PEMBAHASAN Daya Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana L) Terhadap Porphyromonas Gingivalis Sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar (In Vitro)

diperoleh KHM sebesar 0,05 mgml. 17 Penelitian aktivitas antifungal alpha- mangostin yang terdapat pada kulit buah manggis terhadap Candida albicans dilakukan oleh Kaomongkolgit et al. 2009 diperoleh KHM sebesar 1 mgml dan MFC Minimum Fungicidal Concentration sebesar 2mgml. 16 Penelitian yang dilakukan oleh Tadtong et al. 2009 terhadap Streptococcus mutans, P. gingivalis dan Streptococcus pyogenes diperoleh KHM sebesar 0,01 mgml sedangkan pada Staphylococcus aureus diperoleh KHM sebesar 0,1 mgml. 15 Beberapa penelitian dengan menggunakan bahan lain juga telah diujikan terhadap bakteri P. gingivalis sebelumnya. Penelitian yang dilakukan Leontara V pada tahun 2014 menguji efek antibakteri ekstrak lerak terhadap P. gingivalis memperoleh KBM sebesar 25 dan penelitian yang dilakukan Amalia S pada tahun 2012 menguji efek antibakteri ekstrak pegagan terhadap P. gingivalis memperoleh KBM sebesar 25. 32-3 Dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa bakteri P. gingivalis merupakan bakteri yang sulit untuk dibunuh karena dinding sel bakteri tersebut memiliki beberapa lapisan yang menghambat masuknya bahan coba ke inti sel bakteri. Nilai yang diperoleh peneliti berbeda dengan beberapa peneliti yang telah disebutkan di atas, hal ini mungkin dapat disebabkan perbedaan daerah dan keadaan geografis tempat tumbuh manggis. Pada penelitian yang dilakukan oleh Tadtong et al. dan Kaomongkolgit et al. manggis diperoleh dari Thailand , Priya et al. menggunakan bubuk ekstrak kulit manggis yang diperoleh dari Avasthagen Company,USA sedangkan peneliti menggunakan kulit buah manggis yang diperoleh dari Pasar Buah Brastagi dengan asal tumbuh Sibolangit. Efek antibakteri yang dimiliki ekstrak kulit buah manggis dikarenakan adanya senyawa aktif yang terkandung di dalamnya yaitu alkaloid, saponin, tanin dan flavonoid yang berperan dengan mengganggu fungsi membran atau dinding sel bakteri. Saponin merupakan zat aktif yang dapat meningkatkan permeabilitas membran sehingga menyebabkan sel P.gingivalis lisis. 14,30 Tanin dalam konsentrasi rendah dapat menghambat pertumbuhan kuman, sedangkan pada konsentrasi tinggi, tanin bekerja sebagai anti mikroba dengan cara mengkoagulasi dan mengumpulkan protoplasma mikroba sehingga terbentuk ikatan yang stabil dengan protein dari bakteri tersebut. 14 Alkaloid berfungsi sebagai antibakteri yaitu berikatan dengan DNA sel dari P. gingivalis sehingga mengganggu sintesis DNA yang megakibatkan bakteri tersebut tidak mampu bereplikasi. 30 Flavonoid merupakan kelompok senyawa fenol yang mempunyai kecenderungan untuk mengikat protein, sehingga mengganggu proses metabolisme. 14 Alkaloid, saponin, tanin dan flavonoid berfungsi membuat dinding sel rusak, mengendapkan protein bakteri, mengganggu sintesis DNA sehingga menyebabkan lisisnya sel dari bakteri P.gingivalis. Penelitian ini membuktikan bahwa ekstrak kulit buah manggis memiliki efek antibakteri secara in vitro.Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan yaitu ekstrak kulit buah manggis memiliki daya antibakteri terhadap bakteri yang telah diujikan. Kemungkinan hal ini akan berbeda hasilnya dalam saluran akar karena bakteri yang terdapat dalam infeksi saluran akar ialah polimikrobial sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut sehingga kulit buah manggis dapat digunakan sebagai bahan medikamen saluran akar secara klinis. Berdasarkan pembahasan diatas maka hipotesis penelitian ini yaitu ada efek antibakteri ekstrak kulit buah manggis terhadap P. gingivalis diterima. Hal ini terbukti dengan diperolehnya nilai KBM yaitu pada konsentrasi 0,0975 dengan nilai KHM yang tidak dapat diperoleh.

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian efek antibakteri ekstrak etanol kulit buah manggis terhadap P. gingivalis secara in vitro dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol kulit buah manggis memiliki efek antibakteri terhadap P. gingivalis, dimana KHM tidak dapat ditentukan dan KBM diperoleh pada konsentrasi 0,0975 dengan ditemukannya perhitungan jumlah koloni bakteri 0 CFUml.

