Hubungan Umur Ibu dengan Kejadian Kematian Neonatal

71

BAB V PEMBAHASAN

5.1 ANALISIS HASIL PENELITIAN

5.1.1 Hubungan Umur Ibu dengan Kejadian Kematian Neonatal

Hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji chi square antara umur ibu dengan kejadian kematian neonatal, didapatkan hasil p- value 0,015 α 0,05. Hasil tersebut menunjukan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara umur ibu dengan kejadian kematian neonatal. Nilai Odd Ratio OR sebesar 3,475 artinya bahwa responden umur ibu 20 tahun dan 35 tahun 3,475 kali berisiko terhadap kejadian kejadian neonatal dibandingan dengan umur ibu 20-35 tahun dengan CI 95 =1,226- 9,852. Hasil penelitian ini diperkuat dengan penelitian Priyadi 2008, yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara umur ibu dengan kejadian kematian neonatal p value = 0,002. Pada penelian yang dilakukan oleh Priyadi 2008, karakteristik umur responden pada kelompok kasus lebih banyak ibu yang berusia 20 tahun dan 35 tahun sedangkan pada responden kelompok kontrol lebih banyak ibu yang berusia kisaran 20-35 tahun. Sama halnya dalam penelitian ini, karakteristik umur responden pada kelompok kasus lebih banyak ibu yang berusia 20 tahun dan 35 tahun sedangkan pada responden kelompok kontrol lebih banyak ibu yang berusia kisaran 20-35 tahun. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Masni 2012 yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara umur ibu dengan kejadian kematian neonatal. Penelitian Masni meyebutkan bahwa karakteristik responden kelompok kasus lebih banyak ibu yang berusia kisaran 20- 35 tahun dibandingkan yang berusia 20 tahun dan 35 tahun. Selain itu besaran sampel pada penelitian Masni 2012 antara kasus dan kontrol memiliki perbandingan 1:2 dikarenakan adanya keterbatasan sampel kasus, beda halnya dengan penelitian ini yaitu besaran sampel kasus dan kontrol 1:1 dengan cakupan wilayah penelitian yang lebih luas. Hal ini disebabkan karena ibu yang melahirkan dibawah umur 20 tahun perkembangan alat reproduksinya belum optimal, dari segi medis sering mendapatkan gangguan kesehatan yaitu adanya komplikasi atau penyulit kehamilan diantaranya persalinan belum cukup umur premature dan pertumbuhan janin dalam rahim yang kurang sempurna. Sedangkan kehamilan pada umur lebih dari 35 tahun berhubungan dengan perubahan alat-alat reproduksi akibat ketuaan seperti makin berkurangnya elastisitas otot-otot panggul sehingga keadaan ini dapat mempengaruhi proses persalianan. Selain itu juga disebabkan karena proses faal tubuh yang telah mengalami kemunduran fungsi sehingga mempengaruhi sirkulasi darah ke janin yang akhirnya akan berpotensi lahirnya bayi dengan berat lahir rendah yang berisiko untuk mengalami kematian neonatal.

5.1.2 Hubungan Paritas dengan Kejadian Kematian Neonatal