DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
1.2. Permasalahan
Penelitian menggunakan rokok putih dan rokok kretek telah dilakukan oleh Widodo 2006, yang mengamati perubahan histopatologi dan ultrastruktur
morfologi hepar, dimana pada penelitiannya dilaporkan bahwa rokok putih dan rokok kretek yang mengandung nikotin dan tar lebih rendah masih dapat
menyebabkan perubahan struktur histologi hepar, namun efek rokok elektrik terhadap organ hepar belum pernah diteliti. Oleh sebab itulah dilakukan penelitian
ini untuk menguji efek pemberian asap rokok elektrik serta dampaknya terhadap morfologi dan histologi hepar mencit jantan Mus musculus L.
1.3 Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui efek dari asap rokok elektrik terhadap berat hepar hepar
mencit. b.
Untuk mengetahui perbedaan antara histologi sel hepar yang terpapar asap rokok elektrik dengan rasa strawberry dan perlakuan yang dipaparkan asap
rokok elektrik dengan rasa Gudang Garam.
1.4 Hipotesis Penelitian
a. Rokok elektrik dapat berbahaya terhadap organ hepar mencit
b. Tidak ada perbedaan histologi antara kelompok perlakuan yang dipaparkan
asap rokok elektrik dengan rasa strawberry dan kelompok perlakuan yang dipaparkan asap rokok elektrik dengan kandungan rasa Gudang Garam.
1.5 Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna di bidang medis dan penanggulangan masalah akibat rokok, baik itu rokok elektronik maupun rokok
kretek pada metabolisme, terutama pada sel hepar serta memberikan rekomendasi pada pemerintah dan masyarakat tentang bahaya dari konsumsi rokok itu sendiri.
Universitas Sumatera Utara
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hepar
Hepar berupa organ lunak yang lentur dan memiliki permukaan superior yang cembung. Hepar terletak di bawah diafragma dan merupakan atap dari ginjal
kanan, lambung, pankreas, dan usus Prince Wilson, 2005. Hepar berada di bagian kanan atas rongga abdomen dan merupakan organ terbesar dalam tubuh
Corwin, 2009. Hepar terbagi menjadi lobus kanan dan lobus kiri. Lobus kanan hepar lebih besar daripada lobus kirinya dan memiliki bagian utama: lobus kanan
atas, lobus kuadatus, yang memisahkan lobus kanan dan lobus kiri adalah ligament falsiform Sloane, 2009.
Hepar termasuk organ intestinal terbesar dan terberat antara 1200-1600 gram atau kurang lebih 25 berat badan orang dewasa yang menempati sebagian besar
rongga kanan atas abdomen dan merupakan pusat metabolisme tubuh dengan fungsi yang sangat kompleks Hirmawan, 1973.
Hepar dilapisi
oleh peritonium kecuali pada bagian area yang terbuka. Hepar terdiri dari banyak unit
fungsional Moffat Omar, 2004. Hepar tersusun atas sel-sel parenkim dan mesenkim, sistem saluran biliaris, pembuluh darah dan limfa, saraf serta matriks
ekstraseluler yang merupakan pembentuk sel-sel parenkim hepar adalah sel hepatosit. Sel-sel hepatosit ini berbentuk poligonal dengan enam sisi atau lebih
Gunawan, 2012. Dalam hepar terdapat tiga jenis jaringan yang penting yaitu sel parenkim hepar, susunan pembuluh darah, dan saluran empedu. Ketiga jaringan
ini saling berhubungan erat, sehinga kerusakan satu jaringan dapat mengakibatkan kerusakan pada jaringan yang lainnya Hirmawan, 1973. Secara makroskopis di
dalam hepar manusia terdapat 50.000-100.000 lobulus. Setiap lobulus berbentuk heksagonal yang terdiri atas sel hepar berbentuk kubus yang tersusun radial
mengelilingi vena sentralis. Di antara lembaran sel hepar terdapat kapiler yang disebut sinusoid yang merupakan cabang vena porta dan arteri hepatika. Sinusoid
Universitas Sumatera Utara
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
Arteri hepar Membawa darah segar dari hepar
Membawa darah segar dari usus
dibatasi oleh sel fagositik sel kupffer yang merupakan sistem retikuloendotelial dan berfungsi menghancurkan bakteri dan benda asing di dalam
tubuh. Jadi hepar merupakan salah satu organ utama pertahanan tubuh terhadap serangan bakteri dan organ toksik Prince Wilson, 2005.
Berikut ini adalah gambaran struktur hepar:
Gambar 2.1 Struktur anatomi hepar Netter, 1995
2.2 Struktur Hepar