. Sedangkan kualitas kerja didapat dengan menilai kualitas pekerjaan seperti jumlah yang ditolak, kesalahan, kerusakan material, dan sebagainya.


(63)

2. Perasaan kelelahan secara subyektif (Subjective feelings of fatigue)

Subjective Self Rating Test dari Industrial Fatigue Research Committee (IFRC) Jepang, merupakan kuesioner untuk mengukur tingkat kelelahan subyektif. Kuesioner tersebut berisi 30 daftar pertanyaan yang terdiri dari :

a. 10 pertanyaan tentang pelemahan kegiatan, meliputi: perasaan berat di kepala, lelah di seluruh badan, berat di kaki, menguap, pikiran kacau, mengantuk, ada beban pada mata, gerakan canggung dan kaku, berdiri tidak stabil, ingin berbaring.

b. 10 pertanyaan tentang pelemahan motivasi: susah berfikir, lelah untuk bicara, gugup, tidak berkonsentrasi, sulit untuk memusatkan perhatian, mudah lupa, kepercayaan diri berkurang, merasa cemas, sulit mengontrol sikap, tidak tekun dalam pekerjaan.

c. 10 pertanyaan tentang gambaran kelelahan fisik: sakit di kepala, kaku di bahu, nyeri di punggung, sesak nafas, haus, suara serak, merasa pening, spasme di kelopak mata, tremor pada anggota badan, merasa kurang sehat.

3. Alat ukur perasaan kelelahan kerja (KAUPK2)

KAUPK2 (Kuesioner Alat Ukur Perasaan Kelelahan Kerja) merupakan parameter untuk mengukur perasaan kelelahan sebagai gejala subyektif yang dialami pekerja dengan perasaan yang tidak menyenangkan. Keluhan yang dialami pekerja setiap harinya membuat mereka mengalami kelelahan kronis. a. Pengukuran gelombang listrik pada otak

Pengukuran gelombang listrik pada otak dilakukan dengan menggunakan alat bantu berupa Electroenchepalography (EEG).


(64)

b. Uji psiko-motor (Psychomotor Test)

Pengukuran ini dilakukan dengan cara melibatkan fungsi persepsi, interpretasi dan reaksi motorik dengan menggunakan alat digital reaction timer untuk mengukur waktu reaksi.

2.1.7 Cara Mengatasi Kelelahan

Untuk menghindari rasa lelah diperlukan adanya keseimbangan antara masukan sumber datangnya kelelahan tersebut (faktor penyebab kelelahan) dengan jumlah keluaran yang diperoleh lewat proses pemulihan (recovery). Proses pemulihan dapat dilakukan dengan cara memberikan waktu istirahat yang cukup atau dengan cara memperpendek jam kerja harian yang nantinya akan menghasilkan kenaikan output per jam, sebaliknya dengan memperpanjang jam kerja harian akan memperlambat kecepatan (tempo) kerja yang akhirnya berakibat pada penurunan prestasi kerja perjamnya (Wignjosoebroto, 2003).

Menurut Suma’mur (2009) kelelahan diatur secara sentral oleh otak. Pada susunan saraf pusat, terdapat sistem aktivasi dan inhibisi. Kedua sistem ini saling mengimbangi tetapi terkadang salah satu dari padanya lebih dominan sesuai dengan keperluan. Sistem aktivasi bersifat simpatis, sedangkan inhibisi adalah parasimpatis. Agar tenaga kerja berada dalam keserasian dan keseimbangan, kedua sistem tersebut harus berada pada kondisi yang memberikan stabilitasi kepada tubuh.


(65)

2.2 Produktivitas

2.2.1 Defenisi Produktivitas

Produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik (barang-barang dan jasa) dengan masuknya yang sebenarnya. Produktivitas adalah ukuran efisiensi produktif. Suatu perbandingan antara hasil keluaran (output) dan masukan (input). Masukan sering dibatasi dengan masukan pekerja, sedangkan keluaran diukur dalam kesatuan fisik bentuk dan nilai (Muchdarsyah, 2008).

