xxii
dengan cara melihat dan menganalisa data penelitian, yang ada pada dasarnya membandingkan keadaan sosial ekonomi masyarakat sebelum dan sesudah
meletusnya Gunung Sinabung di Tanah Karo. Dalam hal ini, dampak sebelum dan sesudah meletusnya Gunung Sinabung terhadap sosial ekonomi masyarakat tidak
positip, artinya pasca meletusnya Gunung Sinabung memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap penurunan tingkat sosial ekonomi masyarakat baik dalam
tingkat pendapatan atau penghasilan, sumber pendapatan untuk pendidikan anak, serta kesehatan, hasil penelitian yang diperoleh yaitu “ H1 : terdapat hubungan
yang signifikan antara bencana pasca meletusnya Gunung Sinabung terhadap kehidupan sosial ekonomi di Desa Kuta Rayat Kecamatan Naman Teran
Kabupaten Karo dan Ho : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara bencana pasca meletusnya Gunung Sinabung terhadap kehidupan sosial ekonomi
di Desa Kuta Rayat Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo” maka H1 diterima dan Ho ditolak setelah diadakan analisa data melalui uji t maka nilai t hitung
positif yang berarti terdapat hubungan yang signifikan terhadap kehidupan sosial ekonomi di Desa Kuta Rayat Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo. Bencana
meletusnya Gunung Sinabung memberikan dampak yang signifikan terhadap sosial ekonomi di Desa Kuta Rayat Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo.
2.2 Landasan Teori
Usahatani adalah suatu kegiatan yang dilakukan petani kentang dalam mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efesien untuk tujuan
memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Dikatakan efektif bila petani atau produsen dapat mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki
Universitas Sumatera Utara
xxiii
sebaik – baiknya dan dikatakan efisien bila pemamfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran output yang melebihi masukan input.
Soekartawi, 1995. Produksi adalah suatu proses merubah kombinasi berbagai input menjadi output.
Pengertian produksi tidak hanya terbatas pada proses pembuatan saja, tetapi juga penyimpanan, distribusi, pengangkutan, pengemasan kembali, hingga pemasaran
hasilnya. Istilah produksi dipergunakan dalam organisasi yang menghasilkan keluaran atau output berupa barang dan jasa. Secara umum produksi diartikan
sebagai suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan input menjadi keluaran atau Output Fuad, 2000.
Faktor produksi adalah semua korbanan yang diberikan pada tanaman agar tanaman tersebut mampu tumbuh dan menghasilkan dengan baik. Faktor produksi
dikenal juga dengan istilah input dan korbanan produksi. Faktor produksi memang sangat menentukan besar kecilnya produksi yang diperoleh. Faktor produksi
lahan, modal, pupuk, obat – obatan, dan tenaga kerja, dan aspek manajemen adalah faktor produksi yang terpenting Soekartawi, 1989.
Produktivitas mengandung arti sebagai perbandingan antara hasil yang dicapai output dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan input. Dengan kata
lain bahwa produktivitas memiliki dua dimensi. Dimensi pertama adalah evektivitas yang mengarah kepada pencapaian target berkaitan dengan kualitas,
kuantitas dan waktu. Yang kedua yaitu efesiensi yang berkaitan dengan upaya membandingkan input dengan realisasi penggunaannya atau bagaimana pekerjaan
tersebut dilaksanakan Husien, 2002.
Universitas Sumatera Utara
xxiv
Modal yaitu sumber ekonomi diluar tenaga kerja yang dibuat oleh manusia. Dalam pengertian luas dan umum merupakan keseluruhan nilai dari sumber-
sumber ekonomi non manusiawi Hanafie, 2010. Menurut Mubyarto 1989, modal adalah barang atau uang yang bersama-sama
faktor-faktor produksi tanah dan tenaga kerja menghasilkan barang-barang baru yaitu, dalam hal ini, hasil pertanian. Modal petani berupa barang adalah ternak
beserta kandangnya, cangkul, bajak dan alat-alat pertanian lain, pupuk, bibit, hasil panen yang belum dijual, tanaman yang masih disawah dan lain-lain.
