KONDISI EKSPOR INDONESIA HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Indonesia secara keseluruhan tumbuh mencapai 6,1 pada tahun 2008 atau sedikit lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 6,3 . Dilihat dari sumbernya, pertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut terutama didukung oleh konsumsi swasta dan ekspor. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi selama tahun 2008 didukung oleh tingginya daya beli masyarakat dan tingkat keyakinan pendapatan akibat melonjaknya harga kelas menengah ke atas dan implementasi kebijakan jaring pengaman pemerintah berupa penyaluran Bantuan langsung Tunai BLT untuk menkomplemensasi dampak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak BBM pada pertengahan tahun. Di sisi eksternal, meski terjadi perlambatan pertumbuhan ekonommi global, secara keseluruhan ekspor Indonesia masih dapat tumbuh 9,5 atau lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Tingginya pertumbuhan ekspor terutama ditopang oleh tingginya harga minyak dunia pada semester pertama tahun 2008 yang diikuti oleh kenaikan harga komoditas ekspor terutama pertanian dan pertambangan. Selain itu, perlambatan pertumbuhan di negara mitra dagang seperti Amerika Serikat AS dan eropa masih mampu diredam oleh tingginya permintaan ekspor dari china dan India. Sejalan dengan hal tersebut, pertumbuhan ekspor nonmigas masih ditopang oleh ekspor komoditas primer berupa produk pertanian seperti minyak kelapa sawit dan produk pertambangan seperti batubara. Ekspor tumbuh sebesar 10,03 yang lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan bahan baku dan barang modal untuk memenuhi permintaan impor serta konsumsi didalam negeri terutama pada triwulan awal 2008.

