1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, dan keyakinan dalam suatu bentuk gambaran
kongkret yang membangkitkan pesona dengan alat bahasa Sumardjo dan Saini 1994:3. Karya sastra adalah ungkapan perasaan masyarakat yang dapat
mencerminkan dan mengekspresikan hidup. Dalam membaca sebuah cerita sering terasa bahwa pengarang tidak hanya
sekadar ingin menghibur, tetapi ada sesuatu yang hendak diungkapkannya. Pengarang ingin menuangkan ide, gagasan, pikiran dan juga pendapatnya ke
dalam cerita tersebut. Melalui karya sastra pengarang mengungkapkan problema kehidupan yang dialami oleh masyarakat yang pengarang sendiri berada di
dalamnya Damono 2002:1. Karya sastra cenderung mempermasalahkan manusia dan kemanusiaan,
hidup dan kehidupan juga terhadap dunia realitas yang berlangsung sepanjang hari dan sepanjang jaman. Sastra menyajikan gambaran kehidupan, dan kehidupan itu
sendiri sebagian besar terjadi dari kenyataan sosial. Dalam pengertian ini, kehidupan mencakup hubungan antar masyarakat dengan orang-orang, antar
manusia, antar peristiwa yang terjadi dalam batin seorang. Maka memandang karya sastra sebagai penggambaran dunia dan kehidupan manusia merupakan
kenyataan yang melatarbelakangi terciptanya sebuah karya sastra Damono
2
2002:4. Pada umumnya karya sastra lahir dari situasi yang terjadi di sekitar
pengarang. Sastra merupakan gambaran masyarakat. Hal ini berarti bahwa kejadian-kejadian atau problematika hidup yang terjadi dalam masyarakat
direkam oleh pengarang dan didasarkan daya imajinasi dan kreasinya masalah- masalah tersebut dituangkan dalam karya sastra. Pengarang mengajak pembaca
untuk melihat, merasakan, dan menghayati makna pengalaman hidup seperti yang dirasakan pengarang melalui karyanya. Menurut Taine, sastra tidak hanya sekedar
karya yang bersifat imajinatif dan pribadi, tetapi dapat pula merupakan cerminan atau rekaman budaya, suatu perwujudan pikiran tertentu pada saat karya itu
dilahirkan Junus dalam Fananie 2000:117. Fenomena tersebut kemudian dikembangkan oleh Lucien Goldmann dengan teorinya yang dikenal dengan
Strukturalisme Genetik Fananie 2000:117. Strukturalisme Genetik adalah penelitian yang terfokus pada latar belakang sejarah terciptanya karya sastra
dengan memandang karya sastra dari dua sudut yaitu intrinsik dan ekstrinsik. Penelitian Strukturalisme Genetik Goldmann memandang karya sastra dari
dua sudut, yaitu intrinsik dan ekstrinsik. Studi diawali dari kajian unsur intrinsik kesatuan dan koherensinya sebagai data dasarnya. Selanjutnya, penelitian akan
menggabungkan berbagai unsur dengan realitas masyarakatnya. Karya sastra sebagai refleksi zaman dapat mengungkapkan aspek sosial, budaya, politik, dan
ekonomi. Peristiwa-peristiwa penting pada zamannya akan dihubungkan dengan unsur-unsur intrinsik karya sastra, misalnya tema, alur, tokoh dan penokohan serta
latar yang berupa latar waktu, latar tempat, dan latar sosial Endraswara 2003:56.
3
Setelah mengkaji unsur intrinsiknya kemudian studi yang selanjutnya mengkaji unsur-unsur ekstrensik dari penelitian Strukturalisme Genetik, yaitu
fakta kemanusiaan, subjek kolektif, pandangan dunia, dan dialektika untuk mengetahui latar belakang sejarah terciptanya karya sastra tersebut.
Dalam mencipta karya sastra, pengarang dipengaruhi oleh keadaan lingkungan masyarakatnya. Seperti halnya dengan Emile Zola. Dia adalah salah
satu pengarang terkenal pada abad XIX yang beraliran naturalisme. Aliran naturalisme adalah aliran dalam sastra yang berusaha menyajikan segala sesuatu
sebagaimana adanya tanpa ditambah atau dikurangi. Sebagai seorang pengarang naturalisme, Zola menggambarkan keadaan
kehidupan masyarakat pada waktu itu secara vulgar dan sebagai seorang sosialis, Zola memuat kritik-kritik sosial dalam karya-karyanya tentang keadaan
masyarakat Prancis pada abad XIX. Salah satunya termuat dalam karyanya yang berjudul Germinal.
Dalam roman ini, Zola menggambarkan penderitaan kehidupan kaum buruh petambang batubara Prancis dengan vulgar, sehingga Zola mendapat
kritikan. Ternyata kritikan tersebut membuat Germinal menjadi karya agung masterpiece dan menjadikannya tokoh yang beraliran sosialis.
Germinal menggambarkan penderitaan para buruh tambang yang bekerja di pertambangan Voreux di kota Montsou. Masalah yang ada dalam roman ini
adalah kesengsaraan, ketidakadilan, dan menyangkut pertentangan kelas sosial yaitu kaum buruh dan kaum borjuis serta masalah percintaan yang terjadi antara
Etienne Lantier dengan Catherine di dalam pertambangan tersebut. Germinal
4
karya Emile Zola merupakan novel yang banyak mengungkapkan persoalan sosial ekonomi. Novel ini melalui penokohan dan latar cerita dengan jelas dapat
menggambarkan struktur sosial kemasyarakatan dan masalah politik kekuasaan. Di dalam novel ini terdapat suatu pertarungan kelas, yaitu antara dunia kapitalis
yang terus berusaha memupuk modal yang di wakili sosok kaum borjuis dengan dunia kalangan proletar diwakili oleh buruh tambang yang tertindas yang selalu
diberikan janji-janji kosong oleh kaum borjuis. Berbagai masalah sosial-ekonomi dan permasalahan lainnya dalam roman
ini membuat penulis tertarik untuk menganalisisnya dengan menggunakan pendekatan strukturalisme genetik sehingga akan diketahui struktur karya sastra,
fakta kemanusiaan, subjek kolektif, pandangan dunia, dan dialektika yang tergambar dalam novel Germinal karya Emile Zola
1.2 Rumusan Masalah