3. Koefisien transformasi variabel ukuran perusahaan adalah sebesar -0,416 dan nilai signifikansi sebesar 0,46 lebih besar dari 0,05 yang berarti terdapat
pengaruh negatif dan tidak signifikan variabel ukuran perusahaan terhadap perataan laba.
4. Koefisien transformasi variabel net profit margin adalah sebesar -0,093 dan nilai signifikansi sebesar 0,570 lebih besar dari 0,05 yang berarti terdapat
pengaruh negatif dan tidak signifikan variabel net profit margin terhadap perataan laba.
4.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba
4.4.1 Profitabilitas Perusahaan ROA
Profitabilitas perusahaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi praktik perataan laba. Profitabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan rasio ROA. Perhitungan statistik menunjukkan adanya pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap praktik perataan laba. Dilihat dari hasil uji-t
dengan nilai probabilitas ρ-value sebesar 0,806 lebih besar dari 0,05. Penelitian sebelumnya yang juga memberikan hasil yang sama adalah
Muchammad 2001, Juniarti 2005 dan Nani 2006. Menurut Juniarti dalam Noor, 2004 tidak berpengaruhnya return on asset kemungkinan dikarenakan
investor cenderung mengabaikan informasi return on asset yang ada secara maksimal, sehingga manajemen menjadi tidak termotivasi melakukan perataan
laba melalui variabel tersebut. Semakin rendahnya tingkat profitabilitas perusahaan, maka semakin
besar kemungkinan terjadinya praktik perataan laba. Perusahaan melakukan
Universitas Sumatera Utara
perataan laba dengan tujuan untuk meningkatkan nilai pasar perusahaannya. Dengan meningkatnya nilai pasar maka semakin besar pula kesempatan untuk
memperoleh modal untuk pengembangan perusahaan.
4.4.2 Risiko Keuangan DAR
Berdasarkan hasil uji-t yang dilakukan, diperoleh bahwa variabel risiko keuangan tidak berpengaruh secara parsial terhadap perataan laba. Dilihat dari
hasil uji-t dengan nilai probabilitas ρ-value sebesar 0,565 lebih besar dari 0,05.
Secara logis hutang tidak dapat langsung dikaitkan dengan laba, karena apabila dalam suatu perusahaan jumlah hutangnya bertambah maka berpengaruh terhadap
penambahan jumlah bunga pinjaman. Penelitian sebelumnya yang juga memberikan hasil yang sama adalah
Sandres 2011. Perusahaan yang mempunyai tingkat risiko keuangan yang rendah memiliki risiko kecil jika perekonomian menurun, namun memiliki laba
yang rata-rata rendah jika kondisi perekonomian membaik. Manajer ingin perusahaannya memiliki tingkat risiko keuangan yang kecil karena resiko yang
didapatnya juga rendah. Perusahaan yang memiliki tingkat risiko keuangan yang rendah berarti memiliki proporsi biaya tetap yang rendah dan biaya variabel yang
tinggi.
4.4.3 Ukuran Perusahaan