Secara teknis produktivitas merupakan perbandingan antara keluaran (output) terhadap masukan (input) yang dapat diukur dengan melakukan penilaian yang bersifat parsial, misalnya keluaran dalam bentuk hasil pelaksanaan kerja per unit waktu terhadap masukan yang diperuntukkan bagi intervensi kesehatan dan biasanya menunjukkan hasil yang positif (Suma’mur P.K, 2009).

Secara lebih sederhana, produktivitas adalah perbandingan antara jumlah yang dihasilkan dengan jumlah setiap sumber yang dipergunakan selama produksi berlangsung. Produktivitas merupakan aspek yang sangat penting dalam bekerja di dalam suatu perusahaan demi kelangsungan usaha dan hasil suatu perusahaan. Dengan adanya efisiensi terhadap produktivitas dalam bekerja maka penyelesaian tugas dapat dilakukan dengan efektif sehingga hasil yang diharapkan atau tingkat keluaran dapat tercapai bahkan bisa meningkat jika sumber daya manusia dan ruang lingkup suatu perusahaan mendukung agar tingkat produksinya menjadi lebih baik. Produktivitas juga tercapai jika adanya keseimbangan antara pekerjaan dengan kapasitas kerja atau kemampuan seseorang dalam bekerja disertai dengan faktor-faktor pendukungnya.


(66)

2.2.2 Faktor-faktor yang Memengaruhi Produktivitas

Pada dasarnya produktivitas dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu beban kerja, kapasitas kerja, dan beban tambahan akibat lingkungan kerja. Beban kerja berhubungan dengan beban fisik, mental maupun sosial yang memengaruhi tenaga kerja. Kapasitas kerja berkaitan dengan kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan pada waktu tertentu sedangkan beban tambahan akibat lingkungan kerja meliputi faktor fisik, kimia, dan faktor pada pekerja sendiri yang meliputi faktor biologi, fisiologis, dan psikologis. Banyak faktor yang memengaruhi produktivitas baik terhadap pekerja itu sendiri maupun terhadap lingkungan pekerjaannya. Menurut Hariandja (2002), faktor–faktor yang memengaruhi produktivitas adalah: a. kemampuan; kecakapan yang dimiliki berdasarkan pengetahuan, lingkungan

kerja yang menyenangkan menambah kemampuan pekerja.

b. sikap; yang menyangkut perangai pekerja yang banyak dihubungkan dengan moral dan semangat kerja.

c. situasi dan keadaan lingkungan; faktor ini menyangkut fasilitas dan keadaan dimana semua pekerja dapat bekerja dengan tenang serta sistem kompensasi yang ada.

d. motivasi; tiap pekerja perlu diberikan dorongan dalam usaha meningkatkan produktivitas.

e. upah; upah atau gaji minimum yang tidak sesuai dengan peraturan pemerintah dapat menyebabkan penurunan produktivitas kerja.


(1)

3.3.1 Populasi……….. 28

3.3.2 Sampel……….... 28

3.4 Metode Pengumpulan Data………. 29

3.5 Variabel dan Defenisi Operasional………. 29

3.5.1 Variabel Penelitian………. 29

3.5.2 Defenisi Operasional……….. 29

3.6 Metode Pengukuran………... 30

3.7 Metode Analisis Data………. 31

3.7.1 Analisis Univariat ……….. 31

3.7.2 Analisis Bivariat ……… 32

BAB IV HASIL PENELITIAN ………. 33

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ……….33

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan……….33

4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan ………...34

4.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan ………. 35

4.1.4 Pekerja Perusahaan ……… 40

4.1.5 Jam Kerja Perusahaan ……… 40

4.2 Deskripsi Umum Pekerja …..……….. 41

4.2.1 Umur ……….. 41

4.2.2 Tingkat Pendidikan ……… 41

4.2.3 Masa Kerja ………. 42

4.2.4 Status Perkawinan ……….. 42

4.2.5 Jumlah Tanggungan ………... 43

4.2.6 Kelelahan ………... 43

4.2.7 Produktivitas ……….. 46

4.3 Analisis Bivariat ………..47

4.3.1 Hubungan Kelelahan dengan Produktivitas ……….. 48

BAB V PEMBAHASAN ……….49

5.1 Distribusi Pekerja ……… .49

5.2 Kelelahan pada Pekerja di PT Anugerah Sawit Makmur, Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2016 ………...49

