2.2.8.2 Manifestasi Oral Pasien PJK yang Mengkonsumsi Obat anti Hipertensi dan Diabetes Mellitus
a Xerostomia
Mulut kering xerostomia merupakan komplikasi oral yang paling umum ditemui pada pasien yang mengkonsumsi obat anti Hipertensi. Obat anti Hipertensi
dari golongan diuretik, Angiotensin-converting ACE enzyme inhibitor, clonidine dan beberapa
β-Blocker dapat menyebabkan terjadinya xerostomia. Xerostomia adalah suatu sensasi subjektif dari mulut kering, hal ini sering dirasakan berulang namun
tidak selalu.
32,33
Obat-obat anti hipertensi menyebabkan terjadinya xerostomia dengan mengganggu transmisi sinyal pada parasympathethic neuro effector junctions. Ini
akan mengganggu aksi pada adrenergic neuro effector junctions dan menyebabkan depresi pada autonomic nervous system. Dosis terapi obat anti hipertensi tidak akan
merusakan anatomi kelenjar saliva, jika terjadi kerusakan, ia bersifat reversibel, dan akan hilang dengan berhenti mengkonsumsi obat xerogenik.
34,35
Gambar 3. Xerostomia.
35
b. Lichenoid Reaction Kebanyakan obat anti hipertensi seperti thiazide diuretik, metildopa,
propranolol, kaptopril, furomesemide berkaitan dengan Lichenoid Reaction. Suatu penelitian yang telah dilakukan di Phitsanulok, pada laporan Thailand menyatakan
Universitas Sumatera Utara
bahwa lichen planus dan lichenoid reaction memiliki gambaran klinis dan histologi yang mirip. Lichenoid reaction akan muncul sehubungan dengan pengobatan,
khususnya obat antihipertensi, obat hipoglikemik, obat antimalarial, penisilin dan sebagainya.
32,33,34
Gambar 4. Lichenoid Reaction.
32
c. Hiperplasia Gingiva Obat yang paling umum dapat menyebabkan terjadinya hiperplasia gingiva
adalah fenitoin, calcium-channel blocker, nifedipin dan siklosporin. Suatu studi menyatakan bahwa 71.1 pasien yang mengonsumsi obat calcium-channel blocker,
21,5 yang mengkonsumsi ACE-inhibitor dan 7,4 yang mengkonsumsi beta- blocker mengalami hiperplasia gingiva. Terdapat beberapa studi menyatakan bahwa
hiperplasia gingiva ditemukan pada pasien yang mengkonsumsi calcium-channel blocker mencakup 6,83.
32,33
Gambaran klinis hiperplasia gingiva akan muncul pada 1-3 bulan setelah mengkonsumsi obat-obat anti hipertensi. Hiperplasia gingiva biasanya berkembang
pada papilla interdental dan sering dijumpai pada gigi anterior bagian labial.
27
Gejala klinis pada hiperplasia gingiva adalah rasa sakit, berdarah pada gingiva dan sulit
dalam mastikasi. Penggunaan obat antikoagulan atau antiplatelet pada pasien PJK, dapat menyebabkan petechiae atau perdarahan gingival.
34,36
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5. Hiperplasia gingiva pada pasien menkonsumsi Calcium Channel Blocker.
36
2.2.9 Tindakan Bedah Mulut pada Pasien Penyakit Jantung Koroner