pengujian dan kalibrasi alat kesehatan wajib dikalibrasi secara berkala pula oleh Institusi Penguji Rujukan seperti LIPI.
Adapun untuk alat kesehatan, pengujian dan kalibrasi wajib dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:
1. Belum memiliki sertifikat dan tanda lulus pengujian dan kalibrasi
2. Sudah berakhir jangka waktu sertifikat atau tanda pengujian dan kalibrasi
3. Diketahui penunjukan keluaran kinerjanya performance atau keamanannya
safety tidak sesuai lagi, walaupun sertifikasi dan tanda masih berlaku 4.
Telah mengalami perbaikan walaupun sertifikat dan tanda masih berlaku 5.
Telah berpindah tempat atau dipindahkan dan memerlukan pemasangan instalasi listrik baru, walaupun sertifikat dan tanda masih berlaku
6. Jika ada layak pakai pada alat kesehatan tersebut hilang atau rusak, sehingga
dibutuhkan data kalibrasi terbaru untuk dapat memberikan informasi yang sebenarnya.
2.2 Tujuan dan Manfaat Kalibrasi
Tujuan kalibrasi adalah: 1.
Menentukan deviasi kebenaran konvensional nilai yang menunjukkan suatu instrumen atau deviasi dimensi nominal yang seharusnya untuk suatu bahan
ukur 2.
Menjamin hasil-hasil pengukuran sesuai dengan standart nasional maupun internasional Dewan Standarisasi NasionalDNS 1990.
Manfaat kalibrasi adalah menjaga kondisi instrumen ukur dan bahan ukur agar tetap sesuai dengan spesifikasinya DNS 1990. Sedangkan tujuan umum
kalibrasi ialah agar tercapai kondisi layak pakai atau menjamin ketelitian dalam rangka mendukung peningkatan mutu pelayanan kesehatan, Dirjen Pelayanan
Medik Depkes, 2001. Fungsinya tentu saja sebagai tolak ukur jaminan keakuratan alat tersebut pada pemanfaatannya.
2.3 Waktu Kalibrasi
Waktu kalibrasi suatu alat ukur tergantung pada karakteristik dan tujuan pemakaiannya. Ditinjau dari karakteristiknya, maka makin tinggi kualitas
metrologis, makin panjang selang kalibrasinya. Bila ditinjau dari tujuan
Universitas Sumatera Utara
pemakaiannya, semakin kritis pemakaiannya, semakin kecil dampak hasil ukurnya, maka semakin pendek selang kalibrasinya.
Secara umum selang waktu kalibrasi dipengaruhi oleh jenis alat ukur, frekuensi pemakaian dan pemeliharaan dari alat tersebut. Adapun waktu-waktu
kalibrasi biasanya dinyatakan dalam beberapa cara yaitu:
1. Dinyatakan dalam waktu kalender, misalnya enam bulan sekali, setahun sekali
dan seterusnya 2.
Dinyatakan dalam pemakaian, misalnya 1000 jam pakai, 5000 jam pakai dan seterusnya
3. Kombinasi cara pertama dan kedua di atas, misalnya enam bulan sekali atau
1000 jam pakai, tergantung mana yang dahulu. Untuk alat kesehatan khususnya, telah diatur dalam peraturan Menteri
Kesehatan atau Permenkes No. 363MenkesperIV1998, tentang pengujian dan kalibrasi alat kesehatan bahwa setiap alat kesehatan yang dipergunakan atau
sarana pelayanan kesehatan wajib dilakukan pengujian dan kalibrasi oleh institusi penguji, untuk menjamin keteletian dan ketetapan serta keamanan pengguna alat
kesehatan. Waktu pengkalibrasian alat kesehatan tertera pula dalam Permenkes No. 363MenkesperIV1998, tentang pengujian dan kalibrasi alat kesehatan yang
dipergunakan atau sarana pelayanan kesehatan wajib diuji atau kalibrasi secara berkala, sekurang-kurangnya satu kali setiap tahun.
Suatu kegiatan bisa dikatakan merupakan kegiatan kalibrasi jika kegiatan tersebut menghasilkan:
1. Sertifikasi kalibrasi,
2. Lembar hasil atau laporan hasil kalibrasi yang memuat, mencantumkan atau
berisi angka koreksi, deviasi atau penyimpangan, ketidakpastian dan batasan- batasan atau standart penyimpangan yang diperkenankan, dan
3. Label atau penanda.
Kalibrasi diperlukan hanya untuk alat yang baik atau sedang dioperasionalkan dan bukan untuk alat yang rusak. Alat rusak haruslah diperbaiki
dahulu baru kemudian dilakukan pengujian dan kalibrasi untuk memastikan bahwa alat tersebut betul-betul baik.
Dari hasil kalibrasi dapat diketahui kesalahan penunjukan instrumen ukur, sistem pengukuran atau bahan ukur, untuk pemberian nilai pada tanda skala
tertentu dan juga dapat dicatat dalam suatu dokumen disebut sebagai sertifikat
Universitas Sumatera Utara
kalibrasi atau laporan kalibrasi, dan suatu alat kesehatan dinyatakan lulus kalibrasi bila:
1. Penyimpanan hasil pengukur dibandingkan dengan nilai yang dibandingkan
pada alat kesehatan tersebut tidak lebih menyimpang dari yang diijinkan, dan 2.
Nilai hasil pengukuran keselamatan kerja, berada dalam nilai ambang batas yang diijinkan.
2.4 Kalibrasi Alat INKUBATOR PERAWATAN dan Metode Pengujiannya