5.2. Pembahasan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada status rekam medis pasien di RSUP H. Adam Malik, Medan untuk periode tahun 2009-2013
didapatkan sebanyak 25 sampel yang memenuhi kriteria inklusi.
5.2.1. Batu Saluran Kemih Berdasarkan Jenis Kelamin
Dari penelitian ini, didapatkan laki-laki lebih banyak menderita batu
saluran kemih dibanding dengan perempuan. Hal serupa juga pernah dilaporkan
Dodi Izhard dalam penelitiannya diDesa Sidowangi Provinsi Jawa Tengahpada tahun 2007 di mana diketahui bahwa proporsi subjek penelitian berjenis kelamin
laki-laki 23 lebih banyak dibanding dengan perempuan yaitu 79 orang61,72 anak laki-laki dan 49 orang anak perempuan menderita BSK. Kejadian BSK yang
lebih tinggi pada laki-laki dibanding dengan perempuan dapat disebabkan perbedaan struktur anatomisaluran kemihnya yaitu saluran kemih pria lebih
panjang, sehingga lebih banyak kemungkinan substansi pembentuk batu mengendap pada keadaan fisika kimia yang
sesuaiIzhar, 2007; Hasanuddin,2013.
.
5.2.2. Batu Saluran Kemih Berdasarkan Umur
Pada penelitian ini jumlah kasus batu saluran kemih berdasarkan usia diketahui bahwa anak dari kelompok umur 0-4 tahun adalah kelompok yang
paling banyak menderita batu saluran kemih, diikuti kelompok umur 10-14 tahun, ketiga pada kelompok umur 5-9tahun, sedangkan pasien anak dengan BSK yang
paling sedikit dijumpai adalah pada kelompok umur 15-19 tahun. Sedangkan dari
penelitian yang dilakukan oleh Shah AM di India Barat, didapatkan dari 77 pasien
, kelompok yang paling banyak menderita batu yaitu sebanyak 43 pasien 55 adalah kelompok usia 6-10 tahun. 29 pasien 37,7 dari kelompok 0-5 tahun
.dan hanya 5 pasien 6,5 dari kelompok 11-12 tahun Shah, 1991. Penyebab
Universitas Sumatera Utara
anak dari kelompok 0-4 tahun lebih banyak menderita BSK dapat disebabkan anak dari kelompok usia ini lebih cenderung menahan urin untuk waktu yang
lama.Keadaan stasis urin ini dapat meningkatkan risiko terjadinya batu saluran kemih.
5.2.3. Batu Saluran Kemih Berdasarkan Lokasi Batu
Dari penelitian didapatkan bahwa lokasi tersering terjadi pembentukan batu adalah kandung kemih, diikuti ginjal dan ureter, sedangkan tidak dijumpai
sampel pasien anak yang menderita BSK dengan lokasi batu di urethra. Hasil ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mostafa Zakaria pada tahun
2012 dimana dari evaluasi lokalisasi batu dalam penelitian menunjukkan bahwa
sebagian besar batu itu berada di saluran kemih bagian atas, 72 di calyses ginjal dan35 di dalam pelvis renalis. Hanya 4 dari anak-anak memiliki batu kandung
kemih. Penyebab untuk kejadian pembentukan batu saluran kemih yang bervariasi
di wilayah geografis yang berbeda tidak diketahui. Beberapa alasan yang mungkin termasuk faktor intrinsik genetika, metabolisme, kelainan bawaan dan faktor
ekstrinsik konsumsi air, infeksi saluran kemih, cuaca, dan diet. Pasien dengan
riwayat keluarga penyakit batu dapat menghasilkan jumlah mukoprotein yang lebih di ginjal atau kandung kemih, yang memungkinkan kristal untuk
terakumulasi dan membentuk batu. Asupan cairan yang kurang menurunkan jumlah urin sehingga
mengakibatkan peningkatan reaktan kalsium dan oksalat dan pengurangan aliran urin, sehingga menyebabkan stasis urin dan meningkatkan risiko pembentukan
batu. Diet yang kaya protein hewani dan karbohidrat, akan menyebabkan kadar kalsium urin yang lebih tinggi, sehingga kemungkinan terbentuknya batu
meningkat; sedangkan diet yang kaya sayur-sayuran, menunjukkan penurunan pH urin, sehingga memudahkan terbentuknya batu asam urat atau sistin. Cuaca juga
mempengaruhi pembentukan batu karena iklim panas menyebabkan banyak
Universitas Sumatera Utara
kehilangan cairan melalui kulit dan pernapasan, sehingga meskipun masukan cairan cukup banyak, seseorang akan mengeluarkan urin yang pekat biasanya
bersifat asam sehingga memudahkan pembentukan batu Zakaria, 2012; Huang,
2012.
5.2.4. Batu Saluran Kemih Berdasarkan Jenis Batu