5.3 Produktivitas pada Pekerja di PT Anugerah Sawit Makmur, Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2016 ………...53

5.4 Hubungan Kelelahan dengan Produktivitas pada Pekerja di PT Anugerah Sawit Makmur, Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2016 …………. 54

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ………56

6.1 Kesimpulan ………...56

6.2 Saran ……….57

DAFTAR PUSTAKA ………. .58 LAMPIRAN


(2)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Gejala atau perasaan atau tanda yang berhubungan dengan

kelelahan ………... 14 Tabel 4.1 Pekerja PT anugerah Sawit Makmur ……… 40 Tabel 4.2 Distribusi Pekerja Berdasarkan Umur di PT Anugerah Sawit

Makmur, Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2016 …………. 41 Tabel 4.3 Distribusi Pekerja Berdasarkan Tingkat Pendidikan di PT

Anugerah Sawit Makmur, Kabupaten Labuhanbatu Utara

Tahun 2016 ………... 41 Tabel 4.4 Distribusi Pekerja Berdasarkan Masa Kerja di PT Anugerah

Sawit Makmur, Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2016 …… 42 Tabel 4.5 Distribusi Pekerja Berdasarkan Status Perkawinan di PT

Anugerah Sawit Makmur, Kabupaten Labuhanbatu Utara

Tahun 2016 ………. 42 Tabel 4.6 Distribusi Pekerja Berdasarkan Jumlah Tanggungan di PT

Anugerah Sawit Makmur, Kabupaten Labuhanbatu Utara

Tahun 2016 …... 43 Tabel 4.7 Hasil Pengukuran Kelelahan Berdasarkan Kuesioner Subjective Self Rating Test di PT Anugerah Sawit Makmur, Kabupaten

Labuhanbatu Utara Tahun 2016

………..………..43


(3)

Tabel 4.8 Distribusi Pekerja Berdasarkan Kelelahan di PT Anugerah

Sawit Makmur, Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2016 ……45 Tabel 4.9 Produktivitas Pekerja di PT Anugerah Sawit Makmur, Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2016 …... 46 Tabel 4.10 Distribusi Pekerja Berdasarkan Produktivitas di PT Anugerah Sawit Makmur, Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2016 …...47 Tabel 4.11 Hubungan Kelelahan dengan Produktivitas pada Pekerja

di PT Anugerah Sawit Makmur, Kabupaten Labuhanbatu


(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Teori kombinasi pengaruh penyebab kelelahan dan

penyembuhan yang diperlukan untuk menyeimbanginya…... 10

Gambar 2.2 Kerangka Konsep ……… 27

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT Anugerah Sawit Makmur ………….. 35


(5)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Kuesioner Penelitian

Lampiran 2.Surat Izin Penelitian

Lampiran 3. Surat Selesai Melakukan Penelitian

Lampiran 4. Master Data

Lampiran 5. Output Hasil Uji Univariat dan Bivariat


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Annisa

Tempat Lahir : Besitang Tanggal Lahir : 06 Juli 1994 Suku Bangsa : Banjar Agama : Islam Nama Ayah : Hairuddin Suku Bangsa Ayah : Banjar

Nama Ibu : Masitah Sinaga Suku Bangsa Ibu : Batak

Pendidikan Formal

1. TK /Tamatan tahun : TK SWASTA RAJA GARUDA MAS BESITANG/2000

2. SD/ Tamatan tahun : SD NEGERI 116894 KUALA BERINGIN /2006 3. SLTP/Tamatan tahun : MTs.S MUKHTARIYAH BESITANG /2009 4. SLTA/Tamatan tahun : SMA NEGERI 1 BESITANG /2012

5. Lama studi di FKM USU : 2012-2016