METODE PENELITIAN PERKEMBANGAN BENTUK PENYAJIAN KESENIAN LENGGER BANYUMASAN DI PAGUYUBAN SENI LANGEN BUDAYA DESA PAPRINGAN KECAMATAN BANYUMAS KABUPATEN BANYUMAS.

seni Langen Budaya desa Papringan Kecamatan Banyumas Kabupaten Banyumas. hal ini dilakukan bertujuan untuk mencocokan data yang di peroleh dari hasil wawancara dengan data yang telah ada.

6. Teknis Analisis Data

Analisis data merupakan tahap pertengahan dari sebuah penelitian dan mempunyai fungsi yang sangat penting. Analisis data ini menggunakan analisis data deskriptif, sehingga data-data diungkapkan dengan kata-kata atau kalimat. Tujuan utama dari analisis data adalah menemukan teori atau penjelasan mengenai pola hubungan. Hal ini sesuai dengan tujuan penelitian kualitatif yang berusaha mendeskripsikan dan menyampaikan antara gejala atau peristiwa yang diteliti, yaitu untuk mengetahui seberapa jauh tentang perkembangan bentuk penyajian kesenian L ́ngǵr Banyumasan di Paguyuban seni Langen Budaya Desa Papringan Kecamatan Banyumas Kabupaten Banyumas. Tehnik analisis data ini dilakukan melalui beberapa tahap yaitu : a. Reduksi Data Dalam reduksi data peneliti melakukan proses seleksi, pemfokusan, dan penyederhanaan data dari hasil wawancara yang diseleksi berdasarkan batasan masalah yang telah ditetapkan. Seperti yang diungkapkan oleh Sugiyono 2014: 92 bahwa mereduksi data berarti merangkum hal-hal yang pokok, memfokuskan hal-hal yang penting, lalu dicari tema dan polanya. b. Menyajikan Data Menyajikan data merupakan suatu proses merangkai informasi dari hasil wawancara yang disajikan secara deskriptif dalam bentuk uraian kata-kata dan gambar mengenai perkembangan bentuk penyajian kesenian L ́ngǵr Banyumasan di Paguyuban seni Langen Budaya desa Papringan Kecamatan Banyumas Kabupaten Banyumas. c. Penarikan Kesimpulan Penarikan kesimpulan merupakan proses akhir dalam menganalisis data hasil penelitian. d. Uji Keabsahan Data Triangulasi adalah suatu tekhnik pemeriksaan keabsahan data yang menyatakan sesuatu yang lain di luar data itu, untuk keperluan pengecekan atau sebagai perbandingan terhadap data. Tehnik pemeriksaan keabsahan data dapat dilakukan dengan cara menggunakan triangulasi sumber, triangulasi teori, triangulasi tehnik, triangulasi penelitian, dan review informan Sutopo, 2002: 79- 63. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi sumber. Triangulasi sumber digunakan untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber Sugiyono, 2014: 127. Triangulasi sumber dilakukan dengan cara membangdingkan data yang diperoleh dari beberapa narasumber mengenai perkembangan bentuk penyajian kesenian L ́ngǵr Banyumasan. Data yang diperoleh melalui wawancara diupayakan berasal dari banyak responden, kemudian dipadukan sehingga data yang diperoleh benar-benar dapat dipertanggung jawabkan. Adapun model trianggulasi yang digunakan adalah sebagai berikut: Gambar 1 : Skema Triangulasi Observasi Wawancara Dokumentasi 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Setting Penelitian

1. Kondisi Geografis dan letak Wilayah Kecamatan Banyumas Kabupaten

Banyumas Wilayah Kecamatan Banyumas merupakan salah satu dari 27 Kecamatan di Kabupaten Banyumas dengan keadaan wilayah yang berada diantara daratan dan pegunungan dengan struktur pegunungan terdiri dari sebagian lembah Sungai Serayu untuk tanah pertanian, sebagian dataran tinggi untuk pemukiman dan pekarangan, dan sebagian pegunungan untuk perkebunan dan hutan tropis terletak di lereng Gunung Slamet sebelah selatan. Kecamatan Banyumas meliputi 12 Desa yaitu 1 Desa Binangun, 2 Danaraja, 3 Dawuhan, 4 Kalisube, 5 Karangrau, 6 Kedunggede, 7 Kedunguter, 8 Kejawar, 9 Papringan, 10 Pasinggangan, 11 Pekunden dan 12 Sudagaran http:www.organisasi.org197001daftar-nama-kecamatan- kelurahan-desa-kodepos-di-kota-kabupaten-banyumas-jawa-tengah-jateng.html diunduh hari Kamis, 11 Februari 2016 pada pukul 11.39 WIB. Kesenian L ́ngǵr Banyumasan di Paguyuban Seni Langen Budaya tumbuh dan berkembang di Kecamatan Banyumas khususnya desa Papringan. Desa Papringan merupakan desa yang berada di wilayah agraris dengan mayoritas penduduk adalah sebagai petani. Desa papringan terletak di daerah sekitar pegunungan yang sebagian besar wilayahnya berupa perkebunan dan persawahan. Luas wilayah desa Papringan adalah 445 ha. Batas wilayah desa Papringan yaitu dapat di uraikan sebagai berikut : Batas sebelah Utara : Sungai Serayu Batas sebelah Timur : Desa Kalisube Batas sebelah Selatan : Desa Binangun Batas sebelah Barat : Desa Mandirancan

