Prinsip Keterbukaan di Pasar Modal

86

BAB IV AKIBAT HUKUM DARI PENUNJUKAN PENJAMIN EMISI DALAM

PENAWARAN UMUM SAHAM OLEH EMITEN

A. Prinsip Keterbukaan di Pasar Modal

1. Pengertian dan dasar hukum keterbukaan Keterbukaan atau disclosure merupakan komponen utama dan terpenting di dalam industri sekuritas pasar modal dimana pun. Keterbukaan bukan saja merupakan kewajiban bagi perusahaan publik yang akan dan telah melakukan penawaran umum tetapi juga merupakan hak investor. 124 Undang-Undang Pasar Modal memberikan definisi dari prinsip keterbukaan adalah pedoman umum yang mensyaratkan emiten, perusahaan publik, dan pihak lain yang tunduk pada Undang-undang ini untuk menginformasikan kepada masyarakat dalam waktu yang tepat seluruh informasi material mengenai usahanya atau efeknya yang dapat berpengaruh terhadap keputusan pemodal terhadap efek dimaksud dan atau harga dari efek tersebut Pasal 1 butir 25. Keterbukaan diwajibkan kepada emiten agar masyarakat terhindar dari penipuan, karena produk yang ditawarkan oleh emiten dianggap merupakan instrumen yang pada dasarnya sulit dipahami oleh kebanyakan anggota masyarakat. Dengan adanya keterbukaan yang harus dilakukan perusahaan publik, 124 Hamud M.Balfas, Op.Cit., hlm. 168. Universitas Sumatera Utara investor akan dengan relatif mudah memahami keadaan perusahaan secara umum sehingga mendapatkan gambaran untuk mengambil keputusan. 125 Keterbukaan memberikan kemudahan bagi investor untuk mengetahui calon mitra usahanya, sehingga akan mempermudah adanya kerjasama antara keduanya. Dengan keterbukaan juga akan mempermudah bankir mengetahui debiturnya sehingga dia akan lebih mudah mengetahui latar belakang, kemampuan keuangan serta prospek usaha calon debiturnya tersebut, yang pada akhirnya akan memudahkan bankir tersebut dalam pengambilan keputusan. Tanpa adanya keterbukaan yang baik dapat menyebabkan biaya yang tinggi bagi mereka yang memerlukan informasi, untuk mengetahui masalah yang perlu diketahui karena itu berarti akan ada usaha yang lebih untuk mengetahui informasi yang dibutuhkan. Dasar hukum keterbukaan terdapat dalam UUPM. Adapun pengaturan dalam UUPM mengenai prinsip keterbukaan terdapat pada Pasal 1 butir 25 tentang definisi prinsip keterbukaan, Pasal 86 tentang penyampaian laporan berkala kepada OJK dan mengumumkan laporan tersebut ke masyarakat serta peristiwa material yang dapat mempengaruhi harga efek kepada masyarakat dan Pasal 87 tentang penyampaian laporan kepada OJK atas kepemilikan dan setiap perubahan kepemilikannya atas saham perusahaan tersebut. 2. Informasi penting dalam keterbukaan Selain adanya kewajiban untuk menyampaikan keterbukaan informasi secara berkala dan informasi kejadian-kejadian penting, emiten juga diwajibkan 125 Ibid. Universitas Sumatera Utara untuk melakukan pemutakhiran updating atas informasi yang disampaikan secara berkala dan informasi kejadian penting tersebut. Kewajiban pemutakhiran ini diwajibkan dalam hal terjadi pengembangan atau perubahan material atas informasi yang telah disampaikan sebelumnya sehingga informasi yang ada tidak menyesatkan. Dengan demikian kewajiban pemuktahiran ini juga timbul dalam hal ada kejadian yang meskipun tidak material, tetapi menjadi penting untuk melihat masalah yang dihadapi oleh emiten secara keseluruhan. Doktrin yang mengharuskan adanya pemuktahiran dalam rangka keterbukaan terus-menerus continuous disclosure ini adalah apa yang dikenal dengan doktrin duty to update. Perlu ditekankan bahwa pembenaran atas perlunya pemuktahiran atas informasi ini karena hanya dengan informasi yang mutakhir, investor atau calon investor dapat selalu melakukan penilaian atas efek dan memutuskan kapan akan melikuidasi menjual atau membeli efek yaitu pada harga dan tingkat keuntungan berapa. Karena hanya dengan informasi yang dipasok terus-menerus itulah investor dapat melakukan penilaian tersebut. Dalam keterbukaan ini terdapat informasi yang harus disampaikan oleh emiten adalah sebagai berikut: 126 a. Dokumen keterbukaan Dokumen utama dan pertama dalam keterbukaan ini adalah prospektus yang harus dikeluarkan ketika perusahaan pertama kali mendapat status sebagai emiten dan perusahaan publik. Dokumen utama keterbukaan ini pada dasarnya hanyalah dikeluarkan satu kali saja yaitu ketika pernyataan pendaftaran yang 126 Ibid. Universitas Sumatera Utara diwajibkan untuk menjadi emiten dan perusahaan publik tersebut disampaikan kepada