Produk impor Indonesia yang berupa hasil pertambangan antara lan adalah minyak bumi dan gas, produk impor Indonesia yang berupa barng industri antara lain adalah barang-
barang elektronik, bahan kimia, kendaraan. dalam bidang jasa indonesia mendatangkan tenaga ahli dari luar negeri.
2.5 TEORI-TEORI
2.5. 1. Teori Merkantilis
Para penganut merkantilisme berpendapat bahwa satu-satunya cara bagi suatu negara untuk menjadi kaya dan kuat adalah dengan melakukan sebanyak mungkin ekspor dan sedikit
mungkin impor. Surplus ekspor yang dihasilkannya selanjutnya akan dibentuk dalam aliran emas lantakan, atau logam-logam mulia, khususnya emas dan perak. Semakin banyak emas
dan perak yang dimiliki oleh suatu negara maka semakin kaya dan kuatlah negara tersebut. Dengan demikian, pemerintah harus menggunakan seluruh kekuatannya untuk mendorong
ekspor, dan mengurangi serta membatasi impor khususnya impor barang-barang mewah. Namun, oleh karena setiap negara tidak secara simultan dapat menghasilkan surplus ekspor,
juga karena jumlah emas dan perak adalah tetap pada satu saat tertentu, maka sebuah negara hanya dapat memperoleh keuntungan dengan mengorbankan negara lain. Keinginan para
merkantilis untuk mengakumulasi logam mulia ini sebetulnya cukup rasional, jika mengingat bahwa tujuan utama kaum merkantilis adalah untuk memperoleh sebanyak mungkin
kekuasaan dan kekuatan negara. Dengan memiliki banyak emas dan kekuasaan maka akan dapat mempertahankan angkatan bersenjata yang lebih besar dan lebih baik sehingga dapat
melakukan konsolidasi kekuatan di negaranya; peningkatan angkatan bersenjata dan angkatan laut juga memungkinkan sebuah negara untuk menaklukkan lebih banyak koloni. Selain itu,
semakin banyak emas berarti semakin banyak uang dalam sirkulasi dan semakin besar aktivitas bisnis. Selanjutnya, dengan mendorong ekspor dan mengurangi impor, pemerintah
akan dapat mendorong output dan kesempatan kerja nasional. Dalam perkembangannya, pendapat merkantilis in membawa dampak negatif berupa tekanan inflasi bagi perkembangan
prekonomian domestik. Dengan semakin menumpuknya cadangan logam mulia emas sekaligus berarti peningkatan jumlah uang beredar sehingga secara perlahan dan pasti
membawa konsekuensi berupa tekanan laju inflasi pada perekonomian domestik. Kondisi tekanan inflasi domestik diakibatkan oleh kenaikan harga didalam negeri yang gilirannya
produk domestik tujuan ekspor menjadi tidak kompetitif di pasar dunia.
2.5.2. Teori Murni Klasik
Suatu negara melakukan perdagangan internasional disebabkan dua alasan yaitu untuk mendapatkan keuntungan perdagangan dan negara berdagang satu sama lain dngan tujuan
skala ekonomis dalam proses produksi. Untuk itu tokoh kaum klasik Adam Smith dan David Ricardo telah memberikan sumbangan yang cukup berarti terhadap perkembangan teori
perdagangan internasional.
Adam Smith
Adam Smith berpendapat bahwa sumber tunggal pendapatan adalah produksi hasil tenaga kerja serta sumber daya ekonomi. Dalam hal ini Adam Smith sependapat dengan
doktrin merkantilis yang menyatakan bahwa kekayaan suatu negara dicapai dari surplus ekspor. Kekayaan akan bertambah sesuai dengan skill, serta efisiensi dengan tenaga kerja
yang digunakan dan sesuai dengan persentase penduduk yang melakukan pekerjaan tersebut. Menurut Smith suatu negara akan mengimpor barang tertentu karena negara tersebut bisa
menghasilkan barang dengan biaya yang secara mutlak lebih murah dari pada negara lain, yaitu karena memiliki keunggulan mutlak dalam produksi barang tersebut. Adapun
keunggulan mutlak menurut Adam Smith merupakan kemampuan suatu negara untuk menghasilkan suatu barang dan jasa per unit dengan menggunakan sumber daya yang lebih
sedikit dibanding kemampuan negara-negara lain.
Teori Absolute Advantage lebih mendasarkan pada besaranvariabel riil bukan moneter sehingga sering dikenal dengan nama teori murni pure theory perdagangan internasional.
