Hubungan antara Penyuluhan gizi Responden dengan Tingkat Konsumsi Sayuran Hubungan antara Media Informasi Yang Diperoleh Responden Dengan Tingkat Konsumsi Sayuran

43 sebanyak 18 orang 72,0 tingkat konsumsi sayurannya kurang dan yang tingkat konsumsinya baik sebanyak 7 orang 28,0. Dari hasil uji statistik chi square antara pengetahuan dengan tingkat konsumsi sayuran diperoleh nilai p value = 0,157 p value 0,05 , maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan responden dengan tingkat konsumsi sayuran pada siswasiswi SD Kembang Arum 01 Kota Semarang.

4.4.4 Hubungan antara Penyuluhan gizi Responden dengan Tingkat Konsumsi Sayuran

Berdasarkan hasil uji chi square didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 3.12 Hubungan antara Penyuluhan Gizi dengan Tingkat Konsumsi Sayuran Penyuluhan Gizi Tingkat Konsumsi Sayuran Total p Konsumsi Kurang Konsumsi Baik ∑ ∑ ∑ Kurang 22 91,7 2 8,3 24 100 0,065 Baik 23 71,9 9 28,1 32 100 Jumlah 45 80,4 11 19,6 84 100 Berdasarkan tabel 3.12 dapat diketahui bahwa dari 24 responden yang kurang mengikuti penyuluhan gizi, sebanyak 22 orang 91,7 tingkat konsumsi sayuranya kurang dan yang tingkat konsumsinya baik sebanyak 2 orang 8,3. Sedangkan dari 32 responden yang mengikuti penyuluhan gizi dengan baik, sebanyak 23 orang 71,9 tingkat konsumsi sayurannya kurang dan yang tingkat konsumsinya baik sebanyak 9 orang 28,1. Dari hasil uji statistik chi square antara penyuluhan gizi dengan tingkat konsumsi sayuran diperoleh nilai p value = 0,065 p value 0,05 , maka dapat 44 disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara penyuluhan gizi responden dengan tingkat konsumsi sayuran pada siswasiswi SD Kembangarum 0102 Kota Semarang.

4.4.5 Hubungan antara Media Informasi Yang Diperoleh Responden Dengan Tingkat Konsumsi Sayuran

Berdasarkan hasil uji chi square didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 3.13 Hubungan antara Media Informasi dengan Tingkat Konsumsi Sayuran Media Informasi Tingkat Konsumsi Sayuran Total p CC Konsumsi Kurang Konsumsi Baik ∑ ∑ ∑ Kurang 24 96,0 1 4,0 25 100 0,008 0,333 Baik 21 67,7 10 32,3 31 100 Jumlah 45 80,4 11 19,6 56 100 Berdasarkan tabel 3.13 dapat diketahui bahwa dari 25 responden yang kurang memperolehmempunyai media informasi, sebanyak 24 orang 96,0 tingkat konsumsi sayuranya kurang dan yang tingkat konsumsinya baik sebanyak 31orang 4,0. Sedangkan dari 31 responden yang memperolehmempunyai media informasi dengan baik, sebanyak 21 orang 67,7 tingkat konsumsi sayurannya kurang dan yang tingkat konsumsinya baik sebanyak 10 orang 32,3. Dari hasil uji statistik chi square antara media informasi dengan tingkat konsumsi sayuran diperoleh nilai p value = 0,008 p value 0,05 , maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara media informasi yang 45 diperoleh responden dengan tingkat konsumsi sayuran pada siswasiswi SD Kembangarum 0102 Kota Semarang. Perhitungan symmetric measures didapatkan CC = 0,333 maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara media informasi dengan tingkat konsumsi sayuran mempunyai keeratan hubungan yang rendah. 46

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Pembahasan 5.1.1 Analisis Univariat

5.1.1.1 Pendidikan Responden

Berdasarkan hasil penelitian di SD Kembang Arum 0102 Kecamatan Semarang Barat Kota Semarang diketahui bahwa sebagian besar pendidikan responden yaitu pendidikan menengah, yaitu sebanyak 35 orang atau 41,7. Pendidikan formal yang dimiliki seseorang akan mempengaruhi kemampuan untuk mencerna informasi-informasi yang diterima sekaligus mempertimbangkan apakah informasi tersebut dapat dijadikan dasar dari perilaku mereka selanjutnya Suhardjo,1996:80. Dalam penelitian ini responden sebagian besar berpendidikan menengah. Seseorang dengan pendidikan menengah belum tentu kurang mampu menyusun makanan yang memenuhi persyaratan gizi dibanding orang lain yang tingkat pendidikannya lebih tinggi. Hal ini sesuai dengan teori Soekidjo 2003:56 yang mengemukakan bahwa meskipun berpendidikan menengah, kalau seseorang rajin mendengarkan penyuluhan gizi dan selalu memperhatikan kesehatan gizi, maka mungkin pendidikannya menjadi lebih baik. Sehingga dapat meningkatkan pengetahuannya karena pengetahuan itu yang akhirnya diharapkan dapat berpengaruh terhadap perilaku dan kebiasaan seseorang. Hal ini juga sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Budioro 1998:13 yang menyatakan bahwa pendidikan gizi dapat memotivasi seseorang

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM MEWUJUDKAN MALANG KOTA LAYAK ANAK (MAKOLA) MELALUI PENYEDIAAN FASILITAS PENDIDIKAN

73 431 39

KEBIJAKAN BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DAERAH (BAPEDALDA) KOTA JAMBI DALAM UPAYA PENERTIBAN PEMBUANGAN LIMBAH PABRIK KARET

110 657 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25