Metty Indah Purwanti, 2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL SUNDA DALAM PEMBELAJARAN PKN SEBAGAI
PENGUAT KARAKTER SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
1. peneliti dapat menjelaskan atau memparafrase pertanyaan yang tidak
dimengerti; 2.
peneliti dapat mengajukan pertanyaan susulan; 3.
responden cenderung menjawab apabila diberi pertanyaan; 4.
responden dapat menceritakan sesuatu yang terjadi di masa silam dan masa mendatang.
Wawancara merupakan bagian dari teknik pengumpulan data untuk mengetahui permasalahan yang akan diteliti, sehingga peneliti dapat menemukan
informasi terhadap responden-responden yang lebih mendalam. Adapun menurut, Nasution 2003: hlm. 113 mengemukakan bahwa
“wawancara atau interview adalah suatu bentuk komunikasi verbal yang bertujuan memperoleh informasi”.
Jadi dengan wawancara, peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterprestasikan situasi dan fenomena yang sedang
terjadi, dimana hal tersebut tidak bisa ditemukan melalui observasi. Peneliti dapat menyimpulkan bahwa teknik wawancara yang mendalam
dapat memberikan data yang valid, sehingga peneliti mengetahui betul permasalahan yang terjadi sesuai dengan situasi dan kondisi di lapangan. Oleh
karena itu dalam melakukan wawancara, peneliti telah menyiapkan instrumen penelitian berupan pertanyaan-pertanyaan tertulis kepada responden-responden
yang akan ditelitinya. Dalam penelitian tentang implementasi nilai-nilai kearifan lokal Sunda
dalam pembelajaran PKn sebagai penguat karakter siswa, peneliti melakukan wawancara mendalam kepada:
1. Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Purwakarta
2. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan
3. Guru
4. Siswa SMP Negeri 3 Purwakarta
2. Observasi.
Observasi sering disebut juga sebagai pengamatan. Teknik ini digunakan untuk mengamati, melihat, mendengarkan, merasakan, mengikuti segala yang
Metty Indah Purwanti, 2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL SUNDA DALAM PEMBELAJARAN PKN SEBAGAI
PENGUAT KARAKTER SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
terjadi di lapangan dengan cara mencatat, merekam segala aktivitas. Sutrisno Hadi dalam Sugiyono 2010: hlm. 203 mengemukakan bahwa, “observasi merupakan
suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis”. Dengan teknik ini peneliti bisa memperoleh data secara
langsung dan gambaran lebih jelas mengenai implementasi nilai-nilai kearifan lokal Sunda dalam pembelajaran PKn sebagai penguat karakter siswa di SMP
Negeri 3 Purwakarta
.
Nasution 2003: hlm. 106 mengemukakan bahwa “observasi merupakan alat pengumpul data yang dilakukan untuk memperoleh
gambaran lebih jelas tentang kehidupan sosial dan diusahakan mengamati keadaan yang wajar dan yang sebenarnya tanpa usaha yang disengaja untuk
mempengaruhi, mengatur, atau memanipulasikannya.” Alwasilah 2009: hlm. 154-
155 mengungkapkan bahwa “observasi memungkinkan peneliti menarik inferensi kesimpulan ihwal makna dan sudut
pandang responden, kejadian, peristiwa, atau respon yang diamati”. Teknik penelitian ini menggunakan pengamatan atau penginderaan langsung terhadap
suatu benda, kondisi, situasi, proses dan perilaku. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu berkenaan dengan implementasi nilai-nilai kearifan
lokal Sunda dalam pembelajaran PKn sebagai penguat karakter siswa di SMP Negeri 3 Purwakarta. Selama observasi berlangsung keterlibatan peneliti di
lapangan yaitu menngamati orang-orang sebagai subjek penelitian. Dengan kata lain, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data responden
dan merasakan apa yang dilakukan oleh subjek yang diteliti selama observasi berlangsung, sehingga data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, sehingga
peneliti mengetahui dari setiap perilaku yang nampak dalam observasi penelitian. Sebagaimana dikutip Patton dalam Sugiyono 2010: hlm. 313, terdapat
manfaat dalam observasi yaitu peneliti mampu memahami situasi sosial serta dapat menggambarkan kejadian-kejadian selama observasi, peneliti tidak hanya
mengumpulkan data-data dan informasi, tetapi peneliti ikut merasakan situasi yang ada saat penelitian. Maka dari itu peneliti menggunakan observasi
partisipatif di SMP Negeri 3 Purwakarta mengenai implementasi nilai-nilai
Metty Indah Purwanti, 2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL SUNDA DALAM PEMBELAJARAN PKN SEBAGAI
PENGUAT KARAKTER SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
kearifan lokal Sunda dalam pembelajaran PKn sebagai penguat karakter siswa, karena dalam observasi ini peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari sebagai
sumber data dalam penelitian, sehingga hal ini dapat mempermudah peneliti dalam memperoleh data.
Adapun komponen dalam objek observasi dalam penelitian ini sebagaimana menurut Spradley dalam Sugiyono 2010: hlm. 314 terdapat tiga komponen di
dalam objek observasi, antara lain: 1.
Place
, atau tempat dimana interaksi dalam situasi sosial sedang berlangsung. Objek yang diambil berlokasi di SMP Negeri 3 Purwakarta.
2.
Actor
, pelaku atau orang-orang yang sedang memainkan peran tertentu. Subjek yang akan diteliti yaitu pejabat daerah dan warga sekolah SMP
Negeri 3 Purwakarta. 3.
Activity, a set of related acts people do
: yaitu seperangkat kegiatan yang dilakukan orang. Dalam penelitian ini yaitu aktivitas implementasi nilai-
nilai kearifan lokal Sunda dalam pembelajaran PKn di SMP Negeri 3 Purwakarta.
Hal tersebut menunjukan bahwa dalam melakukan pengamatan, peneliti dapat menentukan pola sendiri dan disesuaikan dengan situasi sosial, lingkungan
dan subjek penelitian. Dengan demikian, peneliti dapat memberikan kesimpulan yang didapat berdasarkan data dan informasi selama penelitian berlangsung dan
dijadikan analisis data sebagai hasil penelitian.
3. Studi dokumentasi