Murni dalam arti bahwa teori ini memusatkan perhatiannya pada variabel riil seperti misalnya nilai suatu barang diukur dengan banyaknya tenaga kerja yang dipergunakan untuk
menghasilkan barang. Makin banyak tenaga kerja yang digunakan akan makin tinggi nilai barang tersebut Labor Theory of value. Teori Absolute Advantage Adam Smith yang
sederhana menggunakan teori nilai tenaga kerja. Teori nilai kerja ini bersifat sangat sederhana sebab menggunakan anggapan bahwa tenaga kerja itu sifatnya homogeny serta
merupakan satu-satunya faktor produksi. Dalam kenyataannya tenaga kerja itu tidak homogen, faktor produksi tidak hanya satu dan mobilitas tenaga kerja tidak bebas, dapat
dijelaskan dengan contoh sebagai berikut: Misalnya hanya ada dua negara, Amerika dan Inggris memiliki faktor produksi tenaga kerja yang homogen menghasilkan dua barang yakni
gandum dan pakaian. Untuk menghasilkan 1 unit gandum dan pakaian Amerika membutuhkan 8 unit tenaga kerja dan 4 unit tenaga kerja. Di Inggris setiap unit gandum dan
pakaian masing-masing membutuhkan tenaga kerja sebanyak 10 unit dan 2 unit. Negara
Gandum Pakaian
Amerika 8
4 Inggris
10 2
Dari tabel di atas nampak bahwa Amerika lebih efisien dalam memproduksi gandum sedang Inggris dalam produksi pakaian. 1 unit gandum diperlukan 10 unit tenaga kerja di
Inggris sedang di Amerika hanya 8 unit 10 8. 1 unit pakaian di Amerika memerlukan 4 unit tenaga kerja sedang di Inggris hanya 2 unit. Keadaan demikian ini dapat dikatakan
bahwa Amerika memiliki absolute advantage pada produksi gandum dan Inggris memiliki absolute advantage pada produksi pakaian.
Dikatakan absolute advantage karena masing-masing negara dapat menghasilkan satu macam barang dengan biaya yang secara absolut lebih rendah dari negara lain.Kelebihan dari
teori absolute advantage yaitu terjadinya perdagangan bebas antara dua negara yang saling memiliki keunggulan absolut yang berbeda, dimana terjadi interaksi impor dan impor hal ini
meningkatkan kemakmuran negara. Kelemahannya yaitu apabila hanya satu negara yang memiliki keunggulan absolut maka perdagangan internasional tidak akan terjadi karena tidak
ada keuntungan.
David Ricardo
Menurut David Ricardo, perdagangan internasional dapat saja terjadi meskipun negara itu tidak memiliki keunggulan mutlak, tetapi memiliki keunggulan komparatif dari
negara lain. Misalnya hanya ada dua negara, Amerika dan Inggris memiliki faktor produksi tenaga kerja yang homogen menghasilkan dua barang yakni gandum dan pakaian. Untuk
menghasilkan 1 unit gandum dan pakaian Amerika membutuhkan 2 unit tenaga kerja dan 1 unit tenaga kerja. Di Inggris setiap unit gandum dan pakaian masing-masing membutuhkan
tenaga kerja sebanyak 8 unit dan 2 unit. Negara
Gandum Pakaian
Amerika 2
1 Inggris
8 2
Dari tabel diatas tampak bahwa Amerika dalam kedua komoditas tersebut lebih sedikit menggunakan tenaga kerja. Akan tetapi keunggulan mutlak Amerika lebih besar pada
barang gandum daripada pakaian ; terlihat bahwa 28 25 persen lebih kecil dari12 50 persen atau kebutuhan tenaga kerja untuk memproduksi gandum di Amerika lebih murah
dibanding produksi pakaian. Hal ini berarti bahwa Amerika memiliki keunggulan komperatif terhadap barang gandum daripada memproduksi pakaian. Menurut David ricardo
perdagangan dapat terjadi antara Amerika dan Inggris karena Inggris memilki keunggulan
komperatif juga dalam memproduksi pakaian disebabkan 82 4 lebih besar daripada 21 2 .
2.6 NERACA PEMBAYARAN
Neraca pembayaran suatu negara adalah catatan yang sistematis tentang transaksi ekonomi internasional antar penduduk negara itu dengan penduduk negara lain dalam jangka
waktu tertentu. Tujuan utamannya adalah untuk memberikan informasi kepada pemerintah tentang posisi keuangan dalam hubungan ekonomi dengan negara lain serta membantu di
dalam pengambilan kebijaksanaan moneter,fiskal,perdagangan dan pembayaran internasional.