7.2 Saran

1. Perlu dilakukan uji fitokimia pada ekstrak kulit buah manggis untuk mengetahui senyawa aktif mana yang memiliki aktivitas antibakteri paling besar. 2. Perlu dilakukan penelitian untuk menguji efek antimikrobial kulit buah manggis terhadap mikroba lain yang patogen dalam saluran akar. 3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efek kulit buah manggis secara in vivo sehingga didapat konsentrasi yang dapat digunakan secara klinis dan akhirnya ekstrak kulit buah manggis dapat dikembangkan sebagai bahan alternative medikamen saluran akar dari bahan alami dalam perawatan endodontik. 4. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mencari nilai KHM dengan menggunakan metode difusi cakram. DAFTAR PUSTAKA 1. Priyanka S R, Veronica. Flare-Ups in Endodontics – A Review. IOSR-JDMS 2013; Volume 9: 25-29. 2. El Karim et al. The Antimicrobial Effects of Root Canal Irrigation dan Medication. OOOOE 2007; 103; 560-1, 564-5. 3. Gomes et al. Antimicrobial action of intracanal medicaments on the external root surface. Journal of Dentistry 2009; 37: 76-81. 4. Narayanan L L, Vaishnavi C. Endodontic Microbiology. J Conserv Dent 2010; 13: 231-9. 5. Athanassiadis B, Abbott P V, Walsh L J. The use of calcium hydroxide, antibiotics and biocides as antimicrobial medicaments in endodontics. Australian Dental Journal Endodontic 2007; 52: 64-72. 6. Walton RE, Torabinejad M. Prinsip praktik ilmu endodonsiaed 3. Alih Bahasa. Narlan Sumawinata. Jakarta: EGC, 2008: 258-9. 7. Baumgartner J.C, Bakland L.K, Sugita E.I. Chapter 3, Microbiology of Endodontics and Asepsis in Endodontic Practice: Ingle and Backland 5 th ed, 2002: 63-6, 77-9. 8. Peciuliene V et al. Microorgansms in root canal infections: a review. Baltic Dental and Maxillofacial Journal 2008; 10: 4-9. 9. Souza S et al. Endodontic Therapy Associated with Calcium Hydroxide As an Intracanal Dressing: Microbiologic Evaluation by the Checkerboard DNA-DNA Hybridization Technique. JOE 2005; 29: 79-83. 10. Tomazinho, Campos A. Detection of P. gingivalis, Porphyromonas endodontalis, Prevotella intermedia, and Prevotella nigrescens in chronic endodontic infection. OOOOE 2007; 103: 275-8. 11. Olsen I, Dahlen G. Salient virulence factors in anaerobic bacteria, with emphasis on their importance in endodontic infections. Endodontic Topics 2004; 9: 15-25 12. Siqueria J F. Microbial Causes of Endodontic Flare-ups. Int Endod J 2003: 36, 453-60. 13. Menteri Riset dan Teknologi Republik Indonesia. Kebijakan stretegi pembangunan nasioal ilmu pengetahuan dan teknologi tahun 2010-2014. Jakarta: Menteri Riset dan Teknologi Republik Indonesia., 2010:33-5 14. Poeloengan M, Praptiwi. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis Garcinia mangostana Linn. Media Litbang Kesehatan 2010; 20, 65-9. 15. Tadtong S, Viriyaroj A, Vorarat S, Nimkulrat S, Suksamrarn S. Antityrosinase and Antibacterial Activities of Mangosteen Pericarp Extract. J Health Res 2009; 99-101. 16. Kaomongkolgit R, Jamdee K, Chaisomboon N. Antifungal Activity of Alpha- mangostin Against Candida Albicans. J Oral Sci 2009; 51,401-4. 17. Priya V et al. Antimicrobial Activity of Pericarp Extract of Garcinia mangostana Linn. IJPSR 2010; 1, 268-80. 18. Jameel A, Abidi Y A, Hosein T, Rashid S. In Vivo Study of Antibacterial Effect of Calcium Hydroxide and Chlorhexidine as Intracanal Medicaments in a Sample of Pakistan Population. JPDA 2011; 20, 225-8. 19. Hauman C H J, Love R M. Biocompatibility of dental materials used in contemporary endodontic therapy: a review. International Endodontic Journal 2003; 36: 75-85. 20. Arash S et al. Overextension of Nonsetting Calcium Hydroxide in Endodontic Treatment: Literature Review and Case Report. IEJ 2012; 7: 102-8. 21. Nelson et al. Complete Genome Sequence of the Oral Pathogenic Bacterium P. gingivalis Strain W83. J Bacteriol 2003; 185: 5591-5601. 22. Baumgartner J C. Microbiologic aspects of endodontic infections. CDA Journal 2004; 31: 460-8. 23. Gomes et al. Microbiological examination of infected dental root canals. Oral Microbiology and Imunology 2004: 19, 71-6. 24. Jacinto R C et al. Incidence and antimicrobial susceptibility of P. gingivalis isolated from mixed endodontic infections. IEJ 2006; 39: 62-70.

Dokumen yang terkait

Daya Hambat Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Bakteri Enterococcus faecalis Sebagai Alternatif Bahan Medikamen Saluran Akar (In Vitro)

3 289 97

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana Linn.) pada bakteri Streptococcus mutans sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar dengan Metode Dilusi In Vitro

6 111 48

Efektifitas Daya Antibakteri Ekstrak Etanol Siwak (Salvadora persica L.) Terhadap Pertumbuhan Fusobacterium nucleatum Sebagai Alternatif Bahan Medikamen Saluran Akar (Penelitian In Vitro)

9 134 70

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Fusobacterium nucleatum sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar secara in Vitro

8 89 59

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Enterococcus faecalis sebagai Bahan Medikamen Saluran Akar (Secara In Vitro)

2 96 63

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Lerak (Sapindus rarak DC) Sebagai Alternatif Bahan Irigasi Saluran Akar Terhadap Porphyromonas gingivalis (Penelitian In Vitro)

5 140 88

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) sebagai Alternatif Medikamen Saluran Akar terhadap Porphyromonas gingivalis (Secara In-Vitro)

3 71 74

Daya atibakteri ekstrak etanol buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa [Scheff.] Boerl.) terhadap Fusobacterium nucleatum sebagai bahan medikamen saluran akar secara in vitro.

3 69 76

Daya Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana L) Terhadap Porphyromonas Gingivalis Sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar (In Vitro)

0 0 11

Daya Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana L) Terhadap Porphyromonas Gingivalis Sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar (In Vitro)

0 0 17