15
bawah pimpinan Etienne, kaum buruh tambang merencanakan sebuah pemogokan.
Disaat yang sama, Etienne berteman dengan Souvarine, seorang anarkis Rusia. Dia menyabotase pikirannya dengan aksi anarkisme yang cenderung
frontal dan brutal. Aksi ini ditolak oleh sebagian besar kaum buruh karena tidak mewakili hati nurani mereka yang sesungguhnya. Seiring berjalannya waktu, aksi
ini kembali dipertimbangkan setelah perjuangan marxisme tidak mampu memberikan hasil yang mereka harapkan. Putus asa melanda semangat kaum
buruh. Pikiran sehat mereka goyah. Perjuangan terbuka khas marxisme bukan lagi harapan mereka. Anarkisme adalah semangat yang tepat dan datang di saat yang
tepat pula. Para pemogok akhirnya berhadapan dengan senjata dari para tentara dan
para polisi yang didatangkan untuk meredam aksi anarkis ini. Mereka pun harus mengakui kehebatan sebuah peluru yang mampu menumpas habis mereka.
Perjuangan mereka diakhiri dengan kekalahan. Para penambang yang tersisa akhirnya kembali turun bekerja. Mereka
menyalahkan Etienne atas kegagalan pemogokan. Karena itulah, Etienne memutuskan pergi dari pertambangan Voreux membawa ingatan dramatis atas
kegagalan perjuangannya.
2.3 Pendekatan Strukturalisme Genetik
Strukturalisme Genetik tidak dapat lepas begitu saja dari struktur dan pandangan pengarang. Pandangan pengarang itu sendiri dapat diketahui melalui
16
latar belakang kehidupan pengarang Faruk 1999 :12-13. Orang yang dianggap sebagai peletak dasar mazhab genetik adalah Hippolyte Taine Damono dalam
Fananie 2000:116. Taine mencoba menelaah sastra dari sudut pandang sosiologis. Menurut Taine, sastra tidak hanya sekedar karya yang bersifat
imajinatif dan pribadi, tetapi dapat pula merupakan cerminan atau rekaman budaya, suatu perwujudan pikiran tertentu pada saat karya sastra itu dilahirkan
Junus dalam Fananie 2000:117. Fenomena hubungan tersebut kemudian dikembangkan oleh Lucien Goldmann dengan teorinya yang dikenal
Strukturalisme Genetik Fananie 2000:117. Penelitian Strukturalisme Genetik semula dikembangkan di Perancis atas
jasa Lucien Goldmann. Dalam beberapa analisis novel, Goldmann selalu menekankan latar belakang sejarah. Karya sastra, di samping memiliki unsur
otonom juga tidak dapat lepas dari unsur ekstrinsik. Teks sastra sekaligus mempresentasikan kenyataan sejarah yang mengkondisikan munculnya karya
sastra. Menurut Goldmann dalam Endraswara 2003:55-56, studi Strukturalisme Genetik memiliki dua kerangka besar. Pertama, hubungan antara makna suatu
unsur dengan unsur yang lainnya dalam suatu karya sastra yang sama. Kedua, hubungan tersebut membentuk suatu jaring yang mengikat. Oleh karena itu,
seorang pengarang tidak mungkin mempunyai pandangan sendiri. Pada dasarnya, pengarang akan menyarankan suatu pandangan dunia yang kolektif. Pandangan
tersebut juga bukan realitas, melainkan sebuah refleksi yang diungkapkan secara imajinatif.
17
Endraswara 2003:55 mengatakan bahwa Strukturalisme Genetik adalah cabang penelitian sastra secara struktural yang tidak murni. Ini merupakan bentuk
penggabungan antara struktural dengan metode penelitian sebelumnya. Konvergensi penelitian yang memperhatikan aspek-aspek eksternal karya sastra
dimungkinkan lebih demokrat. Penelitian strukturalisme genetik memandang karya sastra dari dua sudut, yaitu intrinsik dan ekstrinsik. Studi diawali dari kajian
unsur intrinsik kesatuan dan koherensinya sebagai data dasarnya. Selanjutnya, penelitian akan menggabungkan berbagai unsur dengan realitas masyarakatnya.
Karya sastra sebagai refleksi zaman dapat mengungkapkan aspek sosial, budaya, politik, dan ekonomi. Peristiwa-peristiwa penting pada zamannya akan
dihubungkan dengan unsur-unsur intrinsik karya sastra Endraswara 2003:56. Strukturalisme-genetik memandang karya sastra sebagai sebuah struktur,
sistem relasi antar elemennya Faruk 1992:12. Sistem relasi struktur itu sendiri bukanlah sesuatu yang statis, melainkan merupakan produk dari proses sejarah
yang terus berlangsung, proses strukturasi dan destrukturasi yang hidup dan dihayati oleh masyarakat asal karya sastra yang bersangkutan Faruk 1999:12.
Goldmann dalam menelaah novel pertama-tama yang ia lakukan adalah meneliti struktur-struktur tertentu dalam teks, dan selanjutnya menghubungkan struktur-
struktur tersebut dengan kondisi sosial dan historis yang konkret, dengan kelompok sosial dan kelas sosial si pengarang, dan dengan pandangan dunia kelas
yang bersangkutan. Perhatian utama pendekatan ini dicurahkan pada teks itu sendiri dan kepada sejarah sebagai suatu proses Damono 1978:14.
18
Goldmann dalam Junus 1986 memberikan rumusan penelitian struktural genetik ke dalam tiga hal, yaitu: 1 penelitian sastra terhadap karya sastra
seharusnya dilihat sebagai satu kesatuan; 2 karya sastra yang diteliti mestinya karya yang bernilai sastra yang biasanya mengandung tegangan tension antara
keragaman dan kesatuan dalam suatu keseluruhan a coherent whole; 3 jika kesatuan telah ditemukan, kemudian dianalisis dalam hubungannya dengan latar
belakang sosial. Sifat hubungan tersebut: a yang berhubungan latar belakang sosial adalah unsur kesatuan, b latar belakang yang dimaksud adalah pandangan
dunia suatu kelompok sosial yang dilahirkan oleh pengarang sehingga hal tersebut dapat dikonkretkan.
2.4 Struktur Karya Sastra