168
Sosiologi SMAMA Kelas X
a. Kemiskinan
Dalam masyarakat modern yang ru- mit, kemiskinan menjadi masalah sosial.
Kemiskinan dianggap sebagai kegagalan yang disebabkan oleh tidak berfungsinya
lembaga-lembaga perekonomian. Ke- miskinan bagi masyarakat modern juga
bukan lagi diartikan sebagai kekurangan pangan, pakaian, atau perumahan, me-
lainkan diukur dengan tuntutan hidup yang semakin tinggi. Orang-orang mo-
dern merasa miskin apabila belum me- menuhi berbagai kebutuhan hidupnya,
baik kebutuhan pokok maupun bukan.
Kemiskinan yang menjadi pusat perhatian sosiologi terutama berkaitan dengan kekurangan pangan dan rendahnya tingkat kesejahteraan yang banyak
dialami masyarakat. Untuk mengentaskan masyarakat dari kemiskinan diperlu- kan berbagai upaya nyata, dan agar upaya yang dilakukan tidak salah arah atau
salah sasaran, perlu pengetahuan yang memadai mengenai masalah kemiskinan yang dihadapi. Kemiskinan akibat kegagalan panen, tidak sama dengan
kemiskinan akibat bencana alam. Untuk menerapkan cara dan langkah yang tepat sesuai kenyataan yang ada, perlu penelitian sosiologis. Di sinilah bentuk
nyata penerapan pengetahuan sosiologi dalam upaya mengatasi kemiskinan.
b. Kejahatan
Mengapa penebang liar bebas mem- babat hutan? Apa akibat yang akan tim-
bul dan bagaimana cara mengatasi itu se- mua? Pengetahuan sosiologi dapat mem-
bantu memecahkannya.
Kejahatan adalah bentuk masalah sosial tertua. Kejahatan timbul karena
orang berusaha memenuhi kebutuhan hi- dupnya dengan cara melanggar norma
hukum dan moral. Sementara itu, hukum mengatur perilaku orang agar tidak
merugikan masyarakat.
Tingkat kejahatan di masyarakat dipengaruhi oleh komposisi penduduk dan konflik dalam masyarakat; baik konflik budaya, ekonomi, maupun ras.
Semakin pesat perubahan sosial di suatu masyarakat biasanya semakin tinggi pula angka kejahatan yang terjadi. Angka kejahatan di masyarakat tradisional
Gambar 6.4 Penebangan hutan secara radikal merupakan salah satu wujud kejahatan lingkungan
hidup.
Foto: Penggundulan hutan.
Sumber: Indonesia Heritage
Gambar 6.3 Pengetahuan sosiologi diperlukan guna mengatasi masalah seperti ini.
Sumber: Tempo, 15-21 Agustus 2005,
Di unduh dari : Bukupaket.com
169
Penerapan Sosiologi dalam Kehidupan Masyarakat
relatif stabil. Sementara itu, di masyarakat industri modern yang sangat cepat berubah memiliki angka kejahatan yang semakin tinggi, terutama di kota-kota
besar.
Di dalam masyarakat pinggiran tersisih di kota-kota besar, banyak terjadi kejahatan. Pada umumnya, anak-anak sulit dididik untuk mematuhi hukum
karena mereka umumnya berasal dari keluarga yang terpecah. Kalaupun kedua orang tuanya masih lengkap, mereka mengalami konflik emosional dan masalah
kesehatan serta keuangan yang memengaruhi hubungan sosial dalam keluarga mereka. Daerah-daerah kumuh mengalami kekurangan sarana pendidikan,
banyak pengangguran, pemukiman padat dan tidak sehat, serta kurang ter- sedianya sarana rekreasi. Kondisi seperti ini membuat anak-anak lari ke jalanan.
Akhirnya, anak-anak terjerumus ke dalam peredaran narkoba, perjudian, pen- curian, mabuk-mabukan, dan tindakan kekerasan. Petugas polisi tidak banyak
menjangkau daerah-daerah seperti ini dan kalaupun ada justru masyarakat tidak bersikap kooperatif.
Penyebab munculnya kejahatan, akibat terjadinya kejahatan, dan langkah- langkah mengatasinya merupakan persoalan sehari-hari yang dihadapi
masyarakat. Misalnya, korupsi sebagai salah satu bentuk kejahatan yang akhir- akhir ini menjadi sasaran perhatian pemerintah. Tindakan jahat itu tidak semata-
mata melanggar hukum, tetapi menurut Selo Soemardjan, juga menyebabkan rusaknya tatanan sosial. Untuk mengatasi kejahatan seperti ini diperlukan
pengetahuan yang cukup mengenai penyebab, akibat, dan langkah-langkah yang dapat dilakukan. Di sinilah letak penerapan pengetahuan sosiologi dalam
mengatasi kejahatan.
c. Peperangan