10 Return on Equity dapat dihitung dengan rumus :
�� � � =
Laba bersih setelah pajak Ekuitas
Return On Equity ROE atau sering disebut juga dengan Return On Common Equity. Dalam bahasa Indonesia, istilah ini sering juga diterjemahkan
sebagai rentabilitas modal sendiri Halim dan Hanafi, 2005: 179. ROE merupakan rasio antara laba bersih setelah pajak terhadap penyertaan modal
saham sendiri yang berarti juga merupakan untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian persentase dari saham sendiri yang ditanamkan dalam bisnis
Widiyanto, 1992:53. Dengan demikian kegunaan ROE adalah untuk menentukan pemilihan sumber pendanaan investasi, modal sendiri atau modal
asing.
2.2. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan dapat mempengaruhi manajemen laba dimana perusahaan besar memiliki aktivitas operasional yang lebih kompleks sehingga
memungkinkan dilakukannya manajemen laba. Perusahaan besar juga menghadapi public demand atas informasi yang tinggi sehingga perusahaan harus
mengungkapkan lebih banyak informasi. Ukuran perusahaan size diukur dari total aktiva, baik aktiva lancar
maupun aktiva tidak lancar yang dimiliki oleh perusahaan. Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan
dari mana manfaat ekonomi dimasa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan Ikatan Akuntan Indonesia, 2009. Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud
Universitas Sumatera Utara
11 dalam aktiva adalah potensi dari aktiva tersebut untuk memberikan sumbangan,
baik langsung maupun tidak langsung semakin besar ukuran perusahaan, maka semakin banyak pula informasi yang terkandung didalamnya.
Ukuran perusahaan dapat dihitung berdasarkan beberapa kriteria yaitu: 1.
Ukuran perusahaan dari segi total saham Dilihat dari kapitalisasi market yang berasal dari total saham yang
dimiliki oleh perusahaan tersebut. Karena perusahaan yang berukuran lebih besar cenderung memiliki public demand akan informasi yang lebih
tinggi dibanding dengan perusahaan yang berukuran lebih kecil. Menurut Ang 1997 dalam Haryanto dan Ira Yunita 2008 Pengelompokkan
pasar dibagi menjadi 3 bagian, yaitu : a.
Kapitalisasi besar Saham berkapitalisasi besar merupakan saham-saham yang dinilai
kapitalisasi pasarnya lebih besar atau sampai dengan Rp 5 triliyun. Saham berkapitalisasi besar ini disebut saham lapis pertama
b. Kapitalisasi sedang
Saham berkapitalisasi sedang merupakan saham-saham yang nilai kapitalisasi pasarnya berkisar antara Rp 1 triliyun sampai dengan Rp 5
triliun. Saham berkapitalisasi besar ini disebut saham lapis kedua.
c. Kapitalisasi Kecil
Saham berkapitalisasi kecil merupakan saham-saham yang nilai kapitalisasi pasarnya kurang dari Rp 1 triliyun. Saham berkapitalisasi
kecil ini disebut juga saham lapis tiga.
2. Jumlah Pemegang Saham
Kepemilikan saham merujuk pada kekuasaan untuk melakukan kontrol dalam suatu perusahaan yang berimplikasi adanya kapasitas untuk
menentukan kebijakan dan tindakan pada perusahaan dan menurut Berle dan Means 2009:112, ada empat 4 tipe untuk mengukur kontrol
dengan prosentase kepemilikan saham dari individu atau kelompok pemegang saham, yaitu :
a.
Private ownership control 80 b.
Majority control 50-80 c.
Minorty control 20-50 d.
Management control
Universitas Sumatera Utara
12 Persentase kepemilikan saham adalah persentase jumlah lembar saham yang
dimiliki oleh seorang investor dibandingkan dengan jumlah lembar saham yang beredar. Persentase kepemilikan saham terbagi menjadi tiga, yaitu Baridwan,
2007: 1.
Persentase pemilikan kurang dari 20 Investasi saham dalam perusahaan lain yang jumlahnya kurang dari 20
maka dipandang investor tersebut tidak dapat mempengaruhi perusahaan yang sahamnya dimiliki.
2. Persentase pemilikan 20-50
Pemegang saham yang kepemilikannya sebesar 20 sampai 50 dari seluruh saham yang beredar pada saat menerima deviden maka deviden
yang diterima dikurangi saldo rekening investasi saham.
3. Persentase pemilikan lebih dari 50
Jika pemilikan saham investor lebih dari 50 dari seluruh saham beredar, maka perusahaan investor disebut induk perusahaan
3. Ukuran Perusahaan Dari Segi Total Aktiva
Ukuran perusahaan dari segi total aktiva dilihat dari segi total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan tersebut karena perusahaan besar memiliki
sumber daya yang besar sehingga perusahaan perlu dan mampu untuk membiayai penyediaan informasi untuk keperluan internal. Informasi
tersebut sekaligus menjadi bahan untuk keperluan pengungkapan informasi kepada pihak eksternal, sehingga tidak perlu ada tambahan
biaya yang besar untuk dapat melakukan pengungkapan dengan lebih lengkap. Sedangkan pada perusahaan kecil yang memiliki sumber daya
yang kecil sehingga perusahaan tidak mampu untuk membiayai penyediaan informasi untuk keperluan internal. Informasi tersebut
sekaligus menjadi bahan untuk keperluan pengungkapan informasi
Universitas Sumatera Utara
13 kepada pihak eksternal, sehingga perlu ada tambahan biaya yang besar
untuk dapat melakukan pengungkapan dengan lebih lengkap. Elton dan Gruber dalam Jogiyanto 2007:254, menyatakan bahwa
perbedaan ukuran perusahaan menimbulkan risiko usaha yang berbeda secara signifikan antara perusahaan besar dan perusahaan kecil, mereka juga
merumuskan perusahaan yang besar dianggap mempunyai risiko yang lebih kecil, karena perusahaan yang besar dianggap lebih mempunyai akses ke pasar modal
sehingga lebih mudah untuk mendapatkan tambahan dana yang kemudian dapat meningkatkan profitabilitas.
Jogiyanto 2007:254, menyatakan ukuran perusahaan sebagai logaritma dari total aktiva diprediksi mempunyai hubungan negatif dengan risiko, dia juga
menghipotesiskan bahwa perusahaan yang besar cenderung berinvestasi ke proyek yang mempunyai varian rendah dan risiko yang rendah, untuk menghindari laba
yang berlebihan. Jogiyanto 2007 : 254 menyebutkan bahwa perusahaan besar merupakan subjek dari tekanan politik sehingga jika perusahaan melaporkan laba
yang berlebihan nantinya akan menarik politikus dan dapat dicurigai melakukan monopoli. Sehingga semakin tinggi risiko suatu perusahaan, semakin tinggi
tingkat profitabilitas yang diharapkan sebagai imbalan terhadap tingginya risiko dan sebaliknya semakin rendah rasio perusahaan, semakin rendah tingkat
profitabilitas yang diharapkan sebagai imbalan terhadap rendahnya risiko. Ukuran perusahaaan menunjukkan jumlah pengalaman dan kemampuan tumbuhnya suatu
perusahaan yang mengindikasikan kemampuan dan tingkat risiko dalam
Universitas Sumatera Utara
14 mengelola investasi yang diberikan para stockholder untuk meningkatkan
kemakmuran mereka.
2.3. Debt to Equity Ratio