BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Dengan perbandingan minimal minyak dan pelarut, produk dari reaksi gliserolisis paling banyak terbentuk setelah reaksi berjalan selama 4 jam .
2. Gliserolisis enzimatis dengan perbandingan minimal minyak dengan pelarut, dan pada waktu reaksi 4 jam menghasilkan monogliserida
sebanyak 43,58 dan digliserida sebanyak 24,65.
5.2 Saran
1. Diharapkan pada penelitian selanjutnya tidak digunakan lagi larutan buffer untuk mengurangi pembentukan ester.
2. Diharapkan pada penelitian selanjutnya digunakan suhu reaksi lebih tinggi dari 40
o
C untuk meningkatkan kinerja enzim dan meningkatkan kelarutan substrat.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Minyak Inti Sawit
Pemisahan inti sawit dari tempurungnya dilakukan menggunakan hydrocyclone separator, dimana inti dan tempurung dipisahkan oleh aliran air yang berputar
dalam sebuah tabung sehingga inti sawit akan mengapung dan tempurungnya tenggelam. Selanjutnya inti sawit dan tempurung dicuci sampai bersih. Inti sawit
harus segera dikeringkan dengan suhu 80
o
C kemudian diolah lebih lanjut dengan ekstraksi untuk menghasilkan minyak inti sawit palm kernel oil, PKO. Berikut
ini adalah komposisi asam lemak dalam minyak inti sawit.
Tabel 2.1 Komposisi Asam Lemak Minyak Inti Sawit. Asam Lemak
Minyak Inti Sawit Asam oktanoat
2 - 4 Asam dekanoat
3 - 7 Asam laurat
41 - 55 Asam miristat
14 - 19 Asam palmitat
6 - 10 Asam stearat
1 - 4 Asam oleat
10 - 20 Asam linoleat
1 - 5 Asam linolenat
1 - 5 Sumber : Fauzi dkk, 2012
Asam laurat merupakan komposisi asam lemak paling besar di dalam minyak inti sawit, oleh karena itu minyak inti sawit dapat digolongkan ke dalam
Universitas Sumatera Utara
minyak asam laurat. Minyak inti sawit yang baik berkadar asam lemak bebas yang rendah dan berwarna kuning terang serta mudah dipucatkan.
Sifat-sifat fisika dan kimia dari minyak inti sawit ialah meliputi warna, bau dan flavor, kelarutan, titik cair, titik didih, titik pelunakan, splitting point, shot
melting point, bobot jenis, indeks bias, titik kekeruhan, titik asap, titik nyala, titik api. Warna minyak ditentukan oleh adanya pigmen yang masih tersisa setelah
proses pemucatan, karena asam-asam lemak dan gliserida tidak berwarna. Warna orange atau kuning disebabkan adanya pigmen karoten yang larut dalam minyak.
Bau dan flavor dalam minyak terdapat secara alami, juga terjadi akibat adanya asam-asam lemak berantai pendek akibat kerusakan minyak. Sedangkan bau khas
minyak kelapa sawit ditimbulkan oleh persenyawaan beta ionone. Titik cair minyak sawit berada dalam nilai kisaran suhu, karena minyak kelapa sawit
mengandung beberapa macam asam lemak yang mempunyai titik cair yang berbeda-beda Ketaren, 1986.
2.2. Trigliserida