38 dengan alumunium foil dan dibiarkan selama 24 jam, kemudian kran perkolator
dibuka dan dibiarkan tetesan ekstrak mengalir dengan kecepatan 1 ml per menit, cairan penyari ditambahkan berulang – ulang sehingga selalu terdapat selapis
cairan penyari diatas simpisia, sampai cairan yang keluar tidak berwarna lagi, yang keluar terakhir bila diuapkan tidak meninggalkan sisa. Perkolat yang
diperoleh dipekatkan dengan alat penguap vakum putar pada temperatur tidak lebih dari 50
o
C hingga diperoleh ekstrak kental. Kemudian dikeringkan dengan freeze dryer selama lebih kurang 24 jam dan diperoleh ekstrak kental sebanyak
90,4 g.
3.5 Penyiapan Hewan Percobaan
Hewan percobaan yang digunakan dalam penelitian adalah marmot jantan dengan berat 400-650 gram berumur 3 bulan yang dikondisikan selama 2 minggu
dalam kandang yang baik untuk meyesuaikan lingkungannya..
3.6 Percobaan Efek Penurun Kadar Kolesterol
Percobaan efek penurun kadar kolesterol terdiri dari beberapa tahap yaitu penyiapan bahan, penyiapan hewan uji yang hiperkolesterolemia dan pengujian
efek penurun kadar kolesterol.
3.6.1 Penyiapan Bahan
Penyiapan bahan-bahan meliputi kontrol Na-CMC, bahan uji Ekstrak Daun Kemuning, obat pembanding Simvastatin.
3.6.1.1 Pembuatan Suspensi CMC-Na 0,5 bv
Sebanyak 500 mg CMC-Na ditaburkan ke dalam lumpang berisi air suling panas sebanyak 10 ml, ditutup dan dibiarkan selama 15 menit hingga diperoleh
massa yang transparan, digerus lalu diencerkan dengan air suling hingga 100 ml.
Universitas Sumatera Utara
39
3.6.1.2 Pembuatan Suspensi Ekstrak Daun Kemuning
Dosis ekstrak daun kemuning ditentukan berdasarkan orientasi pada hewan percobaan, yaitu dosis 100 mgkg BB, 200 mgkg BB, 400 mgkg BB dan
800 mgkg BB. Hasil orientasi dipilih variasi dosis sebanyak tiga dosis. Dosis I 100 mgkg BB marmot, dosis II 200 mgkg BB marmot dan dosis III 400 mgkg
BB marmot. Cara kerja :
Ekstrak daun kemuning masing-masing sebanyak 100 mg, 200 mg dan 400 mg dimasukkan ke dalam lumpang yang berisi sedikit Suspensi Na-CMC
0,5 digerus homogen lalu dicukupkan dengan suspensi Na-CMC 0,5 hingga
10 ml. 3.6.1.3 Pembuatan Suspensi Simvastatin
Sebanyak 50 mg simvastatin digerus dalam lumpang, lalu ditambahkan Suspensi Na-CMC 0,5 sedikit demi sedikit sambil terus digerus hingga
homogen, lalu dicukupkan dengan suspensi Na-CMC 0,5 hingga 625ml.
3.6.2 Penyiapan Hewan Uji Yang Hiperkolesterolemia
Hewan yang digunakan pada penelitian ini adalah marmot yang sehat dan dewasa sebanyak 30 ekor yang terlebih dahulu dikarantina selama 2 minggu untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Kemudian diukur kadar kolesterol awalnya lalu sengaja dibuat hiperkolesterolemia dengan cara memberikan
makanan induksi berupa kuning telur dosis 1 bb diberikan selama 14 hari berturut – turut secara oral serta diberi pakan biasa yang dicampur dengan lemak
kambing 15 g100 g jumlah pakan Kelompok Kerja Ilmiah. 1993; Fernandez dan
Universitas Sumatera Utara
40 McNamara, 1993. Diukur kadar kolesterolnya. Bagan alur pengerjaannya dapat
dilihat pada Lampiran 7, halaman 50.
3.6.3 Pengujian Efek Penurun Kadar Kolesterol
Pengujian efek penurun kadar kolesterol menggunakan dosis ekstrak daun kemuning 100 mgkg BB, 200 mgkg BB, 400 mgkg BB dengan pembanding
suspensi simvastatin dosis 0,80 mgkg BB marmot dan kontrol suspensi Na-CMC 0,5.