OJK. Prospektus di dalam Undang-undang dirumuskan sebagai setiap informasi tertulis sehubungan dengan penawaran umum dengan tujuan agar pihak lain membeli efek. Prospektus harus mencakup semua rincian dan fakta material mengenai penawaran umum dari emiten yang dapat mempengaruhi keputusan pemodal, yang diketahui dan layak diketahui oleh emiten dan penjamin pelaksana emisi efek. Dengan kata lain, prospektus ini merupakan dokumen yang berisi segala keterangan tertulis megenai status, keadaan keuangan, dan jalannya perusahaan dalam arti seluas-luasnya. Pada halaman muka prospektus biasanya akan berisi informasi mengenai hal-hal seperti tanggal efektif, masa penawaran, tanggal penjatahan, tanggal penyerahan surat efek, nama lengkap dan alamat perusahaan, nama bursa dimana efek akan dicatatkan, pernyataan yang berhubungan dengan OJK. Pada bagian dalam yang merupakan isinya, prospektus memuat segala sesuatu mengenai emiten dan efek yang ditawarkannya, rencana penggunaan dana yang didapatkan dari hasil penawaran umum, pernyataan utang emiten yang meliputi jumlah dan rinciannya, analisis dan pembahasan oleh manajamen. Selanjutnya dalam bagian isi prospektus akan dimuat masalah-masalah risiko usaha emiten, kejadian- kejadian penting setelah tanggal laporan keuangan emiten, keterangan mengenai seluk-beluk emiten dari segi korporasi seperti riwayat perusahaan, kepengurusan, pegawai serta kegiatan usaha emiten serta prospeknya. Universitas Sumatera Utara b. Informasi dan fakta material Secara tegas Undang-Undang menjabarkan informasi dan fakta material ini sebagai informasi atau fakta penting yang relevan mengenai peristiwa, kejadian atau fakta yang dapat mempengaruhi harga efek pada bursa efek dan atau keputusan pemodal, calon pemodal atau pihak lain yang berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut Pasal 1 butir 7. 127 Contoh yang disebutkan dalam undang-undang adalah informasi yang menyangkut penggabungan, usaha, pengambilalihan, peleburan usaha, pembentukan usaha patungan, dan beberapa informasi lainnya seperti yang menyangkut pemecahan saham dan pembagian dividen saham, produk dan penemuan baru yang berarti dan lain-lainnya. Emiten wajib melakukan keterbukaan atas fakta material yang harus diketahui investor dan dianggap dapat mempengaruhi harga efek dan keputusan investasi. Tetapi emiten tidak mempunyai kewajiban untuk menyampaikan informasi yang diluar kendali emiten seperti penggantian presiden atau terdapat kudeta di suatu negara yang tentunya akan mempengaruhi harga efek, karena hal tersebut merupakan kewajiban investor sendiri untuk mencari tahu informasi- informasi seperti itu dan mempertimbangkan sendiri ketika melakukan keputusan investasi. Emiten tidak dapat disalahkan karena tidak menginformasikan investor mengenai peristiwa-peristiwa tersebut karena kewajiban emiten hanyalah menyangkut peristiwa yang terjadi dalam diri emiten. 128 127 Lihat UUPM. 128 Hamud M.Balfas, Op.Cit., hlm. 182. Universitas Sumatera Utara Selain peristiwanya sendiri, yang harus diinformasikan itu haruslah cukup penting dan material sehingga mewajibkan emiten untuk memberitahu investor. Peristiwa yang tidak cukup material dan tidak memberikan dampak apapun terhadap emiten, tidak perlu sama sekali untuk diberitahu. 3. Keterbukaan dalam isi prospektus Bagi investor, prospektus merupakan sarana untuk memungkinkan pemodal mendapatkan gambaran sehingga mereka dapat melakukan pengambilan keputusan untuk membeli atau tidak membeli efek yang ditawarkan. Dalam UUPM Pasal 78 ayat 1 menyatakan bahwa setiap prospektus dilarang memuat keterangan yang tidak benar mengenai akta material atau tidak memuat keterangan yang benar tentang fakta material yang diperlukan agar prospektus tidak memberikan gambaran yang menyesatkan. OJK juga berpesan bahwa prospektus harus dibuat sedemikian rupa sehingga jelas dan komunikatif, menggunakan kata-kata yang sederhana dan tidak terlampau teknis karena tidak semua investor ahli dalam membaca angka-angka atau mengerti konsep-konsep dalam prospektus tersebut. Sifat prospektus yang demikian penting dalam pengambilan keputusan investor maka emiten harus bertanggung jawab atas kebenaran isinya. Emiten harus berhati-hati dalam menggunakan foto, diagram atau label pada prospektus karena bahan-bahan tersebut dapat memberikan kesan yang menyesatkan kepada masyarakat dan emiten harus menjaga agar penyampaian informasi penting tidak