2.6.1 Transaksi barang dan jasa
• Persamaan penghasilan nasional :
Y = C + I + G + X – M
Keterangan : Y = Penghasilan Nasional C = Pengeluaran Konsumsi
I = Pengeluaran Investasi G = Pengeluaran Pemerintah
X = Ekspor M = Impor
X - M merupakan neraca pembayaran netto. Apabila X – M positip berarti C + I + G Y, implikasinya bahwa suatu negara menghasilkan lebih banyak dari yang digunakan
sehingga kelebihan dijual di luar negeri, X – M bernilai negatip berarti negara itu pengeluarannya lebih besar dari pada yang dihasilkan.
2.6.2 Transaksi Modal
Transaksi modal terdiri: a.Transaksi modal jangka pendek:
• Kredit untuk perdagangan dari negara lain kredit
• Kredit perdagangan kepada penduduk negara lain debet
• Deposit bank di LN debet
• Deposit bank dalam negeri milik penduduk negara lain kredit
• Pembelian surat berharga LN jk. pendek debet
• Penjualan surat berharga jk. pendek kpd penduduk LN kredit
b.Transaksi modal jangka panjang: •
Investasi langsung di luar negeri transaksi debet •
Investasi asing di dalam negeri transaksi kredit . •
Pembelian surat berharga jk. panjang penduduk LN debet •
Pembelian surat berharga jk. panjang DN oleh penduduk LN kredit
2.6.3 Masalah Dalam Analisis Neraca Pembayaran
Tujuan analisi neraca pembayaran sangat berbeda - beda dan perbedaan ini menentukan pola analisanya. Beberapa masalah atau kekeliruan yang sering timbul dalam
analisa neraca pembayaran antara lain :
Seringkali mengabaikan saling hubungan antara transaksi internasional yang satu dengan yang lain, sehingga ketidak seimbangan dalam neraca pembayaran
diasosiasikan dengan satu transaksi saja tanpa melihat hubungannya dengan yang lain
Surplus Transaksi yang sedang berjalan sering dianggap baik, sebaliknya deficit dianggap jelek.
Keputusan untuk memberi bantuan seharusnya lebih didasarkan pada kekuatan
ekonomi negara secara keseluruhan.
2.7 Penelitian Terdahulu
1.Juniartha R. Pinem
Penelitian ini berjudul “ Analisis Pengaruh Ekspor, Impor, Kurs nilai tukar rupiah terhadap cadangan devisa Indonesia”. Dimana data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data time series yang berkurun waktu tahun 1985 sampai 2007. Dengan hipotesisnya yakni apakah ekspor memiliki pengaruh yang positif terhadap cadangan devisa ?
apakah impor mempunyai pengaruh yang negatif terhadap cadangan devisa ? dan terakhir apakah kurs nilai tukar rupiah memiliki pengaruh yang positif terhadap cadangan devisa ?.
Sedangkan metode yang digunakan adalah regresi kuadrat teerkecil OLS . 2.Esther Ria Simanjuntak
Penelitian ini memiliki judul “ Analisis determinan cadangan devisa di Indonesia
“. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekspor, impor, dan produk domestik bruto PDRB di Indonesia. Data yang digunakan dalam kajian ini adalah data untuk waktu
dari tahun 1985-2007. Sedangkan metode yang digunakan adalah regresi kuadrat terkecil OLS .
Hasil estimasi memperlihatkan bahwa koefisien determinasi sama dengan 97 , hal ini berarti variabel terikat dalam persentase 97,sementara itu sisanya 3 dijelaskan oleh
variabel lain yang tidak termasuk dalam model estimasi. F-hitung F-tabel 294.5158 5.01 , ini berarti bahwa ekspor , impor dan PDB secara bersama-sama mempengaruhi
peningkatan jumlah casdangan devisa di Indonesia yang signifikan pada α = 1 . Variabel ekspor, impor, dan PDB signifikan mempengaruhi jumlah cadangan devisa
di Indonesia. Dimana hasil estimasi menunjukan bahwa T-hitung dari ekspor sama dengan 8,888, impor sama dengan 5.156 pada tingkat kepercayaan 99 1 dan PDB sama
dengan 2.109 pada tingkat kepercayaan 95 5.
3.Jurnal berjudulkan “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Neraca Berjalan di Indonesia”.
Penelitian ini menggunakan alat analisis regresi linier dengan metode OLS dengan model yang digunakan yaitu model Penyesuaian Parsial atau Partial Adjusment Model.