4.3 KONDISI EKSPOR INDONESIA

Pengutamaan Ekspor bagi Indonesia sudah digalakkan sejak tahun 1983.Sejak saat itu,ekspor menjadi perhatian dalam memacu pertumbuhan ekonomi seiring dengan berubahnya strategi industrialisasi-dari penekanan pada industri substitusi ekspor ke industri promosi ekspor.Konsumen dalam negeri membeli barang impor atau konsumen luar negeri membeli barang domestik,menjadi sesuatu yang sangat lazim.Persaingan sangat tajam antarberbagai produk.Selain harga,kualitas atau mutu barang menjadi faktor penentu daya saing suatu produk. Secara kumulatif, Pencapaian nilai ekspor selama 11 bulan dalam tahun 2004 cukup fantastis. Kenaikan itu melampaui target pemerintah. Kekuatiran banyak pihak sebelumnya bahwa ekspor 2004 tidak akan tercapai tidak terbukti. Sebaliknya ekspor tahun 2004 diperkirakan bisa mencapai posisi sebelum terjadinya krisis. Target kenaikan ekspor nonmigas pada 2004 hanya sebesar 7 persen dari tahun 2003. Dengan patokan itu ekspor diprediksikan bisa mencapai US 50,7 miliar. Akan tetapi, pencapaian nilai ekspor nonmigas hingga November 2004 sudah membukukan angka US 48,49 miliar. Jika rata-rata ekspor setiap bulan minimal US 5 miliar maka target ekspor itu bakal mudah tercapai. Kabar baiknya lagi, ekspor produk industri periode Januari – November 2004 meningkat 11,89 persen. Nilai ekspor Indonesia Januari-Oktober 2008 mencapai USD118,43 miliar atau meningkat 26,92 persen dibanding periode yang sama tahun 2007, sementara ekspor nonmigas mencapai USD92,26 miliar atau meningkat 21,63 persen. Sementara itu menurut sektor, ekspor hasil pertanian, industri, serta hasil tambang dan lainnya pada periode tersebut meningkat masing-masing 34,65 persen, 21,04 persen, dan 21,57 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Adapun selama periode ini pula, ekspor dari 10 golongan barang memberikan kontribusi 58,8 persen terhadap total ekspor nonmigas. Kesepuluh golongan tersebut adalah, lemak dan minyak hewan nabati, bahan bakar mineral, mesin atau peralatan listrik, karet dan barang dari karet, mesin-mesin atau pesawat mekanik. Kemudian ada pula bijih, kerak, dan abu logam, kertas atau karton, pakaian jadi bukan rajutan, kayu dan barang dari kayu, serta timah. Selama periode Januari-Oktober 2008, ekspor dari 10 golongan barang tersebut memberikan kontribusi sebesar 58,80 persen terhadap total ekspor nonmigas. Dari sisi pertumbuhan, ekspor 10 golongan barang tersebut meningkat 27,71 persen terhadap periode yang sama tahun 2007. Sementara itu, peranan ekspor nonmigas di luar 10 golongan barang pada Januari-Oktober 2008 sebesar 41,20 persen. Jepang pun masih merupakan negara tujuan ekspor terbesar dengan nilai USD11,80 miliar 12,80 persen, diikuti Amerika Serikat dengan nilai USD 10,67 miliar 11,57 persen, dan Singapura dengan nilaiUSD 8,67 miliar9,40 persen. Peranan dan perkembangan ekspor nonmigas Indonesia menurut sektor untuk periode Januari-Oktober tahun 2008 dibanding tahun 2007 dapat dilihat pada. Ekspor produk pertanian, produk industri serta produk pertambangan dan lainnya masing- masing meningkat 34,65 persen, 21,04 persen,dan 21,57persen. Kendati secara keseluruhan kondisi ekspor Indonesia membaik dan meningkat, tak dipungkiri semenjak terjadinya krisis finansial global, kondisi ekspor Indonesia semakin menurun. Sebut saja saat ekspor per September yang sempat mengalami penurunan 2,15 persen atau menjadi USD12,23 miliar bila dibandingkan dengan Agustus 2008. Namun, secara year on year mengalami kenaikan sebesar 28,53 persen. Ekspor Minyak Bumi dan Gas Volume ekspor minyak bumi mentah pada tahun 2006 mengalami penurunan dari 21.488,0 ribu m.ton pada tahun 2005 menjadi 18.127,9 ribu m.ton. Tetapi di tahun 2007 mengalami sedikit peningkatan sebesar 0,26 persen atau naik menjadi 18.175,3 ribu m.ton. Nilai ekspor minyak bumi mentah pada tahun 2006 mengalami peningktan sebesar 0,28 persen , kemudian pada tahun 2007 mengalami peningkatan lagi sebesar 12,94 persen atau naik dari US 8.168,8 juta menjadi US 9.226,0 juta. Negara tujuan utama ekspor minyak bumi mentah adalah Jepang. Pada tahun 2007 pangsa nilai ekspor minyak bumi mentah ke negara tersebut sebesar 36,48 persen atau senilai US 3.365,6 juta. Posisi terbesar kedua diduduki Australia dengan pangsa sebesar 16,43 persen US 1.515,8 juta dari total ekspor minyak bumi mentah. Kemudian pangsa ekspor Indonesia ke Korea Selatan untuk komoditi ini sebesar 14,17 persen US 1.307,4 juta . Ekspor Nonmigas Komoditi - komoditi nonmigas yang cukup potensial untuk diekspor dapat dikelompokkan menjadi komoditi primer dan komoditi bukan primer. Komoditi primer merupakan hasil dari sektor pertanian dan sektor pertambangan. Sedangkan komoditi bukan primer berasal dari sektor industri.Teh, biji coklat , tembakau , udang, dan kopi merupakan komoditi ekspor utama sektor pertanian. Pada tahun 2007, nilai ekspor sebagian besar komoditi pertanian mengalami peningkatan , kecuali komoditi udang yang mengalami penurunan sebesar 6,09 persen dan tembakau turun 0,88 persen. Pada tahun 2007, nilai ekspor kopi, teh, dan biji coklat mengalami peningkatan , masing-masing sebesar 8,70 persen, 43,59 persen, dan 0,48 persen. Demikian pula nilai ekspor ikan tuna , kepiting dan kerang-kerangan serta buah-buahan naik masing-masing sebesar 26,19 persen , 6,08 persen, dan 16,69 persen. Di antara kedelapan komoditi tersebut, udang mencatat nilai ekspor terbesar yaitu sebanyak US 920.526,8 juta pada tahun 2007. Batu bara, biji tembaga, dan nikel masih tetap merupakan komoditi ekspor utama sektor pertambangan di luar migas. Nilai ekspor ketiga jenis hasil tambang ini tahun 2006 masing-masing sebesar US 6.085,7 juta, US 4.646,1 juta dan US217,4 juta. Pada tahun 2007 nilai ekspor batu bara meningkat 9,79 persen, sementara biji nikel mengalami peningkatan sebesar 179,81 persen US 608,4 juta . Sebaliknya ekspor biji tembaga menurun sebesar 9,33 persen atau menjadi US 4.212,7 juta. Di sektor industri, nilai ekspor pakaian jadi, minyak kelapa sawit, karet olahan dan alat listrik pada tahun 2006 masing-masing mencapai US 5.608,2, US 4.817,6 juta , US 3.690,8 juta, dan US 4.448,7 juta. Pada ttahun 2007 nilai ekspor pakaian jadi, minyak kelapa sawit, karet olahan dan alat listrik tercatat masing- masing sebesar US 5.712,9 juta, US 7.868 Perkembangan ekspor Migas dan Nonmigas tahun 1980-2009 dapat dilihat lebih jenis pada tabel sebagai berikut: -40 -30 -20 -10 10 20 30 40 50 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 47 -12 -4 13 15 23 10 4 32 -35 23 -9 3 5 18 19 20 16 17 -10 Grafik Persentase Pertumbuhan Ekspor Migas dan Nonmigas Tahun 2000-2009 ekspor migas ekspor Nonmigas Tabel 4.1 : Perkembangan Ekspor Migas Nonmigas Indonesia Tahun 1980-2009 Juta US Sumber : Indonesia dalam Angka 2008 BPS Tahun Ekspor Migas Ekspor Nonmigas Total 1980 17782 6.169 23.951 1981 20663 4.501 25.165 1982 18399 3.929 22.328 1983 16141 5.005 21.146 1984 16018 5.870 21.888 1985 12718 5.869 18.587 1986 8277 6.528 14.805 1987 8556 8.580 17.136 1988 7682 11.537 19.219 1989 8679 13.480 22.159 1990 11071 14.604 25.675 1991 10895 18.248 29.142 1992 10671 23.296 33.967 1993 9746 27.077 36.823 1994 9694 30.360 40.053 1995 10464 34.954 45.418 1996 11722 38.093 49.815 1997 11623 41.822 53.444 1998 7872 40.976 48.848 1999 9792 38.873 48.665 2000 14367 47.757 62.124 2001 12636 43.685 56.321 2002 12113 45.046 57.159 2003 13651 47.407 61.058 2004 15645 55.939 71.585 2005 19232 66.428 85.660 2006 21210 79.589 100.799 2007 22089 92.012 114.101 2008 29126 107.894 137.020 2009 19018 97.492 116.510

4.4 KONDISI IMPOR INDONESIA