Failure Mode and Effect Analyze FMEA

Contoh diagram sebab-akibat : Gamabar 2.1 diagram sebab – akibat untuk defect

2.9 Failure Mode and Effect Analyze FMEA

FMEA adalah sekumpulan petunjuk, sebuah proses, dan form untuk mengidentifikasi dan mendahulukan masalah-masalah potensial kegagalan. Dengan mendasarkan aktifitas pada FMEA, seorang manajer, tim perbaikan, atau pemilik proses dapat memfokuskan enerji dan sumber daya pada pencegahan, monitoring, dan rencana-rencana tanggapan yang paling mungkin untuk memberikan hasil. pande, 2002 Manusia lingkungan Mesin Material Defect Produk Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Langkah – langkah proses implementasi FMEA adalah sebagai berikut :  Tetapkan dan gambarkan proses yang akan dianalisa tahapan define dari DMAIC  Tetapkan keseriusan nilai dengan Brainstorming untuk : 1. Keseriusan severity akibat kesalahan terhadap proses lokal, proses lanjutan dan konsumen 2. Tingkat keseringan terjadinya suatu kesalahan occurance karena penyebab potensial 3. Cara mendeteksi kesalahan akibat penyebab potensial muncul detection tahapan measure dari DMAIC  Brainstorming kesalahan dari tiap tahapan proses, potensial causes dan alat deteksi kesalahan yang ada tahapan Analyze dari DMAIC  Masukan kriteria nilai yang sesuai untuk masing – masing akibat atau efek kesalahan, penyebab potensial dan alat kontrol  Dapatkan RPN Risk Potensial Number dengan menganalisa S.O.D Severity, Occurance, Detection  Rumus RPN = Severity x Occurance x Detection Severity menunjukkan nilai keseriusan masalah yang timbul pada proses setempat, proses selanjutnya dan end user. Adapun nilai – nilai yang menggambarkan severity bisa diinterpretasikan seperti pada tabel 2.4 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Tabel 2.4 Severity Rating Kriteria Deskripsi 1. Negligigible Severity Pengaruh buruk yang dapat diabaikan 2. Mild Severity Pengaruh buruk yang ringan atau sedikit 3. Mild Severity Pengaruh buruk yang ringan atau sedikit 4. Moderat Severity Pengaruh buruk yang moderat masih berada dalam batas toleransi 5. Moderat Severity Pengaruh buruk yang moderat masih berada dalam batas toleransi 6. Moderat Severity Pengaruh buruk yang moderat masih berada dalam batas toleransi 7. High Severity Pengaruh buruk yang tinggi berada di luar batas toleransi 8. High Severity Pengaruh buruk yang tinggi berada di luar batas toleransi 9. Potensial Safety Problems Akibat yang ditimbulkan sangat berbahaya berkaitan dengan keselamatan atau keamanan potensial 10. Potensial Safety Problems Akibat yang ditimbulkan sangat berbahaya berkaitan dengan keselamatan atau keamanan potensial Occurrence menunjukkan nilai keseringan suatu masalah yang terjadi karena potential cause. Adapun nilai – niali yang menggambarkan occurrence bisa diinterpretasikan seperti pada tabel 2.5 Tabel 2.5 Occurrence Rating Tingkat kegagalan Deskripsi 1. 1 dalam 1.000.000 Tidak mungkin bahwa penyebab ini yang mengekibatkan mode kegagalan 2. 1 dalam 20.000 Kegagalan akan jarang terjadi 3. 1 dalam 4.000 Kegagalan akan jarang terjadi 4. 1 dalam 1.000 Kegagalan agak mungkin terjadi 5. 1 dalam 400 Kegagalan agak mungkin terjadi 6. 1 dalam 80 Kegagalan agak mungkin terjadi 7. 1 dalam 40 Kegagalan adalah sangat mungkin terjadi 8. 1 dalam 20 Kegagalan adalah sangat mungkin terjadi 9. 1 dalam 8 Hampir dapat dipastikan bahwa kegagalan akan terjadi 10. 1 dalam 2 Hampir dapat dipastikan bahwa kegagalan akan terjadi Detection merupakan alat kontrol yang digunakan untuk mendeteksi potential cause. Adapun nilai – nilai yang menggambarkan detection bisa diinterpretasikan seperti pada tabel 2.6 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Tabel 2.6 Detection Rating Degree Deskripsi 1. Very high Secara otomatis proses bisa mendeteksi kesalahan yang terjadi 2. Very high Hampir semua kesalahan bisa dideteksi oleh alat kontrol visual pada bentuk barang dan ada double checking 3. High Alat kontrol cukup awal untuk mendeteksi kesalahan visual pada bentuk barang 4. High Alat kontrol relatif andal untuk mendeteksi kesalahan visual pada kode barang 5. Moderate Alat kontrol bisa mendeteksi kesalahan visual pada jumlah barang 6. Moderate Alat kontrol cukup bisa mendeteksi kesalahan visual pada susunan barang 7. Low Keandalan alat kontrol untuk mendeteksi kesalahan rendah pengamatan fisik 8. Low Keandalan alat kontrol untuk mendeteksi kesalahan sangat rendah perubahan warna 9. Very low Alat kontrol tidak bisa diandalkan untuk mendeteksi kesalahan feeling berdasar pengalaman masa lalu 10. Nil Tidak ada yang bisa digunakan untuk mendeteksi kesalahan  Pusatkan perhatian pada RPN yang tertinggi dan lakukan perbaikan pada potential cause-nya atau alat kontrolnya atau bahkan pada efeknya. tahapan improve pada DMAIC  Tetapkan implementasi action plan tahapan improve pada DMAIC  Ukur perubahan RPN yang terjadi tahapan control pada DMAIC  Jika RPN-nya baru masih lebih besar RPN tertinggi terdahulu, maka kembali ke tahapan Brainstorming hingga nilai RPN-nya turun. Pada tabel 2.7 diberikan contoh penggunaan nilai RPN. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Tabel 2.7 Contoh penggunaan nilai Risk Priority Number RPN S O D RPN Artinya 8 8 1 64 Sering terjadi dan cukup serius akibatnya meskipun ada alat control otomatis untuk memberitahukan kesalahan proses yang terjadi 8 1 9 72 Jarang terjadi dan cukup serius akibatnya dan alat control yang ada belum bisa diandalkan untuk memberitahukan kesalahan proses yang terjadi 1 8 9 72 Sering terjadi dan akibat yang ditimbulkan tidak serius dan alat control yang ada belum bisa diandalkan untuk memberitahukan kesalahan proses yang terjadi

2.10 Brainstorming