Analisis Kualitatif Kadar Glukosa

glukosa hal ini ditunjukan oleh adanya endapan merah bata pada saat pengujian. Pengujian kualitatif gula reduksi dilakukan dengan menggunakan pereaksi benedict, hasil yang terbentuk adalah endapan merah bata . Dalam penelitian ini semua sampel positif mengandung glukosa, hal ini ditunjukan oleh adanya endapan merah bata pada saat pengujian.

4.2.4. Analisis Kuantitatif Glukosa

Pengukuran yeild glukosa dilakukan dengan menggukan metode Luff Lchoorl pada penelitian ini diperoleh yeild glukosa tertinggi dihasilkan sebesar 8,38 glukosa dan yeild Glukosa terendah dihasilkan sebesar 3,84 . Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan waktu hidrolisis dari kedua perlakuan tersebut yaitu 120 menit dan waktu 60 menit adapun waktu yang terbaik didalam proses ataupun metode hidrolisis adalah 120 menit.

4.2.5 Variasi Lama Fermentasi Terhadap Kadar Bioetanol

Proses fermentasi semakin lama akan memberikan kesempatan lebih lama kepada mikroba untuk menguraikan glukosa menjadi bioetanol sehingga memungkinkan untuk diperoleh kadar bioetanol yant tinggi. Hal ini tentunya juga berhubungan deengan penurunan jumlah glukosa dimana glukosa berfungsi sebagai nutrisi bagi mikroba selama proses fermentasi berlangsung. Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat dilihat bahwa dengan bertambahnya waktu fermentasi maka kadar bioetanol yang dihasilkan juga semakin bertambah. Dimana kadar bioetanol yang dihasilkan yang paling kecil adalah 4,13 . Hal ini dikarenakan mikroba berada pada fase adaptasi dan aktivitas mikroba juga belum optimal untuk menghuraikan glukosa menajdi bioetanol. Sedangkan Fermentasi 4 hari dengan penambahan 3 gram ragi roti menghasilkan kadar bioetanol yang paling tinggi yaitu 6,53 .

4.2.6 Variasi Penambahan Ragi Roti Terhadap Kadar Bioetanol

Jumlah mikroba yang terdapat didalam media fermentasi sangat berpengaruh terhadap kadar bioetanol yang dihasilkan. Dimana semakin banyak mikroba yang ditambahkan maka kadar bioetanol yang dihasilkan juga akan semakin bertambah. Hal ini disebabkan karena mikroba yang menguraikan glukosa menjadi bioetanol semakin bertambah. Pada dasarnya penambahan ragi yang berbeda pada proses fermentasi untuk setiap bahan juga akan berpengaruh besar terhadap kadar bioetanol yang dihasilkan. Dari hasil penelitian yang dilkukan dapat dilihat bahwa semakin banyak jumlah ragi rotiyang ditambahkan maka kadar bioetanol yang dihasilkan semakin tinggi diman kadar bioetanol pada penambahan ragi roti 2 gram dan 4 gram semakin meningkat hasil etanolnya dan hasil etanol paling tinggi diperoleh pada penambahan ragi 4 gram dengan lama fermentasi 3 hari yaitu sebesar 6,53. Hal ini disebabkan