Faktor Lingkungan Definisi Kematian Neonatal

3 Pendapatan Keluarga Situasi ekonomi yang semakin sulit dan pandangan masyarakat yang belum menjadikan kesehatan ibu hamil dan melahirkan sebagai kebutuhan pokok yang diprioritaskan menjadikan masyarakat semakin berkurang untuk berkunjung ke bidan atau tenaga kesehatan lainnya untuk memeriksakan kehamilannya. Keluarga dengan pendapatan yang kurang sudah tentu akan mengalami banyak kesulitan dalam menata kehidupan sehari-hari terutama dalam mengatur ekonomi keluarga, baik untuk mengatur akses ke tempat pelayanan kesehatan, maupun dalam menyediakan makanan yang cukup dan bergizi. Menurut penelitian yang dilakukan oleh WHO 2007, keadaan sosial ekonomi yang kurang berdampak dua kali lebih besar mengalami kesakitan atau kematian. Dalam sebuah studi yang sama juga dikatakan, bahwa variasi dalam distribusi pendapatan secara signifikan berhubungan dengan kesehatan termasuk peningkatan tingkat kematian dan tingkat faktor risiko perilaku seperti pola makan yang buruk, merokok, konsumsi alkohol berlebihan dan bentuk lain dari penyalahgunaan zat WHO, 2007.

2.1.1.4.5 Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap kejadian kematian neonatal dalam hal ini adalah asap rokok dan tinggal didataran tinggi. 1 Asap Rokok Ibu hamil yang terpapar oleh asap rokok orang lain, mempunyai risiko untuk melahirkan janin dengan berat badan lahir rendah. Untuk mengidentifikasi paparan rokok pada ibu hamil, harus diketahui berapa lama ibu hamil terpapar oleh asap rokok orang lain baik suami maupun anggota keluarga yang lain di rumah, ataupun terpapar di tempat bekerja bila ibu hamil bekerja di luar rumah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Sirajudin dkk 2011 di Sulawesi Selatan, dikatakan bahwa berat lahir bayi dipengaruhi oleh jumlah batang rokok yang menyebabkan dia terpapar selama masa janin p0,001. Besarnya pengaruh jumlah batang rokok yang diisap terhadap berat lahir bayi adalah 5,6. Artinya masih banyak faktor lain yang mempengaruhi berat lahir bayi diluar jumlah batang rokok yang diisap oleh anggota keluarga Musrifa, 2014. Berdasarkan penelitian Anne Rufaridah 2012 di Padang, dikatakan bahwa ada pengaruh perokok pasif yang bermakna dengan kejadian Asfiksia pada bayi p=0,027. Pengaruh nikotin yang terkandung dalam rokok menimbulkan kontraksi pada pembuluh darah, akibatnya akan mengurangi aliran darah dan kemampuan distribusi zat yang diperlukan janin. Karbon monoksida pada asap rokok akan mengikat hemoglobin dalam darah yang menyebabkan distribusi zat makanan dan oksigen yang disuplai ke janin menjadi terganggu, sehingga memberikan risiko melahirkan bayi prematur Asiyah, 2010 dalam Sukoco, 2014. Jumlah rokok A dose-response relationship ditemukan antara kejadian BBLR dengan paparan jumlah batang rokok yaitu semakin meningkat jumlah paparan maka semakin meningkatkan risiko terjadi BBLR. Ibu yang terpapar asap rokok antara ≥11 batanghari memiliki risiko melahirkan BBLR 2,47 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu yang tidak terpapar Ramadhan,2012. 2 Tinggal di Dataran Tinggi Di daerah dataran tinggi seperti pegunungan memiliki kadar oksigen yang lebih rendah, sehingga suplai oksigen terhadap janin menjadi kurang Sistiarani, 2008.

2.2 KERANGKA TEORI