dikaburkan oleh informasi yang kurang penting. Universitas Sumatera Utara Prospektus yang baik adalah dokumen keterbukaan yang tidak hanya bermaksud “menjual” tetapi juga menyampaikan kepada investor pesan untuk berhati-hati dalam berinvestasi. Oleh karena itu prospektus tidak hanya menggambarkan rencana-rencana yang akan dilaksanakan, tetapi juga harus menyampaikan pesan bahwa apabila suatu rencana, kejadian, situasi atau target tidak dapat tercapai oleh emiten yang menawarkan efeknya, maka investasi yang akan ditanamkan dapat terancam nilainya atau efek yang dibeli akan menurun harganya. Penyajian prospektus yang baik dan lengkap juga akan menghilangkan adanya kesan emiten menutupi-nutupi adanya informasi material yang harus diketahui oleh pemodal sehingga menimbulkan adanya penipuan. Berikut adalah uraian dari kajian mengenai beberapa masalah penting yang disajikan dalam prospektus penawaran umum: 129 a. Risiko yang diungkapkan Materi utama yang ingin diketahui oleh investor dalam prospektus sebenarnya tidak lain adalah risiko dan prospek usaha emiten. Ini karena risiko dan prospeklah yang menentukan jatuh atau dapat berlangsungnya usaha emiten dan demikian naik dan turunnya harga efek yang ditawarkannya. Dari definisi prospektus yang diberikan dalam UUPM Pasal 1 ayat 7 terlihat bahwa yang ditekankan adalah yang mempengaruhi keputusan atas harga dan keputusan pemodal atau calon pemodal. Dengan perumusan seperti itu maka risiko dan prospeklah yang akan menjadi pertimbangan investor dan bukan keadaan atau fakta lainnya. 129 Ibid., hlm. 197. Universitas Sumatera Utara Pentingnya risiko ini untuk diketahui investor maka risiko harus digambarkan secara menyeluruh dan dengan menyebutkan akibat atas terjadinya risiko tersebut terhadap kelangsungan usaha emiten dan harga saham. Penggambaran yang tidak lengkap adalah penggambaran yang tanpa menyebutkan akibat dari risiko tersebut. Oleh karena itu perlu dipikirkan suatu penjabaran risiko yang memberikan gambaran menyeluruh atas semua risiko dan kemungkinan- kemungkinan yang harus diketahui investor seandainya risiko tersebut terjadi. Hal itu perlu dilakukan karena investor terutama investor individual perlu mendapatkan gambaran yang jelas tentang resiko tersebut. Namun, ketidaklengkapan dalam penyebutan risiko seperti ini sering dilakukan dan muncul di dalam prospektus penawaran umum yang dilakukan emiten. Keadaan ini tentunya sangat menyedihkan karena mencerminkan betapa kurangnya perlindungan terhadap investor dalam negeri yang selama ini sebenarnya diharapkan dapat menjadi pemain utama di pasar modal Indonesia. b. Analisis dan pembahasan oleh manajemen Sehubungan dengan laporan akuntan dan laporan keuangan serta kegiatan usaha perusahaan yang akan dicantumkan dalam prospektus, direksi perseroan juga diwajibkan untuk memberikan analisa dan bahasan mengenai masalah- masalah tersebut di dalam prospektus. Uraian singkat emiten, yang membahas dan menganalisa laporan keuangan dan kegiatan usaha ini disebut juga Management Discussion and Analysis atau “MDA”. Analisa dan bahasan oleh manajemen ini menyangkut keadaan dan kecenderungan emiten baik pada saat ini dan terlebih Universitas Sumatera Utara utama di masa yang akan datang baik tentang keadaan usaha perseroan maupun tantangan-tantangan yang akan dihadapi. Uraian mengenai MDA ini tidak muncul saat sebuah emiten melakukan penawaran umum saja tetapi akan muncul setiap tahun dalam laporan tahunan emiten karena merupakan bagian dari dokumen keterbukaan yang wajib disampaikan oleh emiten dalam bentuk laporan tahunan. MDA ini juga mungkin dilakukan secara berkala oleh emiten untuk melakukan pemuktahiran informasi dalam menjalankan prinsip keterbukaan yang diharuskan oleh undang-undang dengan melakukan berbagai macam presentasi atau ekspose publik kepada para pemegang saham, investor, dan kalangan lainnya di pasar modal. Prospektus merupakan perkiraan atas masa depan maka emiten dalam membuat pernyataan harus dengan hati-hati. Pernyataan-pernyataan dan prediksi- prediksi ini dapat juga memuat pernyataan dan gambaran yang berlebihan mengenai prospek dan masa depan usaha emiten. Oleh karena itu pedoman mengenai masalah ini harus dipahami benar karena dapat saja menimbulkan kesan penipuan atau paling sedikit memberikan kesan berlebihan terhadap prospek usaha emiten bagi pemodal umumnya. 130

B. Akibat Hukum dari Penunjukan Penjamin Emisi dalam Penawaran