72
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Input dan Output Eksperimntal
Dalam membangun Design Of Experimental DOE, terdapat parameter input dan parameter output. Adapun parameter-parameter yang ditunjukkan oleh
tabel 4.1 sebagai berikut : Tabel 4.1 Tabel Input dan Output Secara Eksperimental Dokumen Penulis
4.2 Hasil Laju Korosi Evaporator Dalam Eksperimental
Berikut akan dipaparkan hasil perhitungan laju korosi penelitian dengan metode weight-loss. Data
– data yang didapat akan dikumpulkan,dianalisa dan dirangkum hasilnya melalui tabel data pengukuran yang terdapat pada tabel 4.2.
Setelah perangkuman data selesai maka metode perhitungan akan dijelaskan satu – persatu, dari pembuktian pengambilan data input sampai dengan penjelasan
perhitungan hasil parameter desain berupa laju korosi pada evaporator didapat, adapun kondisi batas pada evaporator yaitu:
- Tekanan vakum pada kondisi bekerjanya evaporator
- Bahan evaporator adalah logam stainless – steel 304
Komponen Parameter
Input Output
Evaporator Berat Mula – Mula W
= miligram
Luas Daerah Spesimen A = inchicm
2
Waktu Terpaparnya Spesimen terhadap Korosi
T = jam Berat Akhir Evaporator W
1
= miligram Kehilangan Berat W =
miligram
Universitas Sumatera Utara
73
- Media elektrolit berupa air laut dengan kadar garam 3.5 per liter
- Temperatur kerja dianggap statis pada temperatur 50
o
C\
Tabel 4.2 Tabel Hasil Perhitungan Laju Korosi Secara Eksperimental Dokumen Penulis
Data berat mula – mula dan berat akhir evaporator diambil dari hasil penimbangan menggunakan timbangan digital dengan kemampuan
menimbang berat sampai dua angka dibelakang koma. Validasi data berat ditunjukkan oleh foto yang terdapat pada gambar 4.1 yang diambil pada
waktu penimbangan sebelum dan sesudah penelitian dilakukan. Data kehilangan berat W merupakan hasil pengurangan berat awal evaporator
dengan berat akhir evaporator. Parameter Input
Parameter Output Parameter
Desain
Berat mula –
mula evaporator
W Luas
daerah spesimen
A Waktu
terpaparny a spesimen
terhadap korosi
T Berat akhir
evaporator W
1
Kehilangan Berat W
[W
1
– W ]
Laju korosi MPY
33.410.000
mg miligram
548,21
inchi
3536,86
cm
2
64 jam
33.200.000
mg miligram
210.000
mg miligram
398,03
milstahun
10,12
milimetertahu n
Universitas Sumatera Utara
74
Gambar 4.1 Berat Evaporator Sebelum Kiri dan Sesudah Kanan Dokumen Penulis
Luas daerah spesimen merupakan luas daerah permukaan evaporator yang bersinggunganmelakukan kontak dengan media elektrolit air laut
sehingga luas daerah spesimen perhitungan dapat ditulis sebagai rumus
berikut :
Untuk memudahkan penjelasan dan validasi data maka disertakan gambar evaporator CAD Gambar 4.2 dan Gambar 4.3 yang dibuat menggunakan
software SOLIDWORKS 2011, gambar evaporator akan menjelaskan
luas yang diambil pada perhitungan.
Universitas Sumatera Utara
75
Gambar 4.2 Evaporator dalam kondisi tertutup Dokumen Penerbit
Gambar 4.3 Evaporator dalam kondisi terbuka Dokumen Penerbit Dengan catatan bahwa tinggi air dalam evaporator adalah 9 centimeter
yang menjadi tinggi tabung evaporator dalam perhitungan luas permukaan yang mengalami korosi. Penjabaran perhitungan luas dijelaskan sebagai
berikut :
1. Luas Alas dan Dinding Evaporator
Diketahui diameter eveporator adalah 48 centimeter dengan tinggi evaporator yang terpapar dalam media elektrolit adalah 9 centimeter.
