Biaya Dibayar di Muka Prepaid Biaya Pinjaman Borrowing Costs

are in Indonesian language. PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA TBK DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN lanjutan Pada Tanggal 30 Juni 2013, 31 Desember 2012 dan 1 Januari 201231 Desember 2011 dan Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA TBK AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS continued As of June 30, 2013, December 31, 2012 and January 1, 2012December 31, 2011 and For The Six Months Period Ended June 30, 2013 and 2012 Expressed in Millions of Rupiah, Unless Otherwise Stated 18 g. Persediaan g. Inventories Persediaan dinyatakan sebesar nilai terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih. Nilai realisasi bersih adalah taksiran harga jual dalam kegiatan usaha normal setelah dikurangi dengan estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang diperlukan untuk melaksanakan penjualan. Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang. Cadangan penurunan nilai persediaan ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan persediaan pada akhir tahun. Inventories are stated at the lower of cost or net realizable value. Net realizable value is the estimated selling price in the ordinary course of business, less the estimated cost of completion and the estimated costs necessary for a sale to be made. Cost is determined by the weighted- average method. Allowance for any decline in the value of inventories is provided through a review of the condition of the inventories at the end of the year. h. Ayam Pembibit Turunan h. Breeding Flocks Ayam pembibit turunan dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi deplesi, cadangan kematian dan ayam afkir. Biaya-biaya yang terjadi selama masa pertumbuhan diakumulasikan dan dideplesi sejak dimulainya masa produksi. Deplesi dihitung dengan menggunakan metode saldo menurun berdasarkan taksiran umur produktif ayam telah menghasilkan sejak awal masa produksi dengan memperhitungkan nilai sisa. Masa deplesi adalah kurang lebih 42 minggu. Penentuan awal masa produksi didasarkan pada pertimbangan dan pengalaman manajemen. Ayam pembibit turunan dapat dianggap mulai berproduksi setelah berumur kurang lebih 24 minggu. Cadangan kematian diestimasi berdasarkan data kematian sebelumnya dan usia ayam. Breeding flocks are stated at cost less accumulated depletion, allowance for mortality and culled birds. Costs incurred during the growing period are accumulated and depleted at the start of the production period. Depletion is computed using the declining balance method based on the estimated productive lives of the producing flocks from the start of the production period after taking into account their salvage values. The depletion period is normally 42 weeks. The start of the production period is determined on the basis of management’s assessment and experience. Breeding flocks can normally start producing after 24 weeks. Mortality allowance is estimated from past mortality data and the age of the birds. i. Biaya Dibayar di Muka i. Prepaid Expenses Biaya dibayar di muka diamortisasi dan dibebankan pada usaha sesuai dengan masa manfaatnya. Bagian jangka panjang dari biaya dibayar di muka disajikan dalam “Aset Tidak Lancar Lainnya” dalam laporan posisi keuangan konsolidasian. Prepaid expenses are amortized and charged to operations over the periods benefited. The long- term portion of the prepaid expenses is presented as “Other Non-Current Assets” account in the consolidated statements of financial position.

j. Biaya Pinjaman

j. Borrowing Costs

Penerapan PSAK No. 26 Revisi 2011 tidak memberikan pengaruh yang besar terhadap pelaporan keuangan dan pengungkapan dalam laporan keuangan konsolidasian. The adoption of SFAS No. 26 Revised 2011 has no significant impact on the financial reporting and disclosures in the consolidated financial statements. Biaya pinjaman yang dapat diatribusikan langsung dengan perolehan, konstruksi, atau pembuatan aset kualifikasian dikapitalisasi sebagai bagian biaya perolehan aset tersebut. Biaya pinjaman lainnya diakui sebagai beban Borrowing costs that are directly attributable to the acquisition, construction or production of a qualifying asset are capitalized as part of the cost of the related asset. Otherwise, borrowing costs are recognized as expenses when are in Indonesian language. PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA TBK DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN lanjutan Pada Tanggal 30 Juni 2013, 31 Desember 2012 dan 1 Januari 201231 Desember 2011 dan Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA TBK AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS continued As of June 30, 2013, December 31, 2012 and January 1, 2012December 31, 2011 and For The Six Months Period Ended June 30, 2013 and 2012 Expressed in Millions of Rupiah, Unless Otherwise Stated 19 pada saat terjadi. Biaya pinjaman terdiri dari biaya bunga dan biaya pendanaan lain yang ditanggung Kelompok Usaha sehubungan dengan peminjaman dana. incurred. Borrowing costs consist of interest and other financing charges that the Group incurs in connection with the borrowing of funds. Kapitalisasi biaya pinjaman dimulai pada saat aktivitas yang diperlukan untuk mempersiapkan aset agar dapat digunakan sesuai dengan maksudnya dan pengeluaran untuk aset kualifikasian dan biaya pinjamannya telah terjadi. Kapitalisasi biaya pinjaman dihentikan pada saat selesainya secara substansi seluruh aktivitas yang diperlukan untuk mempersiapkan aset kualifikasian agar dapat digunakan sesuai dengan maksudnya. Capitalization of borrowing costs commences when the activities to prepare the qualifying asset for its intended use are in progress and the expenditures for the qualifying asset and the borrowing costs have been incurred. Capitalization of borrowing costs ceases when substantially all of the activities necessary to prepare the qualifying assets have been completed and the assets are ready for their intended use. k. Aset Tetap k. Property, Plant and Equipment