Untuk memperoleh hasil estimasi yang valid dilakukan pengujian secara statistik dan pengujian asumsi klasik. Pengujian secara statistik meliputi uji t, uji F dan uji R2. Adapun
hasil dari uji t menunjukan bahwa hanya variabel pendapatan nasioanal yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap neraca transaksi berjalan di Indonesia. Uji F menunjukkan
bahwa secara bersama – sama variabel independen berpengaruh signifikan terhadap neraca transaksi berjalan di Indonesia. Dengan nilai Uji F sebesar 38,201. Uji R2 menunjukkan
sebesar 0,941 sehingga variabel dependen mempengaruhi variabel dependen sebesar 94,1 sedangkan sisanya 5,9 dipengaruhi oleh variabel lain diluar model. Pengujian asumsi klasik
meliputi multikolinieritas, Autokorelasi dan Heteroskedastisitas. Ada 2 variabel yang terjadi gejala multikolieniritas yaitu variabel kurs dan SBI. Sedangkan untuk Heteroskedastisitas dan
autokorelasi menunjukkan bahwa lolos dalam pengujian dan tidak ada gejala gangguan sehingga penelitian ini baik digunakan untuk pengambilan keputusan. Hasil interpretasi dari
masing – masing nilai koefisien regresi diperoleh hasil bahwa hanya pendapatan nasional mempunyai pengaruh negatif terhadap neraca transaksi berjalan di Indonesia. Untuk variabel
Kurs, SBI dan SIBOR tidak berpengaruh secara signifikan terhadap neraca transaksi berjalan di Indonesia.
4. Artikel oleh : Firman Mutakin, Aziza R Salam dan Aryo Daru Driyo yang berjudul
Yang berjudul “ Peta Ekspor - Impor 2008 dan Proyeksi Ekspor Indonesia Tahun 2009”.
Kinerja ekspor Indonesia pada 2009 diperkirakan akan mengalami penurunan dibandingkan 2008 yang dikarenakan adanya penurunan permintaan barang ekspor sebagai
dampak dari krisis global yang sangat berpengaruh terhadap permintaan pasar internasional. Melemahnya kinerja ekspor disebabkan oleh permintaan produk ekspor yang
berkurang dan atau menurunnya harga komoditas ekspor. Apabila penurunan kinerja ekspor
tersebut berkelanjutan maka kemungkinan terjadi penurunan cadangan devisa. Adapun batas aman nilai cadangan devisa adalah empat bulan ekspor dan pembayaran kewajiban atau
kurang lebih US50 miliar. Salah satu cara meningkatkan cadangan devisa antara lain melalui peningkatan
kegiatan ekspor, sehingga kestabilan perekonomian dapat dipertahankan. Menurut data Bank Indonesia, cadangan devisa Indonesia pada akhir Desember 2008 mencapai US51,6 miliar,
namun pada Januari 2009 mengalami penurunan menjadi sebesar US50,9 miliar. Untuk mengantisipasi keberlanjutan penurunan kinerja ekspor, perlu adanya upaya
untuk meningkatkan kinerja ekspor, antara lain dengan cara memperluasdiversifikasi tujuan negara ekspor Timur Tengah, ASEAN, RRT, Korea Selatan, dan India, meningkatkan
kualitas produk ekspor, menghapus ekonomi biaya tinggi, mencegah impor ilegal, memberikan paket stimulus, memperluas pasar domestik, memperlancar logistik, mengganti
produk impor dan adanya regulasi pemerintah.
BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang dilakukan dalam mengumpulkan informasi empiris guna memecahkan dan menguji hipotesis dari penelitian.
3.1 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang Lingkup penelitian ini adalah menganalisis hubungan timbal balik kausalitas antar ekspor dan impor dengan cadangan devisa di Indonesia.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang dapat diperoleh dari sumber informasi yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu
Badan Pusat Statistik BPS provinsi Sumatera Utara dan Bank Indonesia BI Sumatera Utara . Disamping itu, data lainnnya yang mendukung penelitian ini diperoleh dari sumber
bacaan seperti, jurnal dan buku-buku bacaan lainnya. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data runtu waktu time series dengan kurun waktu 30 tahun 1980-2009.
3.3 Pengolahan Data
Penulis malakukan pengolahan data dengan metode statistik yang menggunakan program komputer E-views 5.1.
3.4 Model Analisis Data
Metode analisis dalam penelitian ini adalah Granger Causality test. Analisis Granger Causality test adalah alat untuk melihat hubungan timbal-balik causal antara ekspor dan
impor dengan cadangan devisa. Namun sebelum dilakukan estimen terhadap metode tersebut, maka terlebih dahulu dilakukan dianalisis seberapa besar pengaruh variabel – variabel bebas
independen terhadap variabel terikat dependen digunakan model ekonometrika dengan meregresikan variabel –variabel yang
ada dengan menggunakan metode kuadrat terkecil biasa Ordinary least Square .