Dikarenakan evaporator berbentuk silinder tabung tanpa tutup maka digunakan rumus luas selimut tabung + rumus luas lingkaran alas pada
tabung.
Luas Evaporator = π r
2
+ 2 π r t
Sehingga : L = 3.14 x 24
2
+ 2 x 3.14 x 24 x 9 = 1808.64 + 1356.48
= 3156.12 cm
2
Universitas Sumatera Utara
76
2. Luas Heater
Diketahui diameter heater adalah 0.5 centimeter dengan panjang heater 240 centimeter. Sama seperti evaporator, heater juga berupa
silindertabung tetapi tanpa tutup dan alas sehingga rumus yang dipakai hanya rumus selimut tabung.
Luas Heater = 2 π r t
Sehingga : L = 2 x 3.14 x 0.25 x 240
= 376,80 cm
2
3.
Luas Lubang Pipa Inlet
Lubang pipa inlet setengah inci berbentuk lingkaran dan terdapat pada alas evaporator, perhitungan luas lubang ini menggunakan rumus
lingkaran. Luas lubang pipa = π r
2
Sehingga : L = 3.14 x 1.27
2
= 5.06 cm
2
4. Luas Permukaan Spesimen
Maka luas permukaandaerah spesimen yang terpapar dalam media elektrolit adalah sebagai berikut:
Luas keseluruhan = 3156.12 + 376,80 – 5.06 cm
2
= 3536.86 cm
2
548.21 inchi Waktu terpaparnya spesimen adalah 64 jam dimana pengujian dilakukan 8
jam selama 8 hari mulai dari tanggal 091115 sampai dengan tanggal 171115.
Universitas Sumatera Utara
77
Kehilangan berat evaporator didapat dari perbedaan hasil mula – mula evaporator dan hasil akhir evaporator setelah terpapar media elektrolit dan
mengalami korosi, kehilangan berat weight loss dihitung dalam miligram dan dirumuskan sebagai berikut:
W = W
1
– W
Sehingga : W = 33.410.000 - 33.200.000 miligram
= 210.000 miligram
Setelah mendapatkan hasil diatas maka kita dapat mencari laju korosi yang dialami oleh evaporator dalam lingkungan kerja yang telah ditetapkan
dengan metode weight-loss. Metode ini akan menghasilkan laju korosi dalam satuan milstahun atau mmtahun sehingga kita dapat mengetahui
apakah bahan yang digunakan dalam katergori baik atau buruk apabila dipaparkan dalam lingkungan kerja tertentu. Perhitungan laju korosi
dengan metode weight-loss ditunjukkan sebagai berikut:
atau
Dimana : W adalah Weight Losskehilangan berat miligram
D adalah Densitymassa jenis gramcm
3
A adalah Luas daerah yang terpapar korosi inch atau cm
2
pada rumus ke 2
T adalah Timewaktu terpaparnya evaporator terhadap korosi jam MPY adalah laju korosi per tahun milstahun atau mmtahun
Sehingga :
Universitas Sumatera Utara
78
Dalam mmtahun :
Sehingga hasil laju korosi eksperimental yang didapatkan dengan metode perhitungan weight-loss adalah 10.12 mmtahun 398.03 milstahun, apabila
merujuk kepada tabel nilai resistensi korosi tabel 2.2, bab 2 maka dapat dilihat bahwa penggunaan material stainless steel dalam kondisi kerja yang telah
ditentukan berada pada batas unacceptable tidak dapat diterima sehingga material stainless steel-304 tidak cocok dipakai dalam evaporator sistem
desalinasi air laut. Laju korosi yang terlampau tinggi akan menyebabkan failure dalam waktu yang dekat, dikarenakan deformasi permukaan alas maupun dinding
evaporator yang terbentuk mengarah pada terbentuknya crack akibat korosi.
4.3 Hasil Laju Korosi Evaporator Dalam Simulasi