Definisi Neonatus Adaptasi Fisiologis Pada Masa Neonatal

13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 LANDASAN TEORI

2.1.1 KEMATIAN NEONATAL

2.1.1.1 Definisi Neonatus

Menurut Muslihatun 2010, masa neonatal adalah masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu 28 hari sesudah kelahiran. Sedangkan menurut Rukiyah dan Yulianti 2010, neonatus adalah masa kehidupan pertama di luar rahim sampai dengan usia 28 hari, dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan didalam rahim menjadi diluar rahim. Pada masa ini terjadi pematangan organ hampir pada semua sistem Diah Utari, 2013. Bayi baru lahir memiliki kompetensi perilaku dan kesiapan interaksi sosial. Pada perode ini merupakan waktu berlangsungnya perubahan fisik yang dramatis pada bayi baru lahir. Pada masa ini organ bayi mengalami penyesuaian dengan keadaan di luar kandungan, ini diperlukan untuk kehidupan selanjutnya. Menurut Wiknjosastro, dkk., kehidupan neonatus dipengaruhi oleh faktor genetik, faktor dalam rahim, dan faktor luar rahim seperti keadaan sosial- ekonomi, budaya, dan tingkat pendidikan. Tingkat sosial-ekonomi yang rendah sering berhubungan dengan kelahiran bayi berat lahir rendah. Hal ini akan meningkatkan angka kesakitan dan kematian pada neonatus Musrifa, 2014.

2.1.1.2 Adaptasi Fisiologis Pada Masa Neonatal

Menurut Muslihatun 2010, proses transisi yang paling nyata dan cepat terjadi pada bayi baru lahir adalah : 1 Pernapasan Saat cukup bulan, terdapat cairan dalam paru-paru bayi. Pada persalinan, bayi melaui jalan lahir yang menyebabkan 13 cairan terperas keluar dari paru- paru. Pada beberapa kali tarikan napas pertama setelah lahir, udara ruangan memenuhi trakea dan bronkus bayi baru lahir. Sisa cairan di dalam paru-paru dikeluarkan dan diserap oleh pembuluh limfe dan darah. Semua alveol akan berkembang terisi udara dan pernapasan bayi tergantung sepenuhnya pada paru- parunya sendiri. Ada 2 faktor yang berperan pada rangsangan napas pertama pada bayi baru lahir yaitu: 1. Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang merangsang pusat pernapasan di otak 2. Tekanan dalam dada, yang terjadi melalui pengempisan paru-paru selama persalinan, merangsang masuknya udara ke dalam paru-paru secara mekanik. Upaya nafas pertama bayi berfungsi untuk : 1. Mengeluarkan cairan dalam paru-paru 2. Mengembangkan cairan alveol paru-paru untuk pertama kali 3. Untuk mendapatkan fungsi alveol, harus terdapat surfaktan yang cukup dan aliran darah melalui paru-paru. Produksi surfaktan dimulai pada 20 minggu kehamilan dan meningkat hingga paru-paru matang yaitu usia 30 – 34 minggu. Surfaktan berfungsi untuk mengurangi tekanan permukaan dan membantu menstabilkan dinding alveol sehingga tidak kolaps pada akhir pernapasan . 2 Sirkulasi Setelah lahir darah bayi harus melewati paru untuk mengambil oksigen dan mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan oksigen ke jaringan. Saat tali pusat dipotong, resistensi pembuluh sistemik meningkat dan tekanan atrium kanan menurun. Hal ini membantu darah dengan kandungan oksigen sedikit mengalir ke paru-paru untuk proses oksigenisasi ulang. Pada pernapasan pertama, resistensi pembuluh turun tekanan atrium kanan naik. Oksigen mengalir ke dalam paru dan menurunkan tekanan atrium kiri. Akibatnya foramen ovale menutup secara fungsionil. Dengan adanya pernapasan, kadar oksigen darah meningkat, sehingga duktus arteriosus mengalami kontriksi dan menutup. Selanjutnya sistem sirkulasi bayi dapat menjalankan fungsinya sendiri. Ada 2 perubahan besar yang terjadi dalam sistem sirkulasi diantaranya adalah: 1 Penutupan foramen ovale atrium jantung 2 Penutupan duktus arteriosus antara arteri paru-paru dan aorta 3 Termoregulasi Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan mengalami “Stress Dingin” atau Cold Stress terutama karena perubahan lingkungan dari dalam rahim ke dunia luar yang jauh lebih dingin. Secara fisiologis, tubuh bayi akan menggunakan timbunan lemak coklat Brown Fat untuk menghasilkan panas. Namun cadangan lemak coklat ini akan habis dan bayi akan mudah mengalami hipoglisemia, hipoksia dan asidosis. Untuk itu, pencegahan kehilangan panas sangatlah diperlukan. Upaya dalam mencegah kehilangan panas : 1 Keringkan bayi secara seksama 2 Selimuti bayi dengan selimut bersih, kering dan hangat 3 Tutupi kepala bayi 4 Anjurkan ibu memeluk dan memberikan ASI 5 Jangan segera menimbang atau memandikan bayi 6 Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat 3 Metabolisme Glukosa Selama dalam kandungan kebutuhan glukosa bayi dipenuhi oleh ibu. Saat bayi lahir dan tali pusat dipotong, bayi harus mempertahankan kadar glukosanya sendiri. Kadar glukosa bayi akan turun dengan cepat 1-2 jam pertama kelahiran yang sebagian digunakan untuk menghasilkan panas dan mencegah hipotermia. Pencegahan penurunan kadar glukosa darah : 1. Melalui penggunaan ASI 2. Melalui penggunaan cadangan glikogen glikogenolisis 3. Melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak glukoneogenesis Jika cadangan glukosa tubuh habis digunakan, sementara bayi tidak mendapat asupan dari luar, beresiko terjadinya hipoglisemia dengan gejala kejang, sianosis, apnoe, tangis lemah, letargi dan menolak makan. Akibat jangka panjang dapat merusak sel-sel otak.

2.1.1.3 Definisi Kematian Neonatal