Menurut Harahap 2009:297 rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos
lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan berarti. Rasio keuangan hanya menyederhanakan inoformasi yang
menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya. Dengan penyederhanaan ini kita dapat menilai secara cepat hubungan
antara pos tadi dan dapat membandingkannya dengan rasio lain sehingga kita dapat memperoleh informasi dan memberikan penilaian.
2.2.4.2. Keunggulan Rasio Keuangan
Menurut Harahap 2009:298 analisis rasio memiliki keunggulan dibanding teknik analisis lainnya. Keunggulan tersebut adalah:
1. Rasio merupakan angka – angka atau ikhtisar statistik yang lebih
mudah dibaca dan ditafsirkan 2.
Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit
3. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industry lain
4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model – model
pengambilankeputusan dan model prediksi Z-score 5.
Menstandarisir size perusahaan 6.
Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodic atau “time
series”
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
7. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di
masa yang akan datang.
2.2.4.3. Keterbatasan Analisa Rasio
Menurut Harahap 2009:298-299 keterbatasan analisis rasio adalah: 1.
Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya
2. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga
menjadi keterbatasan teknik ini. 3.
Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio.
4. Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron
5. Dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar akuntansi
yang dipakai tidak sama. Oleh karenanya jika dilakukan perbandingan bisa menimbulkan kesalahan.
2.2.4.4. Jenis Rasio Keuangan
Menurut Hanafi 2005:77 Analisis rasio dikelompokkan ke dalam lima macam kategori, yaitu :
b. Rasio Likuiditas
Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya
c. Rasio Aktivitas
Rasio yang mengukur sejauh mana efektivitas penggunaan asset dengan melihat tingkat aktivitas aset
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
d. Rasio Solvabilitas
Rasio yang mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya
e. Rasio Profitabilitas
Rasio yang melihat kemampuan perusahaan menghasilkan laba f.
Rasio Pasar Rasio yang melihat perkembangan nilai perusahaan relative terhadap
nilai buku perusahaan Menurut Sutrisno 2001:247-256, jenis – jenis rasio yang sering
digunakan dalam bisnis adalah: a.
Rasio Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban
– kewajibannya yang segera harus dipenuhi yaitu hutang jangka pendek, oleh karena itu rasio ini bisa digunakan untuk mengukur
tingkat keamanan kreditor jangka pendek, serta mengukur apakah operasi perusahaan tidak akan tergangu bila kewajiban jangka pendek
ini segera ditagih. Ukuran rasio likuiditas terdiri dari tiga alat ukur: 1.
Current Ratio Adalah rasio yang membandingkan antara aktiva lancar yang
dimiliki perusahaan dengan jangka pendek. Aktiva lancar disini meliputi kas, piutang dagang, efek, persediaan, dan aktiva lancar
lainnya. sedangkan hutang jangka pendek meliputi hutang wesel,
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
hutang bank, hutang gaji dan hutang lainnya yang harus segera dibayar. Rumusnya:
Aktiva Lancar Current Ratio =
Hutang Lancar semakin tinggi current ratio semakin besar kemampuan perusahaan
untuk melunasi hutang – hutangnya. 2.
Quick Ratio atau Acid Test Ratio Merupakan rasio antar aktivitas lancar sesudah dikurangi
persediaan dengan hutang lancar. rasio ini menunjukkan besarnya alat likuid yang paling cepat yang bisa digunakan untuk melunasi
hutang lancar, sebab untuk menjadi uang tunai kas memerlukan dua langkah yakni menjadi piutang terlebih dahulu sebelum
menjadi kas. Formulasi untuk menghitung Quick Ratio adalah : Aktiva Lancar - Persediaan
Quick Ratio = Hutang Lancar
3. Cash Ratio
Adalah rasio yang membandingkan antara kas dan aktiva lancar yang bisa segera menjadi uang kas dengan hutang lancar. aktiva
lancar yang bisa segera menjadi uang kas adalah efek atau surat berharga. dengan demikian rumus untuk menghitung cash ratio
adalah sebagai berikut: Kas + Efek
Cash Ratio = Hutang Lancar
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
b. Rasio Laverage
Rasio – rasio yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan utang atau dibiayai oleh pihak luar.
Ada tiga rasio leverage yang bisa dimanfaatkan oleh perusahaan yaitu:
1. Total Debt to Total Asset Ratio
Rasio total hutang dengan total aktiva yang bisaa disebut rasio total hutang debt ratio, mengukur prosentase besarnya dana yang
berasal dari hutang. Yang dimaksud dengan hutang adalah semua hutang yang dimiliki oleh perusahaan baik yang berjangka pendek
maupun yang berjangka panjang. untuk mengukur besarnya debt ratio bisa dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Total Hutang Debt Ratio =
Total Aktiva x 100
2. Debt to Equity Ratio
Rasio hutang dengan modal sendiri debt to equity ratio merupakan imbangan antara hutang yang dimiliki perusahaan
dengan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini berarti modal sendiri semakin sedikit dibanding dengan hutangnya. Bagi
perusahaan, sebaliknya besar hutang tidak boleh melebihi modal sendiri agar beban tetapnya tidak terlalu tinggi. Untuk pendekatan
konservatif besarnya hutang maksimal sama dengan modal sendiri, artinya debt to equitynya maksimal 100. Untuk menghitung debt
to equity ratio bisa menggunakan rumus sebagai berikut:
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Total Hutang Debt To Equity Ratio
= Modal Sendiri
x 100 3.
