cadangan devisa yang ada di Indonesia untuk jangka waktu 1980-2009 dan sisanya yaitu sebesar 5,53 persen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam persamaan diatas.
Selanjutnya bila dianalisis secara lebih mendalam dengan melihat variabel bebasnya secara simultan bersamaan , maka pengaruh variabel bebas dalam persamaan tersebut
terhadap perkembangan tingkat cadangan devisa di Indonesia memiliki pengaruh yang signifikan pada tingkat kepercayaan 99 persen. Hal ini bisa dilihat dari hasil estimasinya Fstat
sebesar 230.9217 yang lebih besar dari ftabel sebesar 5,39 pada level 1 { Fstat 230.9217 Ftabel 5,39 0 }.
Berdasarkan hasil diatas, dapat disimpulkan juga bahwa variabel ekspor mempunyai pengaruh yang positif terhadap perkembangan cadangan devisa di Indonesia sebesar
738,6845. Hal ini berarti bahwa apabila nilai ekspor mengalami peningkatan sebesar 1 persen , ceteris paribus, maka akan mendorong perkembangan tingkat cadangan devisa di
Indonesia sebesar 738,6845 persen. Dengan demikian koefisien regresi bertanda positif sesuai dengan hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif antara ekspor
dengan tingkat cadangan devisa di Indonesia, ceteris paribus. Demikian juga dengan variabel impor yang mempunyai pengaruh yang negatif terhadap perkembangan cadangan devisa di
Indonesia sebesar 0,3011. Hal ini berarti bahwa apabila tingkat impor mengalami peningkatan sebesar 1 persen, ceteris paribus, maka akan mendorong penurunan
perkembangan cadangan devisa sebesar 0,3011 persen. Dengan demikian, koefisien regresi yang bertanda negatif sesuai dengan hipotesis yang mengatakan bahwa perkembangan impor
yang ada akan berdampak negatif terhadap perkembangan cadangan devisa di Indonesia, ceteris paribus.
4.7.2 Hasil Uji Akar Unit Unit Root Test
Uji stasioneritas ini digunakan untuk mengetahui apakah data Devisa,Impor dan Impor di Indonesia stasioneritas atau tidak. Pengujian yang dikembangkan oleh dickey Fuller
ini guna membentuk dinamis dari semua variabel diamna terlebiih dahulu di uji stasioneritasnya melaluui prosedur Augmented Dickey Fuller ADF untuk kurun waktu
1980-2009. Berikut ini merupakan hasil dari uji ADF pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.5 Hasil Estimasi ADF Dengan UJi None
Uji Akar Unit
Derajat Integrasi Variabel
ADF Critical Value
Stasioner Devisa
2,456701 -1,956406
I 6 Ekspor
2,280627 -1,952910
I 0 Impor
2.000522 -1.953381
I 1 Sumber : Hasil Uji Akar Unit Lampiran
Catatan : : Signifikan Pada α = 1
:
Signifikan Pada α = 5 : Signifikan Pada α = 10
Dari tabel diatas , maka dapat dilihat bahwa hasil uji akar unit untuk variabel D devisa stationer pada derajat integrasi 6 atau I 6 . Artinya variabel tersebut yang
digunakan dalam penelitian ini stasioner pada data level dengan tingkat signifikan pada α = 5 .
Begitu pula dengan variabel Ekspor dan Impor yang stasioner pada derajat integrasi 0 atau I 0 dan 1 atau pada I 1 yang artinya adalah bahwa variabel yang digunakan dalam
penelitian ini stasioner pada data Level none dengan tingkat signifikansi pada α = 5 . Stasioneritas dari masing-masing varibel ini dapat terlihat jelas pada angka ADF
statistic yang diperoleh pada data devisa, ekspor, dan impor berikut : Devisa 2,456701, dimana nilainya lebih besar dari nilai kritisnya yang sebesar
-2,669359 signifikan pada 1 ; -1,953381 untuk tingkat signifikan 5 dan
-1,608495 pada tingkat signifikan 10 . Ekspor 2.280627 , dimana nilainya lebih besar dari nilai kritisnya yang sebesar – 2.647120 signifikan pada 1 ; -1.952910 untuk
tingkat signifikan 5 dan -1.952910 pada tingkat signifikan 10 . Dan Impor 2.000522 , dimana nilainya lebih besar dari nilai kritisnya yang sebesar – 2.650145 signifikan pada 1
;-1.953381 untuk tinkat signifikan 5 dan -1.609798 pada tingkat signifikan 10 . Hasil ini menunjukan bahwa nilai ADF statistic lebih besar dari nilai kritisnya pada
tingkat signifikansi 5 . Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data telah stasioner.
4.7.3 Hasil Uji Granger Causality