B. Pembahasan
Daphnia magna merupakan salah satu jenis dari zooplankton yang hidup di air tawar yang tenang. Daphnia ini termasuk ke dalam filum
Arthropoda yang memiliki bentuk tubuh lonjong dan segmen badannya tidak terlihat. Daphnia magna memiliki enam pasang kaki semu yang berada pada
rongga perut. Bagian tubuh yang paling terlihat adalah mata, antena dan sepasang seta. Bagian tubuh Daphnia sp. tertutup oleh cangkang dari khitin
yang transparan, sedangkan pada bagian perut memiliki rongga. Bagian antara cangkang dan bagian tubuh ini berfungsi sebagai tempat pengeraman dan
perkembangan telur. Pada ujung perut terdapat dua kuku yang berbulu keras berfungsi untuk melakukan seleksi penyerapan partikel makanan dengan cara
melakukan pemisahan komponen yang tidak dapat dimakan Mokoginta, 2003.
Siklus hidup Daphnia sp. terbilang sangat pendek, hal ini dikarenakan Daphnia sp. umumnya hanya dapat bertahan hidup selama dua belas hari.
Menurut Mokoginta, 2003 Masa tersebut melalui berbagai fase, yaitu telur, larva, benih, dewasa, dan induk. Daphnia sp. mencapai fase dewasa dalam
waktu 4 –6 hari, menjadi induk dalam waktu 8–10 hari, dan umurnya hanya
bertahan sampai 12 hari. Hewan ini bisa berkembangbiak dengan dua cara, yaitu parthenogenesis tanpa perkawinan dan seksual dengan perkawinan.
Pada keadaan baik Daphnia sp berkembang biak secara parthenogenesis dimana individu baru berasal dari sel-sel yang tidak dibuahi. Telur
berkembang dan menetas menjadi embrio kemudian tumbuh menjadi Daphnia PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sp dan dikeluarkan dari ruang penetasan pada saat induk mengalami pergantian kulit Kusumaryanto, 2001.
Cara ini hanya menghasilkan individu betina saja dan menghasilkan telur dengan rata-rata 10
–20 butir dengan variasi antara 2–40 butir. Sedangkan pada saat kondisi kurang baik, seperti adanya temperatur yang berfluktuasi,
kurangnya ketersediaan makanan dan akumulasi limbah akibat tingginya populasi, produksi telur secara parthenogenesis menjadi berkurang bahkan
beberapa telur menetas dan berkembang menjadi individu jantan, hal ini disebabkan karena kondisi-kondisi tersebut dapat mengubah metabolisme
Daphnia sp., sehingga mempengaruhi mekanisme kromosomnya, terutama pada kromosom seknya yang menentukan jenis kelamin kutu air tersebut.
Dengan munculnya Daphnia sp. jantan maka populasi mulai bereproduksi secara seksual, dimana seekor Daphnia sp. jantan mampu membuahi ratusan
betina dalam satu periode dan telur yang dihasilkan mempunyai cangkang tebal yang berfungsi sebagai mekanisme pertahanan terhadap kondisi buruk.
Perkembangbiakannya juga dapat dihasilkan telur berupa kista yang dapat bertahan sedemikian rupa terhadap kekeringan dan dapat tertiup angin
kemanapun dan jika berada dalam kondisi lingkungan yang mencukupi telur tersebut dapat berkembang menjadi Daphnia.
Pertumbuhan dapat dinyatakan sebagai pertambahan jumlah individu dalam suatu populasi. Budidaya Daphnia magna dengan menggunakan pakan
berupa populasi fitoplankton hasil pemupukan campuran kotoran ayam dengan dedak dengan perlakuan pemberian dosis pemupukan yang berbeda,
yaitu 1,5 mll, 4,5 mll, 7,5 mll, untuk meningkatkan populasi Daphnia magna dari hari pertama hingga hari ke dua puluh. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui apakah perbedaan pemberian dosis pemupukan dapat mempengaruhi jumlah populasi Daphnia magna, dan juga untuk
mengetahui dosis pemupukan mana yang sesuai untuk meningkatkan populasi Daphnia magna.