Menurut sifatnya, modal dibedakan menjadi dua yakni modal tetap yang meliputi tanah bangunan dan modal tidak tetap yang meliputi alat-alat, bahan, uang tunai,
piutang di bank, tanaman, ternak, ikan di kolam. Penggunaan modal berfungsi membantu meningkatkan produktivitas dan menciptakan kekayaan serta
pendapatan usahatani. Manajemen merupakan suatu proses yang melibatkan kegiatan perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian yang dilakukan untuk mencapai sasaran perusahaan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya
lainnya. Dalam mencapai tujuannya, selain memanfaatkan sumber-sumber daya yang ada, manajemen juga menggunakan metode ilmiah dan seni dalam setiap
pendekatan atau penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi Fuad, 2000. Tenaga kerja merupakan kemampuan fisik dan mental orang-orang sewaktu
mereka berkontribusi pada produksi di dalam perekonomian Griffin dan Ebert, 2007. Dalam pertanian Indonesia harus dibedakan ke dalam persoalan tenaga
kerja dalam usahatani kecil-kecilan Usahatani Pertanian Rayat dan persoalan
Universitas Sumatera Utara
xxv
tenaga kerja dalam perusahaan pertanian yang besar-besar yaitu perkebunan, kehutanan, peternakan dan sebagainya. Dalam usahatani sebagian besar tenaga
kerja berasal dari keluarga petani sendiri yang terdiri atas ayah sebagai kepala keluarga, isteri, dan anak-anak petani. Tenaga kerja yang berasal dari keluarga
petani ini merupakan sumbangan keluarga pada produksi pertanian secara keseluruhan dan tidak pernah dinilai dalam uang Mubyarto, 1989.
Biaya merupakan pengorbanan yang dilakukan oleh produsen petani, nelayan, peternak untuk memperoleh faktor – faktor produksi yang akan digunakan dalam
mengelola usahanya untuk mendapatkan hasil maksimal. Rahim dan Hastuti, 2007.
Biaya usahatani biasanya diklasifikasikan menjadi dua yaitu biaya tetap fixed cost dan biaya tidak tetap variable cost. Biaya tetap ini umumnya didefenisikan
sebagai biaya yang relatif tetap jumlahnya, dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Besar biaya tidak tetap atau biaya
variable biasanya didefenisikan sebagai biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh. Kalau menginginkan produksi yang tinggi, maka
tenaga kerja perlu ditambah, pupuk juga perlu ditambah dan sebagainya, sehingga biaya ini sifatnya berubah – ubah tergantung besar kecilnya produksi yang
diinginkan Soekartawi, 1995. Harga adalah satuan nilai yang diberikan pada suatu komoditi sebagai informasi
kontraprestasi dari produsen pemilik komoditi. Dalam teori ekonomi disebutkan bahwa harga suatu barang atau jasa yang pasarnya kompetitif, maka tinggi
rendahnya harga ditentukan oleh permintaan dan penawaran pasar. Harga
Universitas Sumatera Utara
xxvi
merupakan salah satu faktor yang sulit dikendalikan. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah, tetapi sampai saat ini tetap saja harga masi merupakan
masalah. Harga produk pertanian umumnya adalah berfluktuasi. Oleh karena itu, diperlukan stok yang cukup agar tidak terjadi pembelian bahan baku yang
berulang – ulang pada harga yang tidak pasti Soekartawi, 2002. Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan
harga jual. Cara menghitung penerimaan usahatani adalah :
TR = P. Q TC = TFC + TVC
Dimana : P
= Harga per satuan Rp Q
= Jumlah Produksi Kg TVC = Total Biaya Variabel
TFC = Total Biaya Tetap Rp
Suratiyah, 2006. Pendapatan bersih adalah penerimaan dikurangi biaya produksi. Petani dalam
memperoleh pendapatan bersih yang tinggi maka petani harus mengupayakan penerimaan yang tinggi dan biaya produksi yang rendah. Jenis hasil yang
pasarnya baik dan mengupayakan biaya produksi yang rendah dengan mengatur biaya produksi, menggunakan teknologi yang baik, mengupayakan harga input
yang rendah, mengatur skala produksi yang efesien Simanjuntak, 2004. Pendapatan usahatani selisih antara penerimaan dan semua biaya. Cara
menghitung pendapatan usahatani adalah :
I = TR – TC
Universitas Sumatera Utara
xxvii
Dimana : I
= Pendapatan TR
= Total penerimaan TC
= Total biaya Soekartawi, 2002.
Berdasarkan rumusan di atas dapat disimpulkan bahwa faktor variabel yang paling mempengaruhi pendapatan adalah jumlah produksi, harga produksi dan
harga input produksi.
2.3 Kerangka Pemikiran