3.6.3.1 Pemberian Suspensi Kontrol, Suspensi EDK dan Suspensi Simvastatin Pada Marmot Yang Hiperkolesterolemia.
Marmot dibagi menjadi 5 kelompok dimana kelompok pertama diberikan suspensi sebagai Na-CMC 0,5 control -. Kelompok kedua diberikan suspensi
Simvastatin sebagai control +. Kelompok ketiga diberikan suspensi ekstrak daun kemuning dosis 100 mgkg BBhari. Kelompok keempat diberikan suspensi
ekstrak daun kemuning dosis 200 mgkg BBhari. Kelompok kelima diberikan suspensi ekstrak daun kemuning dosis 400 mgkg BBhari. Lalu setiap kelompok
marmot ditentukan kolesterol darahnya pada hari ke – 19 dan ke – 23. Bagan alur pengerjaannya dapat dilihat pada Lampiran 8, halaman 51.
3.6.3.2 Pengambilan Darah
Bulu-bulu di telinga marmot dicukur. Kemudian telinga marmot dibersihkan. Pengambilan darah dari vena di tepi telinga dengan cara vena ditusuk dengan
jarum spuit, kemudian telinga dipijat sehingga darah yang keluar ditampung lebih kurang 0,5 ml dalam tabung serum. Darah kemudian disentrifugasi selama 10
menit dengan 3000 rpm. Lapisan serum diambil, yaitu lapisan yang berupa cairan bukan padatan. Bagan Alur Pengambilan Darah Marmut dapat dilihat pada
Lampiran 9, halaman 52.
Universitas Sumatera Utara
41
3.6.3.3 Penetapan Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot
Serum dipipet sebanyak 10 µl kemudian dimasukkan kedalam tabung yang berisi reagensia kolesterol sebanyak 1000µl, lalu di inkubasi pada suhu 37
o
C selama 10 menit. Kemudian diukur kadar kolesterolnya menggunakan alat
microlab 300 Merck. Hasil yang tercantum pada data dicatat. Bagan alur pengukuran kadar kolesterol dapat dilihat pada Lampiran 10, halaman 53.
3.7 Analisis Data
Data hasil pengamatan dianalisis secara statistik dengan metode Anava analisis variansi. Analisis statistik ini menggunakan program SPSS Statistical
Product and Service Solution versi 16. Data hasil pengukuran kadar kolesterol pada marmot setelah berbagai perlakuan dapat dilihat pada lampiran 13, halaman
57, hasil perhitungan deskriptif kadar kolesterol dapat dilihat pada lampiran 14, halaman 58, hasil perhitungan Anava dapat dilihat pada lampiran 15, halaman 59
dan hasil uji Duncan dapat dilihat pada lampiran 16, halaman 60.
Universitas Sumatera Utara
42
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil identifikasi bahan uji di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Pusat Penelitian Biologi, Bogor, menunjukkan identitas sampel tumbuhan adalah
Murraya paniculata L. Jack suku Rutaceae. Hasil pemeriksaan dapat dilihat pada lampiran I dan gambar tumbuhan kemuning pada lampiran 2.
Hasil pemeriksaan makroskopik simplisia daun kemuning menunjukkan bahwa helai daun berbentuk corong, ujung dan pangkal daun runcing, tepi daun
rata, pertulangan daun menyirip, berwarna kuning kehijauan, bau khas aromatik bila diremas, dan rasa agak pahit. Hasil pemeriksaan mikroskopik serbuk
simplisia daun kemuning menunjukkan adanya: rambut penutup, jaringan epidermis, jaringan palisade, jaringan bunga karang, celah stomata tipe
anomositik, berkas pembuluh, kristal kalsium oksalat bentuk prisma, dan adanya kelenjar minyak atsiri.
Hasil pemeriksaan karakterisasi simplisia daun kemuning diperoleh kadar air 5,65 , kadar abu total 5,92, kadar abu yang tidak larut dalam asam 1,39,
kadar sari larut dalam air 27,07, kadar sari larut dalam etanol 17,78. Persyaratan umum pada Materia Medika Indonesia MMI adalah kadar air tidak
lebih dari 10, kadar abu total tidak lebih dari 15, kadar abu tidak larut dalam asam tidak lebih dari 1,6, kadar sari larut dalam air tidak kurang dari 25,5, dan
kadar sari larut dalam etanol tidak kurang dari 12, yang dapat dilihat pada tabel 4.1.
Universitas Sumatera Utara