Time Interest Earned Ratio Sering disebut sebagai coverage ratio merupakan rasio antara laba
sebelum bunga dan pajak dengan beban bunga. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi beban tetapnya berupa bunga
dengan laba yang diperolehnya, atau mengukur berapa kali besarnya laba bisa menutup beban bunganya. Rumus yang
digunakan adalah: Laba sebelum bunga pajak
Time Interest Earned Ratio =
Beban bunga c.
Rasio Aktivitas Mengukur seberapa besar efektivitas perusahaan dalam
memanfaatkan sumber dananya. Rasio ini dinyatakan sebagai perbandingan penjualan dengan berbagai elemen aktiva. Elemen
aktiva sebagai penggunaan dana seharusnya bisa dikendalikan agar bisa dimanfaatkan secara optimal. Semakin efektif dalam
memanfaatkan dana semakin cepat perputaran dana tersebut, karena rasio ativitas umumnya diukur dari perputaran masing – masing
elemen aktiva. rasio aktivitas meliputi: 1.
Perputaran Persediaan Persediaan merupakan komponen utama dari barang yang dijual,
oleh karena itu semakin tinggi persediaan berputar semakin efektif perusahaan dalam mengelola persediaan. Perputaran persediaan
inventory turner dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Harga Pokok Penjualan Perputaran Persediaan =
Rata - rata persediaan
2. Perputaran Piutang
Merupakan ukuran efektivitas pengelolaan piutang. semakin cepat perputaran piutang, semakin efektif perusahaan dalam mengelola
piutangnya. piutang berkaitan dengan penjualan kredit, sehingga rumus untuk menghitung perputaran adalah:
Penjualan Kredit Perputaran Piutang
= Rata - rata piutang
3. Perputaran Aktiva Tetap
Merupakan perbandingan antara penjualan dengan total aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. Rasio ini digunakan untuk
mengukur efektivitas penggunaan aktiva tetap dalam mendapatkan penghasilan.
Penjualan Perputaran Aktiva Tetap =
Aktiva Tetap 4.
Perputaran Aktiva Seperti halnya perputaran aktiva tetap, perputaran aktiva atau
assets turnover merupakan ukuran efektivitas pemanfaatan aktiva dalam menghasilkan penjualan. semakin besar perputaran aktiva
semakin efektif perusahaan mengelola aktiva. Penjualan
Perputaran Aktiva = Total Aktiva
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
d. Rasio Keuntungan atau Profitability Ratio
Keuntungan merupakan hasil dari kebijaksanaan yang diambil oleh manajemen. Rasio keuntungan untuk mengukur seberapa besar
tingkat keuntungan menunjukkan semakin baik manajemen dalam mengelola perusahaan. Rasio keuntungan dapat diukur dengan
beberapa indikator yakni: 1.
Profit Margin Merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan dibandingkan dengan penjualan yang dicapai. Rumus yang digunakan adalah:
Laba Kotor Gross Profit Margin =
Penjualan x 100
EBIT Profit Margin
= Penjualan
x 100 EAT
Net Profit Margin =
Penjualan x 100
2. Return On Assets
Return on assets juga sering disebut dengan rentabilitas ekonomis merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. EAT
Return On Assets =
Total Aktiva x 100
3. Return On Equity
Sering disebut dengan rate of return on net worth yaitu kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan
modal sendiri yang dimiliki, sehingga ROE ini ada yang menyebut sebagai rentabilitas modal sendiri. Laba yang diperhitungkan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
adalah laba bersih setelah dipotong pajak atau EAT. Dengan demikian rumus yang digunakan adalah:
EAT Return On Equity =
Modal Sendiri x 100
4. Earning Per Share
Merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan per lembar saham pemilik. Laba yang digunakan
sebagai ukuran adalah laba bagi pemilik atau EAT. EAT
Earning Per Share = Jumlah Lembar Saham
2.2.5. Pengaruh ROE, ROA dan EPS Terhadap Harga Saham 2.2.5.1. Pengaruh ROE Terhadap Harga Saham
Menurut Sutrisno 2001:255 ROE memberi ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham.
semakin tinggi ROE maka keuntungan yang diperoleh bagi pemegang saham tinggi dan saham perusahaan tersebut akan diminati oleh investor
sehingga harga saham akan naik. Begitu sebaliknya, apabila ROE rendah maka keuntungan yang diperolehpun semakin rendah, sehingga harga
saham turun. Menurut Fakhruddin dan Hadianto 2001:65 Return On Equity ROE
mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Apabila ROE rendah maka keuntungan
yang diperoleh semakin rendah sehingga harga saham turun. Begitu sebaliknya, semakin tinggi tingkat ROE maka keuntungan yang diperoleh
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
bagi pemegang saham tinggi dan saham perusahaan tersebut akan diminati oleh investor sehingga harga saham akan naik.
2.2.5.2. Pengaruh ROA Terhadap Harga Saham
ROA adalah salah satu bentuk dari rasio profitabiliatas yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang
digunakan dalam operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan Mukhtaruddin, 2007:71.
Return On Asset yang semakin meningkat menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik dan para pemegang saham akan
memperoleh keuntungan dari deviden yang diterima semakin meningkat. Dengan semakin meningkatnya deviden yang akan diterima oleh para
pemegang saham, merupakan daya tarik bagi para investor dan atau calon investor untuk menanamkan dananya ke perusahaan tersebut. Dengan
semakin besarnya daya tarik tersebut maka banyak investor yang menginginkan saham perusahaan tersebut. Jika permintaan atas saham
suatu perusahaan semakin banyak maka harga sahamnya akan meningkat.
2.2.5.3. Pengaruh EPS Terhadap Harga Saham