4.6 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA
Secara keseluruhan , kinerja NPI pada tahun 2008 mandapat takanan yang cukup berat terutama akibat memburuknya pasar finansial global, melambatnya pertumbuhan
ekonomi dunia dan turunnya harga komoditas global. Memburuknya pasar finansial global mendorong aliran modal ke emerging countries semakin rentan terhadap terjadinya arus
pembalikan capital reversal . Tendensi perlambatan pertumbuhan ekonomi global yang terus berlangsung tidak terlepas dari semakin kuatnya imbas perlambatan ekonomi negara
maju terhadap tingkat pertumbuhan negara berkembang. Sebagai akkibat, tingkat pertumbuhan negara berkembang yang relatif masih tinggi tidak dapat lagi menompang
pertumbuhan ekonomi global sebagaimana tahun sebelumnya. Seiring dengan semakin lemahnya pertumbuhan ekonomi , permintaan komoditas juga semakin menurun sehingga
mendorong turunnya berbagai harga komoditas di pasar global. Dengan perkembangan tersebut , kinerja NPI dalam tahun 2008 mencatat defisit
sebesar 1,9 miliar dolar AS , memburuk dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencatat surplus sebesar 12,7 miliar dolar AS . Dengan defisit tersebut, posisi cadangan
devisa pada tahun 2008 menurun 9,3 sehingga menjadi 51,6 miliar dolar AS atau setara dengan 4 bulan kebutuhan impor dan pembyaran utang negara .
Pada semester 1-2008, NPI masih mencatat perkembnagnan yang cukup positif, tercermin dari surplus NPI yang relatif masih tinggi.Di sisi neraca transaksi berjalan ,
tingginya lonjakan harga minyak dan komoditas tambanga serta pertanian di pasar dunia berpengaruh positif terhadap pertumbuhsn impor. Ditopsng oleh pertumbuhan beberapa
negara emerging market yang masih tetap tinggi , nilai impor Indonesia pada semester 1-2008 tercatat tumbuh 28,5 dengan nilai impor nonmigas tumbu 20,3 . Perkembangan harga
kmoditas yyang terus menanjak juga melandasi optimisme pengusaha terhadap prospek pasar keposr dan mendorong tingginnya minat investasi. Seiring dengan itu, nilai impor juga
tercatat tumbuh tinggi, baik impor barang konsumsi , hingga secara keseluruhan nilai impor tumbuh mencapai 46,9 dengan nilai impor nonmigas tumbuh 42,7 pada semester 1-
2008. Tingginya kebutuhan impor menyebabkan neraca transaksi berjalan mengalami defisit
pada triwulan II-2008. Sementara itu, neraca transaksi Modal dan Finansial sempat mengalami defisit akibat aliran modal keluar pada triwulan 1-2008, terkait dengan pergeseran
minat investor asing ke aset yang lebih likuid seiring dengan semakin tingginya ketidakpastian di pasar keuangan global . Namun demikian , arus modal asing kembali masuk
pada triwulan II-2008 seiring dengan membaiknya risk appetite investor serta meningkatnya imbal hasil, terutama di instrumen fixed income.
Kinerja NPI pada semester II-2008 mengalami tekanan yang berat seiring dengan perlambatan ekonomi dunia yang semakin dalam dan anjloknya harga komoditas impor. Hal
itu diperparah dengan memburuknya sentimen global sehingga memicu perlepasan aset oleh investor asing di pasar keuangan Indonesia dan menyebabkan tingginya defisit neraca TMF.
Di sisi neraca transaksi berjalan ,pertumbuhan impor melemah , seiring dengan melambtnya pertumbuhan ekonomi global dan turunya harga komoditas impor. Sementara itu,
perlambatan pertumbuhan impor cenderung tertahan oleh permintaan domestik yang masih cukup tinggi sehingga surplus neraca transaksi berjalan yang mencapai 2,8 miliar dolar AS
pada triwulan 1-2008 menurun tajam menjadi hanya surplus 0,6 milia dolar AS untuk keseluruhan tahun 2008. Di sisi neraca transaksi modal dan finansial , persepsi investor yang
membaik dan imbal hasil yang menarik mendorong masuknya aliran portofolio asing.
4.7 ANALISIS DATA