Dalam melakukan perhitungan penelitian ini dilakukan pada malam hari, hal ini karena Daphnia magna merupakan hewan yang peka terhadap
cahaya, mereka akan mengikuti sumber datangnya cahaya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Whitman dalam Muhammad 2016, dimana memang
sudah respon alami Daphnia magna di alam untuk mengikuti sumber cahaya kontras di malam hari seperti cahaya bulan, dengan harapa untuk memenuhi
sumber nutrisinya, yaitu populasi fitoplankton dan juga menghindar dari predatornya yang aktif pada malam hari. Sehingga dengan perhitungan
dilakukan di malam hari dengan baruan senter dari handphone dapat memudahkan dalam melakukan perhitungan Daphnia magna. Dalam
menghitung Daphnia magna digunakan gelas ukur yang terbuat dari plastic dengan ukuran 500ml, hal ini dikarenakan gelas ukur yang terbuat dari plastik
tidak membiaskan cahaya seperti pada gelas ukur yang terbuat dari kaca, tetapi mengumpulkan cahaya, sehingga dapat memudahkan dalam proses
perhitungan juga. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.2 Perilaku Daphnia magna yang mengikuti cahaya Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat dilihat
bahwa pertumbuhan populasi Daphnia magna pada setiap perlakuan dapat terlihat dengan jelas pada grafik di atas Gambar 4.1. Pada grafik tersebut
dapat dilihat bahwa pada setiap harinya populasi Daphnia magna pada setiap perlakuan mengalami peningkatan Gambar 4.1. Pada grafik tersebut terlihat
jelas bahwa setiap harinya Daphnia magna mengalami peningkatan baik itu yang menggunakan perlakuan maupun kontrol. Pada grafik menunjukan
bahwa perlakuan dengan pemberian dosis pemupukan berupa campuran kotoran ayam dan dedak sebanyak 7,5 mll sangat baik, hal ini dikarenakan
pertambahan populasi Daphnia magna mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya.
Pertumbuhan jumlah populsi Daphnia magna yang paling tinggi adalah pada berlakuan C yaitu dengan pemberian pupuk campuran kotoran
ayam dan dedak sebanyak 7,5 mll. Peningkatan jumlah populasi Daphnia magna mulai terlihat dengan jelas dimulai pada hari ke enam dan terus
meningkat pada hari ke dua puluh. Disusul dengan perlakuan A dan B yang mulai terlihat mengalami peningkatan jumlah populasi dengan jelas pada hari
ke sepuluh dan terus meingkat hingga hari ke dua puluh. Pada perlakuan kontrol peningkatan populasi mulai jelas terlihat pada hari ke dua belas dan
terus mengalami peningkatan hingga hari ke dua puluh. Pada gambar 4.1, grafik pertumbuhan Daphnia magna pada perlakuan
B di hari ke tujuh hingga tiga belas mengalami peningkatan yang signifikan, tetapi pada hari ke tiga belas hingga hari ke tujuh belas mengalami
peningkatan namun tidak terlalu signifikan, kemudian di hari ke tujuh belas sampai hari ke sembilan belas terjadi peningkatan kembali. Hal ini
dikarenakan pada hari ke tujuh hingga tiga belas banyak telur dari indukan Daphnia magna yang telah menetas, sehigga mengakibatkan peningkatan
jumlah populasi yang tinggi. Sedangkan untuk hari ke tiga belas hingga tujuh belas hanya terlihat sedikit anakan Daphnia magna. Hal ini dikarenakan
anakan Daphnia magna ini sedang dalam proses pendewasaan. Di hari ke tujuh belas sampai hari ke sembilan belas mengalami peningkatan kembali hal
ini dikarenakan anakan Daphnia magna yang sudah dewasa mulai menetas kembali. Mudjiman dalam Kusumaryanto 2001, menyatakan bahwa
Daphnia sp. sudah menjadi dewasa pasa umur empat hari dan mengalami kematian pada unur dua belas hari.
Kenaikan jumlah populasi Daphnia magna ini juga disebabkan oleh peningkatan jumlah Daphnia magna muda yang baru menetas. Daphnia
magna muda ini mampu beradaptasi dengan lingkungannya dan juga ketersediaan makanan yang melimpah, yakni fitoplakton terutama pada
perlakuan C dan juga ketersedian ruang untuk hidup. Pada perlakuan kontrol PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
juga terjadi peningkatan populasi Daphnia magna, walaupun tidak diberikan perlakuan. Hal ini dikarenakan masih tersedianya mikroorganisme di dalam
air yang cukup melimpah, seperti zooplankton dan fitoplankton.
Gambar 4.3 gambar pada lingkaran kuning merupakan indukan Daphnia magna sedangkan untuk lingkaran biru merupakan anakan Daphnia magna
Penempatan perlakuan yang berada di ruangan terbuka dan terkena sinar matahari merupakan salah satu faktor penyebab pertumbuhan
mikroorganisme, selain itu juga paparan sinar matahari di waktu siang hari menyebabkan dinding aquarium ditumbuhi oleh ganggang atau alga hijau
yaitu alga rambut Green Hair Algae. Biasa disebut alga rambut dikarenakan bentuk alga yang menempel pada dinding aquarium ini panjang, tipis dan
seperti rambut. Namun sayangnya masyarakat keliru akan penyebutan alga rambut ini. Hal ini dikarenakan masyarakat lebih mengenalnya dengan
sebutan lumut air. Alga rambut ini biasanya digunakan oleh masyarakat sebagai umpan dalam memancing.
Alga rambut dapat tumbuh di dalam air dikarenakan ketersediaan zat hara seperti nitrogen yang tersedia di dalam air selain itu juga paparan sinar
matahari yang melimpah. Alga rambut inilah yang merupakan salah satu cadangan makanan Daphnia magna, semakin banyak populasi Daphnia
magna dalam suatu aquarium maka semakin sedikit juga alga rambut yang tumbuh pada dinding aquarium. Hal ini terjadi karena Daphnia magna
memakan alga rambut yang terdapat pada dinding aquarium selain makanan yang telah diberi pada perlakuan.
Alga rambut yang tumbuh terlalu banyak akan mangakibatkan Daphnia magna terjebak dan menyangkut pada alga rambut tersebut sehingga
lama kelamaan akan menyebabkan Daphnia magna tersebut mati, karena ruang gerak yang terbatas. Salah satu bentuk perawatan terhadap
keberlangsungan hidup Daphnia magna adalah jika alga rambut tumbuh terlalu banyak akibat cahaya yang berlebih, maka sebaiknya alga rambut harus
dibersihkan. Peneliti menggunakan sebatang lidi untuk membersihkan alga rambut dengan cara memutar-mutar lidi tersebut di dinding aquarium yang
ditumbuhi oleh alga lumut, kemudian alga lumut akan tersangkut pada lidi tersebut.
Gambar 4.4 Lingkaran merah menunjukan bahwa Daphnia magna tersangkut di alga rambut
Daphnia magna merupakan hewan filter feeder, yaitu hewan yang memakan berbagai macam bakteri, ragi, alga bersel tunggal, detritus dan
bahan organik terlarut. Daphnia magna muda yang berukuran kurang dari 1 mm dapat menyaring partikel kecil berukuran antara 20 sampai 30
mikrometer. Sedangkan untuk Daphnia magna dewasa dengan ukuran 2 sampai 3 mm dapat menangkap partikel sebesar 60 sampai 140 mikrometer.
Menurut Mokoginta 2003, dalam memakan makanannya Daphnia sp. melakukan seleksi penyerapan partikel makanan dengan cara melakukan
pemisahan komponen yang tidak dapat dimakan dengan menggunakan cakarkuku berbulu. Kusumaryanto 2001, menyatakan bahwa Daphnia sp.
yang dipelihara dalam air yang mengandung bahan organik tersuspensi dan mineral, menyaring dan memakan seluruhnya tanpa membedakan dalam dua
jam pertama. Selanjutnya makanan yang ditemukan dalam esofagus hanya partikel organik.
Pada penelitian ini laju pertumbuhan populasi Daphnia magna dapat dilihat pada tabel 4.1. Berdasarkan tabel tersebut dapat terlihat bahwa laju
pertumbuhan populasi Daphnia magna yang paling cepat adalah pada perlakuan C. Hal ini karena dari yang semula dimasukan sebanyak 10 ekor
Daphnia magna dalam 1 Liter air, hasilnya mencapai 943 hingga 1143 ekor dalam waktu dua puluh hari. Selanjutnya pada perlakuan B dengan jumlah
mencapai 605 ekor, sedangkan perlakuan A mencapai jumlah 491 ekor. Pada perlakuan kontrol merupakan pertumbuhan populasi Daphnia magna yang
paling sedikit, yaitu hanya mencapai 295 ekor. Daphnia magna dapat tumbuh dan berkembang dengan cepat, hal ini
dikarenakan kondisi lingkungan yang sesuai dengan kehidupannya. Lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan hidup Daphnia magna, akan
menyebabkan umur Daphnia magna menjadi lebih panjang, sehingga jumlah populasi akan meningkat. Selain dari kondisi lingkungan ketersediaan
makanan pun menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan peningkatan laju populasi Daphnia magna.
Kondisi lingkungan yang sesuai dan ketersediaan makanan yang tercukupi akan membuat Daphnia magna akan berkembang biak secara
parthenogenesis dimana individu baru berasal dari sel-sel yang tidak dibuahi. Telur berkembang dan menetas menjadi embrio kemudian tumbuh menjadi
Daphnia magna dan dikeluarkan dari ruang penetasan pada saat induk mengalami pergantian kulit. Cara ini hanya menghasilkan individu betina saja
dan menghasilkan telur dengan rata-rata 10 –20 butir dengan variasi antara 2–
40 butir. Dengan munculnya Daphnia magna betina yang banyak inilah maka PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
populasi mulai bereproduksi secara seksual, dimana seekor Daphnia sp. jantan mampu membuahi ratusan betina dalam satu periode.
Makanan yang tersedia akan meminimalisir persaingan makanan antar Daphnia magna. Kusumaryanto 2001 menjelaskan bahwa perkembangan
populasi Daphnia sp. dengan ketersediaan makanan yang cukup akan mempercepat pertumbuhan Daphnia sp. Apabila ketersediaan makanan tidak
mencukupi populasi Daphnia sp. akan menurun, hal ini terjadi karena mortalitas atau tingkat kematian akibat persaingan makanan.
Penelitian ini menggunakan tiga perlakuan dan satu kontrol. Perlakuan yang pertama yaitu pemberian dosis makanan sebanyak 1,5 mll, perlakuan
yang kedua yanitu pemberian makanan sebanyak 4,5 mll, perlakuan yang ke tiga yaitu pemberian dosis makanan sebanyak 7,5 mll, dan kontrol yang tidak
diberikan makanan yang berasal dari campuran kotoran ayam dan dedak. Penentuan pemberian banyak dosis pupuk yang terbuat dari kotoran
ayam dan dedak di karenakan peneliti sebelumnya melakukan prapenelitian untuk mengetahui berapa campuran dari dedak dan kotoran ayam yang sesuai
untuk pertumbuhan populasi Daphnia magna. Namun ternyata hasilnya adalah semua Daphnia magna yang telah dimasukan mati. Hal ini dikarenakan karena
campuran kotoran ayam dan dedak yang tidak sesuai bagi pertambahan populasi Daphnia magna dan juga dikarenakan Daphnia magna langsung
dimasukan ke dalam campuran dedak dan kotoran ayam tersebut. Kotoran ayam yang dicampurkan ke dalam air akan mengalami penguraian dan dalam
penguraian inilah membutuhkan oksigen yang tinggi dan cahaya matahari, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sehingga kadar oksigen di dalam air akan menurun secara derastis dan menganggu kelangsungan hidup Daphnia magan. Selain itu juga pemberian
dedak yang terlalu banyak menyebabkan adanya kandungan ammonia di dalam air karena dedak tidak dapat larut di dalam air dengan baik. Dedak yang
mengendap di dalam air akan menyebabkan adanya kandungan ammonia di dalam air. Adanya kandungan ammonia ini dikarenakan karena kandungan
protein di dalam dedak yang relatif tinggi. Menurut hasil uji ANOVA One-Way lampiran 6 pemberian pupuk
dari air endapan campuran kotoran ayam dan dedak untuk pertambahan populasi Daphnia magna menunjukan bahwa level signifkan 0.000 0,05
maka H ditolak. Artinya terdapat perbedaan yang nyata dari beberapa
kelompok perlakuan antara kontrol, pemberian dosis sebanyak 1,5 mll, pemberian dosis sebanyak 4,5 mll dan pemberian dosis sebanyak 7,5 mll.
Hal ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh antara pemberian dosis pemupukan yang berbeda dari campuran dedak dan kotoran ayam terhadap
laju pertumbuhan populasi Daphnia magna atau bisa disebut juga ada perbedaan yang nyata pada setiap perlakuan.
Dikarenakan hasil uji Anova signifikan maka dilanjutkan dengan menggunakan uji beda nyata, yaitu dengan menggunakan uji tukey lampiran
7. Pada uji tukey dapat diketahui bahwa perlakuan A memiliki bedan yata terhadap perlakuan B dan C, perlakuan B memiliki beda nyata terhadap
perlakuan A, C dan D. perlakuan C memiliki beda nyata terhadap perlakuan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A, B dan D. Sedangkan perlakuan D memiliki beda nyata terhadap perlakuan B dan C.
Penggunaan kotoran ayam bertujuan untuk meningkatkan populasi mikroorganisme di dalam air seperti zooplankton yang merupakan makanan
utama Daphnia magna. Hal ini dikarenakan kotoran ayam merupakan kotoran yang mengandung unsur hara yang relatif lebih banyak dibandingkan dengan
kotoran kandang lainnya, kandungan unsur hara yang banyak inilah yang menyebabkan kotoran ayam paling baik untuk meningkatkan zooplankton di
dalam air dibandingkan dengan penggunaan kotoran hewan lainnya. Seperti yang diungkapkan oleh Kadarwan 1974 kotoran ayam memiliki kandungan
unsur hara yang paling tinggi dibandingkan kotoran kandang lainnya, kotoran ayam memiliki kadar Nitrogen sebesar 4, Phospor sebanyak 3,2, kalium
1,9 dan bahan organik sebanyak 74. Penggunaan Dedak sebagai campuran kotoran ayam bertujuan sebagai
sumber protein yang utama untuk memenuhi kebutuhan nutrisi hidup mikroorganisme yang terdapat di dalam air, seperti bakteri, alga, zooplankton
dan fitoplankton yang merupakan sumber nutrisi bagi kelangsungan hidup Daphnia magna, hal ini dikarenakan dedak mengandung protein yang berkisar
antara 12-14. Selain memiliki kadar protein yang cukup tinggi, harga dedak yang relatif murah dan mudah didapatkan juga menjadi alasan penggunaan
dedak dalam campuran pakan untuk pertumbuhan mikroorganisme yang merupakan sumber nutrisi utama untuk Daphnia magna. Campuran pupuk
tersebut diendapkan selama 3 hari, hal ini berguna untuk mempersiapkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pertumbuhan mikroorganisme seperti, bakteri, alga, zooplankton dan fitoplankton yang merupakan sumber makanan utama Daphnia magna pada
pupuk tersebut. Kualitas air sangat mempengaruhi kelangsungan hidup Daphnia
magna., oleh karena itu peneliti melakukan pengukuran kualitas air aquarium berdasarkan parameter fisik yang meliputi suhu, warna dan bau. Pengukuran
suhu dilakukan pada siang hari menjelang sore hari, yaitu sekitar pukul tiga sore. Hasil pengukuran terhadap suhu air pada setiap perlakuan memperoleh
hasil yang tidak berbeda jauh antar setiap perlakuan. Hal ini menunjukan bahwa kondisi air tersebut relatif konstan pada setiap perlakuan.
Menurut Afrianto, 1988 menyatakan bahwa keadaan temperatur sangat berpengaruh terhadap lingkungan dan organisme yang hidup di dalamnya.
Suhu lingkungan yang terlampau tinggi menyebabkan kemampuan air meningkat sehingga oksigen menjadi menurun, sehingga kandungan oksigen
di dalam air menjadi berkurang, padahal kebutuhan organisme terhadap oksigen justru akan semakin meningkat.
Kisaran suhu yang optimum bagi pertumbuhan plankton adalah 20 –
30
O
C Effendi, 3013. Hal ini berarti sesuai dengan suhu yang terdapat pada air aquarium. Suhu yang optimum akan menyebabkan plankton tumbuh
dengan baik pada air aquarium, hal ini juga menyebabkan tetap tersedianya makanan bagi Daphnia magna.
Suhu air juga akan mempegaruhi kelangsungan hidup Daphnia magna, menurut Pennak dalam Casmuji 2002, menyatakan bahwa umur Daphnia
magna bergantung pada suhu lingkungan. Pada suhu 28, 18, 8
O
C masing- masing dapat mencapai umur 26, 42 dan 108 hari. Pada penelitian ini suhu
berkisar antara 28 dan 29
O
C hal ini menyebabkan Daphnia magna berumur lebih dari dua belas hari, sehingga dapat mempengaruhi jumlah populasi
Daphnia magna. Berdasarkan dari hasil pengamatan mengenai warna air didapati hasil
bahwa terdapat perbedaan warna air dari hari pertama hingga hari ke dua puluh, Hasil yang didapat adalah warna air yang awalnya jernih menjadi
semakin keruh. Perubahan warna air aquarium ini merupakan salah satu parameter pertumbuhan mikroorganisme yang hidup di dalam air. Semakin
keruh warna air maka semakin banyak juga mikroorganisme yang tumbuh dan berkembang di dalamnya. Selain itu juga, air yang semula berwarna jernih,
lama kelamaan ditumbuhi alga rambut pada dinding dan dasar aquarium. Pertumbuhan alga rambut ini dikarenakan tempat penelitian terpapar orleh
sinar matahari, sehingga menyebabkan pertumbuhan alga rambut di dalam air meningkat. Selain suhu dan warna air, parameter fisik lainnya adalah bau.
Berdasarkan hasil pengamatan mengenai bau dari air aquarium yang digunakan sebagai media tumbuh Daphnia magna maka didapati hasil bahwa
tidak terjadi perubahan bau pada setiap perlakuan. Selain mengukur kualitas air dengan parameter fisik maka digunakan
juga parameter kimia untuk mengetahui kualitas suatu perairan. Pada penelitian ini parameter kimia yang diukur adalah pH derajat keasaman dan
DO oksigen terlarut. Pengukuran pH dan DO dilakukan pada setiap sampel. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Untuk mendapatkan hasil dari pengukuran pH dan DO dilakukan penjumlahan pada setiap ulangan setelah itu hasil tersebut di rata-rata. Pengukuran pH dan
DO dilakukan setiap dua hari sekali. pH air mempengaruhi tingkat kesuburan suatu perairan karena
mempengaruhi kehidupan jasad renik. Nilai pH pada masing-masing perlakuan memiliki nilai yang berbeda. Namun, kisaran nilai pH yang
optimum bagi kelangsungan hidup plankton adalah pada kisaran 5,6 –9,4. Pada
hasil tabel di atas menunjukan bahwa nilai pH pada setiap perlakuan adalah optimum bagi pertumbuhan zooplankton. Pertumbuhan zooplankton ini sangat
mempengaruhu keberlangsungan hidup Daphnia magna itu sendiri, karena makanan utama Daphnia magna adalah zooplankton.
Kisaran suhu dan nilai pH pada setiap perlakuan umumnya masih pada kisaran yang mendukung untuk kehidupan Daphnia magna. Hal ini sesuai
dengan pendapat dari Mudjiman dalam Kusumaryanto 2001, yang menyatakan bahwa Daphnia sp. akan tumbuh dan berkembang dengan baik
pada lingkungan yang bersuhu 21
O
C –31
O
C dan pH antara 6,6 –7, 4 serta
Daphnia sp. sudah menjadi dewasa 4-5 hari. Anonimous dan Pennak dalam Sanyoto 2000, menyatakan bahwa Daphnia sp. membutuhkan lingkungan
yang bersuhu 21
O
C dan pH antara 6,5 –8,5.
Selain pH parameter kimia yang diukur adalah DO atau Oksigen Terlarut, maka didapatkan hasil yang berbeda pada setiap perlakuan. Dari
hasil yang didapat diperoleh kadar oksigen yang paling tinggi, yaitu pada perlakuan Kontrol dan yang terendah pada perlakuan C. Hal ini dikarenakan
banyaknya organisme yang hidup akan mempengaruhi ketersediaan oksigen yang terdapat pada air.
Faktor lainnya yang mempengaruhi kadar oksigen yaitu alga rambut yang mulai menumbuhi dinding aquarium. Pada siang hari dengan bantuan
cahaya matahari tanaman alga rambut akan berfotosintesis dan akan menghasilkan oksigen, sehingga akan mempengaruhi kadar oksigen di dalam
air. Tabel 4.4 Status Kualitas Air Berdasarkan Kadar Oksigen Terlarut
No Kadar Oksigen Terlarut Status Kualitas Air
1 6,5
Tidak tercemar sampai tercemar sangat ringan
2 4,5
–6,4 Tercemar ringan
3 2,0
–4,4 Tercemar sedang
4 2,0
Tercemar berat Menurut Jeffriesmills dalam Budin 2015
Pada penelitian ini, kadar oksigen terlarut pada air berkisar antara 6,4 ppm hingga 4,5 ppm. Berdasarkan pada tabel 4.4 maka status kualitas air pada
aquarium adalah tercemar ringan. Pencemaran ini disebabkan oleh campuran dedak dan kotoran ayam yang digunakan untuk perlakuan, selain itu juga hasil
dari sisa metabolisme Daphnia magna. Kisaran nilai oksigen terlarut pada penelitian ini umumnya berada pada
kisaran yang mendukung kehidupan Daphnia magna. Pennak dalam Sanyoto 2000 menyatakan bahwa Daphnia sp. tidak dapat hidup pada konsentrasi
oksigen kurang dari 1 ppm. Sanyoto 2000 menyatakan bahwa Daphnia sp. memerlukan oksigen untuk hidup lebih dari 2 ppm.
C. Keterbatasan Penelitian