Metode Weight Loss Analisa Proses Laju Korosi dan Dampak Yang Dihasilkan Pada Evaporator Sistem Desalinasi Air Laut Keadaan Vakum

32

2.3 Perhitungan Laju Korosi

Metode dari perhitungan laju korosi menjadi asasdasar dari corrosion engineering. Ini menitikberatkan pada perhitungan laju uniform corrosion dengan metode kehilangan berat dari sebuah spesimen. Akan tetapi metode perhitungan kehilangan berat ini juga dapat dipakai pada beberapa serangan korosi terpusat pitting, crevice, galvanic corrosion, dll dengan modifikasi spesimen dan metode evaluasinya. Perhitungan laju korosi memiliki satu atau beberapa tujuan, yaitu: 1. Untuk menentukan logamlogam paduan yang paling baik digunakan untuk aplikasi sebuah sistem 2. Untuk menentukan waktu pemakaian dari sebuah peralatan atau produk 3. Untuk mengevaluasi dan melakukan uji pada logam paduan baru atau sebuah produk 4. Untuk membantu pengembangan dari logam paduan baru yang tahan terhadap korosi 5. Untuk memverifikasi suatu logam yang digunakan telah mencapai spesifikasi quality control telah mencukupi atau tidak 6. Untuk mengevaluasi keadaan lingkungan sistem dan kontrol dari lingkungan 7. Untuk menentukan langkah pencegahan yang paling tepat dalam menghadapi korosi 8. Untuk pembelajaran mekanisme korosi lebih lanjut. Tes dapat dilakukan dalam kondisi laboratorium maupun dalam lapangan. Tes dalam laboratorum akan memberikan hasil yang lebih flexibel. murah, dan dapat memodifikasi objektif maupun parameter lain, namun hampir tidak mungkin untuk mensimulasikan kondisi sebenarnya dalam lapangan secara persis dengan keadaan laboratorium. Pengaruh lingkungan dalam lapangan, kenaikan temperatur sampai pada faktor lain yang mempercepat korosi seringkali diabaikan dalam kondisi percobaan di laboratorium.

2.3.1 Metode Weight Loss

Metode ini merupakan metode paling mendasar dan paling umum dipakai menurut ketentuan ASTM. Metode ini mempunyai kelebihan karena metode Universitas Sumatera Utara 33 perhitungan ini dapat dipakai untuk semua jenis kondisi korosi baik untuk logam murni maupun logam paduan dan dalam kondisi dan jenis korosi apapun. Kekurangan dari metode ini adalah kita sering kali tidak dapat mengukur faktor real yang terjadi dalam lapangan untuk sebuah spesimen yang besar, contohnya boiler, dikarenakan tidak adanya alat pengukur berat untuk spesimen yang terlampau besar maupun berat, sehingga pengujian yang memberikan hasil actual sesuai dengan keadaan lapangan hanya dapat diperoleh dari spesimen yang ukuran dan beratnya tidak terlalu besar dan untuk spesimen yang terlalu besar, maka kondisi pengujian harus dilakukan di dalam kondisi laboratorium dengan cara melakukan tes pada potonganpreparat spesimen tanpa menguji keseluruhan spesimen. Laju korosi memiliki satuan mils penetration per year MPY dimana 1 mil = 0.001 inchi, dan dapat ditulis sebagai persamaan berikut [1] Dimana: W adalah Weight loss kehilangan berat dalam milligram D adalah Density massa jenis dalam gramcm 3 A adalah Area luas dari spesimen yang terpapar dengan faktor korosi dalam inchi 2 T adalah Time waktu terpaparnya spesimen dengan faktor korosi dalam jam Persamaan berikut dapat diturunkan untuk mendapatkan satuandimensi yang lain dengan pengubahan W, D, A, T yang akan merubah konstanta 534 sesuai dengan dimensi yang diinginkan. Selain perhitungan laju korosi per tahun, para engineer juga sering menghitung kehilangan berat dalam suatu luas per waktu dalam satuan desimeter kuadrat per waktu mdd, untuk konversinya 1 MPY = 1.44 mddnilai spesisfik gravitasi. Satuan MPY terus digunakan sebagai satuan laju korosi yang paling popular digunakan di Amerika Serikat. Konversi ke satuan metrik adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 34 Generasi engineer berikutnya akan lebih menggunakan satuan metrik terutama satuan mmtahun dan μmtahun untuk laju korosi cepat dan laju korosi lambat. Penurunan dari persamaan [1] akan mendapatkan nilai laju korosi dalam satuan metrik tersebut, yang dituliskan sebagai berikut: [2] Dan [3] Dimana satuan W, D, T memiliki satuan yang sama dengan persamaan [1] dengan pengubahan satuan A menjadi cm 2 . Berikut akan diberikan tabel perbandingan satuan laju korosi dan nilai batas masing – masing satuan untuk menentukan resistensi dari korosinya. Tabel 2.2 dibawah menunjukkan perbandingan satuan laju korosi dengan nilai laju korosinya. Jones, Denny A. Principles and Prevention of Corrotion. 2 nd ed. 1992. Tabel 2.2 Perbandingan Satuan Laju Korosi dengan Nilai Resistensi Korosi Principles and Prevention of Corrotion. 2 nd ed. halaman 34 Universitas Sumatera Utara 35

2.3.2 Metode Polarisasi