57
dan wakil rakyat dengan pemilih atau konstituennya karena penambahan jumlah kursi akan berdampak pada perubahan daerah pemilihan. Selain
itu, penambahan jumlah kursi DPR sama saja dengan menambah anggaran negara untuk memfasilitasi anggota DPR, padahal beban kerja DPR tidak
bertambah.
Sementara penambahan kursi berarti juga menambah beban kerja DPR karena lebih banyak anggota DPR berarti lebih banyak waktu dan proses yang
diperlukan untuk membuat keputusan. Oleh karena itu, penggunaan metode kuota 1 kursi DPR mewakili jumlah penduduk tertentu untuk menetapkan
jumlah kursi DPR sebaiknya diubah dengan menggunakan metode ixed seats.
B. Kelebihan Metode Fixed Seats
Berbeda dengan metode kuota 1 kursi DPR dengan jumlah penduduk tertentu –yang menyebabkan jumlah kursi DPR terus bertambah sesuai dengan
pertambahan jumlah penduduk– metode ixed seats menetapkan jumlah kursi secara pasti sehingga jatah kursi setiap provinsi cenderung tetap kecuali ada
perubahan jumlah penduduk yang mencolok. Pilihan pada metode ini juga berdampak pada konstannya daerah pemilihan. Mempertahankan lingkup
daerah pemilihan merupakan salah satu langkah penting dalam menjaga hubungan partai politik dan wakil rakyat dengan pemilih atau konstituen.
Selain tidak menambah anggaran negara akibat jumlah anggota DPR yang terus bertambah, metode ixed seats juga mempermudah perencanaan
anggaran dan penyiapan fasilitas kerja DPR.
Salah satu argumentasi yang dikemukakan para pengusung metode kuota 1 kursi DPR dengan jumlah penduduk tertentu adalah menjamin kemudahan
kerja wakil rakyat atas rakyat yang diwakilinya. Dengan jumlah penduduk tertentu, katakanlah 1 kursi DPR mewakili 400.000 penduduk, hanya jumlah
penduduk sebesar itulah yang akan diurus oleh anggota DPR dari waktu ke waktu. Sementara jika menggunakan metode ixed seats, meskipun lingkup
daerah pemilihan tidak berubah, tetapi setiap anggota DPR akan mengurus jumlah penduduk yang terus bertambah. Jika mengurus 400.000 penduduk
saja setiap anggota DPR merasa kewalahan, bagaimana jika jumlah terus bertambah?
Argumentasi itu masuk akal karena semakin sedikit dan semakin pasti jumlah penduduk yang diwakili akan memudahkan anggota DPR untuk mengurusnya.
58
Akan tetapi argumentasi itu juga mengabaikan kemungkinan bahwa jumlah penduduk tidak hanya bertambah, tetapi juga bisa berkurang. Argumentasi
itu juga mengabaikan kenyataan bahwa jumlah penduduk yang bertambah berada pada wilayah yang sama: jika jumlah kursi DPR tetap, kecil kemungkinan
terjadi perubahan lingkup daerah pemilihan. Yang tidak boleh dilupakan, perkembangan teknologi transportasi dan komunikasi memudahkan wakil
rakyat berkomunkasi dengan rakyat yang diwakilinya, baik dalam bentuk komunikasi massa, komunikasi kelompok, maupun komunikasi personal.
Sebagai contoh adalah penetapan jumlah kursi DPR di Amerika Serikat AS. Sejak merdeka pada 4 Juli 1776, jumlah kursi DPR AS ditetapkan berdasarkan
kuota, di mana 1 kursi DPR mewakili 300.000 penduduk. Akibatnya dari pemilu ke pemilu jumlah DPR selalu berubah sesuai dengan pertambahan
jumlah penduduk. Namun sejak 1920, AS meninggalkan metode kuota dan menerapkan metode ixed seats. Sejak tahun itu AS menetapkan jumlah
anggota DPR sebanyak 435 kursi yang terus berlaku hingga kini, meskipun jumlah penduduk AS bertambah beberapa kali lipat sejak 1920. Metode yang
dipakai AS ini kemudian diadopsi oleh banyak negara, baik negara yang sudah mapan sistem demokrasinya maupun negara yang sedang membangun
sistem pemilu demokratis.
C. Penghitungan Jumlah Kursi