badan ditimbang dan dilihat berapa naiknya. Jika berat badan naik lebih dari 0,5 dalam seminggu, maka ibu sebaiknya diberi petunjuk. Tekanan darah diperiksa
setiap kali dan dicatat. Bila lebih tinggi dari pada sebelumnya, perlu diteliti dan diberitahukan apa yang harus dikerjakan oleh penderita. Tekanan darah lebih dari
140 mmHg sistolik dan 100 mmHg diastolik adalah patologik. Perhatikan edema di mata, kaki, dan tangan. Tidak jarang diberitahukan secara spontan oleh
penderita, bahwa cincin kawinnya tidak dapat dipakai lagi. Kadar hemoglobinnya diperiksa lagi pada kehamilan 28 minggu lebih-lebih bila penderita tampak pucat
Wiknjosastro, 2006.
2.1.5.2. Pemeriksaan Obstetrik
Wanita hamil yang diperiksa disuruh berbaring terlentang dengan bahu dan kepala sedikit lebih tinggi memakai bantal, dan pemeriksa berada di sebelah
kanan yang diperiksa. Dikenal beberapa cara palapasi, antara lain menurut Leopold, Ahfels, Budin, Knebel. Yang lazim dipakai ialah cara palpasi menurut
Leopold, karena telah hampir mencakupi semuanya Wiknjosastro, 2006. Setelah wanita hamil yang akan diperiksa terlentang, dilihat apakah uterus
berkontraksi atau tidak. Jika berkontraksi harus ditunggu dulu. Dinding perut juga harus lemas, sehingga pemeriksaan dapat dilakukan dengan teliti. Untuk ini
tungkai dapat ditekuk pada pangkal paha dan lutut. Suhu tangan pemeriksa hendaknya disesuaikan dengan wanita tersebut, dengan maksud supaya dinding
perut wanita tersebut tidak tiba-tiba menjadi kontraksi. Cara pemeriksaan menurut Leopold dibagi dalam 4 tahap. Pada pemeriksaan menurut Leopold I, II, dan III,
pemeriksa menghadap ke arah muka wanita yang diperiksa. Pada pemeriksaan menurut Leopold IV pemeriksa menghadap ke arah kaki wanita tersebut
Wiknjosastro, 2006. Maksud pemeriksaan Leopold I ialah untuk menentukan tinggi fundus
uteri. Dengan demikian, tua kehamilan dapaat diketahui. Tua kehamilan ini disesuaikan dengan hari pertama haid terakhir. Bila tidak sesuai, difikirkan ke
arah keadaan patologik. Selain itu , dapat pula ditentukan bagian janin mana yang terletak pada fundus uteri. Bila kepala, akan teraba benda bulat dan keras.
Sedangkan bokong tidak bulat dan lunak. Pada Leopold II dapat ditentukan batas
samping uterus dan dapat ditentukan pula letak punggung janin yang membujur dari atas ke bawah menghubungkan bokong dengan kepala. Pada letak
lintangdapat ditentukan kepala janin. Pada Leopold III dapat ditentukan bagian apa yang terletak di sebelah bawah. Sedangkan Leopold IV, selain menentukan
bagian janin mana yang terletak di sebelah bawah, juga dapat menentukan berapa bagian dari kepala telah masuk ke dalam pintu atas panggul. Bila belum masuk,
teraba balotemen kepala. Dari letak janin ini dapat didengarkan bunyi jantung janin di tempat tertentu, disesuaikan dengan sikap janin. Pada sikap defleksi bunyi
jantung janin terletak pada tempat bagian-bagian kecil janin berada. Dengan pemeriksaan singkat di atas dapat diketahui : 1 Tinggi fundus uteri, 2 Letak
janin, 3 Apakah bagian terbawah janin sudah masuk kedalam pintu atas panggul, 4 Letak punggung janin, 5 Bunyi jantung janin. Pada pemeriksaan tersebut
diatas mungkin terdapat keganjilan, misalnya terdapat penonjolan kepala diatas simfisis. Mungkin pula terdapat kepala janin lain pada gemelli. Tonjolan
tersebut diatas dapat diperiksa dengan meletakkan tangan sejajar dengan simfisis. Pemakaian USG dalam hal tersebut diatas dapat dipikirkan dan dapat dipercaya
bila dalam tangan seorang yang telah berpengalaman. Pemeriksaan obstetrik selanjutnya meliputi besarnya uterus dan perhatikan apakah sesuai dengan tuanya
kehamilan Wiknjosastro, 2006.
Gambar 2.1. Palpasi abdomen pada perawatan antenatal
Sumber : Gary F Cunning ham, 2005
Tabel 2.2 Memantau Tumbuh Kembang Janin Nilai Normal
Tinggi Fundus Usia
kehamilan
Dalam cm Menggunakan petunjuk-petunjuk badan
12 minggu -
Teraba di atas simfisis pubis 16
minggu -
Di tengah, antara simfisis pubis dan umbilikus
20 minggu 20 cm ± 2 cm
Pada umbilikus 22-27minggu Usia kehamilan dalam
minggu = cm ± 2 cm -
28 minggu 28 cm ± 2 cm
Ditengah, antara umbilikus dan prosesus sifoideus
29-35 minggu 36 cm ± 2 cm
- 36 miggu
Pada prosesus sifoideus
Sumber : Saifuddin, 2002
2.1.6. Pelaksanaan dan Tempat Pelaksanaan ANC a.