d. Pemberian tablet besi pada ibu hamil Tujuan pemberian tablet besi adalah unutk memenuhi kebutuhan Fe pada ibu
hamil dan nifas, karena pada masa kehamilan dan nifas kebutuhannya meningkat. Ibu yang menderita anemia cenderung akan melahirkan bayi
dengan berat badan lahir rendah BBLR. Angka cakupan Fe 90 tablet diperoleh dari jumlah ibu hamil yang memperoleh Fe 90 tablet dibagi dengan
jumlah sasaran ibu hamil di wilayah kerja tersebut Jalilah, 2008.
2.1.5.1. Pemeriksaan Pertama Kehamilan
Sungguh amat ideal bila setiap wanita hamil mau memeriksakan diri ketika haidnya terlambat sekurang-kurangnya satu bulan. Keuntungannya adalah
bahwa kelainan-kelainan yang mungkin ada atau akan timbul pada kehamilan tersebut lekas diketahui dan segera dapat diatasi, sebelum berpengaruh tidak baik
terhadap kehamilan tersebut. Bila seorang wanita datang dengan haid terlambat dan diduga ada kehamilan, maka dapat ditentukan tanggal perkiraan partus, jika
hari pertama haid terakhir diketahui dan siklus ± 28 hari. Rumus yang dipakai ialah rumus Naegele. Perkiraan partus menurut rumus ini : hari + 7, bulan – 3, dan
tahun + 1. Misalnya hari pertama haid terakhir tanggal 1 Mei 1990. Perkiraan partus menurut rumus ini jatuh pada tanggal 8 Febuari 1991. Bila hari pertama
haid terakhir tanggal 25 Januari 1991, maka perkiraan partus pada 25 + 713 - 3 – 1991 = 3210 – 1991 = 1 – 11 – 1991 Wiknjosastro, 2006.
Bila hari pertama haid terakhir tidak diingat lagi, maka sebagai pegangan dapat dipakai antara lain gerakan-gerakan janin. Umumnya pada primigravida
gerakan janin janin dirasakan oleh ibunya pada kehamilan 18 minggu dan pada multigravida pada kehamilan 16 minggu. Dapat pula sebagai pegangan dipakai
perasaan nausea yang biasanya hilang pada kehamilan 12 – 14 minggu. Hal-hal yang kiranya mempunyai hubungan dengan kehamilan yang sedang dikandung
hendaknya ditanyakan secara hati-haati. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang sudah-sudah perlu pula ditantakan beserta beratnya bayi waktu dilahirkan.
Riwayat penyakit-penyakit yang diderita seperti penyakit jantung, ginjal, diabetes mellitus, tuberkulosis paru dan sebagainya Wiknjosastro, 2006.
Pada pemeriksaan seluruh tubuh wanita harus diperiksa dengan teliti. Keadaan umum harus baik. Tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan harus diperiksa
dan dicatat. Jantung, paru-paru, mammae dan seluruh abdomen diperiksa dengan teliti dan dicatat. Mammae harus terpelihara baik, papilla mammae sebaiknya
dibersihkan secara teratur dan diberi minyak supaya kulitnya tetap lemas. Sekali- sekali jangan memakai obat yang membuaat kulit kaku, sehingga mudah retak
atau pecah bila mulai menyusui bayinya. Bila ada puting yang tertarik ke dalam retracted nipple, jika dapat, diadakan koreksi. Bila ringan, dapat diadakan
tarikan-tarikan, sehingga puting tersebut akhirnya lebih menonjol. Bila terlalu berat harus diatasi dengan pembedahan Wiknjosastro, 2006.
Jika kehamilan masih muda maka pemeriksaan ginekologi diperlukan : vulva, vagina dan porsio diperisa dan dilihat in spekulo. Pada uterus diperhatikan,
letak, besar, bentuk dan konsistensinya. Adneksia juga diraba dengan seksama. Pemeriksaan panggul untuk mengadakan evaluasi akomodasinya hendaknya
ditunda oleh karena menimbulkan perasaan sakit. Hal ini disebabkan oleh bagian- bagian lunak jalan lahir yang masih kaku. Jika perlu, dapat diadakan pemeriksaan
sitologi vaginal Wiknjosastro, 2006. Pemeriksaan laboratorium yang perlu dikerjakan ialah golongan darah A,
B, O, faktor Rhesus, reaksi Wasserman, Kahn, dan serologik lainnya. Kadar hemoglobin, air kencing untuk albumin, gula, berat jenisnya dan bila perlu untuk
bakteriuria, dan sebagainya Wiknjosastro, 2006. Petunjuk hendaknya diberikan mengeni cara hidup, istirahat, diet dalam
kehamilan. Penting pula memberi suami pengertian tentang keadaan istrinya yang hamil, fisik dan mentalnya. Segala sesuatu hendaknya diarahkan; sehingga
diperoleh kepercayaan sepenuhnya dari penderita. Pemeriksaan selanjutnya dikerjakan tiap 4 minggu jika segala sesuatu normal sampai kehamilan 28
minggu. Sesudah ini, pemeriksaan diadakan tiap 2 minggu, dan sesudah 36 minggu tiap minggu. Pada tiap pemeriksaan harus diperhatikan ibu dan janinnya.
Ditanyakan apakah ada keluhan, apakah telah dapat makan enak kembali, dapat tidur baik Wiknjosastro, 2006.
Pada tiap pemeriksaan selalu diperhatikan keadaan umum, dan bila perlu, pemeriksan umum diulang, disamping pemeriksaan obstetrik. Pertama-tama berat
badan ditimbang dan dilihat berapa naiknya. Jika berat badan naik lebih dari 0,5 dalam seminggu, maka ibu sebaiknya diberi petunjuk. Tekanan darah diperiksa
setiap kali dan dicatat. Bila lebih tinggi dari pada sebelumnya, perlu diteliti dan diberitahukan apa yang harus dikerjakan oleh penderita. Tekanan darah lebih dari
140 mmHg sistolik dan 100 mmHg diastolik adalah patologik. Perhatikan edema di mata, kaki, dan tangan. Tidak jarang diberitahukan secara spontan oleh
penderita, bahwa cincin kawinnya tidak dapat dipakai lagi. Kadar hemoglobinnya diperiksa lagi pada kehamilan 28 minggu lebih-lebih bila penderita tampak pucat
Wiknjosastro, 2006.
2.1.5.2. Pemeriksaan Obstetrik