Pompey, menyatakan bahwa Hukum Pidana adalah keseluruhan Apeldoorn, menyatakan bahwa Hukum Pidana dibedakan dan D. Hazewinkel-Suringa, dalam bukunya membagi hukum pidana VOS, menyatakan bahwa Hukum Pidana diberikan dalam arti

Utara dan pencarian pada world wide web serta sepengetahuan tentang permasalahan yang menjadi penelitian skripsi ini belum pernah mendapati dan melihat kesamaan masalah pada penulisan skripsi ini dengan skripsi yang sudah ada terdahulu sehingga penulis ingin dan berani membuat judul di atas dan permasalahannya sebagai judul dan bahan dalam skripsi ini.

E. Tinjauan Kepustakaan.

6. Pengertian Hukum Pidana

Beberapa pendapat pakar hukum dari barat Eropa mengenai Hukum Pidana, antara lain sebagai berikut 14 :

a. Pompey, menyatakan bahwa Hukum Pidana adalah keseluruhan

aturan ketentuan hukum mengenai perbuatan-perbuatan yang dapat dihukum dan aturan pidananya.

b. Apeldoorn, menyatakan bahwa Hukum Pidana dibedakan dan

diberikan arti: 1 Bagian objektif merupakan suatu perbuatan atau sikap yang bertentangan dengan hukum pidana positif, sehingga bersifat melawan hukum yang menyebabkan tuntutan hukum dengan ancaman pidana atas pelanggarannya. 2 Bagian subjektif merupakan kesalahan yang menunjuk kepada pelaku untuk dipertanggungjawabkan menurut hukum. 14 Prof. Dr. Teguh Prasetyo, S.H., M.Si. Op.cit., hal. 4 Universitas Sumatera Utara Hukum pidana formal yang mengatur cara bagaimana hukum pidana materiil dapat ditegakkan.

c. D. Hazewinkel-Suringa, dalam bukunya membagi hukum pidana

dalam arti: 1 Objektif ius poenale, yang meliputi: a Perintah dan larangan yang pelanggarannya diancam dengan sanksi pidana oleh badan yang berhak b Ketentuan-ketentuan yang mengatur upaya yang dapat digunakan, apabila norma itu dilanggar, yang dinamakan Hukum Pentiensier. 2 Subjektif ius puniendi, yaitu: Hak negara menurut hukum untuk menuntut pelanggaran delik dan untuk menjatuhkan serta melaksanakan pidana.

d. VOS, menyatakan bahwa Hukum Pidana diberikan dalam arti

bekerjanya sebagai 15 : 1 Peraturan hukum objektif ius poenale yang dibagi menjadi: a Hukum Pidana materiil yaitu peraturan tentang syarat- syarat bilamana, siapa dan bagaimana sesuatu dapat dipidana. b Hukum Pidana formal yaitu hukum acara pidana. 2 Hukum subjektif ius punaenandi, yaitu meliputi hukum yang memberikan kekuasaan untuk menetapkan ancaman 15 Ibid., hal. 5 Universitas Sumatera Utara pidana, menetapkan putusan dan melaksanakan pidana yang hanya dibebankan kepada negara atau pejabat yang ditunjuk untuk itu. 3 Hukum pidana umum algemene strafrecht, yaitu dalam bentuknya sebagai ius special seperti hukum pidana militer, dan sebagai ius singular seperti hukum pidana fiscal.

e. Algra Janssen, mengatakan bahwa hukum pidana adalah alat

Dokumen yang terkait

Penuntutan Terhadap Pelaku Tindak Pidana Penyalahguna Narkotika Diluar Golongan yang Diatur dalam Lampiran Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika

4 89 158

Kebijakan Penanggulangan Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkotika Yang Dilakukan Oleh Anak Di Bawah Umur Dan Penerapan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika (Analisis Putusan Pengadilan Negeri Padang Sidimpuan No:770/Pid.Su

1 85 157

Kebijakan Hukum Pidana Dalam Penanggulangan Tindak Pidana Narkotika Dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika (Analisis Mengenai Penyalahgunaan Metilon Salah Satu Senyawa Turunan Katinona sebagai Tindak Pidana Narkotika)

0 85 174

Peranan Badan Narkotika Nasional (BNN) Dalam Penanggulangan Tindak Pidana Narkotika Menurut Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika

33 230 74

Penerapan Sanksi Pidana Terhadap Kurir Narkotika dalam Tinjauan Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika (Studi Putusan Pengadilan Negeri Kebumen Perkara Nomor 139/Pid.B/2010/PN.Kbm )

3 111 106

Sanksi tindak pidana penyalahgunaan narkotika dalam undang-undang nomor 35 tahun 2009 ditinjau dari hukum Islam

3 29 81

Sanksi tindak pidana penyalahgunaan narkotika dalam undang-undang nomor 35 tahun 2009 ditinjau dari hukum Islam

1 4 81

EFEKTIVITAS PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG TINDAK PIDANA NARKOTIKA Efektivitas Penerapan Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 Tentang Tindak Pidana Narkotika (Studi Kasus di Wilayah Kota Surakarta).

0 3 11

PENJATUHAN PIDANA PENJARA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA NARKOTIKA YANG DIKUALIFIKASIKAN SEBAGAI PENYALAHGUNA NARKOTIKA TANPA DILAKUKAN REHABILITASI DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009.

0 0 1

POLITIK HUKUM PIDANA DALAM PENETAPAN SANKSI PIDANA DENDA TERHADAP TINDAK PIDANA NARKOTIKA DI DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA.

0 0 1