2. Struktur sosial dan data jumlah penduduk masyarakat desa Papringan

Desa Papringan terdiri dari 3 Dusun yang terdiri dari 32 Rukun tetangga RT , 5 Rukun warga RW dan 1407 kepala rumah tangga. Jumlah penduduk 4.968 jiwa terdiri dari 2.547 jiwa laki-laki dan 2.421 jiwa perempuan. Tabel 1: Jumlah Penduduk berdasarkan usia No. Umur Tahun Jumlah 1. 0-5 Tahun 344 orang 2. 6-15 Tahun 719 orang 3. 16-60 3.301 orang 4. 60- keatas 525 orang Sumber : Sumber : Kantor Desa Papringan, 2016 Tabel 2: Jumlah Penduduk berdasarkan jenis kelamin No. Laki-Laki Perempuan Jumlah 1. 2547 2421 4968 orang Sumber : Sumber : Kantor Desa Papringan, 2016

3. Mata Pencaharian

Desa Papringan adalah desa agraris yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai buruh tani, sehingga untuk kebutuhan pangan masyarakat desa Papringan sangat tercukupi. Selain bermata pencaharian sebagai buruh tani, masyarakat desa Papringan ini juga berprofesi sebagai Pedagang, PNS, Polri, TNI, Montir, Perawat, Bidan Swasta, Seniman, Tukang Kayu, Karyawan Swasta, Wiraswasta, Pensiunan, Perangkat Desa, Buruh Harian Lepas, Pedagang Keliling , Migran. Untuk lebih jelasnya data tersebut akan di rinci pada tabel sebagai berikut: Tabel 3: Jumlah Penduduk berdasarkan Mata Pencaharian No. Mata Pencaharian Laki-laki Perempuan Jumlah 1. Petani 127 107 234 orang 2. Buruh Tani 370 104 474 orang 3. PNS 26 17 43 orang 4. Montir 79 - 79 orang 5. Perawat - 3 3 orang 6. Bidan Swasta - 1 1 orang 7. TNI 16 - 16 orang 8. Seniman 51 34 85 orang 9. Tukang Kayu 10 - 10 orang 10. Karyawan Swasta 392 110 502 orang 11. Wiraswasta 172 19 191 orang 12. Pensiunan 26 11 37 orang 13. Perankat Desa 8 3 11 orang 14. Buruh Harian Lepas 883 905 1788 orang 15. Pedagang Keliling 3 27 30 orang 16. Migran 17 25 42 orang Sumber : Kantor Desa Papringan, 2016

4. Kehidupan Keagamaan

Penduduk desa Papringan memiliki kepercayaan yang berbeda-beda. Mayoritas penduduk memeluk agama islam dan sebagian masyarakat juga menganut agama non islam yaitu Kristen Katholik dan Protestan. Walaupun dalam agama terdapat perbedaan, tetapi dalam berkesenian mereka dapat membaur, guyub rukun dan tidak membeda-bedakan. Tabel 4: Jumlah Penduduk berdasarkan Agama yang dianut No. Agama Laki-laki Perempuan Jumlah Penduduk 1. Islam 2520 2411 4931 orang 2. Kristen Katholik 3 1 4 orang 3. Kristen Protestan 24 9 33 orang Sumber : Sumber : Kantor Desa Papringan, 2016 Selain kehidupan berkesenian, penduduk desa Papringan juga maju dalam hal keagamaan. Hal ini terbukti dari semakin berkembangnya kegiatan keagamaan dalam rangka untuk meningkatkan keimanan, ketaqwaan, serta sikap toleransi antar umat beragama.

5. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses perubahan sikap dan perilaku yang dilakukan secara sadar dan terus menerus dalam upaya mendewasakan manusia untuk pembentukan karakter. Berdasarkan banyaknya penduduk di desa Papringan, dalam lingkup pendidikan dapat diketahui jumlah penduduk dari yang belum sekolah, pernah sekolah, dan tidak pernah sekolah tentang sejauh mana tingkat pendidikan perlu diketahui, karena pendidikan dapat mempengaruhi pola piker, daya cipta, dan kreatifitas seseorang dalam berkarya. Data terperinci tentang pendidikan di desa Papringan adalah sebagai berikut: Tabel 5: Jumlah Penduduk berdasarkan Pendidikan No. Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah 1. TKPlay group 31 53 84 orang 2. Tidak sekolah 1 1 2 orang 3. Tamat SD 1203 1076 2279 orang 4. Tidak tamat SD 93 133 226 orang 5. Tamat SLTP 302 457 759 orang 6. Tidak tamat SMP 65 63 128 orang 7. Tamat SLTA 342 423 765 orang 8. D3 7 9 16 orang 9. S1 11 24 35 orang 10. S2 - 1 1 orang Sumber : Kantor Desa Papringan, 2016

6. Jenis kesenian yang berkembang

Di desa Papringan terdapat beberapa kesenian yang menjadi sarana ekspresi ekstetis maupun fungsi lain bagi masyarakat yang antara lain ́b́g, Ĺngǵr, Gobrag L ̂sung, R̂bana, Salawat, Sitter, dalam wawancara dengan Ibu Sri Purwati Februari 2016. Berbagai kesenian yang berada di desa Papringan ini dipentaskan dalam upacara perkawinan, bersih desa, penyambutan tamu agung, tasyakuran desa yang berfungsi sebagai media hiburan. Dari berbagai kegiatan tersebut telah mencerminkan kehidupan masyarakat desa Papringan yang masih peduli terhadap kesenian tradisi yang keberadaanya sudah turun-temurun dari nenek moyang. Di bawah ini adalah daftar tabel data kesenian yang masih berkembang di desa Papringan yang antara lain adalah sebagai berikut: