Proses Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian
105
sih dan sehat. Apabila hal seperti ini telah disadarinya, maka anak itu dapat dikata-kan mulai dapat mengatur dan menguasai diri sendiri, khususnya dalam
hal kebiasaan mandi. Proses seperti ini juga berlaku untuk aspek-aspek lain, termasuk dalam hal penguasaan emosi. Dari keluarga, anak-anak juga akan
mulai belajar bagaimana harus bersabar, bersikap ramah, dan memiliki perha- tian kepada orang lain.
Di dalam keluarga, seorang anak sudah mulai diberi tanggung jawab kecil. Misalnya, merapikan buku-buku, tempat tidur, atau membersihkan halaman
rumah. Dengan cara seperti itu seorang anak mengalami sosialisasi nilai-nilai kerja sama dan tanggung jawab. Dalam hal berpakaian pun demikian, mula-
mula seorang anak akan dipilihkan warna dan model baju oleh ibunya. Lama- kelamaan dia akan mengerti warna dan model tertentu yang dia sukai. Apabila
pilihan itu diarahkan oleh ibunya, maka lama-kelamaan dia pun mengerti nilai- nilai kepantasan etika dan keindahan estetika dalam berpakaian.
Agar sosialisasi dalam keluarga berlangsung secara baik, maka diperlukan kondisi yang mendukung. Kondisi demikian ditentukan oleh keharmonisan
keluarga, cara mendidik, komunikasi antaranggota keluarga, dan perhatian yang cukup. Orang tua yang otoriter dan sering bertengkar akan memberikan
dampak negatif kepada anaknya. Pemanjaan yang berlebihan sama buruknya dengan tidak memberikan perhatian yang cukup kepada anak. Pengekangan
terhadap keinginan anak sama tidak menguntungkannya dengan membebaskan anak untuk berbuat semaunya.
b. Teman Sebaya
Media sosialisasi pada tahap berikutnya adalah kelompok teman sebaya atau teman sepermainan. Teman sebaya terdiri atas beberapa orang anak yang
usianya hampir sama. Mereka sering berinteraksi satu dengan lainnya melalui kegiatan bermain bersama. Interaksi di antara teman sepermainan bertujuan
untuk memperoleh kesenangan rekreatif. Para remaja juga melakukan sosialisasi melalui kelompok teman sebaya, dan di antara mereka mempunyai rasa saling
memiliki dan senang melakukan kegiatan bersama-sama.
Dalam kelompok teman sebaya itulah seorang anak mulai menerapkan prinsip hidup bersama di luar lingkungan keluarganya. Mereka dapat bekerja
sama dengan teman-teman sebaya dalam berbagai hal. Jalinan antarindividu dalam kelompok teman sebaya sangat kuat, sehingga lahirlah nilai dan norma
tertentu yang dijunjung tinggi dalam pergaulan mereka. Tidak jarang mereka menggunakan simbol-simbol tertentu sebagai identitas kelompok. Semua nilai,
norma, dan simbol itu berbeda dengan yang mereka hadapi di dalam keluarga masing-masing. Di dalam kelompok ini mereka saling menyesuaikan diri karena
menyadari keberadaan orang lain dan rasa saling membutuhkan.
Fungi utama kelompok teman sebaya dalam proses sosialisasi ialah sebagai berikut.
Di unduh dari : Bukupaket.com
106
Sosiologi SMAMA Kelas X
1 Terjadinya proses akulturasi dan asimilasi budaya, karena dalam satu kelompok teman sebaya terdiri dari beberapa orang yang memiliki latar
belakang budaya pribadi dan budaya daerah asal yang berbeda-beda. 2 Kelompok teman sebaya menga-
jarkan mobilitas sosial, yaitu per- gerakan posisi seseorang secara
dinamis baik vertikal maupun horisontal dalam struktur organisasi
kelompok. Misalnya, semula ang- gota kelompok biasa menjadi tokoh
penting dalam kelompoknya atau sebaliknya.
3 Kelompok teman sebaya memicu kesempatan seorang anak dalam
memperoleh peran dan status baru. Hal ini dapat terjadi sehubungan
dengan adanya perubahan posisi yang menyebabkan terjadinya perubahan peran. Misalnya, seorang anak dipercaya oleh teman-temannya menjadi
ketua di antara mereka, maka dia berperan sebagai pemimpin dalam kelompoknya.
Di dalam masyarakat, kelompok teman sebaya dapat berbentuk
chums, cliques, crowds, dan kelompok terorganisasi.
1 Chums adalah kelompok yang terdiri atas dua atau tiga orang sahabat
karib. Pada umumnya, anggota kelompok ini mempunyai kesamaan dalam hal jenis kelamin, bakat, minat, dan kemampuan.
2 Cliques adalah kelompok yang terdiri atas empat sampai lima orang sahabat
karib, dan mempunyai kesamaan dalam hal jenis kelamin, minat, kemauan, dan kemampuan yang sama.
Cliques juga merupakan kelompok gabungan dari beberapa sahabat karib.
3 Crowds adalah kelompok teman sebaya yang terdiri atas banyak remaja
yang memiliki minat sama. Pada umumnya, mereka juga anggota chums
dan cliques. Karena jumlah anggotanya banyak, maka sering terjadi
ketegangan emosional di antara mereka. 4 Kelompok terorganisir adalah kelompok yang sengaja dibentuk dan diren-
canakan oleh orang dewasa. Pada umumnya, kelompok pecinta alam, ke- lompok belajar, regu kerja, pramuka, dan lain-lain. Selanjutnya, kelompok
tersebut dikelola melalui lembaga formal dengan aturan-aturan sistematis dan dipatuhi anggotanya.
c. Sekolah