commit to user
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat arus globalisasi semakin terbuka. Teknologi komunikasi memperpendek dan mempersempit jarak
antara satu bangsa dengan bangsa lain. Hal ini menyebabkan pergaulan antar bangsa-bangsa di dunia menjadi lebih terbuka. Arus informasi telah
memungkinkan setiap bangsa untuk lebih mengenal dan memahami bangsa lain. Perkembangan teknologi informasi juga membawa perubahan dalam
berbagai bidang kehidupan seperti bidang sosial, ekonomi, dan budaya. Khusus bidang ekonomi setiap bangsa lebih mudah mengetahui darimana bangsa itu dapat
memenuhi kebutuhan ekonominya dan sebaliknya ia akan lebih mudah mengetahui kemana sebaiknya memasarkan komoditi unggulan negaranya. Hal ini
membawa dampak luar biasa terhadap perubahan tatanan kerja sama dan persaingan bisnis serta peranan pemerintah di berbagai penjuru dunia.
Perdagangan Internasional yang sering disebut dengan kegiatan ekspor- impor terjadi karena keterbukaan akan barang yang tidak terdapat pada suatu
negara. Berdagang dengan negara lain dapat memberikan keuntungan, yakni dapat membeli barang yang harganya lebih rendah dan mungkin dapat menjual ke luar
negeri dengan harga yang relatif tinggi, perdagangan luar negeri sering timbul karena adanya perbedaan harga barang di berbagai negara Nopirin, 1995:2.
Berdirinya ASEAN-China Free Trade Agreement ACFTA yang dimulai per 1 Januari 2010, membawa dampak pada perdagangan internasional khususnya
Indonesia, dengan diperbolehkanya pasar bebas CHINA ASEAN ACFTA
commit to user memberikan peluang bagi dunia usaha khususnya sektor usaha mikro kecil
menegah UMKM. Beberapa negara telah menjadi negara tujuan ekspor terbesar UMKM Indonesia antara lain Malaysia, Singapura, India, dan China. Peluang
tersebut akan menggairahkan para pelaku usaha untuk lebih kreatif dan efisien sehingga lebih memiliki daya saing dan keunggulan.
Kesiapan manajemen suatu perusahaan untuk melakukan perdagangan internasional hendaknya diiringi dengan kesiapan teknis perusahaan. Persiapan
seorang eksportir sebelum melakukan ekspor dapat dikelompokkan menjadi 4 yaitu : persiapan administratif, persiapan legalitas, persiapan fisik barang, dan
persiapan operasional Amir, 2004:2. Salah satu persiapan eksportir dalam pengiriman barang siap ekspor adalah
membuat kontrak kerja sama dengan perusahaan jasa transportasi, bila suatu barang siap ekspor memerlukan aneka alat angkut untuk mencapai tempat tujuan,
maka eksportir harus mengurusnya satu per satu. Secara umum dibutuhkan kontrak tersendiri untuk masing-masing jenis alat angkut yang dipakai. Hal ini
tentu dapat menyita waktu, tenaga, dan biaya dalam proses pengurusannya. Untuk lebih mempermudah eksportir dalam melaksanakan proses ekspor
maka eksportir dibantu oleh suatu badan usaha yang memberikan jasa pelayanan atau pengurusan atas seluruh kegiatan yang diperlukan bagi terlaksananya
pengiriman, pengangkutan, dan penerimaan barang dengan menggunakan multimodal transport baik melalui darat, laut, dan udara yang biasanya disebut
freight forwarder. Freight forwarder dapat bertindak atas nama pengirim shippereksportir
atau bertindak atas nama penerima consigneeimportir, bergantung dari lingkup
commit to user pekerjaan scope of work yang tercantum dalam kontrak kerja yang telah
disetujui antara kedua belah pihak yaitu antara pemberi order kerja eksportir dan freight forwarder bersangkutan.
Tugas freight forwarding yakni menyelesaikan seluruh proses pengiriman barang dari tempat eksportir hingga tempat tujuan, mulai dari pengurusan muatan
stuffing, pengiriman barang ke pelabuhan trucking, pengurusan barang di pelabuhan cargodoring, hingga sewa ruang kapal booking space with carrier.
Disamping itu, freight forwarder juga melaksanakan pengurusan prosedur dan formalitas dokumentasi yang dipersyaratkan oleh adanya peraturan-peraturan
pemerintah negara eksportir, negara transit dan negara importir. Seluruh biaya-biaya yang timbul sebagai akibat dari kegiatan-kegiatan
transportasi, penanganan muatan di pelabuhangudang, pengurusan dokumentasi dan juga mencakup insurance liabilities yang umumnya diperlukan oleh pemilik
barang juga diselesaikan freight forwarding. Dari kegiatan tersebut perusahaan freight forwarding mendapat imbalan jasa.
Salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang forwarding adalah PT. Mekar Cargo. Setelah pembeli buyer setuju untuk membeli barang yang
ditawarkan penjual seller, maka selanjutnya seller akan menunjuk forwarding yang telah dipilih untuk mengirimkan barangnya. Disinilah peran PT. Mekar
Cargo. Agar harga produk tersebut dapat bersaing di perdagangan internasional.
Maka dalam melakukan ekspor seorang eksportir harus memahami dan mampu mengendalikan harga jual dengan mengendalikan biaya yang terdiri dari 4
commit to user kelompok biaya, yaitu : biaya pengadaan, biaya pengelolaan, pungutan-pungutan
negara, dan jasa-jasa pihak ketiga Amir, 2004:109. Proses penghitungan biaya ekspor secara keseluruhan akan memudahkan
eksportir untuk bernegosiasi dengan buyer. Hal ini tentu akan mempermudah eksportir dalam menentukan kebijakan harga jual produk mereka. Sehingga
eksportir dapat mengetahui posisi produk mereka di pasar internasional. Dari kegiatan freight forwarding tersebut di atas penulis ingin mengetahui
lebih dalam mengenai proses kegiatan freight forwarding, terutama bagaimana cara penyusunan anggaran biaya ekspor secara keseluruhan. Sehingga dalam
penulisan penelitian
ini, penulis
mengambil judul
“PERHITUNGAN PEMBIAYAAN EKSPOR VIA LAUT PADA PT. MEKAR CARGO CABANG
SURAKARTA”.
commit to user
B. Rumusan Masalah