Simplisia dan Ekstraksi Simplisia adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang belum Metode Ekstraksi

20 bunga kemuning keluar dari ketiak daun atau ujung ranting. Buah kemuning berbentuk bulat telur atau bulat memanjang dengan panjang 8-12 mm. Bila masih muda, buah berwarna hijau dan setelah tua menjadi merah mengkilap. Di dalam buah terdapat dua buah biji Iskandar, 2005.

2.1.4 Sifat dan Khasiat Tumbuhan

Kemuning bersifat pedas, pahit, dan hangat. Selain berkhasiat sebagai penurun kolesterol, kemuning juga berkhasiat sebagai pemati rasa anastesia, penenang sedatif, antiradang, antirematik, antitiroid, penghilang bengkak, pelangsing tubuh, pelancar peredaran darah, dan penghalus kulit Iskandar, 2005. Daun kemuning berkhasiat sebagai antitiroida Ditjen POM, 1977.

2.1.5 Kandungan Kimia

Daun kemuning mengandung cadinena, metil-antranilat, bisabolena, β-kariopilena, geraniol, carane-3, eugenol, citronelol, metil-salisilat, s-guaiazulena, osthol, paniculatin, tanin, dan coumurrayin Iskandar, 2005. Daun kemuning mengandung minyak atsiri, damar, tanin, glikosida murrayin Ditjen POM, 1977.

2.2 Simplisia dan Ekstraksi Simplisia adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang belum

mengalami pengolahan apapun juga, dan kecuali dikatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan Ditjen POM, 2000. Ekstrak adalah sediaan yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau Universitas Sumatera Utara 21 serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang ditetapkan Ditjen POM, 2000. Ekstraksi adalah kegiatan penarikan zat yang dapat larut dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair.

2.3 Metode Ekstraksi

Ekstraksi dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu, dengan cara dingin dan cara panas. 1. Cara dingin dapat dilakukan dengan cara: a. Maserasi Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan kamar. Remaserasi berarti dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat pertama, dan seterusnya. b. Perkolasi Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru, yang umumnya dilakukan pada temperatur ruangan. Proses terdiri dari tahapan pengembangan bahan, tahapan maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya penetesanpenampungan ekstrak, terus menerus sampai diperoleh perkolat yang jumlahnya 1-5 kali jumlah bahan. 2. Cara panas dapat dilakukan dengan cara: a. Refluks Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur pada titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan Universitas Sumatera Utara 22 dengan adanya pendingin balik. Umumnya dilakukan pengulangan proses pada residu pertama sampai 3-5 kali sehingga proses ekstraksi sempurna. b. Sokletasi Sokletasi adalah ekstraksi dengan menggunakan pelarut yang selalu baru dan pada umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin balik. c. Digesti Digesti adalah maserasi kinetik dengan pengadukan kontinu pada temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan, yaitu secara umum dilakukan pada temperatur 40 - 50 C. d. Infus Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur 96-98 o C selama waktu 15-20 menit di penangas air, dapat berupa bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih. e. Dekok Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama ≥ 30 menit dan temperatur sampai titik didih air Ditjen POM, 2000.

2.4 Kolesterol